4 Fakta Bayi Main Air Liur, Luruskan Mitos Rambut Rontok Ibu
Sadarkah Ibu? Ketika memasuki usia 3 bulan ada skill baru si kecil, yaitu bayi main air liur yang seringkali kita lihat. Nggak jarang air liurnya sampai bikin baju bayi basah, atau malah dapat bonus ekstra gelembung di bibirnya.
Duh, gemas banget, deh! Eh tapi, momen bayi main air liur ini sering dikaitkan dengan mitos rambut Ibu rontok parah, lho! Ibu pernah dengar mitos ini jugakah?
Ketika bayi main air liur, satu hal yang pasti adalah Ibu jadi lebih sering menggantikan bajunya. Sehingga, saat bepergian, Ibu mungkin perlu membawa baju ekstra.
Tapi, kembali lagi soal mitosnya, sebenarnya ada nggak sih hubungan antara rambut Ibu rontok dengan bayi main air liur? Yuk, kita bahas selengkapnya dalam ulasan berikut ini.
Mitos bayi main air liur
Ungkapan tentang bayi yang main air liur bikin rambut Ibu jadi rontok cuma mitos belaka, kok Bu. Melansir dari Medical News Today, rambut Ibu rontok pasca melahirkan dan selama menyusui karena menurunnya hormon estrogen secara drastis.
Sedangkan di masa kehamilan hormon estrogen meningkat dan rambut Ibu cenderung lebat dan sehat. Biasanya rontoknya rambut Ibu terjadi bertahap, sejak bayi baru lahir.
Namun baru mengalami peningkatan yang signifikan, hingga Ibu baru menyadari hal ini ketika bayi mulai berusia 3 bulan. Pada momen ini, pola menyusu bayi semakin teratur sehingga meningkatkan hormon menyusui dan menekan estrogen.
Nggak heran pada akhirnya momen ini saling dikaitkan dan dianggap menjadi penyebab satu sama lain.
Fakta di balik bayi main air liur
Melansir dari Healthy Children, perilaku bayi main air liur (bahkan dengan tambahan gelembungnya) sebenarnya adalah salah satu tahapan tumbuh kembangnya. Meski nggak kita sangka-sangka, ternyata perilaku bayi ini, adalah hal alami yang dilakukan untuk menandakan kalau mereka tumbuh dengan sehat.
Biasanya bayi main air liur di usia 3-6 bulan. Ada kalanya ketika bayi main air liur saat sedang minum atau mulai MPASI-nya, minuman atau makanannya justru disembur.
Sebelum melabeli bayi GTM, ketahui dulu bahwa ini juga masih normal dilakukan bayi yang sedang bereksperimen dengan anggota tubuhnya. Utamanya karena pusat memproses informasi baru bagi bayi pintu masuknya adalah mulut. Ini fakta lain tentang bayi main air liur:
1. Eksperimen ke tahapan tumbuh kembang selanjutnya
Bayi menyemburkan ludah, bermain gelembung air liur, serta menyemburkan air atau susu adalah tahap awal untuk melatih mulutnya terampil berbicara, mengunyah dan menelan. Dengan keterampilan ini, bayi sedang mencoba menggunakan mulut, lidah dan giginya untuk fungsi yang lebih kompleks. Sederhananya, bayi sedang berpikir:
- Kalau aku sembur ludahku, apa yang terjadi, ya?
- Kalau ada makanan di mulutku, harus kuapakan, ya?
- Wah, apa ini yang menetes dari mulutku? Perlu aku tahan dengan lidah dan bibir tidak, ya?
Untuk itu, jangan dulu melabeli bayi dengan pernyataan-pernyataan yang tidak sesuai, ya Bu. Contohnya seperti, “wah bayinya banyak liurnya. Ibunya dulu ngidam apa nih nggak keturutan?” atau “ihh, kok mulutnya kebuka terus sih, nggak bisa kontrol liurnya, tuh!”.
2. Penanda gigi pertama akan segera muncul
Siapa nih yang sudah menunggu gigi pertama si kecil? Nah, inilah saatnya menantikan gigi gemas itu, Bu. Karena ketika bayi main air liur, ini juga menandakan gigi pertama bayi siap tumbuh.
3. Banyaknya air liur tanda sistem pencernaan sedang berkembang
Air liur mengandung enzim ptyalin yang membantu sistem pencernaan bayi mengubah pati menjadi gula. Antasida alaminya, juga membantu menetralisir asam di perut bayi dan melancarkan pencernaannya.
Bahkan di area rongga mulut, air liur yang banyak inilah yang melindungi gigi dari kerusakan, menjaga agar rongga mulut tetap lembab, memudahkan bayi menelan susu, ASI atau makanan, membersihkan sisa makanan dari mulut, serta melembutkan makanan yang mulai dikonsumsi di usia 6 bulan.
Manfaat-manfaat ini membantu bayi memproses sistem pencernaannya dari awal hingga masuk ke lambung.
4. Bermanfaat mengembangkan kemampuan bicara
Gelembung air liur dan aktivtias bermain air liur ini, rupanya melatih otot-otot wajah bayi yang nantinya baik untuk kemampuan bicaranya. Biasanya, sambil main air liur, bayi mulai mengeluarkan suara babbling atau humming yang merupakan fase awal bayi bicara.
Hal yang bisa Ibu lakukan saat bayi main air liur
Melansir dari Romper, ketika bayi main air liur juga berarti sedang belajar berinteraksi dengan orang lain. Untuk mengembangkan kemampuan sosialnya, respon kembali apa yang sedang bayi lakukan.
Ibu bisa mengomentari perilakunya, menirukan suara yang serupa, atau membantu menyeka liur dengan ekpresi bahagia dan menggoda bayi. Kemampuan sosial ini membantu bayi lebih percaya diri dan belajar berkomunikasi.
Nggak lama setelah bayi main air liur, mereka akan mulai babbling atau humming. Ini adalah langkah awal dalam fase perkembangan bicaranya. Ibu bisa terus menstimulasinya dengan membacakan cerita, bernyanyi, atau mendeskripsikan sekitar dengan sederhana.
Gunakan juga intonasi dan nada bicara yang berbeda-beda tapi hindari bicara seperti anak kecil. Intonasi dan nada membantu anak mengidentifikasi ragam situasi dan mengenali emosi,
Jika Ibu bicara seperti anak kecil, ini justru tidak membantunya mengembangkan kemampuan bicaranya. Selain itu, cara bicara yang seperti itu justru tampak aneh di mata si kecil.
Dari penjelasan ini, kita bisa memahami bahwa kalau bayi main air liur tidak ada hubungannya dengan rambut Ibu yang rontok, atau ngidam kehamilan yang nggak keturutan. Perilaku ini logis dan secara alami dilakukan bayi dalam tahap tumbuh kembangnya.
Editor: Aprilia