7 Alasan Pentingnya Membiarkan Anak Main Sendiri
Semua orangtua pasti sepakat bahwa bermain merupakan kebutuhan anak dan memiliki berbagai manfaat. Bermain tidak hanya baik untuk membentuk karakter anak yang bahagia, tapi juga bagus untuk kesehatan mental dan tumbuh-kembangnya. Saat anak bermain, anak akan belajar banyak hal dan memahaminya dengan lebih mudah. Termasuk saat anak main sendiri.
Tahukah Ibu, ternyata saat anak main sendiri juga memiliki manfaat yang tidak kalah penting seperti saat mereka bermain bersama teman sebaya maupun orangtuanya? Solo play, atau anak main sendiri, membuka peluang bagi mereka untuk mengeksplorasi lingkungannya secara lebih luas dengan langkah dan caranya sendiri. Dengan begitu, anak akan terlatih untuk fokus dan belajar dari kesalahannya sendiri saat mencoba permainan. Sebagai bonus, saat anak main sendiri dia juga akan belajar mengasah kemandirian sekaligus menumbuhkan harga diri anak.
Sebenarnya, tanpa orangtua sadari, kondisi di mana anak main sendiri sudah terlihat sejak mereka berusia 3 bulan. Lebih tepatnya ketika panca indra mereka sudah semakin berkembang dengan baik dan mulai bisa mengamati apa saja di sekitarnya meski masih dalam waktu yang sangat singkat sebelum akhirnya si kecil merengek pertanda minta ditemani.
Seiring bertambahnya usia si kecil, akan semakin bertambah lama pula durasi kemampuan anak main sendiri. Sebagai contoh yang disebutkan di laman parents.com, kemampuan anak main sendiri di usia 6 bulan hanya berdurasi sekitar 5 menit. Durasi ini meningkat menjadi 15 menit saat usia 12 bulan, 15-20 menit saat si kecil memasuki 18 bulan, bahkan bisa mencapai 30 menit saat anak berusia 2 tahun. Durasi ini juga dipengaruhi oleh temperamen dan kepribadian anak. Anak yang cenderung tenang bisa bermain sendiri untuk waktu yang lebih lama. Sementara anak yang memiliki kadar kecerdasan majemuk kinestetik lebih tinggi akan cenderung lebih cepat bosan saat bermain sendiri.
Dalam praktiknya, anak main sendiri tidak serta merta dibiarkan tanpa pengawasan. Ibu dan Ayah maupun pengasuh tetap harus siap siaga untuk mencegah terjadinya hal berbahaya saat anak main sendiri. Anak main sendiri bisa berarti mereka memilih sendiri apa yang ingin dilakukan. Mengingat manfaat sangat besar yang bisa didapat saat anak main sendiri, alangkah bijaknya jika orangtua maupun pendamping tidak menginterupsi anak kecuali diminta oleh si kecil.
Lantas, apa saja manfaat dan alasan pentingnya membiarkan anak main sendiri? Simak penjelasan yang telah kami rangkum dari laman verywellfamily di bawah ini ya!
Mengasah Kreativitas dan Imajinasi Anak
Segala perilaku dan ucapan anak seringkali penuh kejutan. Imajinasi dan kreativitasnya yang tidak terbatas membuat si kecil selalu menemukan hal baru saat bermain. Tidak terkecuali saat anak main sendiri. Jika anak bermain bersama teman sebaya maupun pendamping, kreativitas mereka dalam berimajinasi bisa saja terpengaruh oleh apa yang dilakukan orang di sekitarnya.
Sementara itu, saat orangtua membiarkan anak main sendiri, anak-anak akan bebas bereksplorasi. Bahkan Ibu bisa saja menemukan anak tiba-tiba bisa menyusun lego atau menjajarkan mobil-mobilannya seperti gerbong kereta api tanpa ada yang memberi instruksi.
Ibu juga tidak perlu heran, saat anak main sendiri tiba-tiba mereka bermain pretend play yang tak pernah dilakukan sebelumnya bersama orangtua seperti berpura-pura menyuapi dan merawat boneka kesayangannya yang dia anggap sedang terluka. Saat melihat anak main sendiri, ambillah langkah mundur, jangan menginterupsi, dan perhatikanlah dengan baik.
Ibu akan melihat binar di mata mereka, sebagai tanda anak sedang bahagia dan otaknya tengah mengolah imajinasi yang membuat si kecil akan semakin berpikir kreatif. Kreativitas ini tentu sangat berguna bahkan sampai anak tumbuh dewasa nanti. Mereka akan menjadi individu yang mampu menemukan inovasi dan hal-hal baru lainnya dalam kehidupan.
Mendukung Anak Untuk Mandiri dan Percaya Diri
Manfaat lain yang didapat saat membiarkan anak main sendiri adalah menumbuhkan sifat kemandirian dan kepercayaan diri si kecil. Ketika anak beraktivitas sesuai keinginannya tanpa interupsi dari teman sebaya maupun orang dewasa, mereka pasti akan mencoba melakukan banyak hal dengan tangan dan kakinya sendiri. Ibu akan melihat si kecil mencoba menarik kursi dan naik untuk mengambil benda yang tidak bisa dijangkaunya, alih-alih meminta bantuan Ibu.
Kemandirian ini erat kaitannya dengan rasa percaya diri anak. Saat anak main sendiri, mereka merasa memiliki kesempatan untuk melakukan semua hal dengan caranya sendiri. Dengan kata lain, mereka akan belajar dari kesalahannya sendiri hingga menemukan cara yang membuatnya berhasil. Saat ini terjadi, anak akan semakin percaya diri dengan kemampuannya sendiri.
Apalagi jika orangtua mendukung penuh dengan membiarkan anak main sendiri dan fokus memberikan apresiasi atau pujian atas usaha yang sudah dilakukan, bukan hanya hasilnya.
Mengasah Kemandirian Sosial Anak
Manfaat anak main sendiri dalam hal ini terkait dengan kemampuan bersosialisasi anak. Saat anak main sendiri dan terlihat sangat menikmatinya, Ibu tak perlu khawatir mereka akan menjadi anti-sosial. Justru ini adalah salah satu bentuk kemandiriannya dalam lingkungan sosial.
Anak jadi tidak perlu terlalu bergantung pada kehadiran orang lain dan tidak harus selalu berkumpul dengan banyak orang. Anak akan mampu beradaptasi dalam kondisi apa pun, ada maupun tidak ada orang di sekitarnya. Hal ini akan mengarah pada pembentukan karakter anak kelak agar memiliki pendirian kuat di lingkungan sosialnya.
Melatih Kemampuan Anak Menghibur Diri
Pernahkah Ibu melihat bayi yang suka menggaruk-garuk kepalanya saat menyusu? Itu merupakan salah satu bentuk self-soothing atau kemampuan menghibur dan membuat diri sendiri merasa nyaman. Tidak jauh berbeda jika anak main sendiri. Saat solo play, anak belajar menenangkan diri dan mencari cara untuk membuat dirinya nyaman. Meski si kecil akan selalu mencari dan mengandalkan Ibu agar selalu siap membantu saat dibutuhkan, dengan membiarkan anak main sendiri mereka akan belajar untuk mengandalkan diri sendiri terlebih dahulu dalam memecahkan masalah.
Seperti yang dijelaskan oleh Stephanie Gillingham, seorang koordinator program dan profesor pendidikan anak usia dini di Sheridan College, apa yang didapatkan saat anak main sendiri adalah rasa keingintahuan, otonomi diri, belajar mengambil insiatif, dan mengupayakan pemecahan masalah.
Membuat Anak Jadi Lebih Tenang
Saat bermain bersama teman sebaya atau orang lain, emosi anak akan cenderung lebih bergejolak. Dengan cepat mereka akan merasa sangat antusias, lalu tak lama menjadi sangat kesal karena banyaknya interaksi yang terjadi. Gejolak emosi yang tak menentu inilah yang membuat anak tidak tenang, bahkan mengarah pada tantrum.
Dengan anak main sendiri, suasana hati mereka akan lebih damai. Anak akan belajar mengenali emosinya sendiri dengan lebih dalam, hal-hal apa yang mereka suka dan tidak sukai, hingga akhirnya mereka akan lebih mudah mengomunikasikan apa yang dirasakannya kepada orangtua.
Ini akan menciptakan komunikasi yang efektif antara anak dan orangtua. Sehingga anak akan menjadi lebih tenang dan terhindar dari tantrum yang disebabkan oleh kesulitan dalam mengelola emosi dan ketenangan.
Melatih Anak Untuk Beraktivitas Tanpa Orangtua
Salah satu manfaat yang didapat saat membiarkan anak main sendiri adalah melatih mereka untuk terbiasa beraktivitas tanpa harus selalu ditemani orangtua. Apalagi jika si kecil sudah masuk usia sekolah. Aktivitas solo play bisa jadi cara untuk mempersiapkan si kecil agar tidak selalu lengket dengan Ibu atau Ayah.
Saat si kecil sekolah nanti, tentu tidak mungkin bagi orangtua untuk terus-menerus menemani anak. Jika anak sudah terbiasa tenang saat main sendiri, akan lebih mudah mempersiapkannya bereksplorasi dengan lingkungan baru di mana orangtua tidak lagi duduk di sebelahnya dan mengamati setiap gerak-geriknya.
Memberi Waktu Bagi Pendamping untuk Istirahat
Manfaat yang tak kalah penting yang bisa didapat saat anak main sendiri adalah orangtua atau pendamping akan memiliki waktu untuk istirahat, sekadar duduk bersandar dan menyesap teh hangat yang selama ini sering ditinggal sampai dingin.
Meski mencari celah untuk istirahat bukanlah tujuan utama Ibu membiarkan anak main sendiri, bukan berarti hal ini buruk untuk dilakukan. Setiap pendamping berhak memiliki waktu tenang untuk diri sendiri sebagai upaya menjaga kesehatan mental sambil mengawasi si kecil.
(Dwi Ratih)