5 Cara Mengasah Perkembangan Motorik Halus Pada Anak
Tiap anak mengalami perkembangan motorik di rentang waktu yang berbeda-beda. Perbedaan ini bisa terjadi karena berkaitan dengan kepribadian, temperamen, dan pengalaman atau bahkan perbedaan budaya anak.
Tahapan perkembangan motorik halus sesuai usia anak
Berikut ini adalah tahapan perkembangan motorik halus sesuai usia anak. Konsultasikan ke dokter bila anak mengalami setidaknya 2 keterlambatan perkembangan motorik halus sesuai usianya.
Usia 0 – 6 bulan
Menggenggam benda ketika benda itu diletakkan di tangan
Menggapai benda
Menguasai kontrol jangkauan tangan (6 bulan)
Memegang benda di kedua telapak tangan (usia 3 bulan) atau satu telapak tangan (5 bulan)
Usia 6 – 12 bulan
Menggapai dan menggenggam benda, lalu memasukkannya ke mulut
Menunjukkan kontrol dalam melepas benda
Mengambil benda kecil dengan ibu jari dan satu jari lainnya
Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain
Menunjuk dengan jari telunjuk
Usia 1 – 2 tahun
Membangun menara dari 3 balok kecil
Memasukkan ring donat plastik ke tiangnya
Membalik halaman buku
Memutar knob
Makan sendiri dengan sedikit bantuan
Mengomunikasikan kebutuhan dan keinginan
Mengarahkan sendok ke mulut
Memegang dan minum dari gelas secara mandiri
Mengambil benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
Memasukkan beragam bentuk ke shape sorter tanpa bantuan
Usia 2 sampai 3 tahun
Meronce 3 sampai 4 manik besar
Membangun menara dari 3 sampai 4 balok kecil
Membuat menara dari balok dengan meniru urutan warna menara balok lain
Membalik satu halaman buku
Menggunting
Memegang krayon dengan ibu jari dan jari telunjuk
Menggunakan satu tangan secara konsisten untuk melakukan berbagai aktivitas
Meniru gerakan melingkar, vertikal, dan horizontal
Makan tanpa bantuan
Mengambil benda dengan ibu jari dan satu jari
Menyelesaikan puzzle.
Usia 3 – 4 tahun
Meronce manik kecil
Memotong gambar
Menyelesaikan 4-6 bagian puzzle
Mengoordinasikan tangan untuk menggosok gigi atau rambut
Memakai baju sendiri termasuk memasang kancing, kaos kaki, dan sepatu (kecuali tali sepatu, kancing kecil)
Usia 4 – 5 tahun
Menggunting mengikuti garis
Mengoordinasikan tangan untuk menggosok gigi
Meniru membuat menara dari 9 balok dari menara balok yang menjadi contohnya
Meniru bentuk lingkaran, silang, dan segi empat
Memegang pensil dengan genggaman segitiga
Mewarnai di dalam garis
Mewarnai seluruh gambar
Menulis nama sendiri
Meniru huruf
Menggunakan tangan yang disukai untuk melakukan berbagai aktivitas
Berpakaian dan melepas pakaian sendiri (kecuali tali sepatu)
Meniru gambar sederhana dengan bentuk geometri
Berusaha menggambar variasi gambar
Membuka wadah dan kotak makan siang
Menyelesaikan puzzle berisi 8-12 bagian
Usia 5 – 6 tahun
Memotong bentuk sederhana
Mengoordinasikan tangan untuk menggosok gigi atau menyisir rambut
Mendesain model lego sendiri
Berpakaian dan melepas pakaian secara mandiri (kecuali tali sepatu)
Menulis angka 1 – 10 secara mandiri
Meniru bentuk segitiga
Mewarnai di dalam garis
Memegang pensil dengan genggaman segitiga dan mengarahkan gerakan pensil dari jari (bukan dari pergelangan tangan)
Menggambar gambar dasar
Membuka kotak makan siang
Menggunakan garpu saat makan
Menyelesaikan puzzle berisi 20 bagian
Usia 6 – 7 tahun
Menulis huruf dan angka dengan benar
Membuka kotak makan siang
Berpakaian dan ke kamar mandi sendiri
Menggunting bentuk dengan rapi
Menyelesaikan puzzle berisi 20 bagian
Memegang pensil dan mengarahkan gerakan pensil dari jari (bukan pergelangan tangan)
Menulis di kertas bergaris
Mengontrol pensil
Membangun lego
Menggunakan garpu untuk makan
Membuat gambar rinci objek yang dikenali
Mengikat tali sepatu
Usia 7 – 8 tahun
Menulis dengan rapi
Memegang pensil dan mengarahkan gerakan dengan jari (bukan pergelangan tangan)
Menggunting gambar dengan rapi
Berpakaian dan ke kamar mandi mandiri
Membangun lego sesuai instruksi
Membentuk huruf dan angka dengan benar
Menggunakan garpu
Menyelesaikan puzzle yang lebih rumit
Menggambar detail dengan objek yang dikenali
Mengikat tali sepatu
Tanda keterlambatan perkembangan motorik halus sesuai usia anak
Sangatlah penting untuk mengetahui tanda keterlambatan terkait perkembangan motorik agar anak bisa mendapat bantuan yang dibutuhkan sedini mungkin. Semakin dini tanda keterlambatan perkembangan motorik diketahui, semakin dini pula anak dan keluarga bisa menerima dukungan dan arahan dari tenaga kesehatan untuk menstimulasi perkembangan motorik halus anak.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda waspadai karena anak mungkin membutuhkan stimulasi lebih untuk membantu perkembangan motorik halus atau kasarnya:
Lengan dan leher kaku
Menjauh ketika digendong atau dipeluk
Postur tubuh terkulai
Menggunakan satu sisi tubuh lebih sering dibanding yang lain
Menunjukkan reaksi ekstrim terhadap sentuhan, tekstur, atau rasa sakit
Koordinasi buruk atau gerakan tidak teratur, dibanding anak lain di usia yang sama, atau menunjukkan sulit merencanakan gerakan
Reaksi takut pada gerakan biasa atau sangat butuh melakukan gerakan berputar, atau bertepuk tangan
Di usia 3 bulan, anak masih harus ditopang kepalanya
Di usia 4 sampai 6 bulan, anak tidak menggapai atau memegang benda, atau tidak mengarahkan benda ke mulut
Di usia 6 bulan anak tidak berguling atau tidak bisa duduk tanpa bantuan
Di usia 12 bulan, anak tidak menarik diri di posisi berdiri, tidak berdiri ketika ditopang, tidak merangkak menggunakan tangan dan lutut, menarik satu sisi tubuh ketika merangkak, atau tidak mengambil benda kecil menggunakan ibu jari dan jari telunjuk.
Di usia 18 bulan, anak mengalami kesulitan untuk berjalan sendiri tanpa bantuan, tidak mencoret-coret dengan krayon
Di usia 2 tahun, anak berjalan dengan jari kaki, tidak bisa menendang bola, tidak membangun menara dari 3 sampai 4 balok
Di usia 3 tahun, anak tidak berjalan menuruni tangga sendiri, menunjukkan koordinasi gerakan yang buruk dan sering jatuh atau menabrak ketika berlari, tidak melompat dengan mengangkat kedua kaki dari tanah, tidak bisa menangkap bola besar, kesulitan membalik halaman buku
Di usia 4 tahun, anak sulit berdiri di satu kaki selama 5 detik, mengayuh sepeda roda tiga sepanjang 10 kaki ke depan, kesulitan melompat dengan 1 kaki, atau menggambar bentuk sederhana
Di usia 5 tahun, anak mengalami kesulitan melompat berganti kaki, berayun, atau kesulitan memotong sesuai garis dengan gunting.
Bila merasa anak mengalami keterlambatan perkembangan motorik, Anda bisa membicarakannya dengan dokter.
Mengasah kemampuan perkembangan motorik halus anak
Si kecil mungkin tidak terlalu kesulitan untuk melakukan aktivitas yang berhubungan dengan keterampilan perkembangan motorik kasar seperti berjalan, melompat, atau berlari. Tapi ingat, ia juga perlu mengembangkan keterampilan motorik halus seperti menggerakkan jari, tangan, dan kepalan tangan.
Hal ini tidak lain karena kemampuan perkembangan motorik halus dapat mendukung keterampilan fisik dan mental lain yang juga tidak kalah penting. Kegiatan menyusun balok, misalnya, bukan hanya semata memungut balok lalu meletakkannya di atas yang lain. Aktivitas ini juga meliputi pengetahuan tentang apa yang akan dilakukan dan anak juga akan belajar bagaimana merencanakan sesuatu.
Lalu bagaimana Bunda bisa mendorong keterampilan perkembangan motorik halus pada si buah hati? Anak usia batita dengan mudah dapat melakukan hal yang baru bagi mereka. Tapi mereka belum dapat melakukan segalanya dalam waktu yang cepat. Dengan memberi semangat dan menyediakan waktu banyak untuk belajar, si kecil akan mengejutkan Anda dengan kemampuan perkembangan motorik yang ia miliki.
Jadi biarkan ia mencoba menggunakan tangannya sendiri untuk melakukan tugas-tugas sederhana seperti mengenakan pakaian. Ia dapat mulai melakukannya dengan memasukkan kancing baju pada lubangnya. Saat sarapan di pagi hari, berikan ia kesempatan untuk menyiapkan sarapannya sendiri. Sediakan spatula, selembar roti, dan selai. Kemudian biarkan ia sibuk meracik makanannya.
Kami sudah menyiapkan beberapa aktivitas yang akan membangun keterampilan perkembangan motorik halus untuk anak Anda. Dicoba yuk!
Mengisi dan mengosongkan wadah
Setiap hari, anak sudah pati akan membuat rumah berantakan. Hal yang paling sering ia lakukan mungkin adalah mengosongkan, menuang, dan mengeluarkan benda dari tempatnya. Sebut saja, mulai dari mengosongkan bedak dari wadahnya, melempar pakaian yang sudah tertata rapi dari dalam lemari, atau mengeluarkan semua isi mainan dari kotak penyimpanannya. Memang yang ia lakukan ini menjadi kemampuan perkembangan motorik halus pertama yang ia kuasai.
Kegiatan mengisi wadah juga tidak kalah penting sebagai latihan kognitifnya. Ia akan menyadari bahwa satu benda, misalnya keranjang, bisa digunakan untuk menyimpan benda lain, seperti sampah. Bunda dapat mempersiapkan kegiatan mengisi dan mengosongkan wadah ini untuk perkembangan motorik halus anak. Keluarkan balok dari kotak, tuang mainan dari tempat penyimpanan, dan pisahkan puzzle dari bagian utuhnya. Biarkan anak Anda sibuk. Aktivitas ini bisa mengalihkan anak melakukan hal-hal yang tidak Anda inginkan seperti mengosongkan wadah makan kucing dengan menumpahkan isinya ke lantai.
Setelah ia perkembangan motorik anak terasah dan ia mampu memasukkan objek ke dalam tempatnya, kini waktunya untuk melakukan kebalikannya. Kegiatan ini tak hanya akan mengasah keterampilan perkembangan motorik halus anak Anda, tapi juga melenturkan otot visualnya.
Sebagai aktivitas lanjutan, Anda bisa melakukan kegiatan yang lebih menantang baginya seperti menyuruh anak memasukkan benda di kotak penyortir bentuk atau memasukkan sereal berbentuk lingkaran ke dalam botol.
Mengenakan dan melepaskan pakaian
Baru saja 10 menit yang lalu Anda memakaikan baju untuknya, tapi kini ia telah melepas semua pakaiannya dan telanjang lagi. Sering mengalami hal ini? Tidak perlu heran Bunda, memakai dan melepaskan pakaian adalah kegiatan yang menyenangkan bagi si kecil. Ia melakukannya bukan untuk menguji kesabaran Anda dan ini juga bisa melatih perkembangan motorik halusnya lho.
Memakaikan dan melepaskan baju pada diri sendiri atau boneka beruangnya menjadi kesempatan untuk melatih perkembangan motorik dan koordinasi jari serta tangan si kecil. Boneka yang terlalu kecil akan membuatnya mengalami kesulitan saat memakaikan baju ke boneka, tapi ia akan lebih mudah melakukannya pada boneka dengan ukuran lebih besar. Boneka berbahan flanel dengan berbagai bentuk pakaian yang bisa dilepas dan dipakai kembali adalah mainan yang tepat untuk melatih perkembangan motorik halus anak. Ia juga dapat sekaligus belajar tentang fashion.
Jika ia menyukai aktivitas memakaikan pakaian untuk dirinya sendiri, Bunda dapat menyediakan kotak besar berisi pakaian yang mudah dikenakan. Anak Anda akan lebih mudah mengenakan celana dengan bagian pinggang yang terbuat dari karet atau sepatu dengan velcro daripada tali. Tapi sesekali Anda perlu memberinya tantangan baru. Coba sediakan baju dengan beberapa kancing untuk ia kenakan.
Membentuk dan memilin
Berbagai clay yang bebas racun akan melatih perkembangan motorik gerakan tangan dan jari si kecil saat ia menggulung, membentuk, memukul-mukul, dan mencetak material tersebut sesuai kesukaannya. Beberapa alat sederhana seperti penggilas adonan dan alat pencetak kue dari plastik membuat aktivitas ini berlangsung lebih lama dan menyenangkan. Jika anak Anda terlihat tidak nyaman bermain clay untuk perkembangan motorik halusnya, cobalah gunakan produk dari brand lainnya, mungkin ia tidak suka bau atau tekstur dari clay pilihan Anda.
Semakin lembut adonan clay, anak akan semakin mudah membentuk clasy tersebut dengan tangan kecilnya. Adonan yang bisa dimakan, tentu saja lebih menyenangkan baginya. Saat Anda membuat kue, sisakan adonan untuk ia bentuk sesuka hati. Biarkan ia membuat kue pie dan memasaknya bersama Anda. Bila Anda tak memiliki cukup waktu untuk menyiapkan adonan, gunakan adonan beku siap pakai yang tersedia di supermarket.
Saat berada di luar rumah, zona pasir yang biasanya bisa ditemukan di playground juga memberikan anak kesempatan untuk menggunakan melatih perkembangan motorik halusnya. Saat ia membuat menara pasir, ia tidak hanya sedang bersenang-senang, tapi juga sedang mengasah kemampuan perkembangan motorik halusnya. Namun, Anda tentu memperhatikannya.
Menumpuk, menyortir, dan meronce
Kegiatan menumpuk bisa dalam bentuk menumpuk balok-balok menjadi sebuah menara. Bisa juga dengan cara memasukkan ring donat plastik ke tiangnya. Aktivitas ini merupakan cara yang luar biasa bagi anak Anda untuk menggunakan jemarinya. Supaya lebih menantang, biarkan anak Anda bereksperimen menggunakan balok dengan ukuran, bentuk, dan warna berbeda. Tawarkan juga variasi material untuk membangun dan memanipulasi objek.
Meski permainan mengeja ABC dan menghitung 123 masih terlalu sulit untuknya, batita Anda sudah dapat menyusun magnet pada lemari es berdasarkan warna dan ukuran. Bunda bisa juga memperkenalkan anak pada kegiatan meronce dengan menggunakan manik-manik dari plastik. Setelah ia menguasai kegiatan ini, coba deh berikan ia seuntai tali dan cemilan berbentuk ring. Secara otomatis, ia pasti akan memasukkan cemilan ring tersebut ke tali dan membentuk sebuah kalung.
Menggambar dan melukis
Pada usia antara 12 hingga 18 bulan, anak sudah mulai berusaha membuat tulisan dengan membuat coretan pada selembar kertas. Kadang di usia 18 hingga 24 bulan, si kecil telah mampu membuat garis vertikal, horizontal, atau lingkaran. Hargailah hasil karya buah hati Anda, meski bentuknya berupa coretan tanpa makna.
Sebenarnya apa yang ia lakukan ini akan mendorong perkembangan motorik baru. Menggambar dengan krayon melibatkan perkembangan motorik halus, seperti menggenggam dan memegang. Begitu juga kegiatan melukis yang dapat mendorong kecerdasan visual anak dan membuka daya imajinasinya.
Siapkan selembar kertas besar yang ditempel di atas meja. Gunakan krayon yang tebal & kuat atau spidol berbagai warna yang bisa dihapus. Jika ia tak tertarik, Anda bisa coba menawarkannya kapur dan papan tulis. Belajar memegang dan menggunakan sebuah objek sangat penting bagi si kecil. Kegiatan melukis dengan jari dapat melatih perkembangan motorik halus dan kreativitas si kecil.
Jika ia bosan dengan kegiatan melukis, cobalah aktivitas mencetak. Membuat jejak tangan dan kaki pada kertas menjadi satu hal menyenangkan untuk anak. Bunda bisa juga mengembangkan minatnya pada alam dengan menggunakan daun, biji kering, atau kelopak bunga dengan cat sebagai stempel yang dicelupkan ke dalam cat, kemudian dicap ke kertas atau kanvas. Untuk kesempatan yang istimewa, biarkan si kecil melukis dengan jari menggunakan puding atau jus buah, ia akan melatih perkembangan motorik halusnya sekaligus bersenang-senang dengan menjilati jari-jarinya.
(Ismawati)