Ibupedia

5 Akibat Tidak Sikat Gigi pada Balita dan Anak-Anak

5 Akibat Tidak Sikat Gigi pada Balita dan Anak-Anak
5 Akibat Tidak Sikat Gigi pada Balita dan Anak-Anak

Akibat tidak sikat gigi pada orang dewasa dan anak-anak kurang lebih sama, akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan cenderung nyeri pada area gigi dan sekitarnya. Beberapa dari kita mungkin ada yang menganggap sepele kegiatan gosok gigi, padahal gigi merupakan salah satu aset yang harus dijaga karena kalau sudah bermasalah biaya pengobatannya cukup menguras kantong. 

Terlebih lagi bagi anak-anak, akibat tidak sikat gigi mungkin saja bisa membawa mereka berkunjung ke dokter gigi dengan kondisi yang tidak nyaman hingga membuat takut.

Gigi pada anak-anak akan mulai muncul saat kehamilan menginjak trimester kedua dan gigi-gigi tersebut akan siap muncul bila nanti saatnya sudah tepat. Tumbuhnya gigi pada bayi tidak bisa disamakan kapan terjadinya, ini seperti sebuah kejutan manis bagi para orang tua. 

Beberapa kasus ditemukan bayi yang baru saja dilahirkan justru sudah mengeluarkan gigi susu. Sementara itu, bagi bayi yang sudah tumbuh gigi, ada baiknya mulai melakukan kegiatan menyikat gigi anak 2 kali dalam sehari supaya bayi dan anak-anak kelak akan terbebas dari efek tidak gosok gigi yang bisa saja menyebabkan nyeri.

Seputar Gigi Susu pada Anak

Akibat tidak sikat gigi bisa sangat menyiksa, terutama bagi bayi ataupun anak-anak. Rasa sakit, nyeri, dan tidak nyaman menjadi satu. Inilah pentingnya Ibu selalu mengingatkan untuk menyikat gigi anak karena efek tidak gosok gigi yang cukup mengkhawatirkan. 

Melansir dari laman Parenting First Cry, gigi susu merupakan gigi utama yang akan tumbuh biasanya sekitar  enam bulan (tergantung dari anak dan tidak bisa disamakan). Ukuran gigi susu anak juga akan lebih kecil dan memiliki warna putih pekat. Gigi susu ini akan tumbuh lengkap sempurna saat anak berusia tiga tahun. Sementara itu, gigi susu akan mulai digantikan dengan gigi permanen pada usia 5 hingga 6 tahun.

Menyikat gigi susu sangatlah penting dan jangan disepelekan, justru menyikat gigi anak dapat dilakukan sejak masih bayi jadi si kecil akan memiliki kebiasaan baik dan tidak akan merasakan akibat tidak sikat gigi yang menyiksa. 

Gigi susu yang sehat ternyata mempengaruhi kesehatan gigi permanen, jadi bila kebiasaan menyikat gigi anak diabaikan, maka efek tidak gosok gigi ini dapat menyebabkan peningkatan risiko kerusakan pada gigi permanen atau gigi dewasa nantinya. 

Gigi susu yang sehat juga akan mempengaruhi penampilan pada wajah dan membantu mengembangkan keterampilan bicara pada anak-anak, serta membantu penyerapan nutrisi yang baik karena kemampuan mengunyah makanan yang juga bagus. 

Apa Akibat Tidak Sikat Gigi pada Anak?

Akibat tidak sikat gigi pada anak cukup beragam, dari level yang ringan hingga dapat menyebabkan anak rewel seharian penuh karena merasa tidak nyaman. Melansir dari berbagai sumber, berikut ini merupakan akibat tidak sikat gigi yang perlu kita waspadai:

1. Gigi Mudah Berlubang dan Berongga

Mengutip dari laman Parenting First Cry, gigi susu memiliki lapisan email (enamel) yang lebih tipis bila dibandingkan dengan gigi dewasa, maka bila menyikat gigi anak tidak dilakukan sejak dini justru akan berisiko terhadap gigi berlubang atau berongga. Rongga yang timbuk akibat tidak sikat gigi dengan benar ini sangat cepat sekali menyebar dan dikhawatirkan akan membuat calon gigi permanennya tumbuh tidak sehat. 

Efek tidak gosok gigi yang satu ini akan sangat nyeri saat gigi yang berlubang terkena kotoran bekas makanan sehingga memerlukan perawatan pada dokter gigi lebih lanjut. Lubang yang ada pada gigi tersebut biasanya dikenal sebagai kavitas dan sisa makanan manis yang tertinggal pada area gigi disebut plak. Kombinasi keduanya bukanlah kabar yang menyenangkan. Jadi ajaklah si kecil untuk rutin menyikat giginya ya!

2. Gigi dan Gusi Berubah Warna


Pasti senang rasanya memiliki gigi yang putih dan bersih. Tak hanya enak dilihat, kondisi ini juga membuat rongga mulut kita terasa sangat nyaman. Mengutip dari laman Clover Kids Dental, gigi dan gusi yang mengalami perubahan warna merupakan salah satu akibat tidak sikat gigi dengan benar. 

Mengabaikan rutinitas menyikat gigi anak sejak dini sama saja menabung kondisi gigi yang tidak sehat seperti berwarna kuning, memiliki bercak putih, atau ada noda coklat kehitaman. Efek tidak gosok gigi tak hanya sampai di situ saja karena gusi juga akan terpengaruh seperti tampak gelap atau berwarna merah. 

Hal ini dikarenakan adanya peradangan atau infeksi pada area gusi atau gigi. Gigi yang berwarna kuning dan semacamnya juga menandakan kalau kesehatan mulut tidak terjaga dengan baik.

3. Bau Mulut yang Tidak Sedap


Kebiasaan menyikat gigi anak yang tidak dilakukan secara rutin dengan teknik yang tepat juga akan berdampak pada bau mulut yang tidak sedap. Akibat tidak sikat gigi yang satu ini biasanya karena beberapa gigi sudah tidak sehat seperti berlubang atau timbulnya karang gigi yang semakin menumpuk. 

Efek tidak gosok gigi seperti bau mulut juga kerap menghampiri orang dewasa yang justru memiliki permasalahan gigi dan mulut yang lebih kompleks. Oleh karenanya, lakukan kebiasaan menyikat gigi anak setiap dua kali dalam sehari supaya gigi dan mulutnya sehat!

4. Biaya yang Lebih Mahal


Sakit gigi merupakan salah satu penyakit yang akan mengeluarkan biaya ekstra dan cenderung lebih mahal. Dokter gigi biasanya akan menghitung biaya per satu gigi yang ditangani dan setiap permasalahan akan menimbulkan biaya yang berbeda. Terbayang kan kalau gigi yang sakit tidak hanya satu? 

Akan lebih menyenangkan bila mengunjungi dokter gigi bukan karena sakit tapi karena cek rutin minimal enam bulan sekali. Akibat tidak sikat gigi pada anak dapat membuat Ibu merogoh kocek lebih dalam dari biasanya. Sayang sekali bukan?

5. Menimbulkan Masalah Psikis


Akibat tidak sikat gigi juga akan mengganggu psikis seseorang. Orang dengan kondisi gigi yang kuning atau bau mulut tidak sedap cenderung sering kali kena hinaan dan sejumlah bully-an. Pada orang dewasa mungkin bisa lebih berani saat menghadapinya, namun untuk anak-anak, ibaratnya seperti menabung rasa tidak percaya diri sejak dini dan ini bukanlah tumbuh kembang yang baik baginya. 

Efek tidak gosok gigi tak hanya berdampak buruk pada kesehatan mulutnya saja, namun juga akan membuat tumbuh kembang di masa emasnya terganggu. Jangan sampai si kecil merasa tersakiti dan terkucil sejak dini, cobalah untuk membiasakan kegiatan menyikat gigi anak setiap hari.

Tips Seru Menyikat Gigi Anak

Menyikat gigi anak bisa jadi satu hal yang menantang, pada beberapa kasus seperti anak dengan kondisi autisme, menyikat gigi adalah kegiatan yang bisa jadi tidak mudah. Sebagai Ibu, jalan satu-satunya adalah tetap sabar dan tetap rutin mengajak anak untuk menyikat giginya supaya akibat tidak sikat gigi dapat dihindari. 

Berikut ini ada tips seru mengajak anak untuk rutin sikat gigi:

1.  Beri Pengertian Pentingnya Menyikat Gigi Anak


Teknik sounding terus menerus tentang akibat tidak sikat gigi akan membuat anak semakin sadar pentingnya rutinitas menyikat gigi. Memberi pengertian pada anak tidak melulu harus dengan segala macam teori, buatlah suasana yang menyenangkan, ketika anak hendak tidur misalnya dan buat sedikit cerita tentang kisah anak kecil yang rajin gosok gigi. 

Anak-anak cenderung memiliki visual dan imajinasi yang bagus, jadi saat bercerita ia mungkin akan membayangkan betapa asyiknya melakukan rutinitas gosok gigi setiap hari. Selain itu, Ibu bisa juga membacakan buku cerita yang membicarakan tentang pentingnya gosok gigi. Jadi buat apa saja yang menarik perhatian si kecil ya!

2. Memberi Contoh kepada Anak


Anak-anak cenderung akan mencontoh apa yang dilakukan oleh orang dewasa yang ada di sekitarnya, termasuk Ayah dan Ibu. Salah satu hal yang akan membuat si kecil suka menggosok gigi adalah saat ia melihat Ayah atau Ibu juga rutin menggosok gigi. 

Ajak si kecil untuk melakukan rutinitas gosok gigi bersama-sama supaya lebih seru. Kegiatan ini bukan cuma soal gosok gigi saja, namun membuat ikatan antara anak dan orang tua semakin dekat.

3. Menggunakan Sikat Gigi dan Pasta Gigi Khusus Anak


Menyikat gigi anak dapat dikenalkan sedini mungkin sehingga nanti ia akan terbiasa dengan hal tersebut. Saat masih bayi, sikat gigi yang tepat adalah sikat gigi jari yang berbahan silikon lembut dan cenderung belum menggunakan pasta gigi. 

Cobalah untuk rutin menggunakannya meskipun giginya belum tumbuh. Penggunaan sikat gigi jari ini juga akan membuat gusi si kecil nyaman dan bisa juga untuk membersihkan sisa susu pada lidahnya. 

Bila sudah lebih dewasa dan gigi susu sudah keluar, Ibu bisa menggunakan sikat gigi karakter yang lucu serta pasta gigi rasa buah-buahan segar untuk membuat si kecil lebih bersemangat saat sikat gigi. Pastikan penggunaan pasta gigi hanya sebesar biji jagung dan pilihlah pasta gigi dengan kandungan yang aman meskipun tak sengaja tertelan.

4. Ajarkan dengan Penuh Kesabaran


Mengajarkan gosok gigi pada anak bisa jadi hal yang mudah namun bisa juga hal yang menantang. Ajarkan anak cara menggosok gigi yang baik dan benar dengan penuh kesabaran. 

Segala hal baik butuh proses, salah satunya rutinitas menjaga kebersihan mulut yang satu ini. Beri pengertian juga tentang akibat tidak sikat gigi dengan benar supaya si kecil paham dampak yang harus dihindari. Saat si kecil melakukan cara menggosok gigi dengan benar, beri ia apresiasi berupa pujian atau semacamnya supaya ia lebih semangat.

5. Menonton Video Tentang Gosok Gigi


Gunakan screen time kali ini untuk memperlihatkan kepada si kecil bahwa tokoh kartun kesayangannya juga suka menggosok gigi. Bila tidak ada contoh videonya, Ibu bisa memilihkan video kartun anak yang menyuguhkan kegiatan gosok gigi yang menyenangkan. Biasanya anak-anak akan lebih tertarik bila diberi pengertian melalui video kartun yang seru dan penuh warna. Screen time kali ini nggak cuma soal bermain saja, tapi menambah ilmu untuk si kecil.

6. Beritahu Tentang Akibat Tidak Sikat Gigi


Ada tipe anak yang butuh penjelasan lebih mendalam mengapa ia harus menggosok giginya padahal ia merasa giginya masih baik-baik saja. Bila si kecil yang penuh rasa ingin tahu ini mulai beraksi, Ibu bisa memberikan sejumlah penjelasan dari mulai betapa pentingnya merawat gigi hingga akibat tidak sikat gigi dengan benar. 

Tapi perlu diingat, memberinya penjelasan tidak sama dengan menakuti anak untuk pergi ke dokter gigi ya. Doktrin dokter gigi yang seram kerap kali muncul dari orang tua saat mereka sedikit frustrasi memberi tahu anak betapa pentingnya rutinitas gosok gigi tersebut. 

Mulailah dengan sejumlah afirmasi positif seperti: 

“Menggosok gigi akan membuat gigimu lebih sehat dan mulut lebih harum.” 

Hindari perkataan: 

“Ayo gosok gigi, kalau ngga mau nanti Ibu bawa ke dokter gigi biar giginya dicabut.”

 

Editor: Atalya