Ibupedia

4 Ragam Dongeng Anak Pengantar Tidur, Sarat Nilai Moral

4 Ragam Dongeng Anak Pengantar Tidur, Sarat Nilai Moral
4 Ragam Dongeng Anak Pengantar Tidur, Sarat Nilai Moral

Membacakan dongeng anak ternyata banyak manfaatnya, lho. Selain dapat mengenalkan nilai moral yang terkandung dalam cerita, membacakan dongeng anak dapat melatih kemampuan otaknya. 

Dilansir dari Raising Children, membacakan dongeng anak dengan berbagai macam suara dan ritme intonasi dapat membantu anak belajar suara, kosakata baru dan mengembangkan kemampuan literasi sejak dini. Selain itu dapat melatih fokus, mengembangkan imajinasi anak, mempelajari emosi, dan mengenalkan budaya daerah pada dongeng anak tradisional.

Yuk, Bu, Yah, ajak anak sikat gigi, buang air kecil, lalu bacakan dongeng anak sebelum tidur. Ini dia pilihan dongeng anaknya:

1. Asal Usul Kota Surabaya

Photo source: Youtube Riri Cerita Anak Interaktif

Dongeng ini merupakan salah satu dongeng anak Indonesia yang dapat Ibu dan Ayah ceritakan. Ketika dahulu belum ada batasan yang jelas antara laut dengan sungai, ikan suro (hiu) dan buaya (boyo) masih sering saling memasuki daerah kekuasaan. 

Ikan suro yang harusnya di laut, dan boyo yang harusnya di sungai, saling memasuki daerah lain untuk mendapatkan makanan. Ini menyebabkan keduanya saling bertikai.

Suro tidak suka Boyo mencari makan di laut. Begitu pula sebaliknya. Mereka sering berkelahi di satu tempat dari pagi hingga menjelang malam. Tempat mereka berkelahi ini menjadi berantakan, penuh darah keduanya dan porak poranda. 

Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk mempertahankan daerah masing-masing dan terbentuklah batasan antara laut dan sungai. Daerah tempat pertikaian keduanya itulah yang kemudian disebut dengan Suroboyo dan berkembang menjadi kota Surabaya.

Pelajaran yang dapat diambil dari cerita ini adalah hindari permusuhan dan saling mengambil hak orang lain. Pentingnya menghargai akan menciptakan kedamaian bagi sesama.

2. Legenda Keong Mas


Photo source : Youtube Riri Cerita Anak Interaktif

Dongeng tradisional ini mengisahkan tentang Putri Candra Kirana yang dikutuk menjadi seekor keong mas. Putri Candra Kirana memiliki kakak perempuan bernama Dewi Galuh. 

Candra Kirana berparas cantik, berhati baik dan telah memiliki tunangan bernama Raden Inu Kertapati. Dewi Galuh sangat iri dengan semua yang dimiliki Candra Kirana. Ia pun mendatangi penyihir dan membayarnya untuk memberi kutukan pada Candra Kirana.

Penyihir itu pun mengutuk Candra Kirana menjadi Keong Mas. Candra Kirana hanya akan lepas dari kutukan jika Raden Inu Kertapati berhasil menemukannya. Tetapi sebelum itu terjadi, Dewi Galuh mengarung Keong Mas ke sungai yang mengalir keluar kerajaan. 

Sesampainya di luar istana, Keong Mas terjerat jaring seorang nenek dari Desa Dadapan. Ia membawa Keong Mas ke rumahnya dan merawatnya di sana.

Keanehan mulai dirasakan sang nenek. Jika ia pulang ke rumahnya di ujung hari setelah bekerja mencari makan, ia akan mendapati makanan-makanan lezat sudah tersedia. Begitu pula keesokan harinya. 

Sampai ia pun memutuskan untuk pulang lebih cepat dan mencari tahu siapa yang memasakkannya makanan. Rupanya, Keong Mas-lah yang memasak untuk Nenek sebagai tanda terima kasih. Ia dapat berubah wujud di waktu-waktu tertentu, kemudian kembali lagi menjadi keong di malam hari.

Raden Inu Kertapati mulai resah. Ia memutuskan mencari Candra Kirana dengan menyamar menjadi rakyat jelata. Ia sempat disesatkan oleh penyihir namun ditolong oleh pertapa baik hati. Ia pun dapat menemukan Candra Kirana dan membawanya kembali ke kerajaan. 

Ketika Candra Kirana menceritakan semuanya pada Raja, Dewi Galuh sudah melarikan diri agar tidak dihukum. Candra Kirana pun hidup bahagia mewarisi kerajaan bersama Raden Inu Kertapati.

Ibu dan Ayah dapat mengajarkan pada anak bahwa sifat iri dan dengki hanya akan menyesatkan seseorang, dan betapa cinta kasih sesama saudara sangat diperlukan untuk menjaga kerukunan.

3. Kebaikan Dalam Lingkaran


Photo source : Youtube Indonesian Fairy Tale

Selain dongeng tradisional, dongeng anak dunia juga dapat Ayah dan ibu ceritakan karena mengandung kebaikan. Kebaikan dalam lingkaran mengisahkan tentang Tuan dan Nyonya Zhao yang tinggal di sebuah desa kecil di Cina.

Tuan Zhao harus bekerja ke kota besar dalam waktu yang lama untuk mendapatkan gaji yang layak, untuk hidupnya bersama sang istri. Tuan dan Nyonya Zhao dikenal sebagai orang-orang yang baik dan murah hati.

Di suatu hari ketika Nyonya Zhao sedang berbelanja ke pasar, ia melihat seorang miskin yang kelaparan. Ia mengajaknya ke rumahnya dan memasakkan makanan lezat untuk orang miskin itu. Padahal, hari itu ia berbelanja karena sedang menyiapkan kepulangan Tuan Zhao dari kota. 

Pada akhirnya, Nyonya Zhao memberikan semua makanannya pada orang miskin tadi serta membawakannya bekal untuk keluarganya di rumah. Nyonya Zhao hanya menyisakan segenggam beras untuknya dan Tuan Zhao nanti makan.

Tuan Zhao yang sedang dalam perjalanan pulang ke rumah merasa senang. Ia mendapatkan gaji yang cukup besar kali ini. Tetapi, tiba-tiba ia melihat tetangganya, Nyonya Lee yang sedang menangis di pinggir jalan. Nyonya Lee bercerita pada Tuan Zhao bahwa ia sudah kehabisan uang dan tidak bisa memberi makan anaknya. 

Tuan Zhao merasa iba, lantas ia mengatakan bahwa Tuan Lee menitipkan gajinya untuk diberikan pada Nyonya Lee. Tentu saja Tuan Zhao sebenarnya tidak dititipi gaji Tuan Lee. Ia memberikan gajinya sendiri pada Nyonya Lee agar ia bisa hidup lebih baik sampai suaminya kembali.

Ketika sampai di rumah, Tuan Zhao dan Nyonya Zhao saling menceritakan keadaan mereka. Mereka pun hanya memasak beras segenggam yang tersisa menjadi bubur untuk dimakan malam itu. Sebelum tidur, Tuan Zhao teringat bahwa Nyonya Tao memiliki ubi jalar di ladangnya. 

Tuan Zhao mencoba pergi ke rumah Nyonya Tao untuk meminjam ubi jalar malam itu juga. Nyonya Tao sedang tidak di rumah. Tapi putranya melihat Tuan Zhao sedang berbicara dari luar pintu, meminta ijin untuk mengambil ubi karena keluarganya tengah kelaparan. 

Putra Nyonya Tao berpura-pura menjadi suara roh dewa dan mengijinkan tuan Zhao mengambil beberapa ubi jalar yang besar.

Saat Nyonya Tao mendengar cerita putranya, Ia mengemas lebih banyak ubi dan makanan-makanan lain untuk Tuan Zhao dan pergi ke rumahnya. Rupanya, Tuan dan Nyonya Zhao sedang makan ubi tapi saling mengatakan bahwa mereka makan sup yang sangat lezat. 

adalah cara Tuan dan Nyonya Zhao tetap mensyukuri apa yang mereka punya. Nyonya Tao lantas memberikan makanan-makanan yang ia bawa. Tak lama, Tuan dan Nyonya Lee juga datang. Nyonya Lee kini mengetahui bahwa suaminya tidak pernah menitipkan gajinya pada Tuan Zhao. Maka mereka datang untuk berterima kasih dan mengembalikan uang Tuan Zhao.

Kebaikan yang dilakukan Tuan dan Nyonya Zhao berbalik menjadi kebaikan untuk mereka sendiri. Inilah mengapa seseorang harus tetap berbuat baik, agar menuai kebaikan pula.

4. Kisah Nabi Yunus a.s


Photo source: Youtube Educa Studio

Berikutnya ada dongeng anak islami tentang Nabi Yunus a.s. Nabi Yunus saat itu tinggal di negeri Ninawa, dimana penduduknya tidak mau mendengarkan dakwah Nabi Yunus untuk bertakwa pada Allah. 

Mereka tetap menyembah berhala, minum minuman keras dan berjudi. Hingga akhirnya Nabi Yunus kesal dan pergi meninggalkan negeri Ninawa. Nabi Yunus menaiki sebuah kapal menuju negeri seberang.

Di suatu malam, badai sedang menerpa lautan. Kapal yang dinaiki Nabi yunus juga ikut terdampak. Kapten kapal memerintahkan semua penumpang membuang barang-barang agar kapal tidak karam. Tetapi rupanya ini belum membantu. 

Akhirnya, dilakukan undian untuk membuang 1 orang penumpang ke laut demi menyelamatkan nyawa banyak orang di dalam kapal.

3 kali undian, nama Nabi Yunus selalu muncul sebagai penumpang yang harus dibuang. Dengan keikhlasan, Nabi Yunus pun terjun ke laut yang sedang berkecamuk. Allah mengutus seekor ikan paus untuk menelan Nabi Yunus ketika jatuh ke laut. 

Nabi Yunus masih hidup dalam perut ikan paus tapi belum berhasil keluar. Hanya kesabaran dan dzikir yang selalu dilantunkan untuk memohon pertolongan Allah. Ikan paus yang menelan Nabi Yunus berenang agak ke tepi, dan mengeluarkan Nabi Yunus di sana. Nabi Yunus selamat dan mencoba mencari makanan di pantai.

Lagi-lagi Allah memberinya pertolongan. Allah menumbuhkan tanaman labu yang bisa Nabi Yunus makan untuk meredakan rasa laparnya. 

Ketika itulah, Allah memerintahkan Nabi Yunus untuk kembali ke Ninawa dan menuntun warga negeri itu ke jalan yang benar, setelah kini mereka mulai sadar karena negerinya diguncang bencana.

Dari kisah Nabi Yunus ini, Ayah dan Ibu dapat memberi teladan pada anak bahwa kesabaran dan senantiasa mengingat Allah adalah cara yang dapat kita lakukan di tengah kesusahan. Karena bersama kesusahan itu ada kemudahan.

Editor: Dwi Ratih

 

Follow Ibupedia Instagram