Balita

5 Hal Tentang Susu Formula yang Perlu Bunda Tahu

5 Hal Tentang Susu Formula yang Perlu Bunda Tahu

Memberikan susu formula untuk bayi kadang menimbulkan komentar negatif dari orang-orang sekitar. Bisa jadi penggunaan susu formula untuk bayi dan komentar yang tidak nyaman di telinga sudah menjadi paket yang menyatu.

Bagi Bunda yang memberikan susu formula untuk bayi, Anda tidak sendirian menghadapi sakitnya penilaian orang kok. Banyak hal buruk terlontar pada para Bunda yang memberi susu formula untuk bayi.

Nah, kalau Anda bertemu dengan teman atau Ibu lain yang memberikan susu formula untuk bayi, berikut ini beberapa komentar menyakitkan yang tidak boleh Anda ucapkan:

  • Kenapa tidak mencoba memberi ASI?

  • Bayi tidak akan sehat kalau tidak diberi ASI.

  • Menyusui bisa membuat ikatan batin ibu dan bayi lebih kuat.

  • “Kenapa tidak menyusui? Semoga bayi kamu baik-baik saja, diawasi saja.” Komentar ini berarti Anda beranggapan akan terjadi hal buruk pada si bayi.

  • Kamu tahu nggak kalau bahan kimia di susu formula tidak bagus untuk bayi?

  •  “Kamu nggak sayang anak emangnya?” Komentar ini seolah mengukur kekuatan cinta berdasarkan makanan yang diberikan ke anak.

  • Susu formula itu hanya untuk ibu yang egois.

  • Anak yang mendapat ASI lebih cerdas dari anak yang diberi susu formula.

  • “Saya memberi anak ASI karena ingin yang terbaik untuk bayi saya”. Semua ibu tentu menginginkan yang terbaik untuk anak mereka.

Yang Anda Perlu Tahu Tentang Pemberian Susu Formula untuk Bayi

Tidak ada salahnya jika Bunda memilih untuk memberikan susu formula untuk bayi. Tapi ingat, saat memberikan ia sufor, Anda harus melakukan pertimbangan matang-matang saat memilih brand mana yang akan Anda berikan ke si kecil. Memilih sufor tidak hanya memilih brand favorit yang ada di pasaran, ada beberapa hal yang Bunda perlu tahu tentang susu formula untuk bayi. Penasaran? Simak yuk penjelasannya berikut ini!

  1. Semua susu formula untuk bayi sama

    Anda tentu merasa bingung oleh banyaknya susu formula untuk bayi di pasaran, bagaimana memilih yang terbaik? Banyak orang tua merasa lega mendengar kalau nutrisi pada semua produk susu formula sama. Ini karena pabrik pembuat diharuskan memasukkan 29 nutrisi spesifik pada tiap sajian susu formula. Merek berbeda memiliki nama, kemasan, dan harga yang berbeda.

    Satu bahan yang tidak ada pada semua produk susu formula adalah asam lemak DHA. Beberapa penelitian menunjukkan DHA bisa meningkatkan proses kognisi dan visual. Kini DHA sudah ada pada banyak susu formula, tapi tidak semua brand punya kandungan ini. Jadi Anda bisa memilih satu brand yang punya bahan ini dalam kandungannya.

    Pilihan susu formula juga harus disesuaikan untuk kondisi tertentu. Susu formula yang dibuat khusus untuk bayi prematur dan berat badan rendah, misalnya, mengandung lebih banyak kalori dibanding tipe standar. Susu formula untuk bayi yang mengalami refluks mengandung beras atau bahan pengental lain. Ada juga susu formula kedelai atau hidrolis untuk bayi yang berpotensi mengalami alergi atau intoleransi laktosa (protein susu).

    Orang tua yang memilih jenis organik bisa mencari susu formula terbuat dari bahan organik. Bila masih bingung, dokter anak Anda bisa membantu memilihkan susu formula yang paling tepat untuk si kecil. Anda juga bisa membandingkannya dengan para orang tua lain.

  2. Bayi yang diberi susu formula memiliki feses yang berbeda

    Feses bayi secara langsung dipengaruhi oleh apa yang dimakan bayi. Tidak hanya itu, kondisi ini juga bisa mengejutkan bagi beberapa orang tua, khususnya yang beralih dari ASI. Perbedaan feses bayi disebabkan oleh adaptasi tubuh terhadap apa yang dimakan. Bakteri baik di saluran pencernaan berubah bergantung pada jenis makanan yang masuk ke salurannya, dan susu formula jauh berbeda dengan ASI. Feses bayi yang minum susu formula berbau lebih kuat, berwarna lebih gelap, dan lebih pekat dibanding feses bayi yang minum ASI.

  3. Bayi bisa mengalami alergi terhadap susu formula

    Kebanyakan bayi dengan mudah mencerna susu formula, tapi ada juga yang menunjukkan reaksi alergi pada protein susu sapi di susu formula. Feses bisa menjadi petunjuk utama bagaimana pencernaan bayi. Darah atau lendir pada feses menandakan terjadi peradangan, yang bisa menjadi indikasi alergi. Waspadai diare, muntah, rewel saat diberi makan, atau ruam kulit.

    Rasa tidak nyaman yang sering terjadi pada bayi juga bisa menandakan ada yang salah. Tentu orang tua yang bayinya sering mengalami kolik akan sadar kalau bayinya terus-menerus menangis tidak selalu berarti ia alergi pada susu formula. Tapi jika bayi sering rewel, pasti itu adalah tanda suatu masalah kesehatan, dan alergi bisa jadi salah-satunya.

    Bila bayi alergi pada susu formula, dokter bisa menyarankan menggantinya dengan susu formula yang terbuat dari kacang kedelai. Bila ternyata bayi juga alergi pada protein kedelai, dokter bisa merekomendasikan susu formula ekstra hidrolasi, dimana protein telah dipecah menjadi bentuk yang lebih mudah dicerna.

  4. Lamanya bayi mencerna asi dan susu formula itu berbeda

    Bayi yang diberi susu formula bisa merasa kenyang lebih lama dibanding yang diberi ASI. ASI dan susu formula mengandung protein dan kasein. ASI mengandung lebih banyak protein sehingga lebih mudah dicerna dan bayi mencernanya lebih cepat dibanding kasein. Sedangkan susu formula mengandung lebih banyak kasein, yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna bayi. Susu formula perlu lebih lama dicerna dibanding ASI. Jadi jangan khawatir bila Anda memberi susu formula tidak sesering teman teman yang menyusui bayinya dengan ASI.

  5. Setiap bayi mengonsumsi susu formula dalam jumlah yang berbeda

    Bayi teman Anda minum 90 ml susu formula, sebelum ia selesai, bayi Anda sudah menelan 200 ml susu formula. Ini tidak masalah, karena porsi susu formula tidak sama untuk semua bayi. Beberapa bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibanding yang lain, dan jumlah yang cukup untuk pertumbuhan satu anak tidak sama dengan anak yang lain.

    Selain itu, asupan susu formula bayi akan bervariasi dari satu waktu makan ke yang lain, seperti halnya Anda ingin porsi makan siang yang ringan tapi banyak cemilan setelahnya. Jangan kaget jika bayi Anda minum 120 ml susu formula pada satu sesi menyusu lalu 180 ml pada sesi berikutnya.

    Selain variasi, penting juga untuk mengikuti beberapa panduan dasarnya. Secara umum, bayi yang belum makan makanan padat harus mendapat sekitar 75 ml susu formula per 0,5 kg berat badan pada tiap 24 jam. Jadi bila berat badan bayi 2,7 kg, Anda harus memberinya sekitar 450 ml susu formula dalam satu hari. Bila berat badannya 4,5 kg, ia harus minum 750 ml susu formula per hari. Jangan lupa untuk melakukan periksa rutin ke dokter untuk mengetahui perkembangan bayi dan memastikan semua berjalan sebagaimana mestinya.

Susu Untuk Batita, Pilih Yang Mana?

Setelah mencapai usia 12 bulan, anak sudah bisa minum susu sapi. Tapi yang jadi pertanyaan, susu apa yang perlu Anda pilih untuk si batita?

Ada yang berpendapat anak usia satu tahun harus minum susu murni karena kandungan lemaknya dianggap penting untuk perkembangan otak dan sistem saraf. Di usia 2 tahun, ketika tubuh anak sudah lebih berkembang dan tidak lagi butuh lemak ekstra, seharusnya orangtua beralih ke jenis susu yang berbeda lagi. Tapi sekarang ada begitu banyak kekhawatiran tentang berat badan dan peningkatan kolesterol pada anak.

Pendapat terbaru mengatakan, karena anak mendapat banyak lemak jenuh dari sumber lain, lemak susu tidak sepenting dulu lagi. Penelitian bahkan menunjukkan kalau batita yang minum susu rendah lemak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Di usia anak 1 tahun, mulai berikan susu murni bila:

  • Berat badannya sehat

  • Tidak ada riwayat obesitas, kolesterol tinggi, atau penyakit jantung di keluarga.

Di usia 1 tahun, anak membutuhkan susu rendah lemak bila:

  • Indeks massa tubuh di atas persentil 95

  • Ada riwayat keluarga dengan penyakit jantung dan kolesterol tinggi.

Untuk anak usia 2 tahun, tanyakan dokter apakah ia perlu konsumsi susu rendah lemak.

Bila Anak Tidak Suka Susu Formula untuk Bayi

Bila anak tidak menyukai rasa susu, Anda perlu melakukan taktik untuk membantunya terbiasa. Berikut beberapa diantaranya:

  • Coba campurkan susu dengan ASI atau susu formula. Lalu perlahan tingkatkan jumlah susu, hingga keseluruhan yang diminum anak adalah susu.

  • Lakukan eksperimen dengan suhu berbeda, batita kemungkinan mau meminum susu dalam kondisi hangat.

  • Tuang susu di blender bersama buah favorit anak untuk mengubah rasa, warna, dan tekstur. Bonusnya, ada tambahan serat dan vitamin di sajian ini.

Bila si kecil tetap menolak susu, jangan memaksanya ya, Bun. Ia bisa mendapat lemak sehat dari sumber lain, hanya pastikan ia mendapat vitamin D dari multivitamin dan kalsium dari makanan lain, seperti roti kaya kalsium, jus jeruk, dan sereal. Nantinya, ia akan menyadari nikmatnya minum susu bersama sereal.

(Ismawati)