16 Fakta Anak Kedua Yang Sering Disalahpahami Orangtua
Karena sudah berpengalaman mengasuh anak pertama, Para Ibu secara tidak sadar kerap kali membanding-bandingkan antara anak pertama dan kedua baik dari sifat, perangai, maupun fisik. Ekspektasi Ibu terhadap anak pertama dan kedua tentu berbeda. Anak kedua memiliki pengalaman berbeda yang membentuk pribadi mereka dibandingkan anak pertama.
Jika anak pertama sering dikenal sebagai sosok pengasuh dan pelindung keluarga, maka anak kedua sering dikenal sebagai sosok pemberontak bahkan manja. Simak ulasan di bawah untuk mengetahui alasan dibaliknya!
Fakta tentang anak kedua
1. Cenderung lebih memberontak
Berbeda dengan anak pertama yang secara tak langsung mengemban tanggung jawab dari orangtua. Anak kedua cenderung lebih bebas. Beban harapan yang dipikul oleh mereka tidak sebanyak anak pertama membuat mereka merasa punya kontrol terhadap hidup.
2. Lebih kompetitif
Para psikolog berpendapat ini mungkin disebabkan karena mereka memiliki saudara kandung yang lebih tua. Anak kedua pun secara tidak sadar senang membanding-bandingkan diri mereka terhadap kakaknya.
3. Memiliki kemampuan sosialisasi yang lebih baik
Mereka memiliki rekan bermain 24 jam. Jka anak pertama memulai sosialisasi dengan kedua orang tuanya, anak kedua memulainya dengan kedua orang tua serta saudara kandung yang lebih tua. Dengan demikian, kemampuan sosialisasi mereka sudah terasah sejak dini.
4. Lebih percaya kepada teman ketimbang keluarga sendiri
Ini disebabkan banyak anak kedua merasa terabaikan oleh orang tua dibandingkan dengan anak pertama. Banyak dari mereka yang memilih mencari wadah lain tempat bergantung ketimbang melaporkannya kepada keluarga.
5. Memiliki sifat kepemimpinan
Beberapa pemimpin dan pengusaha yang merupakan anak kedua seperti Winston Churcill, Abraham Lincoln, Bill Gates, dan Donald Trump.
6. Mendapat tekanan untuk berprestasi lebih tinggi
Menurut Jurnal Ekonomi Populasi, anak kedua seringnya memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi ketimbang anak pertama. Biasanya ini terjadi akibat performa sekolah anak pertama yang tidak begitu baik. Akibatnya Ibu suka lebih menuntut anak kedua untuk memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
7. Lebih mandiri
Para Ibu yang belum pernah punya pengalaman membesarkan anak, pasti akan sangat hati-hati sekali terkait perkembangan anak pertama. Sebagai contoh, sangat ketat terkait menu MPASI. Seiring dengan waktu, Ibu menyadari bahwa dengan tidak harus mengetatkan standar, sang anak tetap sehat, aktif dan lincah. Akibatnya, Ibu akan lebih santai dalam membesarkan anak kedua karena Ibu sudah memiliki pengalaman sebelumnya. Ibu akan lebih membebaskan pilihan anak kedua ketimbang terhadap anak pertama.
8. Lebih merepotkan daripada anak pertama
Mereka juga kerap tidak mendapatkan perhatian penuh sebanyak anak pertama. Saat anak kedua hadir, ibu harus membagi waktu di antara dua anak. Ini menyebabkan anak kedua lebih eksploratif dalam menentukan pilihan dan terlihat merepotkan.
9. Lebih aktif ketimbang anak pertama
Berbeda dengan anak pertama yang belum memiliki teman di rumah, anak kedua sudah memiliki rekan, yaitu anak pertama. Dengan adanya perbedaan usia, membuat perkembangan motorik yang berbeda pula sehingga anak kedua cenderung mencontoh dan mengikuti anak pertama dalam beraktifitas.
10. Memiliki mainan lebih banyak dibandingkan anak kedua
Anak pertama biasanya harus menunggu momen dulu sebelum mainan mereka bertambah seperti ulang tahun, liburan, hadiah orang tua, dan pemberian nenek-kakek. Sementara anak kedua hadir dalam keadaan awal dimana sudah banyak mainan di sekitarnya. Biasanya, anak kedua cenderung tidak menginginkan apa-apa lagi untuk mainan mereka.
11. Tidak harus menunggu usia yang cukup untuk melakukan sesuatu
Saudara kandung yang lebih tua kerap mengajak adiknya untuk melakukan hal yang seharusnya belum bisa dilakukan anak kedua. Sebagai contoh, kakak akan mengajak adik ke bioskop padahal usia adik belum memenuhi.
12. Dapat mengambil keuntungan anak pertama yang sedang bersekolah
Saat anak pertama bersekolah, anak kedua mendapatkan perhatian yang penuh dari Ibu. Bahkan, mereka bisa bermain dengan semua mainan anak pertama tanpa harus diganggu gugat. Sebuah keuntungan yang dinantikan anak kedua meski hanya beberapa jam saja.
13. Harus mengikuti jadwal anak pertama
Saat anak pertama berangkat sekolah, anak kedua yang sedang tertidur kerap kali harus terbangun dari tidurnya karena harus ikut Ibu mengantar anak pertama ke sekolah.
14. Sering mendengar kata “tidak”
Anak pertama yang sedang bermain acap kali tidak ingin diganggu oleh adiknya. Usia yang lebih tua membuat ego anak pertama lebih besar. Saat anak kedua ingin bermain mainan yang sedang dimainkan kakaknya, maka kakaknya akan mengatakan “tidak”
15. Jarang memiliki barang baru
Biasanya, buku dan mainan yang digunakan anak kedua sama dengan yang digunakan anak pertama. Pun, Ibu kerap kali memakaikan pakaian anak pertama kepada anak kedua, terlebih apabila jenis kelamin keduanya sama.
16. Ibu lebih tidak sabar kepada anak kedua
Mengurus dua anak lebih sibuk dibandingkan satu anak. Jika dahulu Ibu memiliki banyak waktu untuk menemani anak pertama membaca dan bermain, tidak demikian kepada anak kedua. Ibu akan sangat sibuk melakukan banyak hal. Ada rumah yang harus dibersihkan, makanan yang harus dimasak, dan tentu saja menjemput anak pertama dari sekolah.
Dari semua fakta di atas, ada berapa poin yang sesuai dengan anak kedua Ibu?
Penulis: Zeneth Thobarony
Editor: Dwi Ratih