Ibupedia

5 Cara Mengasah Perkembangan Motorik Halus Pada Anak

5 Cara Mengasah Perkembangan Motorik Halus Pada Anak
5 Cara Mengasah Perkembangan Motorik Halus Pada Anak

Tiap anak mengalami perkembangan motorik di rentang waktu yang berbeda-beda. Perbedaan ini bisa terjadi karena berkaitan dengan kepribadian, temperamen, dan pengalaman atau bahkan perbedaan budaya anak.

Tahapan perkembangan motorik halus sesuai usia anak

Berikut ini adalah tahapan perkembangan motorik halus sesuai usia anak. Konsultasikan ke dokter bila anak mengalami setidaknya 2 keterlambatan perkembangan motorik halus sesuai usianya.

  1. Usia 0 – 6 bulan

    • Menggenggam benda ketika benda itu diletakkan di tangan

    • Menggapai benda

    • Menguasai kontrol jangkauan tangan (6 bulan)

    • Memegang benda di kedua telapak tangan (usia 3 bulan) atau satu telapak tangan (5 bulan)

  2. Usia 6 – 12 bulan

    • Menggapai dan menggenggam benda, lalu memasukkannya ke mulut

    • Menunjukkan kontrol dalam melepas benda

    • Mengambil benda kecil dengan ibu jari dan satu jari lainnya

    • Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain

    • Menunjuk dengan jari telunjuk

  3. Usia 1 – 2 tahun

    • Membangun menara dari 3 balok kecil

    • Memasukkan ring donat plastik ke tiangnya

    • Membalik halaman buku

    • Memutar knob

    • Makan sendiri dengan sedikit bantuan

    • Mengomunikasikan kebutuhan dan keinginan

    • Mengarahkan sendok ke mulut

    • Memegang dan minum dari gelas secara mandiri

    • Mengambil benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk

    • Memasukkan beragam bentuk ke shape sorter tanpa bantuan

  4. Usia 2 sampai 3 tahun

    • Meronce 3 sampai 4 manik besar

    • Membangun menara dari 3 sampai 4 balok kecil

    • Membuat menara dari balok dengan meniru urutan warna menara balok lain

    • Membalik satu halaman buku

    • Menggunting

    • Memegang krayon dengan ibu jari dan jari telunjuk

    • Menggunakan satu tangan secara konsisten untuk melakukan berbagai aktivitas

    • Meniru gerakan melingkar, vertikal, dan horizontal

    • Makan tanpa bantuan

    • Mengambil benda dengan ibu jari dan satu jari

    • Menyelesaikan puzzle.

  5. Usia 3 – 4 tahun

    • Meronce manik kecil

    • Memotong gambar

    • Menyelesaikan 4-6 bagian puzzle

    • Mengoordinasikan tangan untuk menggosok gigi atau rambut

    • Memakai baju sendiri termasuk memasang kancing, kaos kaki, dan sepatu (kecuali tali sepatu, kancing kecil)

  6. Usia 4 – 5 tahun

    • Menggunting mengikuti garis

    • Mengoordinasikan tangan untuk menggosok gigi

    • Meniru membuat menara dari 9 balok dari menara balok yang menjadi contohnya

    • Meniru bentuk lingkaran, silang, dan segi empat

    • Memegang pensil dengan genggaman segitiga

    • Mewarnai di dalam garis

    • Mewarnai seluruh gambar

    • Menulis nama sendiri

    • Meniru huruf

    • Menggunakan tangan yang disukai untuk melakukan berbagai aktivitas

    • Berpakaian dan melepas pakaian sendiri (kecuali tali sepatu)

    • Meniru gambar sederhana dengan bentuk geometri

    • Berusaha menggambar variasi gambar

    • Membuka wadah dan kotak makan siang

    • Menyelesaikan puzzle berisi 8-12 bagian

  7. Usia 5 – 6 tahun

    • Memotong bentuk sederhana

    • Mengoordinasikan tangan untuk menggosok gigi atau menyisir rambut

    • Mendesain model lego sendiri

    • Berpakaian dan melepas pakaian secara mandiri (kecuali tali sepatu)

    • Menulis angka 1 – 10 secara mandiri

    • Meniru bentuk segitiga

    • Mewarnai di dalam garis

    • Memegang pensil dengan genggaman segitiga dan mengarahkan gerakan pensil dari jari (bukan dari pergelangan tangan)

    • Menggambar gambar dasar

    • Membuka kotak makan siang

    • Menggunakan garpu saat makan

    • Menyelesaikan puzzle berisi 20 bagian

  8. Usia 6 – 7 tahun

    • Menulis huruf dan angka dengan benar

    • Membuka kotak makan siang

    • Berpakaian dan ke kamar mandi sendiri

    • Menggunting bentuk dengan rapi

    • Menyelesaikan puzzle berisi 20 bagian

    • Memegang pensil dan mengarahkan gerakan pensil dari jari (bukan pergelangan tangan)

    • Menulis di kertas bergaris

    • Mengontrol pensil

    • Membangun lego

    • Menggunakan garpu untuk makan

    • Membuat gambar rinci objek yang dikenali

    • Mengikat tali sepatu

  9. Usia 7 – 8 tahun

    • Menulis dengan rapi

    • Memegang pensil dan mengarahkan gerakan dengan jari (bukan pergelangan tangan)

    • Menggunting gambar dengan rapi

    • Berpakaian dan ke kamar mandi mandiri

    • Membangun lego sesuai instruksi

    • Membentuk huruf dan angka dengan benar

    • Menggunakan garpu

    • Menyelesaikan puzzle yang lebih rumit

    • Menggambar detail dengan objek yang dikenali

    • Mengikat tali sepatu

Tanda keterlambatan perkembangan motorik halus sesuai usia anak

Sangatlah penting untuk mengetahui tanda keterlambatan terkait perkembangan motorik agar anak bisa mendapat bantuan yang dibutuhkan sedini mungkin. Semakin dini tanda keterlambatan perkembangan motorik diketahui, semakin dini pula anak dan keluarga bisa menerima dukungan dan arahan dari tenaga kesehatan untuk menstimulasi perkembangan motorik halus anak.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda waspadai karena anak mungkin membutuhkan stimulasi lebih untuk membantu perkembangan motorik halus atau kasarnya:

  • Lengan dan leher kaku

  • Menjauh ketika digendong atau dipeluk

  • Postur tubuh terkulai

  • Menggunakan satu sisi tubuh lebih sering dibanding yang lain

  • Menunjukkan reaksi ekstrim terhadap sentuhan, tekstur, atau rasa sakit

  • Koordinasi buruk atau gerakan tidak teratur, dibanding anak lain di usia yang sama, atau menunjukkan sulit merencanakan gerakan

  • Reaksi takut pada gerakan biasa atau sangat butuh melakukan gerakan berputar, atau bertepuk tangan

  • Di usia 3 bulan, anak masih harus ditopang kepalanya

  • Di usia 4 sampai 6 bulan, anak tidak menggapai atau memegang benda, atau tidak mengarahkan benda ke mulut

  • Di usia 6 bulan anak tidak berguling atau tidak bisa duduk tanpa bantuan

  • Di usia 12 bulan, anak tidak menarik diri di posisi berdiri, tidak berdiri ketika ditopang, tidak merangkak menggunakan tangan dan lutut, menarik satu sisi tubuh ketika merangkak, atau tidak mengambil benda kecil menggunakan ibu jari dan jari telunjuk.

  • Di usia 18 bulan, anak mengalami kesulitan untuk berjalan sendiri tanpa bantuan, tidak mencoret-coret dengan krayon

  • Di usia 2 tahun, anak berjalan dengan jari kaki, tidak bisa menendang bola, tidak membangun menara dari 3 sampai 4 balok

  • Di usia 3 tahun, anak tidak berjalan menuruni tangga sendiri, menunjukkan koordinasi gerakan yang buruk dan sering jatuh atau menabrak ketika berlari, tidak melompat dengan mengangkat kedua kaki dari tanah, tidak bisa menangkap bola besar, kesulitan membalik halaman buku

  • Di usia 4 tahun, anak sulit berdiri di satu kaki selama 5 detik, mengayuh sepeda roda tiga sepanjang 10 kaki ke depan, kesulitan melompat dengan 1 kaki, atau menggambar bentuk sederhana

  • Di usia 5 tahun, anak mengalami kesulitan melompat berganti kaki, berayun, atau kesulitan memotong sesuai garis dengan gunting. 

Bila merasa anak mengalami keterlambatan perkembangan motorik, Anda bisa membicarakannya dengan dokter. 

Mengasah kemampuan perkembangan motorik halus anak

Si kecil mungkin tidak terlalu kesulitan untuk melakukan aktivitas yang berhubungan dengan keterampilan perkembangan motorik kasar seperti berjalan, melompat, atau berlari. Tapi ingat, ia juga perlu mengembangkan keterampilan motorik halus seperti menggerakkan jari, tangan, dan kepalan tangan.

Hal ini tidak lain karena kemampuan perkembangan motorik halus dapat mendukung keterampilan fisik dan mental lain yang juga tidak kalah penting. Kegiatan menyusun balok, misalnya, bukan hanya semata memungut balok lalu meletakkannya di atas yang lain. Aktivitas ini juga meliputi pengetahuan tentang apa yang akan dilakukan dan anak juga akan belajar bagaimana merencanakan sesuatu.

Lalu bagaimana Bunda bisa mendorong keterampilan perkembangan motorik halus pada si buah hati? Anak usia batita dengan mudah dapat melakukan hal yang baru bagi mereka. Tapi mereka belum dapat melakukan segalanya dalam waktu yang cepat. Dengan memberi semangat dan menyediakan waktu banyak untuk belajar, si kecil akan mengejutkan Anda dengan kemampuan perkembangan motorik yang ia miliki.

Jadi biarkan ia mencoba menggunakan tangannya sendiri untuk melakukan tugas-tugas sederhana seperti mengenakan pakaian. Ia dapat mulai melakukannya dengan memasukkan kancing baju pada lubangnya. Saat sarapan di pagi hari, berikan ia kesempatan untuk menyiapkan sarapannya sendiri. Sediakan spatula, selembar roti, dan selai. Kemudian biarkan ia sibuk meracik makanannya.

Kami sudah menyiapkan beberapa aktivitas yang akan membangun keterampilan perkembangan motorik halus untuk anak Anda. Dicoba yuk!

  1. Mengisi dan mengosongkan wadah

    Setiap hari, anak sudah pati akan membuat rumah berantakan. Hal yang paling sering ia lakukan mungkin adalah mengosongkan, menuang, dan mengeluarkan benda dari tempatnya. Sebut saja, mulai dari mengosongkan bedak dari wadahnya, melempar pakaian yang sudah tertata rapi dari dalam lemari, atau mengeluarkan semua isi mainan dari kotak penyimpanannya. Memang yang ia lakukan ini menjadi kemampuan perkembangan motorik halus pertama yang ia kuasai. 

    Kegiatan mengisi wadah juga tidak kalah penting sebagai latihan kognitifnya. Ia akan menyadari bahwa satu benda, misalnya keranjang, bisa digunakan untuk menyimpan benda lain, seperti sampah. Bunda dapat mempersiapkan kegiatan mengisi dan mengosongkan wadah ini untuk perkembangan motorik halus anak. Keluarkan balok dari kotak, tuang mainan dari tempat penyimpanan, dan pisahkan puzzle dari bagian utuhnya. Biarkan anak Anda sibuk. Aktivitas ini bisa mengalihkan anak melakukan hal-hal yang tidak Anda inginkan seperti mengosongkan wadah makan kucing dengan menumpahkan isinya ke lantai.

    Setelah ia perkembangan motorik  anak terasah dan ia mampu memasukkan objek ke dalam tempatnya, kini waktunya untuk melakukan kebalikannya. Kegiatan ini tak hanya akan mengasah keterampilan perkembangan motorik halus anak Anda, tapi juga melenturkan otot visualnya.

    Sebagai aktivitas lanjutan, Anda bisa melakukan kegiatan yang lebih menantang baginya seperti menyuruh anak memasukkan benda di kotak penyortir bentuk atau memasukkan sereal berbentuk lingkaran ke dalam botol.

  2. Mengenakan dan melepaskan pakaian

    Baru saja 10 menit yang lalu Anda memakaikan baju untuknya, tapi kini ia telah melepas semua pakaiannya dan telanjang lagi. Sering mengalami hal ini? Tidak perlu heran Bunda, memakai dan melepaskan pakaian adalah kegiatan yang menyenangkan bagi si kecil. Ia melakukannya bukan untuk menguji kesabaran Anda dan ini juga bisa melatih perkembangan motorik halusnya lho.

    Memakaikan dan melepaskan baju pada diri sendiri atau boneka beruangnya menjadi kesempatan untuk melatih perkembangan motorik dan koordinasi jari serta tangan si kecil. Boneka yang terlalu kecil akan membuatnya mengalami kesulitan saat memakaikan baju ke boneka, tapi ia akan lebih mudah melakukannya pada boneka dengan ukuran lebih besar. Boneka berbahan flanel dengan berbagai bentuk pakaian yang bisa dilepas dan dipakai kembali adalah mainan yang tepat untuk melatih perkembangan motorik halus anak. Ia juga dapat sekaligus belajar tentang fashion.

    Jika ia menyukai aktivitas memakaikan pakaian untuk dirinya sendiri, Bunda dapat menyediakan kotak besar berisi pakaian yang mudah dikenakan. Anak Anda akan lebih mudah mengenakan celana dengan bagian pinggang yang terbuat dari karet atau sepatu dengan velcro daripada tali. Tapi sesekali Anda perlu memberinya tantangan baru. Coba sediakan baju dengan beberapa kancing untuk ia kenakan.

  3. Membentuk dan memilin

    Berbagai clay yang bebas racun akan melatih perkembangan motorik gerakan tangan dan jari si kecil saat ia menggulung, membentuk, memukul-mukul, dan mencetak material tersebut sesuai kesukaannya. Beberapa alat sederhana seperti penggilas adonan dan alat pencetak kue dari plastik membuat aktivitas ini berlangsung lebih lama dan menyenangkan. Jika anak Anda terlihat tidak nyaman bermain clay untuk perkembangan motorik halusnya, cobalah gunakan produk dari brand lainnya, mungkin ia tidak suka bau atau tekstur dari clay pilihan Anda.

    Semakin lembut adonan clay, anak akan semakin mudah membentuk clasy tersebut dengan tangan kecilnya. Adonan yang bisa dimakan, tentu saja lebih menyenangkan baginya. Saat Anda membuat kue, sisakan adonan untuk ia bentuk sesuka hati. Biarkan ia membuat kue pie dan memasaknya bersama Anda. Bila Anda tak memiliki cukup waktu untuk menyiapkan adonan, gunakan adonan beku siap pakai yang tersedia di supermarket.

    Saat berada di luar rumah, zona pasir yang biasanya bisa ditemukan di playground juga memberikan anak kesempatan untuk menggunakan melatih perkembangan motorik halusnya. Saat ia membuat menara pasir, ia tidak hanya sedang bersenang-senang, tapi juga sedang mengasah kemampuan perkembangan motorik halusnya. Namun, Anda tentu memperhatikannya.

  4. Menumpuk, menyortir, dan meronce

    Kegiatan menumpuk bisa dalam bentuk menumpuk balok-balok menjadi sebuah menara. Bisa juga dengan cara memasukkan ring donat plastik ke tiangnya. Aktivitas ini merupakan cara yang luar biasa bagi anak Anda untuk menggunakan jemarinya. Supaya lebih menantang, biarkan anak Anda bereksperimen menggunakan balok dengan ukuran, bentuk, dan warna berbeda. Tawarkan juga variasi material untuk membangun dan memanipulasi objek.

    Meski permainan mengeja ABC dan menghitung 123 masih terlalu sulit untuknya, batita Anda sudah dapat menyusun magnet pada lemari es berdasarkan warna dan ukuran. Bunda bisa juga memperkenalkan anak pada kegiatan meronce dengan menggunakan manik-manik dari plastik. Setelah ia menguasai kegiatan ini, coba deh berikan ia seuntai tali dan cemilan berbentuk ring. Secara otomatis, ia pasti akan memasukkan cemilan ring tersebut ke tali dan membentuk sebuah kalung.

  5. Menggambar dan melukis

    Pada usia antara 12 hingga 18 bulan, anak sudah mulai berusaha membuat tulisan dengan membuat coretan pada selembar kertas. Kadang di usia 18 hingga 24 bulan, si kecil telah mampu membuat garis vertikal, horizontal, atau lingkaran. Hargailah hasil karya buah hati Anda, meski bentuknya berupa coretan tanpa makna.

    Sebenarnya apa yang ia lakukan ini akan mendorong perkembangan motorik baru. Menggambar dengan krayon melibatkan perkembangan motorik halus, seperti menggenggam dan memegang. Begitu juga kegiatan melukis yang dapat mendorong kecerdasan visual anak dan membuka daya imajinasinya.

    Siapkan selembar kertas besar yang ditempel di atas meja. Gunakan krayon yang tebal & kuat atau spidol berbagai warna yang bisa dihapus. Jika ia tak tertarik, Anda bisa coba menawarkannya kapur dan papan tulis. Belajar memegang dan menggunakan sebuah objek sangat penting bagi si kecil. Kegiatan melukis dengan jari dapat melatih perkembangan motorik halus dan kreativitas si kecil.

    Jika ia bosan dengan kegiatan melukis, cobalah aktivitas mencetak. Membuat jejak tangan dan kaki pada kertas menjadi satu hal menyenangkan untuk anak. Bunda bisa juga mengembangkan minatnya pada alam dengan menggunakan daun, biji kering, atau kelopak bunga dengan cat sebagai stempel yang dicelupkan ke dalam cat, kemudian dicap ke kertas atau kanvas. Untuk kesempatan yang istimewa, biarkan si kecil melukis dengan jari menggunakan puding atau jus buah, ia akan melatih perkembangan motorik halusnya sekaligus bersenang-senang dengan menjilati jari-jarinya.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram