Ibupedia

3 Hal Penting Yang Harus Diperhatikan Tentang Susu Formula Kedelai

3 Hal Penting Yang Harus Diperhatikan Tentang Susu Formula Kedelai
3 Hal Penting Yang Harus Diperhatikan Tentang Susu Formula Kedelai

Organisasi kesehatan di seluruh dunia merekomendasikan agar ibu menyusui bayinya secara eksklusif pada 6 bulan pertama dan melanjutkan menyusui bersama pemberian makanan padat yang sesuai selama setidaknya 1 tahun. Tapi untuk bayi yang minum ASI campur susu formula, atau minum susu formula saja, apa ya jenis susu formula yang tepat untuk si kecil?

Ada begitu banyak pilihan susu formula dengan berbagai merek, membuat orangtua sulit menentukan pilihan. Bila bayi tidak minum ASI, susu formula dari susu sapi cocok untuk 12 bulan pertama, kecuali bayi tidak bisa mengkonsumsi produk susu sapi karena alasan medis, budaya, atau agama, dimana susu formula khusus bisa digunakan di bawah pengawasan dokter. Susu formula berbahan dasar susu sapi jadi susu formula paling umum di pasaran. Namun kini ada juga susu formula kedelai sebagai pilihan alternatif.

Amankah Susu Formula Kedelai Untuk Bayi?

Bunda, berikut ini beberapa hal penting yang bisa Anda pertimbangkan sebelum memberikan susu formula kedelai padasi kecil:

1. Banyak bayi yang sensitif pada protein susu sapi juga sensitif pada protein kedelai

Bila bayi Anda sensitif pada protein susu sapi, salah-satu susu formula berikut mungkin disarankan oleh dokter:

  • Susu formula kedelai

  • Susu formula hidrolis

  • Susu formula asam amino

Tapi, umumnya bayi yang sensitif pada protein susu sapi juga sensitif pada protein susu kedelai. Karenanya susu kedelai mungkin bukan pengganti yang cocok untuk bayi yang sensitif pada protein susu sapi. Penelitian juga menyimpulkan kalau susu formula kedelai tidak boleh direkomendasikan sebagai metode mencegah perkembangan alergi pada anak yang beresiko tinggi.

2. Kekurangan Laktosa Bisa Merugikan

Susu formula kedelai tidak mengandung laktosa. Ini bisa menguntungkan pada kondisi tertentu. Misalnya, si kecil mengidap penyakit tertentu seperti galactosemia yang mengharuskan penggunaan susu formula bebas laktosa. Susu formula yang paling umum digunakan untuk bayi dengan galactosemia adalah susu yang dibuat dengan adanya proses pemisahan protein kedelai. Selain alasan medis tersebut, tidaklah baik untuk mengurangi asupan laktosa pada anak.

Menyusui bisa membantu perkembangan otak anak. Laktosa yang didapat dari susu juga punya peran dalam perkembangan tersebut. Bagaimana bisa? Itu karena laktosa akan pecah menjadi gula, termasuk glukosa. Dan zat ini akan digunakan oleh otak bayi yang sedang berkembang. Dengan begitu, laktosa penting untuk kesehatan perkembangan otak.

Penelitian telah menemukan kalau aktivitas elektrik otak berbeda antara bayi yang menyusu ASI dan bayi yang minum susu formula sapi atau susu formula kedelai. Susu formula kedelai mungkin disarankan bila bayi memiliki intoleransi laktosa sekunder. Tapi solusi ini bukan untuk menghentikan menyusui, atau melanjutkan pemberian susu formula bebas laktosa atau kedelai. Susu formula ini harus direkomendasikan hanya jika bayi sudah diberikan susu formula, atau bila ada kekhawatiran tentang pertumbuhannya.

3. Susu Formula Kedelai Memiliki Resiko Kesehatan Reproduktif

Banyak dokter anak tidak merekomendasikan susu formula kedelai untuk bayi di bawah usia 6 bulan, karena kandungan phyto-oestrogen yang ada di dalamnya. Ini karena tingkat phyto-oestrogen yang tinggi bisa memberi efek negatif pada bayi, seperti mengalami resiko kesehatan reproduktif jangka panjang.

Misalnya, penelitian telah menemukan penyimpangan perkembangan reproduktif pada usia 4 bulan. Pada bayi yang diberi susu formula sapi dan susu formula kedelai, ketika dibandingkan dengan bayi yang minum ASI, ditemukan kalau:

  • Bayi perempuan yang minum susu formula sapi memiliki ovarium lebih besar

  • Bayi laki-laki yang minum susu formula sapi dan susu formula kedelai memiliki testis yang lebih kecil.

