Ibupedia

7 Cara Bijak Membiasakan Kontak Mata Dengan Anak

7 Cara Bijak Membiasakan Kontak Mata Dengan Anak
7 Cara Bijak Membiasakan Kontak Mata Dengan Anak

Menerapkan kontak mata dengan anak saat berbicara rupanya tidak instan dilakukan. Perlu latihan sejak anak masih kecil dan orang tua perlu melakukan ini setiap harinya. 

Selain sebagai bentuk respect pada anak, ini juga bagian dari latihan untuk membiasakan anak melakukan kontak mata. Dibalik sederhananya konsep melakuka kontak mata dengan anak, ada manfaat besar yang mempengaruhi anak dalam hubungan sosialnya.

Mengapa kontak mata dengan anak penting?


Melansir dari Verywell Family, kontak mata dengan anak memiliki peran mendasar dalam hubungan interaksi dengan orang lain. Melihat lawan bicara di mata saat berbicara adalah kunci komunikasi verbal dan non verbal.

Ini membangun hubungan positif termasuk dalam sisi emosi. Bahkan ini juga mencakup aspek kemampuan, pembelajaran, dan perhatian anak terhadap sekitarnya, dalam hal ini lawan bicara.

Kontak mata sebenarnya sudah digunakan para bayi untuk bertahan hidup, lho. Secara alami mereka mencari kontak mata dengan orang terdekat mereka untuk mendapatkan rasa aman, makan (menyusui atau minum dari botol), nyaman dan berlindung.

Inilah mengapa kontak aman dengan anak penting dilakukan karena merupakan bentuk koneksi kuat antara anak dan orang tua. Sebagaimana kita ketahui bahwa orang tua lah dunia pertama anak-anak mereka.

Dari dunia pertama inilah, kepercayaa diri dan kemampuan dasarnya dalam fisik maupun sosial emosi dibangun dan dikuatkan. Anak belajar tentang lingkungannya dan bagaiman berinteraksi dengan sekitar mulai dari orang tuanya lewat komunikasi dengan kontak mata.

Agar saat mereka menghadapi dunia luar mereka tahu harus bagaimana dan yakin ke mana harus kembali. Cinta, kepercayaan, hubungan yang erat dan komunikasi yang baik bermula dari kontak mata.

Selanjutnya, anak-anak bisa membaca ekspresi wajah dan ‘membaca’ orang lain lewat komunikasi intens ini. Di mana ini baik untuk membangun sosial emosi anak-anak.

Cara melakukan kontak mata dengan anak

Ada banyak penyebab mengapa anak menghindari kontak mata, seperti rasa takut, cemas, malu, ada masalah penglihatan, atau memiliki autisme. Masalah emosi merupakan hal yang kompleks bagi anak, sehingga mereka seringkali kesulitan menangani emosinya.

Cara-cara berikut ini bisa orang tua praktekkan untuk melakukan kontak mata dengan anak, baik pada anak autis maupun non-autis.

1. Sejajarkan pandangan mata dengan anak


Dalam melakukan kontak mata dengan anak, anak seringkali kesulitan karena orang tua jauh lebih tinggi dibanding mereka. Orang tua perlu sejajarkan pandangan agar kontak mata dengan anak lebih efektif.

Berlututlah dan cari mata anak, baru kemudian sampaikan pesannya. Keadaan tubuh yang merendah ini juga otomatis membuat nada bicara jadi lebih lembut dan tenang.

Anak berhasil mendapat kontak mata, orang tua juga lebih tenang dan sabar. Sebuah win-win solution yang adil bagi keduanya, bukan?

2. Role model terbaik adalah orang tua


Yup! Contoh paling dekat dan panutan paling utama bagi anak adalah orang tua. Sehingga jika ingin anak berkontak mata saat bicara, maka orang tua juga perlu melakukan kontak mata dengan anak setiap kali berbicara.

Ini bantu menumbuhkan rasa percaya diri anak karena merasa orang tuanya begitu mempercayainya akan sesuatu lewat komunikasi dengan kontak mata. Anak juga akan mudah meniru apa yang orang tuanya lakukan, karena memang orang tua-lah orang terdekat dan yang paling mereka percaya. Saat orang tua melakukannya, anak pun menirunya.

3. Lakukan bersama dengan 3 kata ajaib


3 kata ajaib penting diajarkan sejak dini untuk menumbuhkan simpati dan empati yang positif bagi anak. Karena ini juga mempengaruhi pola komunikasi dan interaksi anak dengan orang lain, maka kontak mata juga baik diajarkan bersamaan dengan 3 kata ajaib, melansir dari Rainforest Learning Centre.

Ucapkan maaf, tolong dan terima kasih sambil melakukan kontak mata dengan anak. Lambat laun anak akan mencontoh dan terbiasa melakukan kontak mata saat berbicara.

4. Hentikan sejenak aktivitas untuk fokus berbicara dengan anak


Seringkali sebagai orang tua kita lalai dalam menjalin komunikasi. Karena terlalu sibuk dengan gadget atau pekerjaan di rumah, sehingga kita lupa untuk melakukan kontak mata dengan anak.

Saat anak mengajak bicara, hentikan dulu aktivitas apapun yang sedang kita lakukan. Berikan beberapa menit untuk mendengarkan apa yang anak sampaikan dan respon dengan baik.

Ucapkan juga terima kasih karena anak sudah mau menceritakan hal yang ia sampaikan pada orang tua. Ini akan berguna sampai anak dewasa nanti, karena merasa dihargai saat berbicara. Ini juga akan membuat anak percaya orang tuanya bisa menjadi sahabat dekatnya.

5. Sebut nama anak untuk mendapatkan perhatiannya


Agar mudah melakukan kontak mata dengan anak, posisikan tubuh lebih dekat dan sebut nama anak dengan jelas. Menyebut nama anak akan membuat anak fokus pada kita yang sedang mengajaknya bicara. Dengan cara ini orang tua mudah melakukan kontak mata dengan anak.

6. Pilih waktu-waktu seru untuk melakukan kontak mata dengan anak


Kapan waktu-waktu seru itu? Saat menemaninya makan, bermain bersama anak, sebelum tidur, membacakan buku, membangunkan anak dari tidur, berpamitan sebelum ke sekolah, sepulang anak dari sekolah, bahkan saat mandi.

Untuk bayi juga bisa saat pijat bayi bersama Ibu atau Ayah, saat menyusu atau minum dari botol, serta saat ganti popok. Kontak mata dengan anak yang seperti ini juga mendukung kemampuan bahasanya berkembang optimal. Karena tak hanya menjadi lancar berkomunikasi, anak juga memahami lawan bicaranya dengan baik.

7. Ajak anak bermain games kontak mata


Jenis-jenis games kontak mata ini baik untuk membuat anak terbiasa melakukan kontak mata saat berbicara. Ibu dan Ayah bisa mengajak bermain games tahan tawa. Saling melihat mata masing-masing dan menahan tawa. Yang tertawa lebih dulu akan dihukum, misalnya dengan dicoret bedak.

Ada juga games menirukan ekpresi wajah. Anak harus memperhatikan dengan baik mata dan area wajah lawan agar bisa menirukan ekpresi yang dimaksud.

Berikutnya tebak kata. Tempelkan kata yang harus ditebak di dahi orang tua, lalu minta anak untuk menjelaskan kata tersebut. Orang tua yang harus menebak apa katanya dari petunjuk yang dijelaskan anak.

Games ini akan membuat anak fokus pada mata orang tua untuk menjelaskan maksud dari kata yang perlu ditebak. Seru sekali, ya!

Dalam menerapkan kontak mata dengan anak memerlukan proses yang lama dan mungkin juga sulit. Untuk itu disarankan terbiasa melakukan ini bahkan dari bayi, saat jarak pandang  anak hanya beberapa senti saja. Konsistensi akan membuahkan hasil di masa yang akan datang. Anak jadi mudah melakukan kontak mata saat berbicara dengan orang lain.

 Editor: Aprilia 

Follow Ibupedia Instagram