4 Cara Agar Anak Tidak Menggunakan Kata "Nggak" Saat Ditanya
Kata “nggak”, "nggak mau" , atau "no" menjadi cara bagi anak usia 2 tahun untuk mengungkapkan sebuah penolakan. Mereka sering kali menggunakannya karena kata inilah yang dapat mereka gunakan.
Susanne Denham, seorang professor psikologi perkembangan di Universitas George Mason yang juga penulis buku dengan judul Emotional Development in Young Children, mengungkapkan bahwa anak dengan usia 2 tahun memiliki kemauan untuk melakukan dan melatih menggunakan kata “no” atau "nggak" ini.
Kemampuan si kecil untuk berkata “tidak” terjadi begitu saja, tanpa Anda perlu mengajarkannya. Kadang orangtua dibuat bingung menghadapi cara baru yang ditemukan anak untuk melakukan penolakan. Tapi tahapan ini bisa berubah secepat kedatangannya. Sebagai ganti kada “tidak,” akan terdengar kalimat “Aku nggak tahu” keluar dari mulut mungilnya. Ketika menghadapi penolakan ini, Anda mungkin perlu melakukan beberapa strategi sebagai berikut:
1. Ajarkan Respon yang Berbeda
Salah satu alasan kenapa anak usia dua tahun mengatakan “tidak” begitu sering adalah karena ia tidak terlalu banyak memiliki kosa kata. Bantu anak Anda mengembangkan kosa katanya dengan mengubah kata “tidak” menjadi sebuah permainan. Yang paling mudah adalah dengan bertanya, “Apa lawan kata tidak?” Tanyakan lagi, “Apa diantara tidak dan ya?” Ajarkan ia mengucapkan kata “mungkin” dan “bisa jadi.” Atau ajukan pertanyaan, “Apa kata yang lebih sopan dari tidak?” Bantu ia menggunakan kata “tidak, terimakasih” atau gunakan respon yang lebih panjang bila si kecil sangat suka bicara.
Anda dapat mengurangi kata “tidak” untuk keluar secara otomatis dari mulutnya dan mungkin Anda akan mendapatkan kata “ya” darinya. Jika Anda memberikan situasi dengan mengajukan pertanyaan “Apa yang akan dikatakan burung jika adek bertanya, “Burung, apakah kamu suka cacing?” Saat ia memberi respon dengan menjawab “ya” lanjutkan dengan bertanya, “Kalo kue, adek suka juga?” Kemungkinan ia akan memberikan jawaban yang sama.
2. Tawarkan Pilihan
Tawarkan segala sesuatu dalam dua pilihan. Anda mungkin merasa lelah untuk melakukannya sebelum fase ini berakhir. Tapi menawarkan pilihan yang terbatas menjadi cara yang terbaik untuk menghindari perdebatan dengan anak Anda. Berikan pilihan dengan mengatakan, “Kakak mau pakai kaos kaki warna putih atau biru?” Bisa juga dengan kalimat seperti, “Adek mau minum susu atau jus?” Atau kalimat, “Waktunya memilih, sayang. Mau membereskan mainan balok atau boneka hewan?”
Dua pilihan dirasa cukup untuk usia 2 tahun. Teknik ini bisa digunakan pada semua kondisi mulai dari berpakaian atau saat ia berkelahi ketika bermain bersama teman. Ketika ia terusik dengan kehadiran teman bermainnya, Anda bisa ajukan pilihan dengan bertanya, “Mau main bareng-bareng sama Didi atau mau main sendiri, Kak?”
Hitung waktu untuk si kecil membuat keputusan bila ia merasa ragu menentukan pilihan. Anda bisa katakan, “Bunda akan hitung sampai 10 lalu kamu harus memilih. Kalau tidak, Bunda yang akan pilihkan untuk kamu.” Ia akan segera memutuskan pilihannya saat Anda mulai menghitung. Tapi jangan gunakan teknik menghitung ini terlalu sering, gunakan cara ini pada jalan terakhir saja. Karena kekuatannya akan hilang bila digunakan terlalu sering.
Strategi yang berkaitan dengan pilihan lainnya adalah dengan menciptakan pilihan yang sebelumnya tidak ada. Agar bisa berhasil, Anda harus dapat menciptakan dua pilihan untuk situasi dan kondisi apapun. Anda bisa katakan, “Kamu mau turun dari mobil sekarang atau main sebentar selama 5 menit baru turun dari mobil?” Apapun pilihan yang ia putuskan, ia memang tetap akan turun dari mobil.
Atau katakan, “Kamu mau pake kaos terbalik atau posisi benar?” Anda berdua tahu ia tidak akan memakainya dengan posisi terbalik. Yang Anda lakukan hanyalah membuat lelucon untuk mengurangi ketegangan. Tapi jika si kecil menerima gertakan Anda, ia akan mengenakan kaosnya dengan posisi terbalik. Tapi ia akan tetap mengira kalau ia punya pilihan.
3. Kurangi Penggunaan Kata “Tidak”
Anak Anda menggunakan kata “tidak” mungkin karena ia sering mendengar kata tersebut diarahkan pada dirinya. Jika demikian, coba kurangi penggunaan kata tersebut. Ganti kata “tidak” dengan alternatif jawaban lain. Satu taktik yang bisa diterapkan adalah dengan mengganti kata tersebut dengan frase yang lebih spesifik dan sesuai dengan situasi yang terjadi. Misalnya dengan mengatakan, “Tidak aman kalo bermain di tangga, ayo kita main balok saja, ya.” Atau kalimat seperti, “Kita tidak boleh memukul kucing,” bisa juga memintanya dengan mengucapkan, “Tolong gunakan nada suara yang sopan, ya Kak.”
4. Bersikap Tegas
Akan ada waktu dimana Anda tetap harus berdebat dengan si kecil meski Anda telah berusaha untuk menghindari atau mengalihkan kata “tidak.” Misalnya ketika anak Anda berhenti di tengah jalan dan menolak untuk berjalan. Anda akan membuatnya bergerak dengan cepat demi alasan keselamatan. Pertimbangan keselamatan bukanlah satu-satunya alasan untuk bersikap tegas. Anak usia dua tahun memang memiliki keinginan sendiri tapi ia tidak dapat selalu menggunakannya di semua tempat. Semua akan menjadi berantakan bila ia selalu memaksakan keinginannya.
Pada kondisi yang tidak memungkinkan untuk memberikan pilihan, Anda dapat menjelaskan padanya, “Ini bukan waktu Bunda untuk memberikan kamu pilihan. Gak ada pilihan sekarang. Bunda tahu kamu gak akan suka. Maaf ya, tapi ini yang seharusnya dilakukan.” Atau mungkin pada akhirnya Anda akan berkata “Karena yang jadi ibu kan bunda, bukan kamu.”
(Ismawati)