Ibupedia

12 Ide Seru Sensory Play dan Manfaatnya Bagi Anak. Coba Yuk!

12 Ide Seru Sensory Play dan Manfaatnya Bagi Anak. Coba Yuk!
12 Ide Seru Sensory Play dan Manfaatnya Bagi Anak. Coba Yuk!

Sensory play adalah istilah yang sangat populer dalam dunia pengasuhan belakangan ini. Istilah ini sering ditemukan di bacaan-bacaan seputar anak, di situs-situs parenting, di grup-grup daring orangtua, atau di dalam obrolan antara Ibu-Ibu atau para Ayah yang sedang mengantri untuk mengantar anaknya vaksin. Beberapa mungkin ada yang sudah paham apa itu sensory play. Namun, sebagian lain bisa jadi masih menganggap bahwa ini istilah yang baru, terutama bagi mereka yang baru menyandang status sebagai orangtua.

Apa itu Sensory Play?


Sensory play merupakan permainan atau aktivitas yang dilakukan untuk mendorong anak menggunakan satu atau beberapa inderanya. Seperti yang kita ketahui, indera manusia itu ada lima; indera penglihatan (mata), indera pendengar (telinga), indera pengecap (lidah), indera pembau (hidung), dan indera peraba (kulit). Sebenarnya ada dua indera lagi yang seringkali luput dari perhatian kita; proprioception dan keseimbangan. Proprioception meliputi gerakan dan posisi anggota badan dan otot. Indera ini memungkinkan kita mampu menyentuh pipi menggunakan jari meski mata tertutup, atau ketika kita bisa naik tangga, tanpa perlu melihat satu per satu anak tangga. Sedangkan keseimbangan mencakup kemampuan kita untuk mengetahui posisi tubuh kita dalam kaitannya dengan gravitasi. Jadi, ketika bicara sensory play, tentu tidak hanya sebatas permainan yang melibatkan sentuhan saja, ya, Bu. Semua aktivitas yang melibatkan pancaindera juga termasuk sensory play!

Secara naluriah, bayi memang akan mengeksplorasi dan mempelajari dunia menggunakan inderanya. Tak heran kalau mereka sangat senang memegang atau meraih semua benda dan memasukkannya ke mulut. Mereka juga akan terus memperhatikan benda yang bergerak atau yang memiliki warna mencolok. Anak yang lebih besar mungkin juga senang bereksperimen menutup telinganya dengan jari untuk mengetahui perbedaan suara yang ia dengar. Namun, meski kemampuan itu sudah bawaan manusia, ia tetap perlu diasah dengan cara orangtua menyediakan tempat yang aman untuk mereka bereksplorasi, serta membimbing mereka supaya lebih mudah dalam memahami dunia menggunakan indera-inderanya tersebut.

Manfaat Sensory Play


Seperti yang sudah dibahas di atas, sensory play termasuk aktivitas yang melibatkan satu atau beberapa indera si kecil, sehingga permainan ini pun dapat mendorong otak berkembang lebih baik. Aktivitas sensorik membantu anak menciptakan koneksi yang lebih kuat untuk memproses dan menanggapi informasi di sekitarnya. Misalnya, mungkin awalnya seorang anak merasa sulit fokus pada sesuatu ketika banyak suara distraksi di sekelilingnya, namun dengan berlatih dengan permainan-permainan sensorik, selanjutnya mungkin ia akan bisa beradaptasi “memblokir” kebisingan yang tidak penting dan fokus pada apa yang ia kerjakan.

Contoh lain ketika anak merasa jijik dengan makanan yang teksturnya lembek atau basah, seperti pasta carbonara, penggunaan sensory play dapat membantu anak lebih terbiasa menyentuh sesuatu yang teksturnya lembek di kemudian hari. Saat kepercayaan dan pemahaman anak tentang tekstur ini berkembang, artinya di otaknya sudah terbentuk jalur positif yang mengatakan bahwa tekstur “asing” tersebut aman untuk disentuh dan dieksplorasi. Pemahaman ini pada akhirnya dapat membentuk pilihan yang dibuat anak dan memengaruhi perilakunya di masa depan.

Alasan lain betapa pentingnya sensory play:

1. Sensory play dapat mendukung perkembangan kognitif anak

Permainan yang melibatkan sensorik dapat melatih konsentrasi dan kemampuan berpikir anak yang akan berguna di masa depan, khususnya saat ia sudah bersekolah. Lewat sensory play, anak akan didorong untuk mampu menganalisis proses yang ia jalani. Misalnya ketika menyendok beras untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, ia akan berpikir bagaimana cara agar beras tersebut tidak tumpah. Dengan begitu, anak akan terlatih berpikir kritis dan analitis.

2. Sensory play dapat membantu memperkaya kosakata dan bahasa anak

Sensory play juga erat kaitannya dengan kemampuan bahasa. Seperti dikutip dari laman Very Well Family, bermain dengan berbagai jenis tekstur, rasa, dan objek dapat membantu si kecil membangun cara baru untuk berbicara tentang dunia sehingga memperkaya kosakata dan kemampuan bahasanya juga. Misalnya ketika ia diajak mengumpulkan benda-benda dari taman, ia akan banyak menemukan sesuatu yang mungkin belum pernah dilihat, disentuh, atau dibau sebelumnya. Dengan eksplorasi inilah anak jadi mengetahui berbagai istilah yang baru juga.

3. Sensory play dapat menstimulasi motorik kasar dan halus

Sebagian besar sensory play melibatkan motorik kasar dan halus si kecil. Keterampilan motorik kasar berhubungan dengan koordinasi kelompok otot besar dan bertanggung jawab untuk aktivitas seperti berlari, berjalan, dan lain-lain. Sedangkan motorik halus adalah keterampilan yang membutuhkan kemampuan untuk menggunakan dan mengoordinasikan otot-otot kecil, seperti saat menulis, mengikat sepatu, mengancingkan baju, menutup resleting, dan lain-lain. Permainan-permainan sensorik dapat membantu menstimulasi kemampuan motorik kasar dan halus anak. Kemampuan ini sangat berguna untuk mengembangkan kemampuan lain yang lebih kompleks di masa depan.

4. Sensory play dapat membantu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan mengingat (memori) anak

Berbagai aktivitas sensorik juga membantu anak mengembangkan kemampuan mengingatnya lo. Dengan sensory play anak akan banyak mendapat informasi baru yang akan ia simpan di dalam otaknya untuk digunakan lagi di kemudian hari. Misalnya ketika mengenal jenis aroma baru pada makanan, ia akan mengingat aroma tersebut beserta istilahnya. Sehingga ketika menemukan aroma itu lagi, ia ingat bahwa itu aroma makanan tertentu.

5. Sensory play dapat melatih kreativitas dan imajinasi anak

Kebanyakan sensory play akan memberi kesempatan anak untuk bereksplorasi sehingga mereka bisa lebih memahami dunianya. Hal ini dapat mendorong dan melatih kreativitas dan imajinasi anak, lo, Bu. Misalnya saat anak diberi satu set pasir kinetik lengkap dengan alat-alatnya, mereka bisa mengembangkan kreativitasnya lewat permainan tersebut, entah dipakai untuk membangun istana pasir, untuk masak-masakan, atau yang lainnya.

6. Sensory play dapat meningkatkan bonding antara orangtua dan anak

Manfaat lain yang dapat dirasakan dari aktivitas sensorik adalah memperkuat ikatan atau bonding antara orangtua dan anak. Manfaat ini dapat diraih jika orangtua mendampingi anak bermain sambil membimbing atau menjelaskan kepada anak tentang apa yang ia rasakan lewat inderanya. Selain anak jadi terbantu dengan arahan dari orangtua, aktivitas ini juga bisa meningkatkan hubungan antara keduanya, lo.

Ide Aktivitas Sensory Play


1. Sensory play untuk bayi

  • Bermain mainan gantung, bunyi-bunyian, atau dengan boneka jari

    Sensory play tetap bisa dilakukan bersama bayi meski ia baru lahir dan penglihatannya belum berkembang dengan sempurna. Justru aktivitas sensorik bisa membantu mengasah kemampuan inderanya, salah satunya penglihatan. Contoh aktivitas yang bisa Ibu lakukan adalah memasang mainan atau boneka gantung sekitar 30 cm dari penglihatannya dengan posisi telentang. Ibu juga bisa memanfaatkan mainan gantung yang sudah tersedia di bouncer atau menggunakan boneka jariPermainan ini bisa menstimulasi visual bayi, serta melatih fokusnya dengan melacak gerakan dari mainan yang digantung tersebut.

    Selain mainan gantung, Ibu juga bisa mengasah indera pendengaran bayi lewat bunyi-bunyian, seperti bola atau boneka dengan kerincingan. Ada juga mainan rattle yang ada gagangnya sehingga bisa dipegang sendiri oleh bayi. Aktivitas ini selain mengasah pendengarannya juga bisa menstimulasi motorik kasar dan halus serta menstimulasi penglihatan juga.

  • Bermain dengan cermin

    Bayi juga sangat tertarik dengan cermin. Meletakkan cermin di dekat bayi juga bisa jadi contoh sensory play yang bisa dilakukan di rumah, lo. Biasanya bayi akan tertarik dengan bayangannya sendiri. Biarkan ia bereksplorasi dengan melihat cermin. Aktivitas ini juga bisa dilakukan sambil ia tummy time.

  • Bermain dengan agar-agar

    Agar-agar memiliki tekstur kenyal. Membebaskan si kecil bermain dengan agar-agar dapat meningkatkan kepekaan pada indera perabanya. Rasa gemas pada tekstur agar-agar juga dapat mendorong anak meremas-remasnya hingga hancur. Ibu dan Ayah juga bisa “mengubur” beberapa animal figure di dalam agar-agar supaya si kecil bisa berusaha mengambilnya dan semakin semangat bereksplorasi!

  • Membaca buku cerita

    Bayi memang masih belum bisa membaca atau memahami jalan cerita sebuah buku. Namun, bukan berarti orangtua tidak bisa mengenalkannya pada buku. Membacakan anak buku juga termasuk aktivitas sensory play, lo. Pilih buku dengan ilustrasi menarik. Bacakan cerita sambil memainkan mimik wajah ekspresif serta menggunakan intonasi atau suara berbeda sesuai karakter di buku. Selain menstimulasi visual bayi, membacakan buku juga bisa mengasah kemampuan berbahasa serta membangun kedekatan orangtua dan bayi.

2. Sensory play untuk anak 1 tahun

  • Melukis menggunakan tangan dan kaki

    Menginjak usia 1 tahun, biasanya anak sudah mulai bisa berjalan. Artinya ia sudah lebih menguasai tangan dan kakinya. Sensory play anak 1 tahun bisa dengan mengajaknya melukis menggunakan tangan dan kaki. Sediakan media gambar yang sangat lebar (misalnya memakai kertas karton putih ukuran besar), dan beberapa cat warna. Ajarkan anak untuk mencelupkan jari atau kakinya ke cat lalu mencoretkannya ke kertas. Selanjutnya biarkan anak bereksplorasi sendiri. Sebisa mungkin pilih cat yang aman untuk anak-anak ya, Bu.

    Nah, aktivitas melukis ini bisa dimodifikasi lagi, lo. Ibu juga bisa mengajak anak melukis memakai pipet, kapas, spons, garpu, dan banyak lainnya. Sensory play ini membawa banyak manfaat seperti menstimulasi visual, melatih koordinasi mata dan tangan, motorik halus, meningkatkan kreativitas, dan mengenalkan konsep warna.

  • Mengambil bola pom-pom dari whisk

    Sensory play lain yang bisa dilakukan anak 1 tahun adalah mengambil bola pom-pom dari whisk atau alat pengocok. Mulanya, masukkan beberapa bola pom-pom ke dalam whisk, lalu minta anak untuk mengambilnya satu per satu. Ibu juga bisa mengganti bola pom-pom dengan kaus kaki kecil atau benda lain. Selain melatih koordinasi mata-tangan, aktivitas ini juga bisa melatih kesabaran anak.

  • Bermain play dough

    Permainan ini cukup populer di kalangan anak-anak dan tersedia di banyak toko mainan. Play dough adalah versi modern dari plastisin atau malam yang dulu sering kita mainkan. Mainan ini mirip tanah liat, teksturnya yang lembut dan mudah dibentuk-bentuk. Bermain play dough dapat melatih motorik halus anak serta memancing daya kreativitasnya. Ini karena play dough bisa dibentuk menjadi benda-benda dan memungkinan anak untuk menciptakan karyanya sendiri lewat play dough.

  • Bermain pasir kinetik

    Pasir kinetik atau yang biasa disebut pasir ajaib dibuat dari pasir yang dicampur komponen tertentu sehingga menghasilkan pasir yang mudah dibentuk. Biasanya satu set pasir sudah termasuk alat-alat seperti ember mini, sekop, dan beberapa cetakan untuk membentuk pasirnya. Biarkan anak berkreasi dengan pasir kinetik!

3. Sensory play untuk anak 2 tahun

  • Membuat “jembatan” dari selotip

    Anak 2 tahun biasanya sudah semakin jago menguasai tubuhnya. Ia mulai belajar lompat, dan larinya semakin kencang. Mengasah keseimbangannya perlu Ibu dan Ayah lakukan supaya kemampuannya itu terbentuk dengan baik. Salah satu caranya adalah dengan membuat “jembatan” panjang dari selotip dan meminta anak berjalan mengikutinya. Jika ia gagal dan “terjatuh”, Ibu bisa minta ia mengulangi dari awal.

  • Memindahkan air menggunakan spons

    Bagian basah-basahan biasanya jadi favorit banyak anak-anak. Fasilitasi ketertarikannya itu dengan meminta anak memindahkan air menggunakan spons. Mulanya, siapkan 2 baskom dan isi salah satunya dengan air. Siapkan juga spons cuci piringnya juga. Lalu minta anak mencelupkan spons di wadah berisi air. Kemudian peras spons yang sudah “penuh” itu ke wadah lain yang kosong. Lewat permainan ini, anak juga akan belajar bahwasannya air itu bisa dipindahkan memakai spons, sehingga kemampuan berpikirnya pun terasah.

  • Menyortir warna

    Sensory play selanjutnya adalah menyortir warna. Ibu bisa mengajak anak mengelompokkan warna pada mainannya yang berantakan. Selain melatih penglihatan anak, aktivitas ini juga melibatkan motorik kasar dan halus si kecil! Jangan lupa untuk siapkan juga kotak untuk masing-masing warnanya ya!

  • Mencocokkan bentuk

    Salah satu cara memperkenalkan bentuk pada anak adalah dengan mencocokkan bentuk. Misalnya Ibu dan Ayah bisa menyiapkan beberapa kertas origami yang sudah digunting menjadi bermacam-macam bentuk, seperti lingkaran, persegi, segitiga, dan persegi panjang. Ambil satu bentuk dan minta anak mencari pasangannya. Selain cara ini, banyak juga puzzle bentuk-bentuk dua dimensi yang bisa Ibu manfaatkan.

Itulah beberapa ide seru sensory play yang bisa dimainkan di rumah. Sebenarnya masih banyak lagi permainan sensorik yang bisa orangtua coba bersama si kecil. Atau mungkin Ibu dan Ayah bisa berkreasi sendiri?

Penulis: Darin Rania
Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram