Ibupedia

5 Perkembangan Anak 2 Tahun yang Menakjubkan

5 Perkembangan Anak 2 Tahun yang Menakjubkan
5 Perkembangan Anak 2 Tahun yang Menakjubkan

Menyenangkan sekali rasanya melihat si kecil tumbuh semakin besar dan menggemaskan. Kini ia bisa berceloteh meski pengucapannya belum sempurna, bernyanyi dengan gerakan menggemaskan, dan selalu memamerkan apa yang ia buat kepada ayah dan ibunya. Ia bukan bayi lagi. Dua tahun sudah usianya, membuat Ibu bahagia sekaligus sedikit waspada mengingat perkembangan anak 2 tahun identik dengan istilah terrible two.

Apa itu terrible two?

Terrible two adalah istilah untuk menggambarkan karakteristik anak berusia dua tahun yang mulai keras kepala, sering berkata tidak pada perintah atau ajakan orang tuanya, mudah mengamuk, teriak, menangis, menggigit, memukul, jika keinginannya tidak dituruti. Karena itu, kata terrible (sangat buruk) disematkan. Padahal, perilaku “menyebalkan” tersebut merupakan tahap penting perkembangan anak dua tahun, yang membentuk seperti apa dirinya kelak saat dewasa. 

Betsy Brown Braun, penulis buku You’re Not the Boss of Me, mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan oleh anak usia dua tahun tersebut merupakan cara mereka untuk mengetahui batasan sesuatu, berlatih kemandirian, belajar mengungkapkan keinginan, dan belajar bahwa keinginannya tidak selalu sama dengan keinginan orangtua / pengasuhnya.

Karenanya, Ibu bisa mengubah sudut pandang yang melabeli perilaku anak dua tahun sebagai terrible two menjadi amazing two. Mengapa? Karena pada usai dua tahun inilah Ibu mulai dapat melihat betapa Ananda sangat cerdas: ia ingin membuka toples sendiri, bisa dimintai tolong mengambil lap, atau berusaha memberi tahu hal menarik yang ia lihat.

Ingatlah selalu bahwa teriakan, amarah, penolakan yang ia kerap lakukan adalah cara ia belajar mengenali emosinya dan membedakan baik dan buruk. Bukankah hal tersebut hanya sebagian kecil dari diri anak yang membuat Ibu seperti kehilangan kesabaran? Karena, lebih banyak perkembangan anak dua tahun yang membuat Ibu berdecak kagum dan tersenyum bahagia, seperti yang terangkum dalam capaian kemampuan anak usia dua tahun menurut WebMD berikut ini:

  1. Kemampuan motorik kasar

    Perkembangan anak dua tahun dilihat dari aspek motorik kasarnya (gross motor skill) menunjukkan keseimbangan tubuh yang lebih baik dan kontrol anggota gerak yang lebih baik. Jangan heran, Ibu akan lebih “sehat” mengikuti aktivitas Ananda karena ia mulai bisa melakukan hal-hal seperti: 

    • Berlari

    • Melompat dengan dua kaki, termasuk melompat ke depan dan ke belakang

    • Naik turun tangga dengan berpegangan

    • Naik turun kursi/tempat tidur tanpa bantuan

    • Menendang bola

    • Menangkap bola 

    • Berjinjit

    • Berjalan sambil membawa mainan berukuran besar atau membawa lebih dari satu mainan 

    • Naik sepeda roda tiga atau menaiki mainan beroda dan mendorong maju dengan kakinya

    Ibu juga bisa melihat bahwa cara berjalan anak makin menyerupai orang dewasa, yaitu mulai dari ujung jari kaki baru kemudian mendaratkan telapak kaki di lantai.

    Cara stimulasi kemampuan motorik kasar anak dua tahun:

    Dengan kemampuan motorik kasarnya yang berkembang pesat, sebaiknya Ibu memberi ruang gerak yang cukup pada anak dan waktu bermain di luar ruang yang mampu menyalurkan energinya sekaligus mengasah ketangkasannya. Lari halang rintang, melempar bola ke keranjang, atau melompat di atas petak-petak taman bisa menjadi alternatif kegiatan. 

  2. Kemampuan motorik halus

    Mampu menggunakan alat tulis merupakan salah satu capaian perkembangan anak dua tahun dilihat dari aspek motorik halus (fine motor skill). Hal ini disebabkan oleh semakin sempurnanya koordinasi antara jari, telapak tangan, dan pergelangan tangan. Dengan pegangannya yang semakin kokoh pada krayon atau pensil, anak mulai dapat mencorat-coret lebih banyak dan lebih terarah, termasuk mulai mampu membuat garis lurus dan lingkaran. 

    Di luar urusan kertas dan pensil, anak dua tahun juga menunjukkan kemampuan untuk: 

    • Menyusun empat balok atau lebih

    • Membuka halaman buku lembar per lembar

    • Membuka toples dan menuang keluar isinya

    • Memutar kenop pintu

    • Menyambungkan balok (misal Lego berukuran besar)

    • Meronce manik-manik dengan lubang berukuran besar

    • Memakai salah satu jenis pakaian dengan pengawasan

    • Membuka kancing berukuran besar

    • Makan menggunakan garpu

    • Menggunting tepi kertas

    Pada usia ini pula, anak mulai menunjukkan kecenderungan untuk menggunakan salah satu sisi tangan. Jika anak cenderung menggunakan tangan kirinya, apakah perlu dikoreksi? 

    Menurut Dr.Soedjatmiko, Sp.A(K). M.Si, spesialis tumbuh kembang anak dalam buku Parents Guide: Growing Up Umur 2 Tahun, penggunaan tangan kanan dan kiri akan memaksimalkan keseimbangan otak kanan dan otak kirinya. Usia tiga tahun ke atas, Ibu baru boleh mengajarkan anak untuk menggunakan tangan kanan pada aktivitas tertentu, misalnya untuk makan dan bersalaman.

    Namun, jika penggunaan tangan kiri mengganggu prinsip Ibu, mulai membiasakan anak untuk selalu menggunakan tangan kanan bisa dimulai pada umur 15 bulan. Yang perlu diperhatikan adalah, jangan memaksa anak untuk menggunakan tangan kanannya jika ia kidal. Hal ini bisa menimbulkan gangguan emosi dan perkembangan.

    Cara stimulasi kemampuan motorik halus:

    Banyak sekali hal yang bisa dilakukan untuk mengasah jari jemarinya. Jika Ibu kehabisan ide, Google dan Pinterest menyediakan banyak sekali inspirasi. Atau, coba beberapa cara dari The Imagination Tree berikut ini: 

    • Bermain playdough, tambahkan hiasan dari biji-bijian, pasta, kancing, beras berwarna, dan batu

    • Memasukkan sedotan ke dalam parutan keju berlubang besar

    • Meronce pasta jenis penne

    • Mencorat-coret di atas garam

    Prinsipnya, apapun bisa digunakan asal Ibu kreatif. Anak pun senang mencoba berbagai hal baru tanpa sadar bahwa ia sedang belajar!

  3. Kemampuan bahasa

    Perkembangan anak dua tahun juga cukup mencolok dari segi kemampuan berbahasa. Kini, ia sudah bisa berbicara menggunakan kalimat yang terdiri dari 2-4 kata. Ia pun mudah mengingat dan menirukan kata yang ia dapat dari percakapan dengan Ibu dan orang dewasa lainnya. Selain itu, anak usia dua tahun juga mulai bisa:

    • Memahami pertanyaan dan instruksi sederhana

    • Menunjuk benda atau gambar sesuai namanya

    • Menyebutkan nama dirinya, orang tuanya, kakak/adiknya

    • Menyebut nama-nama benda

    • Menyebut dan menunjukkan anggota tubuh

    • Membuat dialog dengan mainan

    • Bertanya “Ini apa?”, “Itu apa?”, “Di mana..?”

    • Menggunakan konsep waktu sederhana, seperti “tadi” dan “kemarin”

    • Suka mendengar cerita yang sama secara berulang

    • Meminta perhatian orang dewasa dengan kalimat sederhana seperti, “Bu, lihat!”

    • Menggunakan kata penolakan seperti “tidak”, “enggak”

    • Mengombinasikan kata benda dan kata kerja, misalnya “Ayah kerja”, “Kakak bobok”

    Banyak yang mulai kuatir ketika anaknya belum mampu berbicara pada usia dua tahun. Apa indikator bahwa kemampuan bicara anak bermasalah? Jika anak tidak memahami instruksi tanpa bantuan gestur, tidak menggunakan gestur saat ia menjelaskan hal yang tidak Ibu pahami, menyebut satu kata berulang-ulang, dan tidak mampu menyusun kombinasi 2-3 kata sebelum usia 3 tahun, maka Ibu bisa berkonsultasi ke pakar tumbuh kembang anak.

    Cara stimulasi perkembangan bahasa anak dua tahun:

    Sering mengajaknya bicara dan membacakan buku untuknya merupakan cara ampuh mengembangkan kemampuan bicaranya jika rutin dilakukan. Tunjuk gambar di dalam buku sembari menyebut namanya, lalu kemudian minta ia menunjuk gambar yang Ibu sebutkan. Perlahan kemampuan memahami bacaannya akan meningkat, begitu juga kemampuannya merangkai kata. 

  4. Kemampuan sosial emosional

    Perkembangan anak dua tahun dari kemampuan sosial emosionalnya menunjukkan peningkatan kemandirian, termasuk juga memiliki kemampuan untuk melakukan hal yang Ibu larang. Kemudian, anak mulai tertarik jika melihat anak-anak lain dan ingin bergabung. Biasanya, anak cenderung bermain di sekitar anak-anak lainnya tanpa mengajak bicara. Ia hanya tertarik pada anak lain jika ia menginginkan mainan yang sedang dimainkan anak lainnya. Mengingat fase usia ini anak masih egosentris, maka rebut-merebut mainan adalah hal yang biasa. 

    Hal lain yang menunjukkan perkembangan anak dua tahun adalah:

    • Mulai sadar akan perasaannya dan perasaan orang lain

    • Sering berganti suasana hati, mudah frustrasi

    • Tidak suka perubahan dan membutuhkan rutinitas yang terprediksi

    • Takut pada situasi tertentu

    • Mulai menunjukkan rasa malu

    • Mulai suka merengek

    • Ingin mandiri tapi minta didampingi

    • Mempertahankan barang miliknya

    • Mulai mudah berpisah dari orang tua

    Cara stimulasi perkembangan emosi anak:

    Perkembangan sosial emosional ini yang mungkin membuat orang tua paling emosional. Jangan sampai ketidakmampuan Ibu mengendalikan emosi mempengaruhi kestabilan emosi anak saat dewasa nanti. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melatihnya seperti yang disarankan oleh inisiatif Help Me Grow adalah:

    • Memberi semangat dan pujian 

    • Konsisten terhadap peraturan, khususnya yang bersifat boleh dan tidak

    • Seringlah mengajak anak berbicara tentang perasaannya

    • Bersikap tenang dan menenangkan setelah anak “meledak”

  5. Kemampuan kognitif

    Secara kognitif, perkembangan anak dua tahun menurut standar adalah ketika ia bisa mengelompokkan benda berdasar warna dan bentuknya, menemukan benda tersembunyi, meneruskan kalimat berima di dalam buku, mengikuti dua instruksi berurutan (misal: ambil gelasnya lalu duduk). Kemampuan berbahasanya yang meningkat membuatnya mulai bisa memecahkan masalah sederhana dan memahami konsep waktu dan angka.

    Selain itu, anak dua tahun mampu melakukan hal-hal berikut ini:

    • Memahami cerita sederhana

    • Mengelompokkan benda dalam kategori tertentu (misal: hewan, kendaraan)

    • Memberitahu orang lain apa yang sedang ia lakukan

    • Bermain peran dengan boneka/mainan

    • Mengenali dirinya di cermin

    • Menyusun berdasar urutan besar kecil

    Cara stimulasi kemampuan kognitif anak dua tahun:

    Bermain building blocks atau merangkai balok untuk membuat bentuk tertentu dapat mengasah kemampuannya memecahkan masalah. Matching game atau bermain mencocokkan gambar yang sama dapat mengasah memorinya.  Puzzle, bermain lawan kata, dan menebak akhir cerita juga dapat mengasah logika berpikirnya. Selama anak menikmati, Ibu bisa melakukannya. Yang penting, anak tidak diforsir untuk bisa memecahkan masalah tertentu ya, Bu.

Tantangan perkembangan anak dua tahun

Dengan capaian-capaian luar biasa di berbagai aspek di atas, tentu terdapat proses yang membuat anak menguasai semuanya. Seringkali, proses tersebut menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh orang tua dan lingkungan sekitar. Anak bisa membuat garis lurus setelah menghabiskan puluhan lembar kertas dan ….tembok rumah. Ia mampu meloncat tinggi setelah mengabaikan peringatan Ibu setiap saat ia melompat-lompat di kasur. 

Tidak hanya itu, ada sejumlah tantangan lain yang merupakan tahap penting dalam tumbuh kembangnya yang terjadi saat anak berusia dua tahun.

  1. Menyapih

    Tidak terasa, dua tahun sudah Ibu menyusui si kecil yang kini tidak kecil lagi. Kini, saatnya menyusun strategi untuk membuatnya lepas ASI. Orang dulu mengoleskan jamu pahit di puting supaya anak trauma. Namun, Ibu tahu kan, salah satu perkembangan anak dua tahun adalah mulai mampu berkomunikasi? Maka, sebaiknya beri penjelasan secara baik-baik bahwa ia sudah besar sehingga minum susu menggunakan gelas. Kemudian, Ibu bisa mulai menyapih dengan cara mengurangi frekuensi menyusu secara bertahap, mengurangi durasi menyusu, mengalihkan perhatiannya saat ingin ASI, atau menawarkan pengganti ASI. Prosesnya berbeda untuk tiap anak, jadi Ibu bisa menyesuaikan dengan kemampuan anak dan kebulatan tekad Ibu.  

  2. Toilet training

    Meskipun toilet training dapat dimulai pada usia 18 bulan, namun kesiapan anak berbeda-beda. Jika anak sudah bisa bilang saat ingin kencing, tidak betah memakai popok basah, bisa melepas pakai celana sendiri, bisa menahan kencing, tandanya ia sudah siap untuk melakukan toilet training. Apalagi, jika anak sudah masuk playgroup, Ibu bisa bekerja sama dengan gurunya. Toilet training juga membutuhkan proses dan kesabaran. Ingat, hindari memarahi anak ketika mengompol karena hal tersebut dapat membuatnya trauma dengan toilet.

  3. Susah makan

    Mampu menolak untuk makan merupakan perkembangan anak dua tahun yang nampaknya paling menguras stok kesabaran. Ibu ingin anak makan 3 kali sehari dengan menu yang disiapkan dan jam makan yang telah ditentukan, namun anak susah diajak bekerja sama. Menurut Joanie Randle, penasehat menyusui dan pemberian MPASI di La Leche League International, AS, anak susah makan bisa jadi karena orang tua tanpa sadar sering memaksa anak memiliki pola makan dan kebiasaan makan seperti orang dewasa. Akibatnya, anak rewel kalau sudah lapar (namun belum jam makan) dan kesal dipaksa makan padahal ia tidak lapar. 

    Jadi, coba perhatikan lebih jeli rutinitas anak, kapan ia kenyang dan lapar. Jika Ibu ingin rutinitas, hindari membuatnya kenyang menjelang jam makan, termasuk kenyang karena mengedot susu. Siapkan pula makanan lebih awal untuk antisipasi ia lapar sebelum waktunya.

  4. Temper tantrum

    Temper tantrum atau mengamuk muncul sejak anak memasuki usia setahun, dan bertambah di usia dua tahun. Saat tantrum, anak bisa menangis lama, mengerti, berguling, menjejak, atau meronta ketika digendong. Lama tidaknya bergantung pada karakter tiap anak. Penyebab tantrum adalah keinginan yang tidak terpenuhi dan ketidakmampuan menyampaikan apa yang diinginkannya. Bisa juga ia lelah atau sekadar mencari perhatian. Solusinya, jangan ikut emosi ya Bu. Tarik napas jika perlu. Kemudian, cari penyebabnya atau alihkan perhatiannya. Jangan lupa, afirmasi perasaannya dengan kalimat, “Ibu tahu kamu kecewa/sedih/marah…” 

    Sama seperti fase yang lain, fase ini juga akan berlalu. Dengan banyak berfokus pada pencapaian anak ketimbang masalah yang muncul, Ibu bisa menghadapi perkembangan anak dua tahun dengan lebih bijak dan tenang. 


(Menur)