3 Cara Agar Anak Berhenti Mengempeng
Bunda, bayi terlahir dengan kebutuhan dasar untuk menghisap. Bayi mengandalkan refleks menghisap tidak hanya untuk menyusu tapi juga agar merasa tenang. Bayi belum memiliki mekanisme untuk mengontrol stres. Mereka belum bisa minum sendiri, belum bisa meminta selimut, dan belum bisa menggunakan tangan untuk mengontrolnya. Menghisap menjadi cara bayi menenangkan diri.
Karenanya sangat normal jika bayi suka menghisap, baik itu menghisap empeng, jari, botol, atau payudara. Bila bayi butuh menyusu lebih dari tiap dua jam, ia akan menggunakan puting ibu sebagai empengnya. Pada kondisi ini, empeng bisa membantu memuaskan kebutuhan menghisap non-nutrisi bayi ketika ibu membutuhkan istirahat. Kalau Bunda mau mengenalkan anak dengan empeng, pastikan kemampuan menyusu bayi sudah baik sebelum memperkenalkan empeng.
Merawat Empeng Bayi
Selama anak masih aktif menggunakan empeng, rajinlah merawat benda kecil ini. Bilas secara menyeluruh kapanpun anak menjatuhkannya dan setidaknya sekali sehari cuci dengan air panas dan sabun, lalu bilas hingga bersih. Merendamnya selama beberapa menit sekali sehari pada larutan cuka dan air juga akan membantu mencegah pertumbuhan jamur. Bilas hingga bersih dan keringkan. Ajarkan batita untuk tidak berbagi empeng dengan teman bermainnya.
Saat membersihkan empeng, periksa untuk memastikan empeng melekat kuat dan tidak rusak. Segera ganti bila mulai muncul tanda kerusakan. Empeng yang terlepas atau pecah bisa menimbulkan bahaya tersedak.
Positif Negatif Empeng
Meski orangtua cemas empeng bisa berbahaya untuk gigi bayi, biasanya penggunaannya tidak akan memberi masalahyang berarti buat anak di bawah usia 2 tahun. Sebaiknya batasi empeng ketika anak berumur 2 tahun dan hentikan saat umur anak 4 tahun. Setelah lewat 4 tahun, empeng bisa menyebabkan masalah mengunyah, bicara, dan penampilan.
Di sisi positif, empeng bisa menurunkan resiko gigi berlubang dengan menjaga bayi dari menggunakan botol atau payudara untuk menghisap sesuatu yang non-nutrisi. Bayi yang tidur dengan botol susu bisa mengalami gigi berlubang di awal gigi berjumlah 16 atau 20.
Sisi negatifnya, penelitian terbaru menghubungkan empeng memberikan kemungkinan 3 kali resiko lebih tinggi untuk bayi mengalami infeksi, jadi bila terjadi masalah berulang pada anak, sebaiknya hentikan penggunaan empeng untuk melihat apakah ada dampaknya.
Sebaliknya, empeng juga bisa membantu menurunkan resiko sindrom kematian mati mendadak pada bayi (SIDS). Sebuah penelitian menemukan kalau bayi yang tidur dengan empeng 20 kali kurang beresiko mengalami SIDS dibanding bayi yang tidur tanpa empeng. Peneliti berspekulasi kalau empeng akan membuat bayi berguling telentang atau membuat lidah bayi tidak menghalangi jalan udara.
Untuk beberapa bayi, empeng menjadi sumber ketenangan di sela waktu menyusui, keuntungan lainnya:
Empeng bisa menenangkan bayi yang rewel. Bayi sangat senang ketika menghisap sesuatu.
Empeng menjadi pengalih perhatian sementara. Empeng mudah digunakan selama dan setelah anak harus diberi vaksin, tes darah, atau prosedur lain.
Empeng membantu bayi cepat tertidur. Bila bayi tidak bisa tenang, empeng bisa jadi triknya.
Empeng membuat bayi nyaman selama penerbangan. Bayi tidak bisa meredakan rasa sakit pada telinga karena perubahan tekanan udara. Menghisap empeng bisa mengatasi masalah ini.
Cara Membuat Anak Berhenti Mengempeng
Tidak ada patokan waktu kapan anak harus berhenti mengguunakan empeng. Namun sebaiknya hentikan penggunaan empeng saat usia anak satu tahun. Di usia tersebut, anak tidak lagi butuh menghisap sebagai salah satu penunjang perkembangannya.
Anak akan mampu mengatasi stres mereka pada usia 2 tahun. Mereka melepas empeng ketika mengembangkan kemampuan yang bisa menggantikan kebutuhan ini. Kebanyakan anak berhenti menghisap empeng pada usia 3 atau 4 tahun.
