Ibupedia

4 Cara Menyimpan ASI di Kulkas yang Benar

4 Cara Menyimpan ASI di Kulkas yang Benar
4 Cara Menyimpan ASI di Kulkas yang Benar

Memiliki banyak stok ASI perah melimpah pasti jadi hal menyenangkan bagi ibu karena ini menjamin ketersediaan ASI untuk si kecil, baik ketika ibu bepergian dan meninggalkannya bersama pengasuh atau membawanya ke daycare. Tapi seperti halnya menyusui, cara menyimpan ASI perah bukan hal yang mudah, terutama  karena ada risiko ketika kita salah mencairkannya.

Untuk para stay-at-home Moms ini mungkin tidak akan jadi masalah karena kebanyakan mereka langsung menyusui bayinya. Tapi tidak demikian untuk ibu bekerja. Beberapa kesalahan dalam penanganan ASI perah bisa terjadi, baik itu dilakukan oleh ibu sendiri maupun pengasuh. Karenanya sangat penting untuk menyimpan dan mencairkan ASIP dengan metode yang tepat, mengingat ini tidak mudah dan perlu dipersiapkan dengan hati-hati.

Kadang cara menyimpan ASI perah bisa jadi hal yang membingungkan untuk para Ibu. Sering kali banyak pertanyaan muncul berkaitan dengan memompa ASI. Apakah ASI harus dihangatkan? Seberapa hangat suhu yang dibutuhkan? Seberapa hangat suhu ASI ketika keluar dari payudara? Bolehkah ASI dihangatkan di microwave? Bolehkah ASI dicairkan di dalam botol? Berapa lama ASI bisa bertahan? Bagaimana bila si kecil tidak menghabiskan ASIP yang diberikan, bisakah ASI disimpan kembali?

Cara menyimpan ASIP di kulkas

Bila Anda berencana menggunakan ASI perah dalam 24 jam, simpan ASIP di kulkas bagian bawah agar Anda tidak perlu lagi mencairkannya. Tapi berapa lama ASI bisa disimpan di kulkas? Kulkas bagian bawah bisa digunakan sebagai cara menyimpan ASI untuk jangka pendek. Sebaiknya, gunakan ASI yang disimpan di kulkas dalam waktu 24 jam.  Tapi ASI yang disimpan di kulkas biasanya bisa bertahan selama 4 hari. Berikut ini cara menyimpan ASI di kulkas:

  1. Gunakan wadah yang tepat untuk menyimpan ASI

    Ketika bicara tentang cara menyimpan ASI, gunakan wadah yang bersih seperti botol berpenutup, gelas plastik dengan tutup yang erat, atau kantong khusus untuk menyimpan ASI. Pastikan ASIP di kantong tidak melebihi garis indikator, tutup kantong dengan erat, dan letakkan di wadah penyimpanan makanan untuk menghindari kontak dengan daging serta makanan mentah lain agar ASI tidak terkontaminasi. Cara menyimpan ASI menggunakan kantong plastik biasa tidak dianjurkan ya karena bisa mudah robek.

  2. Lokasi penyimpanan

    Hal berikutnya yang perlu diperhatikan tentang cara menyimpan ASI adalah lokasi tempat Anda menyimpan ASI, terutama bila Anda menyimpannya di kulkas. Selalu tempatkan ASI yang baru dipompa di bagian dalam kulkas karena area ini yang paling dingin. Sedangkan suhu pada bagian pintu itu fluktuatif tiap kali dibuka atau ditutup, dan jadi tempat yang sangat tidak dianjurkan untuk menyimpan ASI di kulkas.

  3. Mencampur ASI dari beberapa kali sesi memompa

    Kadang saat memompa ASI, hasil yang diperoleh tidak begitu banyak, sehingga banyak ibu bertanya, “Apa bisa mencampur ASIP yang baru dipompa ke ASIP yang sudah disimpan di kulkas?”

