10 Eksperimen Sains Untuk Stimulasi Anak di Rumah
Melakukan eksperimen sains ternyata tidak perlu menunggu sampai anak sudah besar lho. Anak-anak usia dini juga sudah bisa dikenalkan dengan permainan berbasis sains dalam bentuk eksperimen sains. Nggak usah terlalu takut anak bakal kesusahan, karena eksperimen sains yang dilakukan bisa kok Ibu sesuaikan dengan tingkat usia si kecil. Buatlah eksperimen yang sederhana dengan ilmu sains-nya bisa dimengerti oleh anak.
Selain itu, ide aktivitas berupa eksperimen sains juga sangat bermanfaat lho untuk tumbuh kembang si kecil. Melansir dari laman First Discoverers, berikut beberapa manfaat eksperimen sains yang Ibupedia rangkum untuk Ibu dan Ayah:
Memberi anak dasar pemahaman sains;
Merangsang kemampuan berpikir dan komunikasi anak;
Berkontribusi pada keberlangsungan perkembangan sains; dan
Membantu anak mempelajari temuan baru dan mengenal prosesnya.
Nah, kegiatan ini juga bisa menjadi alternatif bermain untuk anak di rumah. Kita simak yuk, eksperimen sains apa saja yang bisa Ibu atau Ayah lakukan bersama si kecil di rumah:
Perubahan Warna
Eksperimen sains ini cukup sederhana. Siapkan tiga warna dasar, yaitu merah, kuning, dan biru. Tuangkan setiap warna pada 3 gelas tinggi berisikan air, lalu minta anak mengaduknya. Setelah tercampur, minta anak bereksperimen meneteskan warna yang berbeda untuk setiap gelas, dan amati perubahannya. Misalnya, teteskan warna merah pada campuran gelas warna kuning, dan akan berubah warna menjadi oranye. Meneteskan warna kuning pada campuran gelas warna biru akan merubah warnanya menjadi hijau.
Yang anak pelajari: Mencampur warna akan menghasilkan warna baru yang lebih beragam.
Menumbuhkan Biji
Siapa bilang merawat tanaman tidak melibatkan eksperimen sains? Masih bisa dong. Ajaklah anak untuk menumbuhkan tanaman dari beberapa jenis biji. Pilihlah biji yang mudah didapat seperti kacang hijau, kacang merah dan biji jagung kering. Letakkan 2 atau 3 biji kering pada kapas basah lalu simpan dalam wadah terbuka. Letakkan wadah di jendela atau tempat yang mudah dijangkau sinar matahari. Ajak anak menyiramnya dengan cukup air sampai sekiranya kapas tetap basah. Biasanya, biji akan mulai mengeluarkan kecambah dalam 5-6 hari.
Yang anak pelajari: Tumbuhan memerlukan air dan sinar matahari untuk tumbuh.
Menentukan Benda Mengapung dan Tenggelam
Siapkan baskom bening berisikan air. Mintalah anak mencari benda-benda berukuran kecil, seperti klip kertas, biji kacang hijau, karet gelang, pensil, penghapus, dan kelereng. Setelah itu, ajak anak untuk memasukkan setiap benda ke dalam baskom secara bergantian dengan mengamati benda apa yang mengapung dan benda apa yang tenggelam.
Yang anak pelajari: Benda yang lebih ringan dari air akan mengapung, sedangkan benda yang lebih berat dari air akan tenggelam.
Warna yang Berlari
Eksperimen sains yang satu ini dijamin akan membuat anak takjub lho, Bu. Karena ada hal ajaib yang membuat anak terpana. Ibu perlu menyiapkan mangkuk dengan permukaan lebar. Tuangkan secukupnya susu putih, lalu teteskan beberapa pewarna makanan yang berbeda warna. Boleh gunakan tusuk gigi untuk sedikit membuat titik warna melebar. Kemudian, ambil cotton bud dan celupkan ke sabun pencuci piring. Sentuh permukaan susu yang ada warnanya dengan cotton bud tersebut. Perhatikan bahwa nanti warna-warna itu akan bergerak menjauh dari cotton bud.
Yang anak pelajari: Sabun akan memecah permukaan susu sehingga warna-warna yang tersentuh sabun seolah berlari menjauh.
Air yang Menari
Eksperimen sains air yang menari ini cukup mudah dilakukan. Ibu hanya perlu meniupkan balon sampai cukup besar. Kemudian, gosokkan balon tersebut pada rambut anak. Jika sudah, nyalakan keran air dan dekatkan balon pada air yang mengalir. Air yang tadinya lurus ke bawah akan bergerak mengikuti arah balon, lho.
Yang anak pelajari: balon jadi bermuatan listrik setelah digosok ke rambut, sains ini disebut dengan istilah listrik statis. Balon bukan penghantar listrik yang baik, sehingga muatan listrik tidak dihantarkan ke tanah, tapi tertahan di permukaan balon. Muatan itulah yang menarik air mengikuti balon.
Hujan Warna Warni
Eksperimen sains ini tidak benar-benar membuat hujan warna-warni turun dari langit kok, Bu. Hujan dalam eksperimen sains yang dimaksud adalah hujan di dalam botol. Ibu perlu menyiapkan air, minyak, dan pewarna makanan.
Siapkan sebuah wadah berpenutup berwarna bening, atau gunakan botol bekas air mineral. Masukkan air yang telah diberi pewarna makanan ke dalam wadah, disusul dengan minyak. Perbandingan air warna dan minyak adalah 1:1. Kemudian kocok campuran ini dengan cepat, lalu balikkan wadah sehingga bagian bawah wadah berada di atas. Warna yang tadinya tercampur dengan air akan tampak seperti garis-garis halus yang jatuh ke bawah, seperti hujan yang turun ke bumi.
Yang anak pelajari: Air dan minyak memiliki massa jenis yang berbeda. Air warna juga memiliki massa jenis yang lebih kecil dari minyak, sehingga air dan minyak sedang ‘berebut’ tempat untuk kembali ke asalnya, yaitu minyak di atas, dan air di bawah.
Lukisan yang Berubah Warna
Eksperimen sains berikut ini terinspirasi dari @thedadlab, yang menunjukkan lukisan yang ajaib. Anak-anak akan menyukainya. Caranya juga mudah. Siapkan paper towel atau tisu dapur, lalu lipat dua. Setelah dilipat, gambar sesuatu sesuai dengan keinginan anak. Misalkan gambar mobil. Buatlah gambar menggunakan spidol permanen hitam. Kemudian, buka tisu dapur, dan Ibu akan melihat bahwa spidol tersebut menembus bagian belakang. Tebalkan kembali gambar yang terjiplak. Tetapi kali ini, beri warna semenarik mungkin menggunakan spidol. Ulangi dengan membuat beberapa gambar.
Siapkan piring datar, beri secukupnya air. Letakkan tisu pada permukaan air, dan lihat bagaimana tisu menyerap air dan membuat lukisan yang di depan berubah menjadi berwarna.
Yang anak pelajari: Eksperimen sains ini mengajarkan anak tentang absorsi atau penyerapan air terhadap tisu. Warna akan menyatu dengan lukisan yang berada di depan dibantu oleh air yang menyerap di tisu.
Lukisan dengan Lilin
Eksperimen sains yang satu ini akan menggunakan lilin batangan dan berbagai jenis daun. Ajaklah anak untuk berpetualang mengumpulkan beragam jenis dan ukuran daun. Jika sudah, siapkan 2 lembar kertas folio, lilin dan cat air. Nah, sekarang mulai membuat. Di atas selembar kertas folio, tata daun sedemikian rupa sesuai keinginan. Kemudian tutup dengan lembaran kertas lainnya. Di atas lembaran penutup ini, sapukan lilin batangan seperti sedang mewarnai kertas. Fokuskan pada bagian daun saja. Setelah itu, lembaran yang sudah tersapu lilin, bisa mulai diwarnai dengan cat air. Sapukan cat secara acak di kertas. Hasilnya, bagian yang terkena lilin akan membentuk sesuai bentuk daun yang dijiplak. Seperti tie-dye yang sedang tren itu, lho.
Yang anak pelajari: lilin menghalangi cat untuk menempel pada kertas. Ia akan membuat lapisan sendiri yang kedap air.
Air yang Tidak Menyatu
Satu lagi eksperimen sains yang bisa bikin anak takjub, nih. Dalam eksperimen ini anak akan diajak melihat bagaimana dua jenis air yang berbeda suhu tidak saling menyatu dalam wadah. Caranya juga cukup mudah.
Pertama, siapkan dua warna balon, merah dan biru. Bisa juga pakai warna lain kok. Isilah balon merah dengan air panas dan balon biru dengan air dingin. Sisihkan. Siapkan wadah kaca agak besar seukuran akuarium mini, lalu isi dengan air suhu ruang. Mintalah anak memasukkan kedua jenis balon dan lihatlah apa yang terjadi. Balon biru tenggelam dan balon merah mengapung.
Eksperimen sains-nya belum selesai nih. Siapkan air panas yang diberi pewarna merah dan air dingin yang diberi pewarna biru. Ibu tetap harus memakai juga wadah bening seukuran akuarium mini tadi ya. Tuangkan air dingin warna biru perlahan-lahan ke dalam wadah bening. Setelah itu tuang juga air panas berwarna merah perlahan-lahan, ya. Air merah akan berada di atas, dan air biru berada di bawah. Keduanya tidak bercampur.
Yang anak pelajari: meski jumlah air di dalam balon dan yang dituang adalah sama, perbedaan suhu membuat kedua jenis air tidak menyatu. Molekul air panas bergerak lebih cepat dan menimbulkan gap dengan air dingin yang molekulnya bergerak lebih lambat.
Mobil Lego yang Berjalan Sendiri
Eksperimen sains ini bisa digunakan untuk mobil-mobilan yang berukuran cukup ringan ya. Untuk yang punya lego, langsung deh gunakan lego yang berbentuk mobil, dan buatlah alat geraknya. Alat geraknya dibuat dari balon dan sedotan. Siapkan sedotan jus yang kaku, potong menjadi 2. Masukkan sedotan ke dalam leher balon kira-kira 1/3 bagian saja. Lalu rekatkan dengan selotip agar tidak ada udara yang bocor. Rekatkan balon dan sedotan ini ke mobil lego, lalu tiup balon sampai cukup besar. Jika Ibu melepas tiupan balon, maka mobil akan bergerak sendiri dengan tenaga angin yang lepas dari dalam balon.
Yang anak pelajari: Angin bisa menggerakkan benda tanpa mesin.
Nah, terbukti kan, Bu, bahwa untuk mempelajari sains itu tidak sulit. Ada banyak variasi eksperimen sains untuk anak yang mudah dilakukan dan menyenangkan tentunya. Selamat bereksperimen bersama sang ilmuwan kecil!
Penulis: Dwi Ratih