5 Tanda Bayi Siap Menerima Pemberian MPASI
Para ahli kesehatan dan laktasi sepakat kalau paling baik menunggu hingga bayi berusia sekitar 6 bulan sebelum pemberian MPASI. Badan kesehatan dunia WHO dan organisasi kesehatan lainnya juga merekomendasikan bayi mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan pertamanya.
Setelah itu, bayi membutuhkan lebih banyak nutrisi dari ASI yang bisa didapatkan dari makanan yang disebut MPASI atau makanan pendamping ASI. Pemberian MPASI ini juga harus memperhatikan beberapa hal penting agar bayi selalu sehat dan terhindar masalah kesehatan.
Waktu Pemberian MPASI
Banyak penelitian menunjukkan waktu pemberian MPASI dapat mempengaruhi penyakit alergi. Peneliti menemukan tidak ada risiko asma dan penyakit alergi lain pada anak yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan.
Tapi perlu diingat ya Bu, tidak ada bukti cukup yang menyatakan kalau kita menunda pemberian MPASI lewat dari usia 6 bulan bisa menghindari risiko alergi. Tapi menyusui bisa jadi perlindungan terbaik agar anak terhindar dari penyakit alergi, meski menyusui memang tidak bisa mencegah alergi makanan pada anak dengan risiko tinggi, misalnya punya riwayat keturunan alergi.
Ada data yang juga menyatakan hubungan antara waktu pemberian MPASI dan obesitas. Survey dilakukan terhadap lebih dari 12.000 anak di usia 9 bulan, 3 tahun, dan 5 tahun. Ditemukan fakta, ketika pemberian MPASI dilakukan sebelum anak usia 4 bulan, sebanyak 26 persen cenderung mengalami kelebihan berat badan atau obesitas saat usia 3 hingga 5 tahun, dibanding pemberian MPASI bayi dilakukan setelah usia 6 bulan (22 persen). Peneliti juga menyimpulkan kalau anak yang tidak menyusu ASI lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan (23 persen) dibanding mereka yang menyusu ASI hingga setidaknya berusia 4 bulan (18 persen).
Nutrisi Pemberian MPASI
ASI memberi semua nutrisi, termasuk zat besi, yang bayi butuhkan selama sekitar 6 bulan pertama kehidupan bayi. Bayi juga menyimpan zat bersi yang disalurkan melalui plasenta selama ia masih di rahim. Setelah stok zat besi di tubuh bayi habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan zat besi bayi sampai usia 6 bulan, makanan yang kaya zat besi seperti daging dan sereal perlu ditambahkan pada menu makan bayi.
Selain itu, dari segi perkembangan, kebanyakan bayi telah siap untuk menerima pemberian MPASI di usia 6 bulan. Di usia ini biasanya bayi bisa duduk sendiri, bisa menahan kepalanya, serta memiliki kemampuan motorik untuk mengambil makanan serta memasukkannya ke dalam mulut. Dan bila bayi tidak bereaksi terhadap sendok yang menyentuh bibirnya, kemungkinan ia berusaha mengomunikasikan kalau ia belum siap. Coba tawarkan makanan lain, bila ia masih menolak, tunggu beberapa hari dan coba tawarkan kembali.
Kesiapan Bayi Dalam Pemberian MPASI
Kesiapan bayi untuk menerima pemberian MPASI bergantung pada kematangan saluran pencernaan bayi dan kesiapan perkembangannya. Meski kematangan sistem pencernaan bayi bukan sesuatu yang bisa kita amati, penelitian mengindikasikan usia 6 bulan sebagai waktu yang ideal untuk menghindari peningkatan risiko penyakit dan masalah kesehatan akibat pemberian MPASI terlalu dini. Tiap bayi siap menerima pemberian MPASI di waktu yang berbeda. Pada umumnya kesiapan bayi untuk menerima pemberian MPASI ditunjukkan antara usia 6 sampai 8 bulan.
Tanda yang mengindikasikan perkembangan bayi siap menerima pemberian MPASI antara lain:
Bayi tidak lagi memiliki refleks lidah yang secara otomatis mendorong makanan keluar dari mulut
Bayi siap dan mau mengunyah
Bayi mengembangkan kemampuan pincer grasp yang terjadi ketika ia mengambil makanan atau benda lain dengan ibu jari dan jari telunjuk. Menggunakan jari-jari dan memegang makanan di telapak tangan (palmar grasp) tidak bisa menggantikan perkembangan pincer grasp.
Bayi ingin bergabung dengan Bunda saat waktu makan dan mencoba mengambil makanan dan memasukkannya ke dalam mulut.
Tanda kesiapan pemberian MPASI yang salah yang beredar di masyarakat
Kita sering kali beranggapan tanda kesiapan pemberian MPASI adalah ketika bayi menunjukkan peningkatan keinginan untuk menyusu lebih sering yang tidak disebabkan oleh sakit, tumbuh gigi, atau perubahan rutinitas. Tapi sangat sulit menilai apakah bayi meningkatnya frekuensi menyusu si kecil apakah karena ia memang siap menerima pemberian MPASI atau tidak.
Banyak bayi usia 6 bulan yang sudah tumbuh gigi, mengalami growth spurt, separation anxiety, serta wonder weeks yang bisa memicu peningkatan frekuensi menyusu. Pastikan Ibu melihat semua tanda kesiapan pemberian MPASI pada buah hati, karena peningkatan menyusu saja tidak bisa jadi panduan akurat yang menIbukan bayi siap menerima pemberian MPASI.
Berikut ini beberapa tanda kesiapan pemberian MPASI yang keliru:
Tumbuh gigi
Gigi yang tumbuh tidak mengindikasikan bayi siap untuk pemberian MPASI. Gigi pertama bayi bisa tumbuh di waktu yang berbeda-beda. Beberapa bayi bahkan lahir dengan gigi yang sudah tumbuh, tapi bukan berarti ia sudah siap untuk menerima pemberian MPASI.
Ada juga bayi yang belum tumbuh gigi hingga usianya mencapai 1 tahun. Ini berarti si bayi harus mulai menerima pemberian MPASI sebelum gigi pertamanya tumbuh. Ini tak masalah karena ia bisa melakukan banyak hal, seperti mengunyah atau mencabik makanan, dengan gusinya.
Bayi mengambil makanan Ibu
Mulai di usia sekitar 4 bulan, beberapa bayi meraih dan merebut makanan dari piring Ibu. Beberapa orang tua mengira bayi melakukan ini karena ia siap untuk menerima pemberian MPASI. Ini tidak benar.
Semua tanda kesiapan perkembangan harus terjadi bersamaan untuk mengindikasikan bayi siap untuk MPASI. Salah satu dari tanda ini adalah bayi meraih makanan. Bayi juga harus mampu memasukkan makanan ke dalam mulut, siap mengunyah, memiliki kemampuan untuk duduk tegak tanpa bantuan, dan tidak lagi punya refleks tongue-extrusion.
Kebanyakan bayi mencapai semua tanda kesiapan perkembangan ini di usia sekitar 6 bulan. Ingat Bun, bayi suka menggapai apa saja yang menarik di depannya. Ini tidak berarti ia merasa lapar. Bayi mungkin hanya ingin meniru apa yang Ibu lakukan.
Sering terbangun di malam hari
Seiring perkembangan bayi, ia melewati periode di mana ia terbangun lebih sering di malam hari dan menyusu lebih sering. Periode ini umumnya disebut wonder weeks, atau lompatan pada perkembangan mental dan fisik bayi. Wonder week sering membuat bayi terbangun lebih sering dan ingin menyusu lebih sering, tapi ini artinya bukanlah tanda kalau ia siap untuk menerima pemberian MPASI.
Beberapa orang tua mengira ketika mulai pemberian MPASI, bayi akan tidur lebih lama atau sepanjang malam. Ini juga tidak benar. Biasanya bayi justru akan lebih sering terbangun di malam hari karena mengalami reaksi dari MPASI, seperti sakit perut. Selama bayi tumbuh, pola tidur dan makannya akan terus berubah.
Bayi ingin menyusu lebih sering
Bayi melewati tahapan di mana ia ingin menyusu lebih sering, karena berbagai alasan yang bisa jadi tidak ada hubungannya dengan kebutuhan MPASI. Misalnya, bayi sedang tumbuh gigi, mengalami wonder week atau separation anxiety, dan sebagainya. Satu hal yang pasti, ketika bayi menyusu lebih sering, persediaan ASI Ibu akan meningkat.
Berat badan bayi mencapai angka tertentu
Hanya karena bayi mencapai jumlah berat tertentu atau memiliki berat dua kali berat lahirnya, tidak secara otomatis berarti ia siap untuk MPASI. Beberapa orang tua mengira perlu memulai MPASI karena bayi sudah terlihat lebih besar, tapi lebih besar tidak berarti kematangan perkembangannya lebih maju. Orang tua lain diberitahu kalau mereka perlu mulai memberikan MPASI karena bayi terlihat kecil.
Ibu bisa memproduksi ASI untuk bayi, baik bayinya besar atau kecil. Susuilah bayi sesuai permintaan si kecil karena itu bisa membantu memastikan ia menerima apa yang ia butuhkan.
Mitos dan fakta tentang tanda kesiapan MPASI
Ada banyak mitos dan informasi keliru berkaitan dengan bagaimana mengetahui kalau bayi siap untuk MPASI, berikut ini beberapa diantaranya:
Berat bayi telah mencapai angka “tertentu”
Hanya karena bayi telah mencapai jumlah berat sekian kg atau dua kali berat lahirnya, tidak berarti ia otomatis siap menerima pemberian MPASI, khususnya bila ia berumur kurang dari 6 bulan. WHO merekomendasikan memulai MPASI di usia 6 bulan atau lebih, tidak terkecuali untuk bayi yang memiliki berat badan lebih. Penelitian menunjukkan ada banyak manfaat dari memulai MPASI di usia 6 bulan dan setelahnya untuk semua bayi, berapapun berat badan mereka. Kematangan saluran pencernaan dan kesiapan perkembangan bayi yang jadi pertimbangan, bukan berat badannya.
Pemberian MPASI disegerakan karena bayi sudah besar
Bunda mungkin pernah dapat saran untuk mulai pemberian MPASI karena si kecil sudah besar dan Bunda dianggap tidak bisa memproduksi cukup ASI untuk membuat bayi kenyang. Ini sangat tidak benar Bun. Hampir semua ibu memiliki kemampuan untuk memproduksi ASI yang cukup untuk menyusui secara eksklusif, bahkan buat bayi kembar tiga sekalipun. Bila Ibu membiarkan bayi menyusu sesuai permintaan, tubuh Ibu akan memproduksi ASI yang cukup untuk bayi. Selain itu, peneliti menyatakan bayi yang menyusu secara eksklusif tidak meningkatkan jumlah ASI yang mereka minum setelah 4 minggu pertama, asupan ASI konstan hingga setelah 6 bulan ketika bayi mulai makan MPASI dan menurun asupan ASI-nya.
Ibu lain diberitahu kalau bayinya menyusu terlalu banyak, jadi ia harus membatasi asupan ASI dan mulai pemberian MPASI. Tidak ada bukti kalau bayi yang besar dan menyusu akan menjadi anak atau orang dewasa yang besar, dan membatasi menyusu bisa berbahaya untuk bayi.
Pemberian MPASI disegerakan karena bayi terlihat kurus
Hal lain yang jadi alasan ibu mulai pemberian MPASI terlalu awal adalah karena bayinya kecil. Ini tidak masuk akal. ASI memiliki lebih banyak kalori dan nutrisi dibanding jenis MPASI yang bisa Ibu berikan ke bayi.
Penelitian telah menunjukkan, pada bayi di bawah usia 6 bulan, MPASI cenderung menggantikan ASI pada pola makan bayi, bukan menambah asupan total bayi. Jadi memulai MPASI lebih dini justru akan menurunkan bukan meningkatkan jumlah ASI dan kalori yang bayi peroleh secara keseluruhan. Satu rekomendasi pertama untuk bayi yang lambat menambah berat badan adalah dengan menurunkan atau membatasi MPASI dan menyusui lebih sering.
Bayi membutuhkan MPASI untuk bisa tidur lebih lama di malam hari
Keyakinan yang berkembang di masyarakat menyatakan MPASI di malam hari akan membantu bayi tidur sepanjang malam. Pendapat ini tidak memiliki dasar sama sekali.
Bayi perlu mulai MPASI karena tidak ada cukup zat besi di ASI
Alasan tambahan yang diberikan untuk mulai memberikan MPASI adalah karena kurangnya zat besi di ASI. ASI memiliki tingkat zat besi lebih rendah dibanding susu formula, tapi zat besi di ASI lebih siap terserap oleh usus bayi dibanding zat besi di susu formula.
Selain itu, bayi yang minum susu formula cenderung kehilangan zat besi dari celah yang berkembang di usus sebagai akibat kerusakan oleh konsumsi susu sapi. Bayi yang menerima ASI tidak kehilangan zat besi ini. Setelah 6 bulan pertama bayi akan memperoleh sumber tambahan zat besi dari selain ASI. Ini bisa diperoleh melalui jumlah MPASI yang sedikit.
Apa yang harus dilakukan jika bayi belum tertarik makan MPASI saat usianya sudah 6 bulan?
Bagaimana bila memulai MPASI setelah usia bayi mencapai 6 bulan? Kapan bayi membutuhkan nutrisi dari MPASI yang tidak bisa diperoleh dari ASI? Penelitian medis menunjukkan kalau menyusu eksklusif membuat bayi tumbuh selama 6 bulan pertama. WHO menyatakan menyusui bayi selama 6 bulan jadi cara optimal untuk memberi makan bayi. Tapi bagaimana bila bayi tidak tertarik makan MPASI di usia 6 bulan? Bisa saja bayi belum tertarik dengan MPASI hingga usia 9 sampai 12 bulan atau setelahnya. Ibu mungkin pernah mendengar, “makanan sebelum usia 1 tahun hanyalah untuk pengenalan saja”. Selama bayi terus tumbuh dan berkembang sebagaimana yang seharusnya, ASI akan memenuhi semua kebutuhannya dengan baik.
Setelah usia 6 bulan, bayi perlahan mulai membutuhkan lebih banyak zat besi dan zinc dibanding porsi yang hanya tersedia di ASI. Nutrisi tambahan bisa diperoleh dari jumlah MPASI yang sedikit.
Bila bayi memilih untuk terus menyusu dan tidak mau makan MPASI sama sekali, cukup awasi pertumbuhan dan status zat besinya, terus awasi tanda kalau ia siap untuk MPASI, dan tawarkan MPASI yang sesuai kemampuannya untuk ia coba, bayi bisa memutuskan untuk memakannya atau tidak. Kapanpun bayi mulai MPASI, ASI harus tetap jadi mayoritas nutrisi bayi hingga akhir tahun pertamanya.
Apa yang harus dilakukan jika bayi sudah tertarik makan sebelum usia 6 bulan?
Bayi usia 4 sampai 5 bulan kadang sangat ingin bergabung saat Bunda makan, tapi itu tidak berarti ia siap untuk MPASI. Lebih sering ini hanya dorongan perkembangan normal yang juga dilakukan bayi lain. Penelitian menyatakan ada banyak manfaat kesehatan dari menunda MPASI hingga bayi berusia 6 bulan, tidak hanya bagi bayi yang belum tertarik untuk makan.
Ada sejumlah hal yang bisa Ibu lakukan untuk membiarkan bayi bisa bersama-sama Bunda saat makan tanpa harus memulai MPASI lebih dini:
Biarkan bayi duduk bersama keluarga saat makan di pangkuan Ibu atau high chair.
Beri bayi satu gelas air atau ASI perah. Bayi bisa merasa terhibur sambil belajar menggunakan gelas. Sebanyak 29 sampai 88 ml air di gelas sudah cukup untuknya selama seharian. Banyak ibu memilih menggunakan air putih atau sedikit ASI untuk menghindari membuang-buang ASI ketika bayi belajar menggunakan gelas.
Tawarkan bayi untuk minum air dari gelas atau sedotan Ibu. Meski bila bayi tidak tahu bagaimana menggunakan sedotan, Ibu bisa letakkan sedotan di gelas berisi air, tutup ujung atas sedotan dengan jari untuk menahan sedikit air di sedotan, lalu biarkan bayi meminum air dari bawah ujung sedotan, lepas ujung atas ketika sedotan sudah berada di mulut bayi.
Tawarkan sendok, gelas, mangkok, dan alat makan bayi yang aman lainnya untuk dimainkan selama waktu makan.
Berikan bayi es batu bila bentuknya aman untuk dimainkan.
Tawarkan ASI yang dibentuk jadi popsicles atau ice cube untuk dimakan dengan sendok.
(Ismawati, Yusrina)