11 Manfaat Bermain di Luar untuk Anak
Ada banyak manfaat bermain. Kegiatan yang menyenangkan ini menjadi hal favorit yang biasa mereka lakukan tiap hari. Namun di jaman yang serba canggih ini, anak-anak cenderung lebih banyak menghabiskan waktu mereka untuk duduk diam di dalam rumah dengan gawainya. Permainan komputer, televisi dan tablet telah menggantikan panjat pohon dan lompat tali sehingga anak lebih banyak berada di dalam rumah.
Namun ternyata hal ini tidak terlalu bagus untuk perkembangan motorik dan psikologinya. Bermain di luar rumah meskipun terlihat sepele ternyata mempunyai banyak manfaat. Permainan di dalam rumah yang dipandu orang tua sangat berbeda dengan permainan di luar ruangan yang tidak terstruktur. Keduanya juga memiliki manfaat yang berbeda dan sama penting untuk perkembangan anak.
Seorang pakar psikolog bernama Herbert Spencer mengatakan bahwa, anak memiliki energi berlebih, yang mendorong mereka untuk melakukan aktivitas bermain sehingga mereka terbebas dari perasaan tertekan. Dari sinilah kita bisa melihat adanya banyak manfaat bermain. Ibu, berikut ini manfaat bermain yang perlu Ibu ketahui:
Aktivitas yang membakar energi
Salah satu masalah yang mengintai anak adalah obesitas. Pola makan yang buruk, salah informasi, dan kurang olahraga membuat banyak anak kelebihan berat badan.
Anak harus bergerak aktif selama setidaknya satu jam dalam sehari, dan ini berarti melakukan aktivitas seperti berlari, memanjat, dan melompat. Banyak orang tua memilih mendaftarkan anak ke kelas olahraga, tapi waktu yang dihabiskan untuk bergerak sebenarnya tidak selama itu, misalnya 45 menit sesi kelas olahraga bisa berarti hanya 15 menit aktivitas fisik untuk anak. Dorong anak untuk menghabiskan waktu di luar untuk mengeluarkan keringat.
Kesehatan fisik dan emosi
Alam punya efek mengagumkan pada kesehatan. Menghabiskan waktu di luar ruangan bisa meningkatkan usia, menurunkan gejala depresi, dan menurunkan tingkat merokok. Permainan luar ruangan juga menurunkan gejala Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
Waktu yang dihabiskan di luar ruangan juga bisa menjadi salah 1 bentuk manfaat bermain dengan menurunkan tingkat stres dan kecemasan. Menstimulasi panca indera di luar ruangan, merasakan angin yang meniup pepohonan, butiran pasir di sela jari, dan hangatnya sinar matahari di kulit, dianggap bisa mendorong relaksasi.
Menghabiskan waktu di luar ruangan juga dianggap sebagai salah 1 manfaat bermain untuk perkembangan kekebalan tubuh karena vitamin D dari sinar matahari yang sangat penting.
Bila anak punya kesempatan untuk main di luar, ia akan punya kesempatan lebih besar menjadi orang dewasa yang sehat. Jika anak punya aktivitas fisik yang teratur, banyak faktor risiko perkembangan fisik akan hilang, seperti hipertensi, diabetes tipe 2, atau penyakit jantung.
Menurut dokter, manfaat aktivitas anak main di luar bisa terlihat bila anak menghabiskan waktu setidaknya satu jam di luar rumah sambil melakukan aktivitas fisik yang intens seperti olahraga ringan.
Belajar mencintai alam
Manfaat bermain tak hanya bisa dirasakan di sekitar lingkungan rumah saja. Anak yang menghabiskan waktu lebih banyak di luar ruangan merasa lebih mencintai alam. Menghabiskan waktu di alam terbuka membantu anak menghargai pentingnya dunia sekitar dan bisa mendorong anak untuk lebih menyadari dampak keberadaannya terhadap bumi.
Generasi manusia selanjutnya kemungkinan menghadapi peningkatan suhu global serta perubahan iklim yang berhubungan dengan pola cuaca ekstrem. Bumi membutuhkan semakin banyak pecinta alam untuk tetap lestari dan dilindungi.
