16 Trik Memotret Si Kecil Sendiri Agar Hasilnya Bagus
Tiap orangtua tentu ingin menangkap momen yang spesial saat anak mulai tumbuh. Tapi memotret bayi dan anak kecil bisa jadi perkara yang susah-susah gampang. Untuk membantu Anda, berikut beberapa tips yang bisa memudahkan Anda memotret sang buah hati dengan hasil yang sempurna.
Waktu yang tepat
Pada bayi ada waktu-waktu tertentu di rutinitas hariannya yang lebih baik dibanding lainnya. Pilihlah waktu di saat ia merasa sangat tenang dan nyaman, mungkin setelah menyusu atau makan, karena di waktu ini bayi lebih kooperatif dan mungkin ia mau menunjukkan senyum manisnya atau membuka lebar dua matanya yang berbinar.
Siapkan tempatnya
Ruang yang nyaman dan hangat membuat bayi senang, dan ini berarti ia tak perlu dibedong. Siapkan popok dan baju bayi agar Anda tak perlu bolak-balik ke ruangan lain dan membuang waktu. Gunakan kain berwarna hitam atau selimut sebagai latar belakang untuk menjadikan bayi satu-satunya fokus foto.
Fokus pada detail
Meski keseluruhan ekspresi bayi sudah lucu dan menggemaskan, Anda masih perlu mencari hal yang lebih rinci. Senyuman, hidung yang mengernyit, menguap, atau tangan mungil yang mendekap jari Anda akan menciptakan hasil foto yang unik.
Atur pencahayaan agar tetap alami
Cahaya alami membuat foto jadi lebih baik. Hindari penggunaan flash, yang cenderung membangunkan bayi yang tertidur atau membuatnya menangis. Gunakan cahaya matahari di awal pagi atau sore hari, dan hindari cahaya matahari di siang hari.
Posisi, jadikan bayi sebagai pusat perhatian
Bayi, terutama yang baru lahir, lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur dan berbaring. Jadi Anda bisa lebih leluasa mengarahkan bayi ke posisi yang Anda suka dan yang ia senangi. Hilangkan properti pendukung karena si kecil harus jadi pusat perhatian.
Potret anak di kondisi cuaca apapun
Cahaya alami paling bagus untuk memotret, jadi tempatkan anak di sebelah jendela atau di luar ruangan. Di musim kemarau, cahaya terbaik untuk fotografi adalah pagi hari, beberapa jam setelah matahari terbit, atau disore hari, beberapa jam sebelum matahari tenggelam.
Ketika matahari sedang bersinar, waspadai cahaya menyilaukan, terutama di tengah hari. Saat matahari tepat di atas kepala, kantung mata akan terlihat jadi gelap, jadi pindahkan anak ke tempat teduh. Di cuaca berawan, pastikan anak menghadap langsung ke cahaya. Bujuk anak menatap ke atas. Anda perlu menangkap cahaya di tiap matanya untuk membuat foto lebih hidup.
Jangan lewatkan momen yang pertama kali
Potret saat pertama bayi Anda digendong kakek, mandi pertamanya, senyum pertama, atau saat pertama kali ia bermain pasir di pantai. Momen yang pertama tak akan bisa terulang dan Anda ingin selalu mengingatnya.
Angle dan fokus foto
Turunkan pandangan Anda sejajar mata si kecil agar Anda bisa melihat hal yang sama seperti yang dilihatnya. Fokuskan pada detail tertentu seperti tangan yang mungil, daun telinga yang lucu, atau bulu mata yang lentik. Semua ini jadi ciri unik bagi si kecil dan tak terasa ia akan bertambah besar lebih cepat dari yang Anda duga.
Pakaian
Telanjang, popok, baju lucu, atau selimut yang berwarna cerah? Variasikan penggunaan pakaian bayi agar tidak semua foto bayi berupa kepala kecil yang mengintip dari selimut. Untuk foto bayi baru lahir, Anda mungkin perlu memakaikan topi, karena kepala bayi baru lahir kadang bentuknya belum bagus.
Foto spontan
Akan terasa sulit mengambil gambar si kecil, terutama bila ia sedang tidak mau difoto. Untuk menghindari foto yang terkesan kaku dan aneh, coba spontan saja ketika memfoto. Pastikan kamera selalu di jangkauan Anda. Dengan begitu, Anda lebih mungkin menangkap momen spesial yang terjadi ketika Anda tidak menduganya.
Kuantitas
Sebagai panduan umum, bila ingin memperoleh beberapa foto anak yang bagus, Anda perlu merencanakan memotret sebanyak 75 kali. Ini mungkin terlihat banyak, tapi dengan menggunakan kamera digital, Anda bisa lebih mudah memilih foto yang bagus dan menghapus foto yang jelek. Gunakan handphone untuk menjadikan aktivitas memotret anak sebagai habit sehari-hari. Pastikan Anda disiplin menghapus foto-foto yang jelek, agar memori kamera atau handphone tidak penuh.
Aneka mood bayi
Kadang anak selalu menangis saat difoto, meski Anda ingin memotret tawa atau senyumnya. Si kakak biasanya bisa menjadi pengalih perhatian bayi dan membuatnya terhibur. Fotografer profesional biasanya menggunakan mainan di tiang yang bisa berayunn di sebelah kamera. Anda bisa melakukannya dengan meminta pasangan menggoyangkan mainan favorit bayi. Tapi rentang perhatian bayi hanya beberapa detik, jadi jangan berharap banyak ya Bun.
Foto bayi yang gembira terlihat sangat indah, tapi kadang bagus juga bila Anda menangkap mood bayi lainnya. Foto bayi yang terlihat serius, galak, atau marah bisa membuat album foto keluarga jadi lebih menarik sekaligus sebagai pengingat tentang seperti apa bayi Anda dulunya.
Baca buku panduan kamera
Banyak sekali orang yang mengatur kamera di setting otomatis, padahal kamera memiliki feature yang bisa meningkatkna kualitas foto. Bila Anda sering menggunakan kamera, baca panduan manualnya. Mengenal fungsi kamera berarti Anda akan mendapat hasil terbaik darinya.
Kapan berhenti memotret
Ketika Anda terus memotret, kadang sulit mengetahui kapan harus istirahat. Kenali tanda kalau anak sudah cukup banyak difoto. Misalnya ia mulai rewel atau menolak menatap mata Anda. Kadang Anda bisa melakukan hal berbeda, misalnya membawa mainan baru untuk dimainkannya. Tapi bila ia sudah merasa bosan untuk difoto, jangan teruskan memotret. Karena kalau Anda terus memotret, anak akan menganggap kamera adalah hal yang menyebalkan.
Jangan lewatkan tumbuh-kembang anak
Meski menangkap momen harian bisa menghasilkan foto yang indah, Anda mungkin perlu menggunakan pendekatan berbeda untuk tumbuh-kembang anak. Bidikan kamera yang lebih formal jadi cara bagus merekam kemunculan gigi pertama bayi, hari pertama di sekolah, atau ulang tahun pertamanya. Di beberapa tahun berikutnya Anda bisa menjejerkan foto-foto ini, dan mengingat kembali bagaimana si kecil berubah.
Tidak memotret terlalu sering
Satu hal yang perlu diingat Bun, menurut para ahli, memotret anak terlalu sering bukan hal yang baik. Anak bisa merasa kalau ia adalah pusat perhatian dan membuatnya merasa sangat penting yang berlebihan. Beberapa batita mengambil handphone sendiri dan ber-selfie, sedang anak lain mengarahkan orangtua untuk memotret.
Orangtua boleh saja mengizinkan anak menggunakan kamera untuk memfoto keluarga saat liburan, tapi bukan membiarkan anak memfoto hanya dirinya sendiri. Dengan begitu anak fokus pada keluarga, bukan hanya pada dirinya. Penelitian juga menemukan kalau memotret anak terlalu sering bisa menciptakan masalah lain. Stimuli seperti cermin atau kamera bisa membuat anak merasa lebih peduli pada penampilan mereka. Ketika ini terjadi anak jadi sering mengkritik diri sendiri dan merasa jelek.
(Ismawati)