Lebih banyak penelitian dibutuhkan untuk melihat bagaimana perubahan ini mempengaruhi kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi jangka panjang. Panduan dari dokter sangat penting ketika memilih susu formula mana yang akan diberikan ke bayi.

Berikut informasi tambahan terkait susu formula kedelai:

  • Ada manfaat nutrisi dari penggunaan susu formula kedelai yang bayi tidak peroleh dari susu formula sapi.

  • Bayi kolik tidak menunjukkan peningkatan apapun ketika diberikan susu formula kedelai. Bila bayi tidak bisa minum susu formula sapi karena alergi atau intoleransi, Anda bisa coba berikan formula kedelai. Meski bila si kecil intoleransi laktosa, Anda mungkin ingin coba formula bebas laktosa lebih dulu.

  • Masalah lain dengan susu formula kedelai adalah proteinnya mengandung phytates, kandungan yang mengikat kalsium dan fosfor. Untuk mencegah kekurangan kalsium dan kekurangan pada mineralisasi tulang selanjutnya, kandungan kalsium dari susu formula kedelai umumnya 20 hingga 30 persen lebih tinggi dibanding kandungan kalsium pada susu formula berbahan dasar susu.

  • Phytates ini juga mengikat zat besi dan zinc. Sebagai akibat penemuan ini, susu kedelai buatan untuk bayi memiliki  tambahan zat besi dan zinc.

  • Susu formula kedelai pernah direkomendasikan untuk bayi dengan riwayat keluarga alergi susu dengan tujuan mencegah alergi berkembang. Penelitian tidak bisa membuktikan kalau pemberian susu formula kedelai pada bayi baru lahir bisa menurunkan insiden alergi di kemudian hari.

  • Penelitian juga membantah keyakinan kalau kolik bayi berkurang dengan pemberian susu formula kedelai. Penelitian membandingkan susu formula sapi dan susu formula kedelai. Ditemukan kalau susu formula kedelai tidak menurunkan resiko kolik bayi. Karena alasan ini, tidak direkomendasikan penggunaan susu formula kedelai untuk mengatasi kolik atau pada bayi yang berpotensi alergi pada susu sapi. Susu formula hypo lebih direkomendasikan.

  • Susu formula kedelai mengandung sekitar 33 persen sodium lebih banyak dibanding susu formula sapi standar, dan susu formula kedelai secara umum lebih asin dibanding susu manusia. Secara nutrisi tidak bijak membentuk cita rasa anak untuk terbiasa pada rasa asin. Tidak dianjurkan memberikan susu formula yang asin pada bayi, kecuali sangat dibutuhkan.

  • Pemberian susu formula kedelai di bulan pertama sebelum penutupan usus bisa mempengaruhi alergi bayi pada kedelai nantinya. Karena kedelai banyak digunakan sebagai bahan makanan, ini bisa jadi masalah serius.

Kesimpulannya, kecuali dianjurkan oleh dokter, susu formula kedelai:

  • Tidak boleh secara rutin digunakan pada bayi dengan riwayat keluarga alergi susu dengan tujuan mencegah alergi nantinya.

  • Tidak boleh sebagai pengganti susu formula sapi kecuali bayi terbukti alergi pada susu formula sapi.

  • Tidak boleh digunakan untuk mencegah atau mengatasi kolik kecuali atas saran dokter.

  • Tidak digunakan pada bayi prematur.

Meski penggunaan susu formula kedelai tidak dianjurkan sebagai pilihan pertama untuk susu bayi buatan, pada beberapa bayi ini jadi alternatif untuk susu formula sapi. Banyak kontra pada susu formula kedelai mungkin lebih pada teori ketimbang praktek karena penelitian telah menunjukkan kalau bayi yang sehat tumbuh sama baiknya baik dengan minum susu formula kedelai maupun susu formula sapi.

Apa yang kita tidak ketahui tentang kedelai membuat kita cemas. Protein kedelai juga memiliki nutrisi nabati lain, yang beberapa menyehatkan dan lainnya belum kita ketahui. Susu formula sapi sudah ada sejak lama sedangkan kita tidak punya banyak pengalaman dengan susu formula kedelai jadi sikap berhati-hati sangat diperlukan.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram