5 Cara Positif Berbicara dengan Anak
Sebagai orang tua, kita pasti lebih sering memikirkan tentang gimana cara anak bicara dengan kita dan bagaimana ia berperilaku. Banyak dari kita yang sering mengoreksi perilaku si kecil dan mendisiplinkannya agar ia bertingkah baik sesuai harapan kita. Tapi pernah nggak sih kita memperhatikan bagaimana kita bicara dengan anak?
Mungkin Ibu sering tidak sadar kalau cara Ibu berbicara ternyata mempengaruhi perilaku anak. Jangan buru-buru marah kalau si kecil menolak ajakan mandi, misalnya. Coba kita introspeksi diri kita, apakah kita mengajak si kecil mandi saat ia sedang asyik bermain tanpa memberi kode dulu sebelumnya? Apakah kita bicara dengan penuh kasih sayang atau nada tinggi? Atau apakah ajakan mandi yang kita sampaikan ke si kecil lebih mirip sebuah paksaan dan ancaman?
Nah, dengan menjawab pertanyaan itu, kita bisa terbantu untuk menyadari kalau mungkin cara kita bicara dengan anak selama ini kurang tepat, sehingga si kecil cenderung terlihat tidak mau mendengarkan kita.
Ciri-Ciri Ibu yang Positif
Bila Ibu masih bingung mengenali diri Anda dan menilai cara bicara Anda dengan anak, yuk simak beberapa ciri-ciri Ibu yang positif berikut ini, seperti yang disampaikan oleh Psikolog Anak dan Keluarga Roslina Verauli, M.Psi.,Psi dalam virtual class #BebelacDekatkanHati yang diselenggarakan pada 16 April 2020 yang lalu.
Hangat
Ibu yang hangat dapat terlihat melalui banyaknya sentuhan yang diberikan Ibu ke anak saat sedang bicara dengannya. Misalnya, Ibu bicara dengan anak sambil mengelus rambutnya, menepuk punggungnya, atau memeluknya.- Menyenangkan
Ibu yang menyenangkan mampu berelasi positif dengan anaknya. Misalnya, saat Ibu mengajak anak main, Ibu menggunakan kata-kata seperti, “Yuk, nak kita main.. Adek mau main apa?”. Sebaliknya, ibu yang tidak menyenangkan cenderung mengubah kalimat ajakan menjadi kalimat perintah. Misalnya, “Yuk nak kita main. Adek ambil legonya ya. Kita lomba bikin menara paling tinggi.”
Permainan yang seharusnya menyenangkan bisa menjadi hal yang membuat anak tertekan hanya karena cara bicara kita yang kurang tepat. Jadi jangan heran bila si kecil tidak mau mendengarkan dan melakukan apa yang Ibu minta.
- Dapat dipercaya
Trust merupakan hal yang sangat penting untuk anak. Rasa percaya dalam diri si kecil dibentuk mulai dari rumah lho, saat ia berinteraksi dengan orang tuanya. Jadi jangan rusak rasa percaya si kecil kepada kita dengan memberi janji palsu ya, Bu.
Misalnya, bila Ibu mengatakan akan main dengan anak nanti sore, penuhilah janji Ibu. Jika kita tidak menepati janji kita, itu akan membuat anak terluka, merasa insecure, dan tidak bisa percaya lagi dengan lingkungan di sekitarnya karena terbiasa dibohongi.
- Penuh kasih sayang
Ibu yang positif juga penuh dengan kasih sayang. Ibu bisa menunjukkan kasih sayang dengan cara-cara sederhana, seperti menghindari untuk berkata kasar, tidak berteriak saat memanggil si kecil, dan memperlihatkannya dengan memeluk dan memeperhatikan anak.
Peduli
Kepedulian yang ditunjukkan oleh Ibu dapat membuat anak merasa dihargai. Ada beberapa cara yang membuat anak merasa diperhatikan oleh Ibu. Misalnya, Ibu meluangkan waktu untuk main bersama anak di sela-sela kesibukan bekerja memberi sesuatu yang spesial untuk anak, menemani anak belajar di rumah, dan mendengarkan keluhannya.
Mampu berempati
Hal ini bisa ditunjukkan dengan cara mencoba mengerti apa yang sedang dirasakan si kecil. Misalnya, saat anak lagi nggak mau makan, Ibu bisa tanya “Adek kenapa nggak mau makan? Ada yang terasa nggak nyaman kah di badannya adek?”, bukan justru menasehatinya dengan cara yang kurang tepat, seperti “Awas ya, adek kalau tidak mau makan, nanti Ibu tidak akan membolehkan adek nonton TV.’
Tips untuk Berbicara Positif dengan Anak
Setelah melakukan self-check di atas, mungkin banyak di antara kita yang sadar kalau ternyata cara bicara dengan anak yang dilakukan selama ini tidak tepat. Ibu masih bisa kok untuk memperbaikinya dengan mengaplikasikan tips berbicara positif dengan anak agar proses komunikasi berjalan dengan lancar dan si kecil lebih mudah memahami perkataan Ibu dan Ayah. Menurut Roslina Verauli, M.Psi.,Psi, ada beberapa hal yang bisa Ibu lakukan, antara lain:
Memberi dukungan dan pujian untuk anak
Anak butuh support dari Ibu dan Ayah saat sedang melakukan sesuatu. Tapi itu tidak berarti kita harus selalu membantunya. Support sederhana seperti menemani anak saat bermain, belajar berjalan, belajar naik sepeda, dan sebagainya akan sangat berarti di mata si kecil lho.
Jangan juga lupa memberi pujian buat anak. Memuji setiap langkah dan usaha yang anak lakukan bisa memotivasinya untuk berusaha melakukan apapun lebih baik lagi. Tapi ingat juga, pujian yang kita berikan sebaiknya juga tidak berlebihan ya Bu. Sebaiknya hindari pujian seperti “Adek jenius banget!” tanpa menjelaskan apapun lagi. Lebih baik, berikan pujian yang menggambarkan apresiasi Ibu karena anak sudah mau berusaha melakukan sesuatu, terlepas bagaimana hasil akhirnya. Misalnya, “Adek hebat sudah berusaha menyelesaikan puzzlenya.”
- Dorong anak untuk kooperatif
Siapa nih yang masih sering membandingkan anak dengan kakaknya, adiknya, atau temannya? Memang sih, tujuan kita membandingkan si kecil agar ia termotivasi melakukan sesuatu dengan lebih baik lagi. Tapi ada sisi negatifnya juga, membandingkan anak membuat si kecil menjadikan semua hal sebagai kompetisi. Tentunya, ini bukanlah cara bicara dengan anak yang positif.
Daripada membandingkan, lebih baik ajak anak untuk kooperatif. Misalnya, daripada mengatakan “Adek main baloknya yang pinter dong kayak kakak. Lihat tuh, kakak sudah bisa bikin rumah-rumahan. Yuk adek bikin yang lebih bagus lagi,” lebih baik mengatakan “Ayo kakak sama adek main bersama yaa.. Saling bantu yaa untuk membuat rumah-rumahan dari balok.”
- Beri perhatian
Semua orang tua pasti ingin anaknya langsung melakukan instruksi yang diberikan. Misalnya, saat kita meminta anak untuk mandi, kita pasti ingin si kecil langsung segera melepas baju dan menuju kamar mandi. Tapi ingat, untuk membentuk perilaku yang seperti itu, Ibu harus melakukannya dengan cara yang positif.
Saat ingin mengajak anak melakukan sesuatu, sebaiknya berikan kode dulu ke si kecil, jangan langsung menyuruh dia berhenti melakukan aktivitas yang sedang dia kerjakan. Contohnya, “Dek, udah sore nih, 15 menit lagi mainnya selesai ya, lalu kita mandi dulu.” Ketika sudah waktunya mandi, Ibu bisa memberikan pilihan ke si kecil, misalnya “Adek mau mandi air hangat atau air dingin? Mau keramas atau tidak?” Dengan cara tersebut, si kecil akan merasa dihargai dan diperhatikan karena ia dilibatkan untuk mengambil keputusan.
- Pahami perasaan si kecil
Di balik anak yang rewel dan tidak mau mendengarkan orang tua, pasti ada sesuatu yang membuat dia bertingkah seperti itu. Bisa saja ia sedang merasa tidak nyaman, lapar, ngantuk, atau kecapekan. Tugas kita adalah mencari tahu perasaan si kecil, dan membantunya untuk mengatasi perasaan tersebut.
- Berpusat pada perilaku yang Ibu harapkan, bukan perilaku negatif si kecil
Misalnya jika kita ingin mengajak si kecil makan malam, kita harus terlebih dahulu mempersiapkan suasananya. Ibu bisa memberikan si kecil kode kalau jam makan akan tiba sekitar beberapa menit sebelum waktu makan. Saat anak menolak makan dan memilih untuk lari-larian buat menghindari Ibu, kita nggak perlu fokus pada perilaku negatif tersebut.
Daripada mengatakan, “Adek jangan lari-larian,’ lebih baik menyampaikan perilaku yang Ibu harapkan dari si kecil, contohnya, “Ayo waktunya makan. Siapa nih yang mau Ibu suapin? Yuk duduk di sini kalau mau disuapin.”
Nah, itulah tips bicara positif dengan anak yang bisa kita aplikasikan. Dengan bicara lebih positif, si kecil pasti akan lebih senang dan mau mendengarkan Ibu atau Ayah.
Saksikan juga yuk virtual class #BebelacDekatkanHati dengan topik-topik lain yang tidak kalah menarik setiap hari Kamis jam 20.00-21.00 di Instagram Live @Bebeclub. Jangan sampai ketinggalan ya!