10 Kesalahan Mengasuh Anak yang Bisa Melukai Harga Diri Anak
Ibu pasti setuju kalau mengasuh anak bukan hal yang mudah, kan? Ada banyak tantangan yang mesti dihadapi sepanjang perjalanan menjadi orang tua. Tak salah jika ada yang bilang bahwa parenting adalah sekolah seumur hidup. Sayangnya, dorongan untuk selalu memberikan yang terbaik untuk sang buah hati ternyata sering bikin orang tua terjebak melakukan tindakan yang justru bisa melukai mental anak lho, Bu.
Kenapa Sih Harga Diri Anak Penting Diutamakan?
Harga diri (self-esteem) adalah cara pandang seseorang terhadap dirinya sendiri dan bagaimana ia menilai seberapa penting eksistensinya di dunia. Ibu tentu pernah mendengar tentang “positive self-esteem”, bukan? Harga diri positif adalah ketika seseorang merasa atau melihat dirinya sendiri dengan segala hal-hal baiknya.
Bukan cuma orang dewasa, anak juga perlu punya perasaan yang positif tentang dirinya sendiri, lho. Harga diri positif akan membuat anak lebih percaya diri, berani mencoba hal-hal baru, tidak takut gagal dan mencoba lagi, serta lebih tangguh dalam menghadapi hidup.
Seperti dilansir dari KidsHealth, anak yang merasa percaya diri dan secured akan tumbuh dan berkembang lebih maksimal. Tidak satu pun atau seorang pun yang mampu menghalangi si anak dari meraih mimpi-mimpinya karena ia sendiri sudah punya pondasi kepercayaan diri yang kokoh.
Sebaliknya, anak-anak dengan kepercayaan diri yang rendah akan cenderung menjadi pribadi yang minder, takut gagal, enggan mencoba sesuatu yang baru, dan sulit berdamai dengan kegagalan. Rasa pesimis inilah yang akhirnya akan menghalangi mereka dari hal-hal besar yang sebetulnya sangat bisa mereka capai. Anak-anak dengan harga diri yang rendah juga berisiko mengalami hal-hal berikut:
Frustrasi, marah, sedih, atau cemas berlebihan;
Kehilangan minat belajar;
Sulit bergaul dengan teman-temannya;
Rentan mengalami perisakan (bullying);
Mengalami peer pressure dan menarik diri dari pergaulan; dan
Cenderung denial dan menghindari banyak hal.
Bagaimana Cara Menumbuhkan Harga Diri Anak?
Menumbuhkan harga diri anak bisa dilakukan sedini mungkin, bahkan sejak si kecil belum dapat berbicara. Memupuk rasa percaya diri si kecil memang butuh waktu. Caranya yaitu dengan menghadirkan kasih sayang, cinta, perhatian, serta rasa aman pada sang buah hati sedini mungkin. Gestur positif dalam mengasuh anak semacam inilah yang akan membuat anak merasa bahwa dirinya dicintai dan diperhatikan.
Perasaan aman dan dicintai secara nggak langsung akan mendorong anak untuk selalu melihat dirinya dari sisi yang positif. Nah, di sinilah harga diri terbentuk pelan-pelan. Seiring bertambahnya usia, harga diri juga akan terus tumbuh ketika anak:
Belajar hal baru;
- Bertemandengan kawan-kawan baru;
Melakukan kegiatan yang disukai;
Membantu orang lain;
Berusaha keras mencapai sesuatu;
Dilibatkan dalam kegiatan tertentu;
Dipahami dan diterima lingkungannya;
Dipuji karena perilaku positifnya; dan
Mendapatkan hadiah berkat kerja kerasnya, dll.
10 Kesalahan Parenting yang Tak Sadar Bisa Melukai Harga Diri Anak
Setiap anak itu unik. Wajar jika cara mengasuh anak antar-orang tua bisa sangat berbeda. Begitu pun soal menumbuhkan harga diri anak. Rasa percaya diri bisa jadi tumbuh dengan mudah pada satu anak, tapi sangat sulit dipupuk pada anak lainnya.
Selain faktor internal, harga diri anak juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan, termasuk cara mendidik anak yang dilakukan Ayah atau Ibu di rumah. Ya, tidak sedikit anak yang harus berjuang membangun rasa percaya dirinya akibat pengaruh negatif di sekitarnya (dalam hal ini orang tua). Bagaimana ini bisa terjadi? Apa saja kesalahan pola asuh yang justru bisa melukai harga diri anak?
Kebiasaan Membandingkan Anak
Tahukah Ibu? Ternyata kebiasaan membandingkan anak dengan saudara atau teman-temannya dapat mengganggu kesehatan mental dan melukai harga dirinya, lho. Ibu pasti sudah tak asing dengan kalimat semacam “Lihat tuh, teman kamu saja bisa. Masa kamu enggak?” atau “Ibu lihat si X ini nilainya bagus terus. Kamu kok nggak bisa kayak dia, sih?”
Komentar sejenis memang kedengarannya biasa saja. Saat mengucapkannya pun, orang tua mungkin tak bermaksud menyakiti. Namun, ternyata kebiasaan mengasuh anak dengan cara membandingkan seperti itu bisa berdampak buruk buat kepercayaan diri mereka lho, Bu.
Kebiasaan membandingkan akan membuat anak sakit hati, terluka, dan merasa tidak punya harga diri—di mata orang tua dan lingkungan sekitarnya.
Melabeli Anak
Masih sering melabeli anak dengan perkataan negatif seperti “Kamu kok bandel banget, sih?”, “Rewel banget, sih. Bisanya cuma nyusahin Ibu”, dan semacamnya? Awas, harga diri anak bisa jadi taruhannya lho, Bu.
Kebiasaan negative labelling semacam ini akan terus membekas di ingatan anak sampai ia dewasa. Perkataan-perkataan kurang mengenakkan yang justru datang dari orang terdekatnya inilah yang akan menyebabkan harga diri anak merosot.
Seterusnya, ia akan percaya bahwa ia adalah anak nakal, bandel, bodoh, malas, dsb. seperti yang selalu diucapkan orang tuanya. Sedih sekali jika anak selalu berpikir demikian kan, Bu? Jadi yuk, hentikan kebiasaan mengasuh anak dengan pelabelan buruk semacam ini.
Body Shaming
Selain labelling, body shaming (mengejek fisik) juga termasuk kesalahan parenting yang sayangnya masih sering dilakukan orang tua. “Kamu kok hitam sekali, sih”, “Aduh, rambutmu keriting gini jelek sekali”, “Kamu kurus banget jadi nggak cantik, kan”. Sering dengar kalimat-kalimat semacam itu, kan?
Mungkin saja orang tua mengatakannya dengan maksud bercanda. Namun, percayalah Bu, hal tersebut sangat melukai perasaan anak, lho. Jika pola mengasuh anak semacam ini tak kunjung diubah, selamanya anak akan percaya bahwa harga dirinya hanya dilihat sebatas penampilan fisiknya saja.
Mengabaikan Pendapat Anak
Salah satu kesalahan dalam mengasuh anak yang bisa berdampak buruk bagi harga dirinya adalah kebiasaan mengabaikan pendapat anak. Anak mungkin belum mampu berpikir matang layaknya orang dewasa. Namun, jangan jadikan hal tersebut alasan untuk tidak menerima masukan atau pendapatnya ya.
Mengabaikan pendapat anak akan membuat mereka kurang percaya dengan kemampuannya sendiri. Tidak mendengarkan anak juga cenderung membuat mereka berpikir bahwa mereka tak punya pilihan atas hidupnya.
Selalu Membantu Anak
Karena tidak mau anak mengalami kesulitan, seringnya orang tua turun tangan membantu memecahkan problem yang dihadapi anaknya. Terdengar solutif, tapi tahukan Ibu kalau pola mengasuh anak seperti ini justru berdampak negatif bagi harga diri si anak?
Ya, terlalu sering ikut campur menyelesaikan masalah anak akan membuat segalanya terasa mudah bagi mereka. Hal ini tidak cuma memengaruhi daya juangnya, tapi juga melukai harga diri anak. Anak akan merasa kalau dirinya tidak akan pernah bisa melakukan apa pun tanpa bantuan orang tuanya. Ia pun jadi tidak PD dalam hal berbagai hal.
Memarahi Anak Saat Berbuat Salah
Masih sering marah saat anak berbuat salah? Sebaiknya pikir ulang mulai sekarang yuk, Bu. Cara mengasuh anak seperti ini ternyata berdampak kurang bagi well-being si kecil lho. Ingat, berbuat salah adalah media belajar yang sangat baik untuk anak-anak. Membiarkan anak berbuat salah dan belajar darinya akan menumbuhkan harga diri positif pada diri anak.
Selain itu, membiarkan anak untuk selalu mencoba akan melatih rasa keberanian dan daya resiliensinya. Akhirnya, anak jadi pribadi yang pemberani, tidak takut gagal, dan mau berbesar hati belajar dari kesalahan.
Memuji Berlebihan
Yup, memuji anak memang baik. Tapi jika dilakukan secara berlebihan, hal itu ternyata juga bisa berdampak pada harga diri si anak. Terlalu sering memuji (terlebih dengan kalimat yang kurang pas) akan membuat anak “alergi” terhadap kritik.
Dikutip dari theIndusParent, orang tua semestinya mengasuh anak dengan cara yang lebih tepat agar anak siap menerima kritik dan masukan. Salah satu caranya adalah dengan membatasi pujian. Jika memuji, Ayah Ibu juga sangat disarankan untuk memberi pujian yang spesifik supaya ia tahu bagian mana yang masih harus diperbaikinya.
Contohnya, alih-alih memuji “Wah, bagus banget gambarnya”, cobalah ganti dengan “Wah, gambarnya rapi dan paduan warnanya juga cantik” atau kalimat sejenis yang membangun.
Memarahi Anak di Depan Umum
Emosi karena anak rewel atau berbuat salah di tempat umum? Itu hal yang wajar kok, Bu. Yang tidak wajar dan juga tak dianjurkan adalah emosi berlebihan sampai membentak anak di depan teman-temannya atau di muka umum.
Memarahi anak di depan umum akan membuat anak malu dan mengalami penurunan harga diri. Sayangnya, kesalahan mengasuh anak ini masih sering dilakukan para orang tua. Yuk, hentikan mulai sekarang, Bu.
Melakukan Kekerasan terhadap Anak
Kesalahan dalam mengasuh anak yang juga dapat melukai harga dirinya adalah melakukan kekerasan, baik itu kekerasan fisik, psikis, verbal, maupun emosional. Selain melanggar hukum pasal KDRT, melakukan kekerasan pada si kecil juga akan membuat mereka minder, malu, serta menarik diri dari pergaulan.
Trauma mendalam serta perasaan bahwa keberadaannya tak pernah diinginkan juga akan berdampak buruk terhadap kondisi psikologis dan masa depannya.
Overprotektif
Perasaan ingin selalu melindungi anak adalah insting wajar yang dimiliki setiap orang tua. Namun, jangan sampai hal tersebut membuat Ibu menjadi orang tua yang overprotektif, ya! Sebab terlalu mengekang anak akan menghambat tumbuh kembangnya, terutama kondisi psikologisnya.
Saat mengasuh anak, sebaiknya posisikan diri Ibu sebagai “guide”, bukan “protector”. Beri kesempatan seluas-luasnya kepada anak untuk mencoba hal apa pun. Tugas Ibu sebagai orang tua adalah memantau anak dari dekat. Cara ini akan membuat anak lebih percaya diri dengan kemampuannya.
Saat Harga Diri Anak Telanjur Luka…
Terlukanya harga diri anak tidak selalu disebabkan oleh pola asuh yang keliru dari orang tua. Lingkungan keluarga, sekolah, dan teman-temannya juga turut andil dalam hal ini. Jika harga diri anak sudah telanjur luka, apa saja sih yang bisa dilakukan orang tua?
Buka komunikasi dengan anak tentang apa yang dirasakan, bagaimana cara keluar dari kondisi tersebut, apa yang Ibu bisa bantu, dll.
Minta maaf dengan tulus jika penyebab harga diri anak terluka adalah Ibu/Ayah sendiri.
Ubah perilaku diri. Ingat, orang tua adalah role model anak seumur hidupnya.
Tanamkan pada diri anak bahwa berbuat salah adalah hal yang sangat wajar. Yang penting kita berusaha bangkit dari kegagalan dan memperbaikinya.
Hargai proses dan usaha anak, bukan hanya hasil akhirnya.
Simpan semua kritik negatif. Sebagai gantinya, berikan feedback positif yang memotivasi anak.
Fokus pada kelebihan anak, bukan kekurangannya. Tanamkan body image positif pada anak.
Ajari anak untuk membantu atau memberi orang lain. Harga diri akan tumbuh pelan-pelan saat anak merasa apa yang ia lakukan berguna untuk orang lain.
Validasi emosi anak dan usahakan untuk selalu ada di sampingnya kapan pun.
Terapkan cara mengasuh anak yang membebaskan tapi tetap under control.
Jika Ibu merasa sudah menerapkan cara mengasuh anak dengan tepat, tapi si buah hati tetap menunjukkan tanda-tanda harga diri yang rendah, jangan ragu untuk segera meminta bantuan profesional ke psikolog ya. Nah, semoga artikel ini bisa jadi panduan bermanfaat untuk Ayah dan Ibu di rumah.
Penulis: Kristal Pancarwengi
Editor: Dwi Ratih