    Jawabannya boleh. Cara menyimpan ASI dengan mencampur ASIP dari beberapa kali sesi memompa tak jadi masalah. Tapi dengan catatan, jeda ASIPnya tidak lebih dari 24 jam dan saat kedua hasil ASIP mau dicampur harus berada pada suhu yang sama. Jadi Ibu perlu mendinginkan dulu ASIP yang fresh baru diperah sampai suhunya sama dengan ASIP yang mau dicampur.

    Jangan mencampur ASIP segar (suhu tubuh) ke ASIP beku karena ini akan mencairkan sebagian ASI beku dan membuat bakteri berkembang.

  4. Jangan panaskan ulang ASIP yang sudah pernah dihangatkan

    Cara menyimpan ASI yang perlu diperhatikan adalah ASI hanya boleh dihangatkan satu kali saja. ASI yang dihangatkan berulang-ulang bisa meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri. Kalau si kecil tidak jadi minum ASIP yang sudah disiapkan, Ibu bisa menyimpannya di kulkas. Lalu sajikan dingin saat anak siap menerimanya, jangan dihangatkan kembali.

Cara mencairkan ASIP beku

Satu pertanyaan lain yang berkaitan dengan cara menyimpan ASI adalah tentang cara terbaik mencairkan ASI. Sebelum pertanyaan ini terjawab, hal pertama yang perlu Bunda ketahui adalah ASI segar jauh lebih baik dibanding ASI yang beku. ASI perah bisa bertahan di suhu ruang (suhunya 26 derajat Celsius) selama 6 hingga 8 jam.

Jadi bila si kecil kemungkinan mengonsumsi ASI perah dalam rentang 6-8 jam, Anda tak perlu menyimpannya di kulkas atau freezer, dan tak perlu juga menghangatkannya. Lagipula, bayi boleh kok minum ASI perah yang dingin, ASI dengan suhu ruang atau ASI yang dihangatkan. Coba amati, ASI dengan suhu yang seperti apa kah yang disenangi si kecil.

Ada beberapa kesalahan yang mungkin Anda lakukan ketika mencairkan ASI beku, terutama bila Anda tidak mengetahui aturan dan panduannya. Berikut hal yang perlu Anda ingat untuk mencairkan ASIP beku:

  1. Cairkan ASIP di kulkas selama 12 jam sebelum digunakan

    Cara terbaik mencairkan ASIP adalah dengan meletakkan wadah ASIP beku dari freezer ke kulkas selama 24 jam sebelum dihidangkan ke bayi. Ini dianggap jadi cara terbaik karena suhu ASIP menurun secara bertahap, tidak drastis, sehingga nutrisinya tetap terjaga.

  2. Cairkan ASIP dengan cara mengalirkan air hangat atau tempatkan di wadah berisi air hangat

    Agar nutrisi pada ASIP terjaga sebanyak mungkin, jangan menghangatkannya secara berlebihan. Bila air yang Anda gunakan untuk mencairkan ASI beku berada di titik didih, ASIP akan mencapai suhu didih dan nutrisinya menjadi hancur. Menghangatkan ASIP di air hangat-hangat kuku akan jauh lebih baik dibanding di air panas.

  3. Jangan gunakan microwave untuk mencairkan atau menghangatkan ASI

    Satu cara mencairkan ASI perah yang harus dihindari adalah memanaskannya di microwave. Ini karena suhu sulit dikontrol dan bisa menyebabkan panas pada ASI tidak merata sehingga dapat melukai mulut si kecil. Menggunakan microwave juga akan menurunkan kandungan anti infeksi pada ASI.

  4. Sesuaikan takaran ASI

    Pasti sedih banget saat kita mencairkan 4 ounce ASI, tapi hanya 1 ounce yang diminum bayi. Sisanya akan terbuang percuma karena ASIP yang sudah kontak dengan mulut bayi memang tidak bisa disimpan lagi. Jadi pastikan Anda mencairkan ASI sesuai dengan takaran yang bisa dihabiskan bayi.

