Ibupedia

7 Cara Belajar Menulis Anak TK. Mudah dan Tak Bikin Bosan

7 Cara Belajar Menulis Anak TK. Mudah dan Tak Bikin Bosan
7 Cara Belajar Menulis Anak TK. Mudah dan Tak Bikin Bosan

Menentukan metode atau cara belajar menulis anak TK memang susah-susah gampang. Susah karena di usia ini, rentang fokus dan perhatian anak masih pendek, sehingga banyak anak kesulitan diajak duduk dalam waktu lama untuk latihan menulis dan memperhatikan apa yang kita ajarkan. Gampang, karena pada dasarnya, anak-anak justru senang mencoba hal baru. Mereka kebanyakan akan bersemangat jika diminta melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Jadi, semua sangat bergantung pada cara kita sebagai orangtua menentukan metode belajar menulis anak TK yang tepat dan menyenangkan sehingga anak tidak mudah bosan.

Sebelum melangkah ke cara-cara belajar menulis anak TK, ada baiknya Ibu dan Ayah memahami dulu kemampuan menulis yang perlu si kecil kuasai saat ia duduk di bangku TK. Dilansir dari laman Keys to Literacy, ada tiga poin yang jadi standar inti kemampuan menulis anak-anak TK:

  1. Penulisan Opini: anak mampu menceritakan topik atau judul sebuah buku, menyatakan pendapat atau preferensi dengan menggunakan gambar, mendikte, dan menulis untuk melengkapi sebuah opini
  2. Penulisan Informasi: anak mampu menyebutkan apa yang mereka tulis dengan menggunakan gambar, mendikte, dan menulis untuk menyusun teks informatif untuk memberikan beberapa informasi tentang topik tersebut
  3. Penulisan Naratif: anak mampu menceritakan satu peristiwa atau mengutarakan peristiwa berdasarkan urutan kejadiannya, serta memberikan reaksi atas apa yang terjadi, dengan menggunakan gambar, mendikte, atau menulis

Dilihat dari standar penulisan di atas, dapat diketahui bahwa mengajari anak menulis tidak melulu hanya dengan menyuguhkan kertas dan mencontohkan kepada anak cara menulis huruf atau angka saja. Kemampuan menulis sangat erat kaitannya dengan kemampuan membaca dan menyampaikan sesuatu, baik lewat lisan, tulisan, maupun gambar. Jadi, semua itu harus diasah secara bersamaan, ya, Bu.

Standar kemampuan di atas mungkin tampak “berat” untuk dibebankan pada anak TK. Namun sebenarnya tidak seberat itu kok, Bu. Misalnya di poin pertama soal penulisan opini, anak tidak mesti harus bisa menulis opini di kertas menggunakan pensil, seperti layaknya orang dewasa. Penyampaian opini ini bisa dilakukan melalui gambar atau lewat verbal, misalnya dengan menyebutkan garis besar cerita di dalam buku yang baru dibacakan kepadanya. Atau di poin kedua, salah satu yang menandakan anak mampu melakukannya adalah ketika mereka bisa menyebutkan atau menceritakan apa yang ia gambar. Nah, selanjutnya, kapan sebaiknya anak mulai diajarkan menulis?

Usia Ideal Anak Belajar Baca Tulis


Banyak orangtua merasa terburu-buru dan berharap anaknya bisa cepat menulis dan membaca di usia dini. Padahal kemampuan tersebut termasuk skill lanjutan yang baru bisa terbentuk ketika ia mencapai usia sekolah. Aktivitas belajar baca tulis idealnya dimulai di usia 6-7 tahun. Tapi, bukan berarti orangtua atau guru tidak bisa mengajarkan dasar-dasar skill yang diperlukan untuk belajar baca tulis sebelum anak mencapai usia tersebut. Di usia sekitar 4-5 tahun, anak mulai bisa diperkenalkan dengan pre-reading skills seperti mengenal dan belajar menulis huruf dan angka, mengeja suku kata (ma-mi-mu-me-mo), dan lain-lain. Sebaiknya aktivitas ini dilakukan sambil bermain, ya, Bu.

Bahkan, Ibu juga bisa merangsang perkembangan motorik halus anak di bawah usia 3 tahun dengan aktivitas-aktivitas yang mendukung, lho. Seperti memasukkan koin ke dalam celengan, mengupas jeruk, dan lain-lain. Keterampilan motorik halus ini menjadi kunci penting yang sangat berguna bagi anak ketika ia belajar menulis. Ibu juga perlu melatih koordinasi mata dan tangan anak dengan aktivitas sederhana yang bisa dilakukan di rumah, seperti menangkap gelembung sabun, memancing ikan-ikanan menggunakan magnet, dan lain sebagainya. Memperkuat koordinasi mata dan tangan melalui kegiatan-kegiatan tersebut dapat membantu anak belajar menulis saat ia sudah masuk usia sekolah.

Cara Belajar Menulis Anak TK


Memasuki usia 4-5 tahun, anak mulai bisa diajarkan dasar-dasar menulis, salah satunya mengenal huruf dan bagaimana menulis serta mengejanya. Jika sebelum usia 4 tahun, ia sudah diperkenalkan sedikit-sedikit tentang huruf dan angka, itu bagus, Bu. Ibu hanya perlu melanjutkan ke “materi” yang lebih kompleks. Berikut cara belajar menulis anak TK yang bisa Ibu coba di rumah.

1. Menulis huruf dan angka

Cara belajar menulis anak TK bisa dengan memperkenalkannya pada huruf dan angka. Saat masuk TK, beberapa anak mungkin sudah ada yang mulai hafal bentuk suatu huruf dan angka, namun biasanya mereka belum bisa menyusunnya ke dalam kata dan kalimat. Selain melatihnya menulis huruf dan angka, Ibu dan Ayah juga bisa mengajarkan anak soal penggunaan huruf besar, spasi, dan tanda baca, sambil menunjukkan susunan huruf untuk suatu kata tertentu.

Untuk membantu melatih kemampuannya menulis huruf dan angka, Ibu bisa menyiapkan gambar huruf atau angka yang dibuat dengan garis putus-putus, lalu minta anak untuk mengikuti garis tersebut agar huruf atau angka tersebut bisa terbentuk. Atau bisa juga dengan cara menjiplak atau menebalkan huruf dan angka yang tipis. Semua ini bisa membantu anak terlatih menuliskan huruf dan angka menggunakan alat tulis.

2. Mengelompokkan huruf dari bentuknya

Menghafal 26 sekaligus huruf alfabet tentu bukan hal yang mudah bagi anak TK. Cara belajar menulis anak TK bisa dimulai dengan mengelompokkan huruf berdasarkan bentuknya. Misalnya untuk huruf besar atau kapital bisa dikelompokkan menjadi 3 kategori; pertama yang terbentuk dari garis lurus (E, F, H, I, L, T), kedua yang bentuknya melengkung (B, C, D, G, J, O, P, Q, S, U), dan ketiga berupa kombinasi atau yang berbentuk diagonal dan agak rumit (A, K, M, N, R, V, W, X, Y, Z).

3. Belajar mengeja

Setelah memperkenalkan huruf, ajarkan juga anak untuk mengeja huruf-huruf yang sudah disusun menjadi kata atau suku kata tertentu. Mulailah dengan susunan yang sederhana, misalnya yang terdiri dari 1 atau 2 suku kata. Contoh: i-ni, i-tu, a-yah, i-bu, dan seterusnya. Di awal, anak mungkin akan sedikit kesulitan membedakan huruf vokal dan konsonan. Namun jika terus berlatih, lama kelamaan mereka akan terbiasa dengan huruf yang sudah tersusun dalam kata-kata. Belajar mengeja juga akan banyak memudahkan anak ketika mereka belajar membaca.

4. Membedakan huruf dan kata

Cara belajar menulis anak TK yang selanjutnya adalah dengan membedakan huruf dan kata. Tidak sedikit anak-anak yang sudah mengenal huruf namun masih kesulitan membedakannya dengan kata-kata. Ibu dan Ayah bisa membantu anak mengenalkan konsep kata dengan membuat bagan yang berbeda antara huruf dan kata. Bisa juga dengan menekankan bahwa kata-kata adalah sesuatu yang memiliki arti yang tersusun dari kumpulan huruf.

5. Menuliskan apa yang didengar anak

Alih-alih meminta anak menuliskan dengan benar apa yang mereka dengar, orangtua justru perlu lebih “longgar” dengan membebaskan mereka menulis sesuai apa yang terdengar oleh mereka. Misalnya ketika Ibu bilang “piano”, bisa saja anak akan menuliskan “piyano”, atau “anak” jadi “ana”, dan lain sebagainya. Jika anak hanya diminta terpaku pada ejaan yang benar saja, kreativitasnya justru bisa terhambat. Ketimbang langsung mengoreksi hasil tulisan anak, sebaiknya Ibu dan Ayah membiarkannya sambil perlahan diberi contoh penulisan yang benar.

6. Mengajak anak untuk bercerita

Belajar menulis anak TK tidak harus selalu dengan kertas dan pensil saja, tapi bisa juga dengan mengajak anak bercerita. Pancing anak untuk menceritakan kejadian menarik, lucu, atau apapun yang dia ingat. Aktivitas ini dapat mendorong anak belajar mengutarakan atau mendeskripsikan sesuatu yang ia pikirkan, yang mana akan berguna untuk melatih kemampuan menulisnya juga.

Setelah anak bercerita, ajak ia untuk menuliskan kembali apa yang dipikirkan. Ini mungkin akan terasa sulit bagi anak TK, namun Ibu, Ayah, atau guru bisa membantu membangun kalimat tentang kisahnya tersebut. Misalnya jika anak bercerita tentang makanan yang ia sukai, mulailah dengan pertanyaan, “Coba dituliskan, tadi kamu suka apa?”. Lalu setelah anak menjawab, minta dia menuliskannya di kertas dan bantu juga ia mengeja. Ibu juga bisa menyusun kalimat yang lebih panjang dengan memancing pertanyaan-pertanyaan lain.