A. Menyapih Anak dari Empeng Dalam 3 Hari
Anak bisa berhenti mengempeng dalam 3 hari. Berikut caranya:
Hari 1
Di pagi hari dan menjelang tidur, beritahu anak kalau ia akan melakukan banyak hal karena sudah besar. Sampaikan juga kalau dalam waktu 3 hari ia harus berhenti menggunakan empeng. Katakan kalau Anda yakin ia bisa melakukannya dan Anda akan membantunya. Terus bicarakan ini selama 30 detik. Bila anak merespon, refleksikan perasaannya dengan mengatakan, “Bunda ngerti kamu tidak mau,” lalu lanjutkan memotivasinya. Jangan takut anak akan menjadi cemas bila diberi peringatan lebih dulu. Seperti orang dewasa, anak juga perlu bersiap secara fisik, psikologis, dan emosi untuk menghadapi perubahan.Hari 2
Ulangi berbicara hal yang sama selama 30 detik, dua kali sehari. Cukup ganti kata “dalam 3 hari” menjadi “besok.”Hari 3
Ingatkan anak kalau sekarang hari ke-3 dan waktunya untuk mengumpulkan empengnya. Berpura-puralah menjadi pembersih sampah dan minta si kecil membantu. Bila ia menolak dan protes, tetap lanjutkan mengumpulkan empengnya, tempatkan di kantong plastik, dan letakkan di depan tempat sampah. Jelaskan kalau semua empengnya akan didaur ulang menjadi mainan. Anak kemungkinan memahami konsep daur ulang yang bermanfaat dan responnya akan kurang menjengkelkan dibanding bila Anda membuangnya langsung ke tempat sampah. Tapi ini bukan berarti anak tidak menjadi sedih, tetaplah berempati tapi tegas, kebanyakan anak lupa dengan empengnya dalam 48 jam.
B. Menyapih Dari Empeng Secara Perlahan
Mulai gunakan empeng di situasi “nol stres” seperti ketika anak di rumah, dalam kondisi senang, dan bermain. Ketika ia terbiasa tidak menggunakan empeng di rumah, batasi penggunaannya di luar. Anda tidak perlu memberi penjelasan, kadang orangtua berlebihan bicara pada anak. Yang perlu Anda katakan hanya, “Empeng tidak boleh ikut keluar rumah.”
Dari sini Anda bisa meningkat ke tahap selanjutnya, katakan, “Empeng hanya digunakan di tempat tidur.” Tahap selanjutnya akan lebih menantang. Anda bisa katakan dokter akan mengumpulkan empeng miliknya untuk diberikan ke bayi baru lahir dan bila ia mau mendonasikannya, ia akan mendapat mainan istimewa.
Jangan terkejut bila anak yang menukar empengnya dengan boneka baru tiba-tiba meraung meminta empengnya kembali. Anda masih harus berurusan dengan rengekannya selama beberapa malam. Tapi kebanyakan anak segera menemukan sumber kenyamanan lain.
C. Memberikan Empeng Dengan Rasa Yang Tidak Enak
Anda mungkin familiar dengan ide menghentikan empeng dengan mengoleskan empeng pada sesuatu yang rasanya tidak enak. Anda bisa coba hal serupa untuk memisahkan si kecil dari empengnya.
Apapun metode yang Anda pilih, siapkan diri untuk satu hingga 5 malam penuh tangisan dan apapun yang Anda lakukan, jangan menyerah. Bila Anda memberi kembali empeng pada anak setelah ia menangis, berteriak, dan menendang selama 45 menit, Anda hanya akan mengajarkan kalau tangisan akan membuat empengnya kembali, dan semua yang ia inginkan.
Memang penggunaan empeng masih dianjurkan pada bayi saat tidur siang dan tidur malam pada tahun pertama bayi untuk mengurangi resiko SIDS. Tapi ada alasan kesehatan potensial kenapa sebaiknya Bunda menghindari penggunaan empeng:
Anak yang tidak menggunakan empeng mengalami lebih sedikit infeksi telinga.
Bila digunakan cukup lama, empeng bisa menyebabkan masalah gigi dan mulut.
Bila anak usia prasekolah terlihat mengalami masalah perkembangan bicara dan bahasa, empeng bisa membuat masalah ini lebih buruk.
Kadang anak sangat perlu menghisap. Dan menghentikan penggunaan empeng bisa berarti munculnya kebiasaan lain seperti menghisap jari, membawa selimut, atau sangat lengket dengan benda yang disayang. Jadi Bunda harus bersiap-siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi ya!
(Ismawati)