Mengembangkan ketrampilan
Melalui permainan yang tidak terstruktur, manfaat bermain anak juga didapatkan melalui belajar berbagai macam keterampilan hidup yang penting. Mulai dari memecahkan masalah, kreativitas, hingga kemampuan sosial untuk bernegosiasi, bermain di luar memberi anak kesempatan untuk menguasai berbagai kemampuan.
Manfaat bermain juga bisa didapatkan ketika bermain bersama anak lain, anak belajar mengontrol diri dan mengikuti aturan. Ketika bermain sendiri, ia bisa bereksplorasi dan mengimajinasikan apa yang ia inginkan. Dengan memanjat pohon, melompat ke kolam dan bermain kejar-kejaran, anak belajar menilai risiko yang dihadapi.
Mendorong kreativitas
Permainan di luar ruangan mendorong kreativitas karena bertindak seperti kanvas kosong. Di rumah, anak bisa mengakses pedang plastik, balok kayu dan kuda-kudaan, tapi di luar rumah anak harus menggunakan imajinasinya sendiri. Tongkat kayu bisa menjadi tongkat ajaib, sedangkan semak-semak bisa jadi sangkar atau gua. Ini adalah salah satu manfaat bermain yang memupuk dia menjadi lebih mandiri.
Perkembangan sosial
Ketika berbicara tentang manfaat bermain untuk anak, ada baiknya menjadikan waktu main di luar sebagai kesempatan untuk anak menjalin pertemanan. Ini sebabnya anak bermain di luar penting untuk perkembangan sosialnya. Biasanya aktivitas luar ruangan lebih tidak terstruktur dibanding di dalam ruangan jadi anak punya kesempatan lebih banyak untuk bersosialisasi.
Manfaat bermain yang diperoleh anak ketika berada di luar bisa banyak bentuknya. Misalnya bila anak Ibu pemalu, kemungkinan ia akan bermain dengan anak yang juga pemalu di area bermain. Bila anak kesulitan menjalin pertemanan, mungkin akan lebih mudah baginya untuk berkomunikasi sambil mengejar bola di lapangan.
Melepas stres
Salah satu manfaat bermain yang penting lainnya adalah melepas stress. Aktivitas fisik bisa menurunkan stres dan juga memberi keseimbangan tubuh dan pikiran. Diyakini anak punya rasa percaya diri lebih tinggi bila punya aktivitas fisik di luar ruangan.
Kemampuan perseptual
Perkembangan kemampuan perseptual jadi manfaat bermain lain yang diperoleh ketika anak main di luar. Indera penciuman dan peraba sangat penting, dan ini bisa dikembangkan melalui manfaat bermain ketika anak bisa bermain di atas pasir atau di taman bunga, misalnya.
Kemandirian
Ruang yang luas untuk bermain berarti ketika anak main di luar ia jauh dari pengawasan langsung orang tua. Ini membantu anak belajar mandiri ketika secara sosial berinteraksi dengan anak lain, begitu juga ketika ia bermain sendiri. Anak belajar menunggu giliran bermain, bangun sendiri ketika jatuh, atau bernegosiasi dengan permainan yang tidakf familiar, semua ini menyebabkan anak belajar jadi mandiri.
Bereksplorasi
Biasanya permainan di luar ruangan lebih sedikit berisiko dibanding permainan dalam ruangan. Ibu bisa memotivasi anak untuk main perosotan bila ia sedikit takut. Permainan luar ruangan membantu anak mendorong dirinya ke batas kemampuannya serta ia jadi lebih bisa menilai risiko yang dihadapi. Bermain di luar menjadi manfaat bermain dengan mengajarkan anak mengeksplorasi permainan baru dan menjadi percaya diri dalam mencoba hal baru tanpa dipandu orang dewasa.
Belajar
Manfaat bermain di luar membantu anak mengembangkan kemampuan belajar. Dengan menempatkan mainan edukasi di luar, anak bisa belajar melalui bermain, yang jadi cara seru membantu anak memperoleh informasi dan keterampilan baru. Selain itu, manfaat bermain di luar mendorong anak berpikir kalau belajar adalah proses berkelanjutan yang tidak hanya dilakukan di dalam kelas.
Ibu, permainan luar ruangan yang tidak terstruktur menawarkan manfaat kesehatan sosial dan perkembangan untuk anak. Meski hanya satu jam main di luar setiap hari bisa bermanfaat, jadi coba sertakan waktu bermain di luar sebagai bagian dari rutinitas keseharian anak. Ibu bisa mengajak si kecil berjalan-jalan di taman setelah pulang sekolah, atau di malam hari mengitari kompleks rumah. Ada banyak pilihan aktivitas di luar rumah dan Ibu bisa menikmati manfaatnya.
Cara agar anak mau main di luar
Jangan biarkan anak seharian bermalas-malasan di rumah. Anak harus diajari secara tidak langsung manfaat bermain yang bisa didapatkan di setiap kegiatan. Ajak ia menikmati aktivitas luar ruangan yang seru dan menyenangkan. Berikut ini cara agar anak mau main di luar:
Mulai dari diri sendiri
Anak kecil mencontoh perilaku orang tuanya. Bila Ibu ingin si kecil senang membaca, ia harus lihat serunya kegiatan membaca. Jadi bila Ibu ingin anak main di luar, lihat lagi hubungan Ibu dengan area luar. Kapan terakhir kali Ibu menikmati aktivitas luar ruangan selain berolahraga atau membersihkan halaman? Bila berada di luar rumah hanya menjadi bagian tugas Ibu, ini tidak akan menyenangkan bagi anak.
Batasi penggunaan gawai
Anak usia antara 8 sampai 18 tahun menghabiskan rata-rata 7,5 jam sehari menggunakan elektronik dan media seperti televisi, handphone, komputer, dan video games. Sebaiknya anak dan remaja menggunakan media ini tidak lebih dari satu atau dua jam sehari.
Ibu bisa batasi hal ini dengan menerapkan aturan, misalnya mematikan gadget sebelum waktu tidur. Buat jadwal waktu anak boleh menggunakan teknologi, misalnya bermain video game.
Sediakan satu rak atau kotak untuk anak menyimpan handphonemya sebelum main di luar. Ini akan membuatnya lebih menyadari kapan dan di mana ia bisa menggunakannya dan jadi lebih mudah memastikan ia punya waktu berkualitas ketika main di luar.
Ciptakan area yang ramah anak
Bila ada halaman belakang rumah, Ibu perlu sedikit membuatnya lebih nyaman untuk anak agar manfaat bermain lebih terasa. Bersihkan semak yang tumbuh liar dan tanaman beracun serta potong rumputnya. Sediakan kotak bermain pasir dan ayunan.
Bila Ibu tinggal di area perkotaan dan tidak tersedia halaman rumah, Ibu masih punya pilihan. Cari taman atau area bermain yang aman dan nyaman dan biasakan mengajak anak ke sana. Ibu bisa cari rekomendasi dari orang di komunitas Ibu di internet.
Contohkan perilaku di luar ruangan
Ibu mungkin tidak punya waktu untuk bermain setiap hari bersama anak, tapi bila keluarga Ibu menghabiskan waktu di luar, ini akan membantu anak menyadari kalau orang tuanya aktif terlibat. Manfaat bermain juga bisa didapatkan dengan melakukan berolahraga. Jalan kaki singkat serta main di taman terdekat adalah aktivitas keluarga yang membantu anak memahami kalau main di luar tidak hanya sehat tapi juga seru. Bila Ibu tinggal di lingkungan yang aman untuk berjalan kaki, ajak anak untuk berjalan kaki ke tempat seperti sekolah atau taman.
Biarkan anak memandu
Mengajak anak berjalan-jalan di luar ruangan tidak selalu menyenangkan bagi tiap orang. Biarkan anak menentukan aktivitas mana yang ia inginkan di luar rumah. Tugas Ibu adalah mengawasi. Ibu dan si kecil bisa memunguti bunga liar, memanjat pohon, atau lainnya. Anak akan lebih menikmati bila melakukan apa yang ia inginkan.
Tidur di alam terbuka
Bahkan berkemah di taman belakang rumah bisa terasa seru, jadi bawa serta selimut dan bantal dan tidurlah di bawah cahaya bintang. Pengalaman ini akan terasa menyenangkan, untuk usia berapapun. Membiarkan anak merasa berpetualang dengan berada di bawah langit terbuka bisa membuatnya jadi lebih berani dan lebih penasaran tentang dunia luar.
Main kotor-kotoran
Kebiasaan menjaga kebersihan bisa membuat anak enggan bermain di luar karena takut kotor. Tunjukkan ke anak kalau tak apa berjalan di atas rumput tanpa memakai alas kaki. Sentuh embun pagi atau ajak anak mandi hujan.
Bedakan olahraga terstruktur dan bermain di luar
Latihan sepak bola dan bermain di luar tidak sama, kecuali dalam hal memperoleh vitamin D. Psikolog mengatakan selain olahraga terstruktur anak juga perlu permainan yang tidak terstruktur, yang tidak diarahkan oleh orang dewasa. Jadi ketika Ibu mengajak si kecil main di luar dan ia bertanya, “Memangnya kita mau ngapain, Bun?” Pastikan Ibu melakukan apa yang ia inginkan.
Ajarkan anak apa saja yang bisa dilakukan di luar
Bila anak terlalu banyak bermain dengan Playstation, mungkin mereka tidak tahu pilihan hiburan apa saja yang ada ketika main di luar. Mengajarkan anak bagaimana bermain lompat tali, membangun istana pasir, dan mengumpulkan daun kering akan membantu anak berpikir kalau main di luar penuh dengan segala kemungkinan. Berikut beberapa permainan seru yang bisa dilakukan di luar:
Petak umpet. Tiap orang pernah memainkan permainan ini. Kebanyakan orang tua juga memainkannya bersama anak mereka, karena bersembunyi dan mencari adalah aktivitas menarik bagi anak. Ada juga banyak variasi dari permainan ini. Kadang Ibu menghitung sampai 20, kadang 10, bahkan 100. Kadang ada area sebagai sarang dan Ibu merasa aman di dalamnya, kadang Ibu hanya menunggu hingga ditemukan. Secara umum permainannya adalah salah satu anak menutup mata dan menghitung hingga angka tertentu lalu mencoba menemukan teman-temannya yang bersembunyi. Aturan spesifik dari permainan ini adalah dengan membentuk lingkaran di tanah lalu bergiliran anak memukulkan kelerengnya ke kelereng anak lain hingga keluar lingkaran. Ada juga banyak variasi dari permainan ini.
Lampu lalu lintas.Satu anak berperan sebagai lampu lalu lintas di ujung satu dan di ujung lain. Ketika lampu lalu lintas menghadap ke anak, ia harus berteriak, “lampu merah” dan semua anak harus diam. Lampu lalu lintas lalu berkata “lampu hijau” dan anak boleh kembali berjalan. Bila ada anak yang terlihat bergerak saat lampu merah, ia harus kembali ke tempat semula. Anak pertama yang menyentuh lampu lalu lintas jadi pemenang dan mendapat giliran jadi lampu lalu lintas berikutnya.
Manfaat bermain harus disadari oleh setiap orang tua dan anak. Awalnya, anak mungkin tidak langsung bersedia ketika diajak main di luar, khususnya bila ini tidak menjadi bagian gaya hidup mereka sebelumnya. Ibu perlu tegas menjelaskan di awal kalau ini penting. Jelaskan kalau ini jadi bagian jadwal mereka dan jangan menyerah bila anak mengeluh.
Bila anak enggan bermain di luar, Ibu bisa coba memotivasinya dengan mengatakan bila mereka mau bermain di luar, mereka nanti boleh nonton TV. Semakin lama anak main di luar, mereka semakin menyadari kalau mereka menyukainya.
Ajak anak main di luar dengan memberi tantangan khusus, seperti berburu benda atau bermain keseimbangan. Memberikan hadiah, seperti membebaskannya dari tugas tertentu, akan membuat anak lebih termotivasi untuk bermain di luar.
Mengajak anak main di luar tidak hanya membantunya tetap sehat secara fisik, tapi juga terbukti meningkatkan perhatian, kreativitas, serta kemampuan untuk memecahkan masalah. Permainan luar ruangan bahkan membantu anak lebih baik di sekolah. Dorong anak untuk main di luar dan ini akan sebanding dengan hasilnya.
(Ismawati & Yusrina / Dok. Pexels)