  5. Hindari insiden kantong ASI pecah

    Ini bisa terjadi saat Anda mencairkan ASI beku. Saat mencairkan, kantong ASI rentan bocor atau terbuka, terutama bila kantong tidak tahan banting. Jadi, perhatikan baik-baik kondisi kantong ASI.

  6. Dua lapisan ASI tidak berbahaya

    Jangan buang ASI perah Anda karena muncul 2 lapisan di atasnya dan menganggapnya sebagai ASI basi. ASI mengandung banyak nutrisi termasuk lemak dan air. Ketika diperah  dan diletakkan di kulkas, ASI yang mengandung lemak alias hindmilk akan naik ke atas (lemak kurang padat) membuat ASI berubah menjadi 2 lapis, bagian atas lebih pekat dan bagian bawah lebih encer.

    Agar dua lapisan ini menyatu, aduklah perlahan dan jangan dikocok, karena akan menghancurkan kandungan tertentu di dalamnya. Selama Anda mengikuti panduan menyimpan ASI, kondisi ASIP ini dianggap baik, tak peduli berapa banyak lapisan yang terbentuk. Biasanya kalau sudah diaduk, lapisan ini akan menyatu. Tapi kalau tidak menyatu juga setelah diaduk, ini bisa jadi tanda kalau ASIP sudah rusak.

Bunda, mencairkan dan menyajikan ASIP beku akan lebih mudah bila Anda melengkapi wadah penyimpanan ASI dengan tanggal memompa ASI. Ini akan membantu Anda untuk menggunakan ASI yang paling lama lebih dulu. Kita juga bisa tau, apakah ASIP sudah kadaluwarsa atau belum.


Cara menghangatkan ASIP

ASIP beku yang sudah mencair bisa dihangatkan dengan cara:

  • Pegang kantong atau botol ASIP di bawah air hangat yang mengalir selama beberapa menit.

  • Letakkan kantong atau botol ASIP di mangkok berisi air hangat dan biarkan beberapa saat sampai suhu ASIP jadi hangat. Pastikan Ibu menggunakan air hangat, bukan air panas, agar nutrisi ASI tidak rusak.

  • Selain itu, Ibu bisa menggunakan bottle warmer. Tapi hindari penggunaan microwave, karena panas yang tidak merata bisa membuat bayi mulut bayi terluka atau merusak kandungan

Apapun cara yang Anda pilih, selalu pastikan kalau ASI berada di suhu yang tepat untuk bayi. Sebelum diberikan ke bayi, tes dulu dengan meneteskan ASIP ke bagian dalam lengan. ASIP yang mau disajikan ke bayi harus terasa hangat, bukan panas.

Tanda ASIP rusak

Sebelum memberikan ke bayi, Anda harus pastikan kalau kondisi ASI masih segar dan aman diminum bayi. Bagaimana cara mengetahui ASI yang rusak? Ada beberapa cara simpel untuk mengetahuinya.

  • Pertama, lihat penampilan ASI. Ketika didinginkan, ASI biasanya akan terpisah menjadi dua lapisan, dengan bagian lemak naik ke atas. ASI harus tercampur setelah Anda mengaduknya. Bila lapisan masih terpisah, ini bisa jadi tanda kalau ASI sudah rusak.

  • ASI rusak juga ditandai dengan perubahan tekstur yang menjadi lebih berlendir, atau terlihat ada nanah di dalam ASI.

  • Anda bisa juga coba tes bau ASI. ASI basi punya bau yang tidak sedap, mirip susu sapi kadaluwarsa.

  • Masih belum yakin? Cara paling mudah untuk mendeteksi ASI basi adalah dengan mencicipinya. ASI basi biasanya akan terasa asam.

Cara menyimpan ASI yang bau anyir karena lipase

Bau asam dari ASI setelah disimpan di kulkas atau freezer tidak selalu berarti ASI telah basi. Ini bisa saja tanda ASI punya tingkat lipase yang tinggi. Lipase adalah enzim yang membantu bayi mudah mencerna lemak di ASI dan menyerap asam lemak penting seperti DHA.

Tingginya kandungan lipase di ASI tidak jadi masalah. Banyak bayi tidak terganggu dengan hal ini. Mereka bisa minum ASI tanpa ragu meski berbau anyir, bau seperti besi, atau bau seperti bersabun.

Tapi bayi lain mungkin tidak suka baunya dan menolak minum ASI setelah disimpan. Terus gimana solusinya?

  • Ibu bisa memanaskan ASIP segar ke suhu yang lebih tinggi untuk menurunkan aktivitas lipase dan menghilangkan bau asam.

  • Ketika memanaskan ASI, letakkan di atas kompor dan awasi, jangan sampai ASI mendidih. Anda hanya perlu memanaskan ASI hingga suhu 62 C selama 1 menit.

  • Anda bisa gunakan termometer makanan untuk tahu kapan ASI mencapai suhu tersebut, atau cukup letakkan ASI di atas kompor hingga Anda melihat gelembung kecil muncul pada pinggir panci.

  • Setelah ASI dipanaskan, angkat panci dari kompor dan letakkan di mangkuk berisi air es untuk mendinginkannya dengan cepat.

  • Anda kemudian bisa menyimpan ASI yang sudah didinginkan seperti biasa.

FAQ tentang cara menyimpan ASI

  • Bayi saya hanya minum setengah porsi ASI dari yang saya berikan, apakah bisa saya menggunakan kembali ASI yang tersisa?

    Belum ada penelitian tentang hal ini, tapi umumnya tak masalah ASI yang tersisa digunakan kembali jika masih dalam hitungan jam. Ta[i ada beberapa hal yang perlu jadi pertimbangan, yaitu:

    • Apakah bayi sehat?

    • Apakah Anda memerah ASI di tempat yang sangat bersih dan aman?

    • Apakah ASInya segar atau beku? Jika ASI baru diperah, maka ASI aman disimpan dalam waktu yang lebih lama sebelum diberikan lagi ke bayi. Jumlah kandungan anti infeksi pada ASI paling tinggi terdapat pada ASIP segar, kemudian diikuti pada ASIP yang disimpan di kulkas dan yang terakhir adalah pada ASIP

  • Berapa banyak ASIP yang harus saya simpan di wadah?

    Sebenarnya lebih aman menyimpan ASIP dalam ukuran yang lebih sedikit dari batas maksimal wadahnya. Jadi saat ASIP dicairkan, lalu bayi menolak meminumnya atau tidak menghabiskan ASIP tersebut, makan risiko ASI sisa yang harus dibuang akan lebih sedikit. Biasanya bayi dapat menghabiskan sekitar 60 sampai 120 ml tiap sesi menyusu.

  • Di mana saya harus menyimpan ASI?

    Wadah kaca jadi pilihan paling tepat. Kalau mau pakai kantong ASI yang terbuat dari plastik, kita harus cermat mengenali bahan plastik yang digunakan pada kantong tersebut. Pastikan tidak tidak mengandung BPA yaa. Pastikan wadah plastik atau botol kaca sudah dicuci di air sabun dan dibilas. Juga pastikan Anda menyisakan ruang kosong di bagian atas wadah agar ASI punya ruang untuk mengembang ketika dibekukan.

Jangan buang ASI yang sudah kadaluwarsa!

ASI bisa digunakan untuk berbagai pengobatan lho. Eksim, infeksi mata, infeksi telinga, jerawat, ruam popok, cradle cap, dan kulit terbakar matahari merupakan beberapa kondisi yang bisa diatasi dengan ASI yang kadaluwarsa. Anda bisa simpan ASIP di wadah suntik. Dengan begitu Anda bisa gunakan ASIP sedikit-sedikit pada kulit. Bila Bunda punya stok ASIP berlebih yang Anda yakin tidak akan digunakan, Anda bisa menjadi pendonor ASI buat bayi lain yang membutuhkan.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram