Ibupedia

10 Cara Menidurkan Anak Tanpa Drama

10 Cara Menidurkan Anak Tanpa Drama
10 Cara Menidurkan Anak Tanpa Drama

Tidur merupakan cara tubuh untuk mengembalikan energi setelah seharian beraktifitas. Hal tersebut berlaku bagi orang dewasa maupun anak-anak. Yup! Belakangan ini banyak orang tua yang mengeluh karena susah menidurkan anak mereka.

Eitss, ternyata anak yang sulit tidur tak berarti ia belum lelah lho, Bu. Menurut penelitian dari National Institutes of Health di Bethesda, MD sebaiknya terapkan rutinitas jam tidur yang konsisten. Tujuannya agar anak memiliki jam tidur yang tetap setiap harinya.

Selain itu, cara menidurkan anak yang perlu diperhatikan lainnya adalah penting untuk tidak memberi makan mereka secara berlebihan menjelang waktu tidur. Apalagi setelah seharian lelah bermain, kita pasti berharap Si Kecil lebih mudah terlelap tidur.

Tentunya supaya Ibu juga bisa istirahat, kan? Nah, ternyata ada banyak cara menidurkan anak yang terbukti ampuh tanpa drama, lho Bu. Yuk, simak ulasan berikut ini.

10 Cara Menidurkan Anak Yang Sulit Tidur

  1. Pastikan anak merasa nyaman

    Salah satu cara menidurkan anak yang paling sederhana adalah memastikan ia merasa nyaman sebelum tidur. Mulailah dengan mengganti baju dengan piyama atau baju tidur. Balurkan minyak telon atau oil-oil aromatheraphy andalan Ibu ke perut dan dada anak. Pijat perlahan, kemudan ganti popok jika sudah penuh agar anak semakin nyaman.

    Setelah tubuhnya siap, pastikan tempat tidurnya juga sudah nyaman dengan suhu ruangan yang pas bagi anak. Biasanya, anak akan mudah tertidur dengan suhu kamar yang sejuk sekitar 22-25 derajat celcius jika menggunakan AC. Namun, tentunya hal ini berbeda pada masing-masing anak ya, Bu.

    Jika anak terbiasa tidur dengan barang-barang kesayangannya seperti pacifier atau empeng, selimut, guling atau boneka pastikan barang-barang tersebut selalu ada di pelukannya. Last  but not least, supaya Si Kecil tidur lebih lelap Ibu juga bisa menggunakan diffuser dengan ramuan lavender agar ia bisa tidur lebih lelap dan tidak mudah terbangun saat malam hari. Aroma lavender dipercaya dapat melegakan pernafasan, merelaksasi otak serta mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik.

  2. Jangan makan terlalu kenyang

    Cara menidurkan anak lainnya adalah dengan tidak memberi makan atau minum menjelang waktu tidur terlalu kenyang. Hal ini dapat mengakibatkan kerja lambungnya menjadi sangat lamban, sehingga mengakibatkan perut menjadi kembung dan begah.

    Tentu saja hal ini berpengaruh pada proses tidurnya. Ia menjadi sulit tidur dan sulit menemukan posisi tidur yang nyaman karena perutnya terlalu penuh. Hal ini pun berlaku ketika anak terlalu banyak minum susu menjelang tidur. Jangan pula memberikan minuman atau makanan yang mengandung kafein 6 jam sebelum waktu tidur malamnya.

  3. Terapkan kedisiplinan

    Anak akan lebih mudah tertidur ketika sudah terbiasa tidur pada jam yang biasa diterapkan Ibu. Sebaiknya, matikan TV menjelang waktu tidur anak, ajak ia membereskan mainannya. Anak yang memiliki jam tidur konsisten dan disiplin biasanya akan lebih mudah tertidur tanpa ‘drama’.

    Misalnya saja anak terbiasa tidur pada jam 8 malam, maka setengah jam sebelum waktunya tidur Ibu harus mulai menyiapkan segalanya dan melakukan bedtime routine. Mulai dari menggantikan baju, mengajaknya untuk menyikat gigi hingga menyiapkan tempat tidurnya. Rutinitas dan cara menidurkan anak seperti ini perlu diterapkan sejak anak masih bayi.

    Sebaliknya, jika sudah lewat dari jam tidurnya tapi ia masih belum ada tanda-tanda mengantuk Ibu tetap harus mengajak anak masuk ke kamarnya. Bacakan buku cerita favoritnya dan berikan pengertian bahwa setelah dibacakan buku ia harus tidur karena hari sudah larut malam.

  4. Buat suara lembut

    Salah satu cara menidurkan anak yang paling ampuh adalah dengan memainkan suara lembut. Bisa menggunakan instrumen musik seperti piano atau biola, atau Ibu juga bisa membuat suara ‘sshh’ ketika anak mulai tertidur. Semua suara tersebut dipercaya dapat membangun asosiasi tidur pada anak serta membuat dirinya merasa lebih tenang dan tidur dengan lelap.

    Hindari menyanyikan lagu yang terlalu bersemangat atau menimang-nimang Si Kecil untuk tidur. Sebab, hal ini akan sangat merepotkan jika nantinya ia terbangun ditengah malam. Kita tentu nggak mau kan, bangun tengah malam hanya untuk bernyanyi atau menggendongnya agar ia kembali tidur?

    Nah, jika rutinitas ini terbiasa Ibu lakukan sejak anak masih bayi sebaiknya mulai sekarang cobalah untuk menghapus rutinitas ini secara perlahan. Sebaliknya, mintalah ia terbiasa tertidur dengan objek transisi, seperti selimut favorit, guling, pacifier, boneka ataupun tidur di pelukan Ibu sambil diberikan ASI apabila masih pada tahap umurnya.

  5. Buat suasana relax menjelang tidur

    Salah satu penyebab anak sulit tidur adalah adanya hormon kortisol yang dapat menyebabkan stress dan biasanya muncul pada malam hari. Menurut penelitian dari NHS St. Charles departemen Sleep Clinic ketika hormon tersebut berada pada level paling tinggi, hal inilah yang kemudian menyebabkan anak-anak menjadi sulit tidur.

    Penyebab munculnya hormon ini biasanya karena terlalu lama terpapar TV, gadget dan terlalu lelah bermain. Sementara cara tepat untuk mengatasinya adalah dengan membuat suasana tidur yang nyaman dan relaks.

    Redupkan lampu dan buat ruangan senyaman mungkin dengan suhu yang sejuk agar anak mudah terlelap. Hal ini dipercaya dapat mengurangi stress sebelum tidur yang cukup ampuh, lho!

    Apalagi cara menidurkan anak seperti ini biasanya seringkali dilakukan oleh orang tua kita jaman dahulu dan turun temurun hingga sekarang. Biasanya agar anak lebih relaks lagi, sesekali kita bisa menepuk pelan pundaknya atau mengelus kepalanya dengan lembut sambil menyenandungkan sebuah lagu pengantar tidur.

  6. Anak-anak harus memiliki waktu tidur lebih banyak

    Menurut penelitian dari American Academy of Pediatrics anak-anak sedang mengalami masa perkembangan baik dari segi psikologis dan fisik. Karenanya waktu istirahat dan tidurnya harus lebih banyak dari pada orang dewasa. Hal ini berguna untuk membantu proses tumbuh kembangnya terutama pada sel otak.

    Bayi biasanya butuh waktu tidur sekitar 14-17 jam per hari. Sementara balita sekitar 11-14 jam per hari, anak usia sekolah 10-13 dan remaja 8-10 jam per hari. Siklus tidur dan terbangun pada malam hari mulai berkurang ketika ia mulai beranjak toodler atau memasuki usia sekolah. Hal ini juga berlaku pada anak yang beranjak dewasa atau telah mengalami masa pubertas.

  7. Hindari kegiatan berlebih menjelang tidur

    Anak usia sekolah dan remaja biasanya lebih sering menggunakan waktu menjelang tidurnya untuk belajar. Menurut American Academy of Pediatrics ternyata hal tersebut keliru, lho Bu! Yup, menjelang waktu tidur sebaiknya biarkan anak beristirahat dan bersantai bersama Ibu dan Ayah di ruang keluarga.

    Waktu terbaik untuk belajar justru satu jam setelah ia pulang dari sekolah sebelum malam hari. Sebab, jika menjelang tidur anak dipaksa untuk belajar otaknya yang sudah lelah seharian berkegiatan dipaksa untuk kembali bekerja. Hal tersebut justru hanya akan memicu otak menjadi stress sehingga anak menjadi sulit tidur.

    Perlu diingat bahwa, cara menidurkan anak yang paling baik adalah jangan memaksa otaknya bekerja terlalu berat menjelang jam tidurnya. Akibatnya saat pagi hari ia menjadi sulit dibangunkan atau bangun dengan kondisi mood yang jelek karena kurangnya jam tidur. Sehingga secara otomatis, efek jangka panjangnya dapat mempengaruhi prestasinya di sekolah.

  8. Kenali masalah tidur anak

    Gangguan tidur atau insomnia ternyata tidak hanya bisa dialami oleh orang dewasa saja, lho! Ya, karena anak-anak kemungkinan besar juga bisa mengalaminya. Penyebabnya banyak, mulai dari trauma atau takut tidur sendiri, takut ruangan gelap, sering mimpi buruk dan lain sebagainya. Nah, jika masalahnya sudah seperti ini ada baiknya orang tua perlu membawa anak berkonsultasi ke dokter.

    Sebab, anak yang sulit tidur di malam hari tak menutup kemungkinan akan sulit tidur juga pada siang harinya. Atau bahkan dampak buruknya pada anak pra sekolah justru akan sering tertidur di kelas pada jam pelajaran. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi prestasinya di sekolah.

    Untuk itu, sebaiknya diskusikan kebiasaan dan masalah tidur anak dengan dokter anak. Tak perlu khawatir, sebab sejatinya sebagian besar masalah tidur mudah diobati kok, Bu. Dokter biasanya hanya tidak akan memberikan resep obat jika kasusnya tidak berat. Sebaliknya mereka hanya akan meminta orang tua untuk membuat catatan tidur anak atau membuat terapi tambahan untuk meningkatkan kebiasaan tidur Si Kecil.

  9. Latih anak tidur sendiri saat terbangun malam hari

    Sebagian orang tua biasanya justru panik ketika anak terbangun di malam hari dan menangis hingga sulit di tenangkan. Hmm.. hayoo ngaku siapa yang masih mengalaminya hingga sekarang? Yup! Ketika anak terbangun pada malam hari biasanya Ibu cenderung panik dan buru-buru menggendong sambil mengusap punggungnya.

    Actually, nggak se-repot itu kok Bu. Ketika anak terbangun pada malam hari, sebaiknya jangan langsung buru-buru menenangkan. Tunggu beberapa saat sebelum ia merespon, beri ia kesempatan untuk menenangkan dirinya sendiri. Bahkan, ia bisa kembali tidur dengan sendirinya. Hal ini pun bisa sekaligus dapat melatih kemandirian Si Kecil saat tiba waktunya untuk tidur di kamarnya sendiri.

  10. Hindari menakut-nakuti anak

    “Kalau nggak bobo nanti ditangkap pak Polisi lho, nak!” kalimat-kalimat seperti ini secara tidak sadar pasti pernah Ibu ucapkan kepada anak, ketika ia tidak mau tidur. Tapi, tahukah Ibu bahwa kalimat ancaman seperti ini justru hanya akan membuat ia merasa takut terhadap suatu profesi tertentu? Bahkan hal ini tidak dapat membantu anak mudah tidur sama sekali, lho Bu.

    Yes it is! Kalimat seperti ini perlu dihindari dalam cara menidurkan anak setiap harinya. Sebaiknya, berikan sebuah benda yang membuat anak merasa nyaman untuk dibawa tidur bersama, misalnya seperti boneka Teddy Bear. Ganti kalimat ancaman dengan kalimat yang lebih menenangkan seperti,”Sudah malam nak, yuk kita bobo. Ditemanin Ibu dan Teddy ya biar kamu nggak takut”.

    Benda-benda seperti boneka atau robot-robotan bisa membantu anak merasa lebih tenang, terlebih jika ia sudah pisah kamar tidur dengan Ibu dan Ayahnya. Selain itu, benda-benda tersebut bisa menjadi pereda rasa takut mereka jika lampu kamar mulai dipadamkan sebagai tanda waktunya untuk tidur.

Cara menidurkan anak seperti ini sudah banyak diterapkan oleh para Ibu di Indonesia ketika anak-anak mereka sudah masuk ke usia pra sekolah.

5 Kesalahan Orang Tua Dalam Cara Menidurkan Anak

  1. Waktu tidur berubah setiap harinya

    Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, mendisiplinkan waktu tidur untuk anak merupakan salah satu cara menidurkan anak yang alami dan di klaim paling ampuh. Orang tua tidak perlu bersusah payah membujuk anak untuk tidur karena ia sudah memiliki jam tidurnya sendiri.

    Tapi, bagaimana ya jika waktu tidurnya seringkali berubah? Sudah pasti ia tidak akan memiliki jam tidur yang tepat, terutama pada malam hari. Usahakan untuk membuat jam tidur anak sejak ia masih bayi. Otomatis ia akan mengikuti jam tidur rutin setiap hari. Jangan tunggu sampai anak menguap dan mengusap matanya sebelum menidurkannya.

    Bahkan jika kita menambah waktu tidurnya selama 15-20 menit, perbedaannya bagi anak akan sangat signifikan. Rules ini akan sangat sulit diterapkan saat anak sudah beranjak toodler. Apalagi pada usia tersebut anak-anak biasanya sudah lebih mengerti dan semakin besar rasa keingintahuannya.

    Sehingga yang dipikirkan hanya ingin bermain sepanjang hari tanpa memikirkan kapan waktunya untuk beristirahat. Ini akan sangat berbahaya bagi pertumbuhannya kelak. Terlebih anak-anak membutuhkan lebih banyak waktu untuk tidur ketimbang orang dewasa, untuk membantu proses perkembangan otaknya.

  2. Menggendong anak ketika hendak tidur

    Menggendong anak boleh saja dilakukan, tapi tidak selalu ketika ia hendak tidur ya Bu. Sebab cara menidurkan anak seperti ini akan menjadi kebiasaan yang melelahkan untuk orang tuanya terutama ketika anak bangun tengah malam. Selain itu, saat anak sering digendong saat mau tidur, anak menjadi kurang mandiri dan hanya ingin tidur setelah digendong, ditimang-timang atau sekadang diayun-ayun menggunakan ayunan gantung di rumah.

    Namun, lain hal jika Ibu hanya ingin mengajaknya berjalan-jalan dengan tujuan hanya untuk menenangkan mereka saat anak sedang rewel. Akan tetapi, jangan jadikan ini sebagai kegiatan rutin sebelum tidur.

  3. Over stimulate

    Mengajak anak mengerjakan PR sebelum tidur dan menggantungkan banyak mainan di box tidurnya tanpa disadari merupakan salah satu kegiatan stimulasi yang berlebihan, lho Bu. Jangan pula membiasakan anak tidur sambil menonton kartun favoritnya di TV.

    Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi sulit berkonsentrasi untuk tidur dan memejamkan matanya, tidur pun menjadi tidak nyenyak sehingga esok hari ia akan terbangun dengan mood yang kurang bagus.

  4. Tidak konsisten

    Ketika orang tua sudah memutuskan waktu yang tepat untuk anak mulai tidur di kamarnya sendiri, maka sebaiknya kita harus konsisten dan bersikap tegas. Ingatlah bahwa hal ini semata-mata hanya untuk menumbuhkan sikap kemandiriannya.

    Jangan sekali-kali melanggar peraturan yang sudah Ibu atau Ayah buat sendiri. Jika hal tersebut kita langgar, anak justru menjadi manja dan merasa takut untuk tidur sendiri. Cara menidurkan anak di kamar sendiri sejatinya ada tahapannya.

    Orang tua bisa menemani Si Kecil di sisi ranjangnya sampai dia terlelap tidur. Kemudian, perlahan setelah beberapa malam tunggulah di depan pintu sampai ia tertidur, sebelum selanjutnya bisa kita tinggalkan ia sendiri. Jelaskan padanya apabila sudah tiba waktunya untuk tidur, ia harus tidur di tempat tidurnya sendiri.

  5. Kurang mengerti bahasa tubuh anak

    Menguap, mengusap-usap mata dan menangis tanpa sebab bisa jadi tanda bahwa anak mengantuk. Mengabaikan tanda-tanda anak mengantuk seperti ini bisa menjadi boomerang bagi orang tua. Tubuh anak bisa memproduksi hormon kortisol berlebihan, sehingga menyebabkan stress.

    Nah, jika sudah seperti ini anak menjadi tantrum, rewel dan sulit ditenangkan. Untuk itu, sangat penting bagi orang tua agar mengerti bahasa tubuh anak jika sudah mengantuk. Apabila orang tua bisa membaca situasi seperti ini, mulailah untuk menerapkan cara menidurkan anak seperti yang sudah di sebutkan dalam artikel ini. Selamat mencoba!

(Aprilia)