Berlatih oral (salah satunya dengan bercerita tadi) cenderung lebih mudah dilakukan anak kecil daripada menulis dengan tangan. Ini dapat membantu mereka untuk mempelajari konsep menulis, yang dengan sangat cepat membuahkan hasil dalam membimbing mereka menulis tulisan mereka sendiri dengan tangan.

7. Menggunakan media lain selain kertas dan pensil

Anak-anak, biasanya akan lebih percaya diri menulis jika ia memiliki banyak kosakata atau preferensi. Mengajak anak membaca atau mengeja juga bisa jadi salah satu cara belajar menulis anak TK. Membaca dan mengeja tidak mesti harus lewat buku, tapi juga bisa dengan poster bergambar, tayangan mendidik di televisi, video di internet, atau bahkan baliho-baliho di jalanan. Tentunya ini bisa jadi alternatif cara belajar menulis anak TK yang tidak membosankan.

Do’s and Dont’s Saat Melatih Anak Belajar Baca Tulis


Setelah memahami cara-cara belajar menulis anak TK, Ibu dan Ayah juga perlu memperhatikan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan atau dihindari ketika melatih anak belajar baca tulis. Simak, yuk, tips dari Anna Geiger, M.Ed, seorang guru sekaligus penulis buku seperti yang dilansir dari laman The Measured Mom:

1. Do’s: Mengelompokkan huruf yang memiliki bentuk serupa

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, cara belajar menulis anak TK bisa dilakukan dengan mengelompokkan huruf yang punya bentuk serupa. Ini dapat membantu anak lebih mudah menghafal huruf. Misalnya, kelompokkan huruf (jika mau belajar huruf kecil) yang dimulai dengan garis lengkung, seperti a, d, c, o, g, b.

2. Do’s: Buat jadwal latihan yang konsisten

Belajar menulis anak TK juga perlu latihan yang konsisten. Buat jadwal rutin misalnya 2 atau 3 kali seminggu setiap hari dan jam tertentu untuk anak belajar menulis. Dengan latihan yang rutin dan konsisten, kemampuan menulis anak pun jadi semakin terasah.

3. Dont’s: Jangan mengajarkan anak menulis di kertas terlalu dini

Ibu dan Ayah juga perlu memerhatikan usia anak sebelum mengajarkannya menulis. Anak-anak yang masih terlalu dini (usia 2-3 tahun) sebaiknya jangan buru-buru diajarkan cara menulis yang benar. Selain karena rentang konsentrasinya masih sangat pendek, anak-anak di usia tersebut juga masih mengembangkan otot-otot halus yang nantinya berperan dalam kegiatan menulis.

Ketimbang mengajak anak duduk diam dan memintanya menulis di kertas (yang pasti sangat sulit dilakukan), orangtua sebaiknya mengajak anak melakukan aktivitas yang dapat memperkuat otot-otot jari dan tangan (motorik halusnya), misalnya memasukkan bola pom-pom ke kardus yang sudah dilubangi, memasukkan ujung benang ke manik-manik, atau berkreasi dengan playdough.

4. Dont’s: Jangan terpaku memilih jenis tulisan tangan tertentu

Setiap anak mungkin memiliki preferensi masing-masing tentang jenis huruf yang ingin ia pelajari. Bisa jadi gaya penulisan orangtua dan gurunya di sekolah berbeda. Di sini, yang perlu orangtua lakukan adalah membebaskan anak memilih gaya penulisannya sendiri. Jangan terlalu terpaku pada satu jenis tulisan tangan tertentu.

5. Dont’s: Jangan menaruh ekspektasi terlalu tinggi

Tidak sedikit orangtua yang menaruh harapan begitu besar pada anaknya, yang mana seringkali membuat mereka terlalu keras mendorong anaknya harus segera bisa baca tulis. Belajar menulis anak TK sebaiknya dilakukan secara perlahan. Kemampuan anak sendiri sangat variatif tergantung jenjang usianya. Orangtua sebaiknya tidak memaksa anak melakukan sesuatu yang memang mereka belum siap melakukannya.

6. Dont’s: Jangan memaksa anak memegang pensil dengan benar terlalu dini

Memegang pensil atau alat tulis dengan benar (mencapitnya dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk), bisa jadi hal tersulit yang dilakukan anak-anak. Ini karena memang otot-otot jari tangannya serta koordinasi mata dan tangannya belum matang sempurna seperti halnya orang dewasa. Anak-anak mungkin mulai memegang pensil dengan cara mereka masing-masing, dan itu sangat wajar. Orangtua maupun guru sebaiknya tidak memaksa anak dan membenarkan cara mereka memegang pensil jika mereka masih terlalu dini.

Itulah beberapa informasi terkait belajar menulis anak TK yang perlu diperhatikan tak hanya orangtua, tapi juga guru di sekolah. Selalu ingat bahwa menulis adalah kemampuan yang tidak bisa diperoleh secara instan. Butuh waktu untuk bisa mengasahnya, sebelum anak-anak mampu menulis satu halaman penuh di buku mereka. Tetap sabar dan semangat ya, Bu!

Penulis: Darin Rania
Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram