Ibupedia

5 Manfaat Penting Potasium Untuk Ibu Hamil dan Anak Kecil

5 Manfaat Penting Potasium Untuk Ibu Hamil dan Anak Kecil
5 Manfaat Penting Potasium Untuk Ibu Hamil dan Anak Kecil

Potasium merupakan mineral penting, yang bekerja menjaga jaringan otot, menyeimbangkan elektrolit tubuh, serta mengoptimalkan pertumbuhan janin. Meski begitu, penting untuk memperhatikan tingkat potasium Ibu, karena level yang tinggi bisa memicu hyperkalemia.

Berikut ini kita akan membahas tentang manfaat kesehatan potasium selama hamil, pengaruhnya pada janin, dan manfaatnya pada anak.

Manfaat Potasium untuk ibu hamil

  1. Menjaga cairan tubuh

    Ibu, apa Ibu khawatir kekurangan potasium selama hamil bisa mempengaruhi perkembangan janin? Ketakutan Ibu bisa dimaklumi. Faktanya, Ibu membutuhkan konsumsi potasium dalam jumlah cukup setiap hari untuk memastikan janin dalam kondisi sehat. Jadi sebagai calon ibu, memenuhi kebutuhan konsumsi makanan kaya potasium menjadi hal yang penting untuk dilakukan. 

    Selama hamil, tubuh membutuhkan potasium dalam jumlah optimal untuk berfungsi dengan baik. Mineral penting ini membantu menjaga cairan tubuh dan keseimbangan elektrolit. Selain itu, potasium berperan penting dalam kontraksi otot tubuh, transmisi impulse saraf, dan melepas energi dari nutrisi penting seperti lemak, protein, dan karbohidrat.

  2. Mengatur tingkat tekanan darah yang sehat

    Bersama sodium, kehadiran potasium mengatur tingkat tekanan darah yang sehat. Potasium yang rendah selama hamil bisa berdampak buruk dan bisa memicu komplikasi yang tidak diinginkan.

    Konsumsi jumlah potasium yang cukup selama hamil bisa membuat Ibu terlindungi dari komplikasi dan Ibu dapat menjalani kelahiran yang sehat. Umumnya, kebanyakan dokter merekomendasikan asupan 4.700 mg potasium setiap hari. Pada ibu menyusui, asupan potasium harus sekitar 5.100 mg per hari.

  3. Mencegah kram kaki

    Ketika volume tubuh melebar hingga 1,5 kali dari asalnya selama hamil, Ibu membutuhkan tingkat potasium yang cukup untuk menjaga keseimbangan kimia yang tepat pada tubuh. Terlebih lagi, asupan makanan kaya potasium yang teratur bisa mencegah kram kaki yang umum terjadi selama kehamilan.

  4. Mencegah Edema

    Penelitian menyimpulkan, tingkat potasium yang rendah di masa kehamilan menyebabkan kondisi bengkak yang dikenal dengan edema. Ini paling banyak terjadi selama kehamilan trimester ketiga.

  5. Menjaga keseimbangan elektrolit

    Tingkat potasium yang cukup menjadikan elektrolit menjadi seimbang. Hal ini bisa mencegah beberapa hal termasuk lemah, lesu, pusing hingga kulit kering.

Penyebab tingkat potasium yang rendah selama hamil

Ibu bisa kekurangan potasium selama hamil bila Ibu tidak menjalankan pola makan yang sehat. Selain itu, sering muntah dan diare parah juga dapat menyebabkan penurunan tingkat potasium secara tiba-tiba. Selama kondisi kesehatan ini terjadi, dokter biasanya merekomendasikan asupan diuretik untuk menurunkan cairan berlebih dari tubuh.

Ibu mengalami kekurangan potasium ketika keseimbangan elektrolit tubuh menjadi terganggu. Ketika Ibu mengalami tiga kali buang air besar yang cair dalam sehari, penting untuk mengonsumsi lebih banyak cairan. Diare dan mual parah bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius untuk janin dan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur.

Mengatasi potasium rendah selama hamil

Untuk mengatasi komplikasi kehamilan, dokter bisa merekomendasikan Ibu makan dengan pola makan seimbang, agar Ibu bisa menghindari tingkat potasium yang menurun. Ibu perlu meningkatkan asupan elektrolit hingga 2000 mg per hari agar elektrolit seimbang dan meningkatkan volume darah secara alami.

Segera setelah dokter mendiagnosis tingkat potasium Ibu, ia bisa merekomendasikan konsumsi minuman serta makanan kaya potasium atau suplemen untuk meningkatkan levelnya. Pada kasus yang jarang terjadi, dokter dapat mengembalikan tingkat potasium menggunakan infus elektrolit.

Makanan kaya potasium yang perlu dikonsumsi selama hamil

Berikut ini makanan yang kaya kandungan potasium, yang bisa dengan aman Ibu konsumsi selama hamil:

  1. Kentang

    Ibu bisa konsumsi variasi kentang untuk meningkatkan asupan potasium harian. Selain potasium, kentang mengandung persentase zat besi, serat, vitamin B6, dan vitamin C yang tinggi yang membantu pertumbuhan janin Ibu. Coba makan kentang panggang, daripada menggorengnya. Pastikan menghindari menambahkan lemak tak jenuh seperti keju leleh dan krim asam ke olahan kentang.

  2. Tomat

    Meski Ibu bisa mendapat potasium dari tomat segar, tomat yang dijemur matahari hampir 1800 mg mengandung potasium pada tiap satu gelas sajian. Selain rendah lemak, tomat yang dijemur matahari mengandung vitamin C serta serat yang tinggi. Serat membantu mengatur sistem pencernaan dan memastikan sistem kekebalan tubuh berfungsi dengan baik selama hamil.

  3. Buah kering

    Untuk memenuhi keinginan makan makanan manis selama hamil, Ibu bisa makan buah kering kaya potasium seperti aprikot. Satu gelas sajian buah kering memberi hampir 1500 mg potasium setiap hari.

  4. Pisang

    Pisang menjadi salah satu makanan paling kaya potasium yang perlu dikonsumsi selama hamil. Satu buah pisang memberi hampir 400 mg potasium untuk tubuh. Selain bisa meningkatkan energi, buah pisang juga mengandung serat yang tinggi, vitamin B6, dan vitamin C. Beberapa buah kaya potasium lainnya yang perlu dikonsumsi selama hamil adalah jeruk, kiwi, dan stroberi.

  5. Alpukat

    Alpukat merupakan makanan yang kaya potasium. Penelitian menunjukkan efek dan manfaat konsumsi alpukat pada faktor risiko penyakit metabolik. Orang yang makan alpukat dapat meningkatkan asupan nutrisi dan menurunkan kemungkinan mengalami sindrom metabolik.

  6. Bayam

    Bayam tidak hanya kaya potasium, tapi peneliti menunjukkan kalau bayam mengandung chloroplast glycoglycerolipid yang diyakini bisa bertindak sebagai pelawan kanker.

Ibu hamil dengan tingkat potasium rendah perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum minum suplemen. Dokter bisa meresepkan dosis suplemen potasium yang akurat selama hamil, dan Ibu perlu mengonsumsinya dengan seksama. Asupan suplemen yang tidak terkontrol bisa menyebabkan masalah kardiovaskuler seperti ritme jantuk yang berbahaya atau palpitasi.

Potasium untuk anak

Ketika berpikir tentang pola makan yang baik untuk buah hati, kita sering kali fokus menghindari bahan-bahan seperti garam, gula, dan lemak. Tapi, bagaimana dengan nutrisi lebih yang mereka butuhkan, seperti potasium?

Potasium menjadi salah satu dari 4 nutrisi yang tidak cukup diperoleh anak dari makanan. Asupan potasium penting untuk anak sebagai bagian dari pola makan bernutrisi. Ini karena fungsi potasium bisa membantu mengatur keseimbangan cairan di tubuh dan juga berperan penting dalam menjaga tekanan darah yang sehat.

Ketika kekurangan potasium dan terlalu banyak sodium, anak berisiko mengalami tekanan darah tinggi. Dan tekanan darah tinggi pada anak bisa berdampak saat dewasa. Anak tidak hanya bisa mengalami tekanan darah tinggi ketika dewasa, tapi kondisi ini juga terkait dengan penyakit jantung.

Asupan potasium untuk hidrasi tubuh anak

Potasium merupakan logam alkali yang berada di bawah sodium pada tabel periodik. Potasium, elemen reaktif tinggi yang ditemukan di alam, merupakan elektrolit di tubuh dan menyatu dengan menu bernutrisi. Elektrolit, seperti kalsium, klorida, dan sodium, berasal dari makanan dan cairan yang orang konsumsi.

Memonitor asupan potasium pada anak yang aktif dan orang dewasa khususnya penting karena potasium hilang dalam keringat, akibat berolahraga serta paparan terhadap suhu yang ekstrim.

Ketika menggantikan cairan yang hilang selama berolahraga, Ibu dan buah hati perlu mendapat potasium yang cukup dari makanan setiap hari, karena potasium berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh. Minum cairan yang cukup juga penting agar tetap terhidrasi dan sejuk, karena dehidrasi kronis bisa menyebabkan banyak masalah kesehatan.

Banyak orang terkejut mengetahui kalau susu, termasuk susu putih atau susu coklat, bisa membantu menghidrasi setelah berolahraga. Susu mengandung elektrolit, termasuk kalsium, potasium, sodium, dan magnesium untuk membantu menggantikan cairan yang hilang dalam keringat, serta cairan untuk membantu Ibu terhidrasi. Penelitian menunjukkan minum susu setelah berolahraga bisa mengembalikan dan menjaga hidrasi tubuh lebih baik dibanding minuman olahraga populer. Peneliti menyatakan ini karena kandungan elektrolit alami yang ada pada susu.

Berapa banyak potasium yang anak butuhkan?

Anak membutuhkan lebih banyak potasium ketika bertambah besar. Jumlah asupan harian potasium yang dianjurkan berbeda untuk tiap usia.

Usia 1 – 3 tahun        : 3000 mg per hari

Usia 4 – 8 tahun        : 3.800 mg per hari

Usia 9 – 13 tahun      : 4.500 mg per hari

Lebih dari 14 tahun : 4.700 mg per hari.

Berapa kandungan potasium pada susu?

Berapa banyak potasium yang ada di dalam susu? Tiap gelas ukuran 8 ounce (236 ml) mengandung 380 mg potasium. Ini sama dengan jumlah potasium yang ada pada pisang berukuran kecil.

Sumber potasium selain susu

Banyak buah dan sayur juga mengandung potasium. Untuk mendapat jumlah potasium yang sama pada satu gelas susu, Ibu perlu makan:

  • 1 ¼ ketela kecil

  • 9 tomat chery

  • 2 ¼ gelas semangka

  • ½ kentang kecil

  • 2 ¼ gelas bayam mentah.

Apakah anak bisa kelebihan potasium?

Ini bisa terjadi, Bun meski kemungkinannya kecil. Penting bagi tubuh untuk menjaga keseimbangan potasium yang baik. Terlalu banyak potasium bisa menyebabkan kondisi yang disebut hyperkalemia. Sedangkan, potasium yang terlalu sedikit atau kehilangan potasium melalui muntah atau diare bisa menyebabkan hypokalemia.

Efek samping potasium yang tidak seimbang berupa rasa lelah, otot lemah, kram, masalah usus, dan bahkan ritme jantung yang abnormal. Suplemen potasium (baik cair maupun tablet) bisa dibutuhkan oleh pasien yang tidak mendapat potasium yang cukup. Ini mungkin karena mereka tidak mendapat potasium dari pola makan yang teratur atau kehilangan terlalu banyak potasium karena sakit atau minum obat tertentu.

Mengatasi kekurangan potasium pada anak

Kekurangan potasium pada tingkat ringan bisa ditangani dengan memberikan anak makanan kaya potasium atau minum pil yang diresepkan oleh dokter. Sering kali anak harus dibawa ke rumah sakit untuk membuat tingkat potasiumnya kembali normal melalui infus. Ketika anak dimonitor karena kekurangan potasium, ia perlu menghindari aktivitas berlebihan yang bisa menyebabkan keringat berlebih.

Untuk mencegah kehilangan potasium pada anak, Ibu bisa berikan:

  • Elektrolit (bila mengalami diare atau muntah berlebihan)

  • Memberi makanan kaya potasium

  • Bila anak dalam pengobatan yang bisa menurunkan tingkat potasium, bicara pada dokter untuk mengetahui seberapa sering Ibu perlu memeriksa tingkat elektrolit anak.

  • Kekurangan potasium tidak boleh dianggap sepele karena bisa fatal akibatnya.

Ibu perlu tahu daftar makanan yang jadi sumber potasium yang baik. Tidak seperti vitamin dan mineral lain, label nutrisi pada kemasan makanan tidak selalu memuat jumlah potasium yang ada. Karenanya penting untuk memilih jenis makanan yang tepat dan hindari makanan yang diproses.

Hypokalemia – potasium rendah pada anak

Bila anak tidak mendapat potasium yang cukup atau ia kehilangan potasium berlebih ketika sakit (karena muntah dan diare yang memicu dehidrasi atau keringat berlebih), maka ia bisa menunjukkan efek kekurangan potasium (hypokalemia). Gejala kekurangan potasium bisa berupa lemah otot dan ritme jantung abnormal, yang biasanya segera membutuhkan perhatian medis.

Ibu perlu mengetahui gejala dehidrasi pada anak. Meski dehidrasi menjadi penyebab paling mungkin anak mengalami tingkat potasium yang rendah, bahayanya bisa melebihi hypokalemia. Beberapa gejala yang lebih umum adalah mulut dan lidah kering dan penurunan buang air.

Ketika dehidrasi terjadi, pencegahan jelas sangat dibutuhkan dibanding pengobatan. Kenali cara mengatasi dehidrasi pada anak. Beberapa penanganan terbaik untuk mengembalikan cairan seperti larutan oralit bisa membantu mengembalikan tingkat potasium.

Yang perlu diingat sebelum memberikan suplemen potasium pada anak

Sebelum memberikan suplemen potasium ke anak, beritahu dokter bila anak mengalami alergi terhadap suplemen potasium. Bicara pada dokter bila anak mengalami kondisi berikut karena tindakan pencegahan dibutuhkan:

  • dehidrasi berat

  • diabetes

  • penyakit jantung

  • penyakit ginjal

  • penyumbatan di tenggorokan atau usus

  • tingkat potasium tinggi (hyperkalemia)

  • penyakit Addison.

Bagaimana cara memberikan suplemen potasium pada anak?

Ikuti instruksi berikut ketika memberikan suplemen potasium untuk anak:

  • Berikan suplemen potasium ke anak selama waktu yang direkomendasikan dokter, meski kondisi anak terlihat baik. Bicara pada dokter anak sebelum Ibu menghentikan pemberian potasium karena alasan tertentu.

  • Berikan suplemen potasium di waktu yang sama setiap hari, sesuai saran dokter. Pilih waktu yang mudah agar Ibu tidak melewatkan dosisnya.

  • Berikan suplemen bersama makanan dan satu gelas air putih untuk mencegah masalah perut.

  • Bila anak minum suplemen potasium bentuk cair, takar dosisnya dengan baik menggunakan sendok khusus atau pipet yang diberikan dokter.

  • Berikan cairan potasium yang dicampur dengan susu dingin, jus, minuman ringan, atau air putih. Ini membantu menyembunyikan rasa.

Jumlah asupan potasium bergantung pada usia anak. Orang tua yang khawatir dengan asupan potasium anak umumnya mengira memberi pisang ke anak bisa jadi solusi. Meski pisang merupakan sumber potasium yang kaya, ada banyak lagi yang bisa Ibu tambahkan.

  • Kebanyakan buah mengandung potasium tapi buah kering lebih menguntungkan. Kismis dan aprikot kering jadi sumber potasium yang baik.

  • Ibu bisa rendam kismis dan almond semalaman dan berikan ke anak untuk dimakan di pagi hari. Cara lainnya adalah dengan menambahkannya ke sereal sarapan.

Hyperkalemia – terlalu banyak potasium juga bisa berbahaya

Perlu diingat Bu, terlalu banyak potasium sama bahayanya dengan kekurangan potasium. Tapi tingkat potasium terlalu banyak dari makanan jarang terjadi, kecuali anak juga mengonsumsi suplemen potasium atau mengalami masalah ginjal.

Hyperkalemia bisa menyebabkan masalah seperti masalah ritme jantung sebagai gejala pertama, jadi penting untuk tidak menggunakan tablet suplemen potasium kecuali dokter anak secara spesifik merekomendasikannya. Gejala lain dari potasium tinggi bisa berupa lelah berlebihan serta kebas dan kesemutan.

(Ismawati, Yusrina)

Follow Ibupedia Instagram