5 Manfaat dan Contoh Jadwal Harian Anak Usia 6 Bulan - 4 Tahun
Rutinitas merupakan sesuatu yang dilakukan berkala secara terus-menerus dan berulang. Kebanyakan dilakukan di waktu yang sama dan telah menjadi kebiasaan.
Setiap keluarga memiliki rutinitasnya masing-masing. Bisa rutinitas harian, rutinitas mingguan dan rutinitas bulanan. Liburan akhir tahun juga bisa disebut rutinitas tahunan lho. Biasanya karena itu dilakukan di masa liburan yang sama setiap tahunnya.
Selanjutnya, rutinitas ini juga bisa disebut jadwal harian. Misalnya rutinitas bangun pagi langsung menyiapkan sarapan untuk suami dan anak-anak, sembari menyiapkan pakaian kerja sendiri atau membuat lunch box untuk suami makan siang nanti.
Jika Ibu perhatikan, dengan memiliki jadwal yang teratur, maka pekerjaan Ibu jadi cepat selesai dan terasa lebih ringan dikerjakan. Karena Ibu sudah tahu di jam sekian apa yang harus dilakukan, di sore hari apa yang akan dikerjakan, dan jam berapa harus mengajak anak tidur malam.
Kebiasaan ini ternyata baik jika diterapkan juga pada anak, yang kemudian disebut jadwal harian anak. Dengan demikian, anak akan belajar untuk tahu kapan harus melakukan sesuatu dan meminimalisasi tantrum pada toddler yang harus berpindah dari aktivitas satu ke lainnya.
Nah, tidak hanya itu, ada manfaat-manfaat lain yang bisa didapatkan dengan membuat jadwal harian anak yang teratur dan tertulis jelas. Tidak hanya bagi anak, tapi juga bermanfaat bagi orangtua.
Manfaat Jadwal Harian Anak untuk Tumbuh-Kembang dan Emosional Anak
Mempererat Bonding Anak Terhadap Orangtua
Dengan jadwal harian anak, sangat memungkinkan terjalin rasa saling memiliki antar orangtua dan anak. Anak akan merasa dekat dengan orangtuanya di di setiap aktivitas dalam jadwal harian anak yang melibatkan peran keduanya. Misalnya momen makan bersama, anak akan memahami bahwa orangtua telah meluangkan waktu memasak dan menemaninya makan, lewat obrolan ringan tentang aktivitas anak, atau sekadar curhat tentang teman sekolah.
Persiapan tidur juga bisa termasuk dalam jadwal harian anak yang menyenangkan dan membuat bonding dengan orangtuanya lebih kuat. Dengan memiliki jadwal harian anak khusus bersama orangtua, anak merasa keberadaannya diinginkan dan dihargai.
Memberikan Rasa Aman
Jadwal harian anak juga membuat si kecil merasa aman dalam keluarga. Ia terbiasa tahu apa yang akan dilakukan setelah ini atau apa yang harus ia lakukan nanti. Sehingga ia dapat menebak lingkungan rumahnya akan bagaimana nantinya.
Jika ia punya masalah, maka ia tahu ia akan baik-baik saja karena di waktu tertentu ia akan punya pengalih perhatian di aktivitas berikutnya, atau ia akan punya waktu di mana ia bisa mencari rasa aman pada orangtuanya setelah Ayah atau Ibu pulang kerja.
Mengajarkan Konsep Tanggung Jawab
Dengan jadwal harian anak yang teratur, anak akan memiliki waktu untuk mengurus keperluannya, merawat barang miliknya, atau membantu orangtuanya di rumah. Dengan demikian, maka secara tidak langsung orangtua mengajarkan anak disiplin dan tanggung jawab.
Lewat jadwal harian anak, ia akan bertanggung jawab mengerjakan sesuatu tepat waktu dan sesuai dengan yang sudah dijadwalkan pada rutinitasnya. Jika ia melewatkannya, maka anak juga akan tahu konsekuensinya apa, dan bisa mencari solusi untuk keterlambatannya melakukan sesuatu dari jadwal yang sudah disepakati.
Melatih Kemampuan Anak
Saat anak terbiasa melakukan sesuatu berulang kali dalam jangka waktu lama dan konsisten, maka dapat dikatakan ia sedang melatih kemampuannya melakukan sesuatu tanpa dibantu. Jika anak terbiasa beraktivitas dengan jadwal harian, anak akan bisa mengerjakan sesuatu dengan kesadaran sendiri. Saat sudah lebih besar, dia bahkan mampu menyiapkan beberapa kebutuhannya tanpa dicontohkan lagi.
Melatih Kebiasaan Baik
Jadwal harian anak juga bermanfaat untuk mengajarkan kebiasaan baik. Gosok gigi, makan dalam durasi 30 menit, lalu membaca buku setiap sebelum tidur malam adalah contoh kebiasaan baik yang bermanfaat untuk anak. Jika tidak dibuat sebagai rutinitas, maka anak jadi malas sikat gigi, makan tidak teratur, atau kurang terstimulasi dengan optimal.
Manfaat Jadwal Harian Anak untuk Orangtua
Membangun Kekompakan Antar Orangtua
Dengan adanya jadwal harian anak, orangtua bisa membagi tugas rumah, pekerjaan, dan pengasuhan dengan lebih mudah. Ibu dan Ayah akan terhindar dari pertikaian dan saling menyalahkan yang sering kali terjadi karena tidak ada jadwal harian anak yang disepakati bersama, seperti saat salah satu orangtua memberi anak snack di waktu jadwal makan utama atau waktu screen time anak yang melebihi batas wajar.
Membantu Orangtua Memiliki Waktu Tambahan
Saat memiliki rutinitas yang sama, akan ada sisa waktu yang dimiliki orangtua karena pekerjaan cenderung lebih cepat selesai. Melansir dari laman Raising Children, sisa waktu tambahan ini bisa digunakan untuk bermain dengan anak, mengembangkan diri, atau sekadar santai melepas lelah.
Menumbuhkan Perasaan Puas sebagai Orangtua
Karena kebiasaan yang teratur, ada perasaan bangga saat mampu menyelesaikan pekerjaan sehari-hari untuk keluarga dan anak-anak. Kepuasan yang didapat bisa menciptakan kebahagiaan dan baik demi mental yang sehat.
Menurunkan Tingkat Stres
Terbiasa menyelesaikan rutinitas dengan cepat dan teratur membuat orang dewasa mudah memecahkan masalah dan terhindar dari kecemasan. Saat anak memiliki jadwal yang konsisten, orangtua pun bisa melakukan persiapan sebelum mendampingi aktivitas anak dan memudahkan saat pasca aktivitas anak. Sehingga tingkat stress juga menurun.
Menghindarkan Masalah yang Sepele Tapi Berefek Besar
Hal-hal yang terbiasa dilakukan secara teratur bisa menghindarkan dari kebingungan-kebingungan kecil yang bisa berefek besar. Misalnya, anak harus mandi pukul 07.00 pagi. Dengan adanya jadwal harian anak, Ibu bisa mempersiapkan perlengkapan mandi dan strategi membujuk anak agar mau mandi dan selesai di waktu yang ditargetkan. Sepertinya sepele, tapi bisa berefek ke manajemen waktu dan pengelolaan stres.
Contoh Jadwal Harian Anak
Usia 6-12 bulan
06.30 Bangun pagi dan minum ASI/Susu
07.00 Berjemur dan jalan-jalan pagi
07.30 Mandi pagi
08.00 Sarapan (bisa menu utama, bisa juga snack)
08.30 Bermain dengan orangtua
09.30 Tidur
11.00 Bangun dan Minum susu
11.30 bermain dengan mainan yang ada bersama Ibu
12.00 Makan Siang bersama Ibu dan bermain
13.30 Baca buku lalu tidur siang
15.30 Bangun dan makan snack
16.00 Mandi sore
16.30 Jalan-jalan sore dan solo play
18.00 Makan malam
18.30 Bermain dengan orangtua
19.30 Persiapan tidur (dibantu sikat gigi, ganti popok, membaca buku cerita, berdoa)
20.00 Minum susu dan tidur malam
Usia 1 – 3 tahun
06.00 Bangun pagi dan minum susu (diatas 2 tahun minum susu bersifat opsional)
06.30 Mandi pagi
07.00 Sarapan
07.30 Aktivitas gerak (bisa sambil jalan-jalan sekitar rumah atau senam ringan)
08.30 Ikut aktivitas orangtua (apa saja yang dilakukan orang tuanya saat itu, memasak, membersihkan rumah, dll)
09.30 Makan cemilan
10.00 Bermain atau solo play
11.00 Tidur siang
12.30 Bangun dan makan siang
13.00 Bermain dan stimulasi anak
15.00 Mandi sore
15.30 Makan cemilan
16.00 Bermain atau ikut aktivitas orangtua
16.30 Jalan-jalan sore dengan orangtua
17.00 Main dengan mainan yang dipunya (bisa pretend play dengan boneka)
18.00 Makan malam
19.00 Down time dengan membaca buku, minum susu, dan persiapan tidur (sikat gigi, ganti piyama, dll)
20.00 Tidur malam
Usia 3-4 Tahun (pra-sekolah)
06.00 Bangun lalu mandi
07.00 Sarapan
08.00 bermain permainan terstruktur (bila belum sekolah), pergi ke sekolah (jika sudah sekolah), virtual school (dalam masa pandemi)
09.30 Makan cemilan
10.00 Ikut aktivitas orangtua atau membaca buku
11.00 Free play
11.30 Makan siang
12.30 Tidur siang
14.00 Aktivitas bersama orangtua berupa eksperimen sains, atau menari sambil menirukan video
15.30 Mandi sore
16.00 Makan cemilan
16.30 Bersepeda sore atau bermain
18.00 Makan malam bersama
18.30 Aktivitas bersama orang tua seperti bercerita, bersantai sambil bergurau
19.00 Downtime atau screen time
20.00 Persiapan tidur
20.15 Tidur malam
Untuk anak usia sekolah (seperti TK dan SD), jadwal harian anak tidak jauh berbeda dengan anak usia pra-sekolah. Pada dasarnya, jadwal harian anak pra-sekolah ini juga disusun untuk membiasakan si kecil memiliki ritme keseharian yang kelak akan memudahkan mereka saat masuk usia sekolah. Perbedaannya akan terletak pada waktu bermain di rumah saat pagi hari yang berubah menjadi waktu belajar dan bermain di sekolah (atau secara virtual selama pandemi Covid-19).
Nah, beberapa contoh jadwal harian di atas bisa Ibu sesuaikan dan modifikasi dengan keadaan di rumah masing-masing. Meski tidak ada panduan paten dalam menyusun jadwal harian anak, akan lebih baik apabila orangtua membuat jadwal berdasarkan kesepakatan bersama. Saat anak sudah bisa mengutarakan pendapat, ajaklah untuk ikut menentukan jadwal hariannya agar si kecil merasa dihargai, antusias, dan memiliki tanggung jawab atas pilihannya.
(Dwi Ratih)