Ibupedia

8 Cara Mengajarkan Anak Naik Sepeda

8 Cara Mengajarkan Anak Naik Sepeda
8 Cara Mengajarkan Anak Naik Sepeda

Naik sepeda sangat seru dan bisa jadi olahraga yang tepat untuk anak. Belajar bersepeda roda dua tanpa menggunakan training wheels juga jadi tahapan tumbuh kembang yang penting. Anak biasanya belajar mengendarai sepeda di usia antara 3 hingga 8 tahun, dan rata-rata setelah usia 5 tahun.

   

Kenapa anak perlu belajar naik sepeda?

Belajar naik sepeda jadi skill penting yang perlu dikuasai tiap anak. Tentu akan ada insiden jatuh atau luka di lutut di awal latihan, tapi setelah anak menguasai skill ini, mengendarai sepeda jadi skill yang bermanfaat seumur hidupnya.

Selain bisa membuat fisik lebih sehat, ada banyak alasan lain kenapa bersepeda jadi hal penting. Berikut ini beberapa diantaranya:

   

  1. Bersepeda membantu anak tetap aktif

    Panduan kesehatan Australia menyatakan kalau anak perlu setidaknya satu jam melakukan aktivitas fisik setiap hari agar ia bisa tetap sehat. Tapi sebanyak 80 persen anak tidak memenuhi rekomendasi durasi waktu ini. Mendorong anak mengendarai sepeda membantu ia membangun kebiasaan sehat yang mungkin bisa dipertahankan seumur hidup.

       

  2. Bersepeda baik untuk kesehatan mental dan belajar anak

    Bersepeda bukan hanya meningkatkan kebugaran fisik, tapi juga bermanfaat untuk perkembangan belajar dan kesehatan mental anak. Penelitian menunjukkan kalau siswa yang bersepeda ke sekolah lebih fokus dan siap untuk belajar, dibanding mereka yang diantar orangtua.

    Saat anak melakukan aktivitas fisik secara teratur, ia juga akan lebih bahagia, serta akan memberi anak lebih banyak kesempatan untuk melakukan interaksi sosial.

       

  3. Aktivitas yang bisa dilakukan dan dinikmati seluruh keluarga

    Bersepeda adalah aktivitas yang bisa dinikmati seluruh usia. Ibu, ayah, anak, dan bahkan kakek-nenek bisa menemani anak bersepeda. Ini jadi cara untuk menikmati quality time, dan bagus untuk Anda juga. Ingat, kunci untuk bersepeda bersama keluarga adalah bersenang-senang. Jadi mulailah dengan perlahan dan perbanyak jeda istirahat untuk si kecil agar tidak kecapekan.

       

  4. Bagus untuk lingkungan

    Mengajarkan anak naik sepeda juga punya manfaat buat lingkungan dalam jangka panjang. Menggunakan sepeda buat pergi ke rumah teman atau sekolah kalau jaraknya dekat, bisa menurunkan emisi karbondioksida, mengurangi kemacetan lalu-lintas, dan mengatasi masalah parkir. Polusi dan kemacetan berkurang berarti lingkungan tempat tinggal sekitar kita jadi lebih bersih, lebih sehat, dan bisa mengurangi stress.

       

Hal yang harus disiapkan untuk mengajari anak naik sepeda 

Ada beberapa hal yang mempengaruhi anak ketika ia belajar naik sepeda, seperti:

  • Sering melihat kakaknya, teman, atau tetangga mengendarai sepeda roda dua. Ini sering jadi dorongan untuk anak belajar bersepeda.

  • Ketersediaan tempat yang aman untuk bersepeda.

  • Merasa tertarik untuk belajar mengendarai sepeda.

Apakah usia anak juga jadi hal penting yang harus dipertimbangkan untuk mengajarinya naik sepeda? Well, sebagian besar anak akan belajar bersepeda ketika merasa siap, tapi penelitian menunjukkan kalau cedera lebih tinggi terjadi pada anak yang mulai belajar naik sepeda usia 3 sampai 5 tahun, dibanding mereka yang belajar sedikit lebih terlambat yakni di usia 6 atau 7 tahun.

   

  1. Memilih helm sepeda

    Helm harus terpasang di kepala, harus menutupi hingga bagian tengah dahi, tidak lebih dari  1 inci diatas alis. Bila helm terlalu tinggi di atas dahi atau bergerak-gerak lebih dari 1 inci ketika si kecil mendorong helm dari depan ke belakang atau ke samping, Anda perlu menggunakan ukuran yang berbeda.

    Anak juga bisa mengenakan sarung tangan, bantalan siku dan lutut saat bersepeda, dan pastikan tali sepatu terikat kencang dan hindari celana yang longgar. Itu semua harus dilakukan agar anak tetap aman saat belajar naik sepeda.

       

  2. Memilih sepeda untuk anak

    Jangan membeli sepeda yang terlalu besar untuk anak. Ini bisa memperlambat dan menghambat proses belajar. Pastikan anak bisa berdiri dengan kedua kaki menapak tanah saat duduk di sepeda. Ia harus merasa nyaman dan punya kontrol terhadap sepeda yang dinaiki.

    Sepeda punya banyak fungsi bagi anak, contohnya, sepeda bisa menjadi mainan yang berguna buat perkembangan anak. Sepeda juga bisa jadi cara untuk anak mengeksplor lingkungan sekitarnya.

       

  3. Sepeda roda tiga vs roda training/roda samping

    Beberapa anak bisa mulai mengayuh sepeda roda tiga ketika berusia 1 hingga 3 tahun. Kebanyakan anak bisa naik sepeda roda tiga dengan baik di usia sekitar 3 tahun.

    Saat harus memutuskan apakah anak harus mengendarai sepeda roda tiga dulu atau langsung ke sepeda roda dua dengan training wheels, beberapa orangtua lebih memilih salah satunya saja dengan alasan agar lebih hemat. Tapi banyak juga yang memilih keduanya.

    Sebenarnya dari kedua pilihan tersebut sama-sama baiknya. Mau memilih sepeda roda tiga dulu untuk si kecil atau langsung ke sepeda roda dua dengan training wheels, itu semua adalah preferensi orang tua. Tapi Anda juga perlu berhati-hati jangan sampai rumah atau garasi dipenuhi oleh sepeda lama.

       

  4. Belajar naik sepeda 

    Sebagian besar anak belajar bersepeda dengan cara tradisional, yakni dengan didampingi orangtua yang berlari di sisi sepeda, memegang bagian belakang sepeda, dan perlahan melepasnya.

    Tapi ada beberapa teknik yang lebih baru, seperti:

    • Menggunakan sepeda keseimbangan (balance bike), bukan sepeda dengan training wheels.

    • Melepas pedal dan menurunkan tempat duduk, agar bisa diubah menjadi balance bike.

    • Daripada menyuruh anak untuk menjaga keseimbangan, lebih baik beritahu anak untuk berbelok ke arah mereka akan jatuh. Ini justru akan membuat mereka bergerak lurus kembali.

    • Menaikkan posisi training wheels sedikit demi sedikit.

      

  5. Balance bike untuk anak

    Saat mengajarkan anak naik sepeda, sebaiknya kita melatih keseimbangan anak lebih dulu, baru mengajarinya mengayuh pedal. Nah, balance bike bisa digunakan saat kita mau melatih anak bersepeda dengan metode ini. Namun, harga balance bike yang cukup mahal membuat banyak orang tua enggan membelikannya untuk anaknya. Tapi tenang, kita bisa kok memodifikasi sepeda anak yang standar menjadi balance bike. Ini dia caranya:

     
    • Lepas roda samping. Roda samping membuat anak jadi terbiasa duduk di sepeda dan menggunakan kaki untuk mengayuh, tapi tidak membantu anak menjaga keseimbangan.

    • Lepas pedal dan turunkan dudukan. Ini membuat anak duduk tegak dengan kaki langsung berada di atas tanah. Tujuannya untuk membantu anak merasa lebih nyaman dan stabil ketika mulai belajar keseimbangan.

    • Memompa ban sepeda. Sepeda akan bergerak lebih lancar dan anak akan lebih mudah menyeimbangkan diri bila ban punya tekanan yang baik.

        

  6. Agar anak tetap aman saat belajar naik sepeda

    Keamanan jadi masalah terbesar ketika mengajarkan anak naik sepeda. Ajarkan anak mengenakan helm dengan ukuran yang tepat dan pastikan Anda memakainya juga saat naik sepeda untuk memberi contoh yang baik ke anak. Cari area yang tepat yang jauh dari lalu-lintas. Pastikan anak memakai pakaian dengan warna cerah saat belajar bersepeda.

       

Langkah mengajari anak naik sepeda

   

  1. Belajar bersepeda tanpa pedal; naik ke atas sepeda dan meluncur 

    Minta anak duduk di sepeda agar ia bisa merasakan sensasi untuk menyeimbangkan sepeda. Setelah itu, tantang anak untuk mengangkat kaki dan meluncur. Anda bisa naik ke sepeda Anda lebih dulu dan tunjukkan bagaimana cara meluncur dengan kaki terentang untuk menjaga keseimbangan.

    Lalu coba permainan ini: Hitung hingga 10 dan lihat apakah anak bisa meluncur dengan kaki tanpa menyentuh tanah selama 10 detik. Perlahan tambahkan waktunya ketika anak jadi lebih percaya diri. Coba nyanyikan lagu ABC selama anak meluncur dengan kaki tidak menyentuh tanah.

       

  2. Belajar bersepeda tanpa pedal; berbelok dan mengemudi

    Setelah anak menguasai kemampuan untuk bergerak dan meluncur, dan menikmatinya, lanjutkan untuk mengajarinya berbelok dan mengemudi. Mulailah dengan belokan memutar yang mudah. Buat latihan lebih seru dengan permainan mudah berikut ini:

     
    • Sediakan kerucut lalu lintas di pola tertentu dan minta anak berlatih mengemudi melewatinya.

    • Tempatkan sebuah benda di tengah jalan tempat latihan bersepda dengan jarak 10 meter dari anak dan minta ia menuju benda tersebut dengan sepeda. Permainan ini mengajarkan anak untuk memperhatikan sesuatu lebih dulu, baru mengarahkan sepeda ke target tertentu. Coba tempatkan benda lain di jarak 15 meter, lalu 20 meter.

       

  3. Naik sepeda dengan pedal

    Setelah anak bisa meluncur dengan kaki di atas, berbelok ketika meluncur, dan melihat ke depan ketika mengemudi, waktunya untuk memasang kembali pedal sepeda si kecil. Untuk saat ini, pastikan sadel tetap di posisi rendah agar anak bisa meletakkan kedua kaki di tanah untuk berhenti.

       

  4. Berlatih kesadaran pedal

    Pertama, ajarkan anak untuk duduk di sepeda dengan mata tertutup dan Anda bisa bersamanya untuk menstabilkan sepeda. Minta anak menaikkan lutut sampai di atas pinggang dan lalu minta ia mencari pedal dengan menggunakan kakinya.

       

  5. Mengayuh sepeda

    Selanjutnya ajarkan anak mulai bergerak dari posisi berhenti.

    • Minta anak duduk di sepeda dengan satu kaki menapak tanah dan kaki lain pada pedal naik di posisi jam 2.

    • Ajarkan anak menekan pedal ke bawah. Seperti teknik meluncur yang telah ia kuasai, tekanan ini akan membuat sepeda mulai bergerak.

    Agar anak stabil saat ia bergerak ke depan, kita bisa menempatkan satu tangan pada bahu atau sadel sepeda.

       

  6. Mengemudi dan mengayuh sepeda

    Ketika anak terbiasa mengayuh sepeda, ia bisa mulai berlatih berbelok. Minta anak bergerak membentuk lingkaran dan angka 8. Buat latihan lebih seru dengan game, coba ide berikut:

    • Atur kerucut lalu lintas atau benda lain untuk anak lewati.

    • Setelah belokan sederhana bisa dikuasai, coba pola yang lebih rumit. Misalnya Anda bisa letakkan 3 benda sehingga membentuk busur pada tanah. Minta anak untuk coba melewatinya.

          

  7. Menghentikan sepeda

    Minta anak berlatih perlahan menekan rem hingga ia bisa menggunakannya tanpa oleng. Untuk melatih kemampuan mengerem, coba game berikut:

    • Tempatkan benda sekitar 10 sampai 20 kaki di depan di tanah dan minta anak berhenti sebelum menabraknya.
    • Bermain lampu lalu lintas. Variasikan jarak dan minta anak untuk berhenti.

    Ketika anak sudah merasa nyaman mengerem, Anda bisa naikkan sadel kembali ke posisi standar. Untuk mengukur tinggi yang tepat, pegang sepeda agar stabil dan minta anak duduk di sadel. Posisi anak harus sedikit menekuk (80 sampai 90 persen lurus).

       

  8. Mengikuti panduan 

    Setelah anak semakin jago mengendarai sepeda, gunakan sepeda Anda dan minta anak mengikuti Anda. Jangan lupa gunakan helm.

    Kayuh sepeda dengan Kecepatan lambat di area yang mudah, dan sesekali berbelok. Lakukan juga latihan menggunakan kerucut lalu lintas. Fokus pada keseimbangan dan “lomba lambat,” di mana orang terakhir yang meletakkan kaki di tanah jadi pemenang.

    Ingat untuk mendorong anak agar berhasil, bukan fokus pada kesalahan yang dibuat anak. Salah satu bagian penting dari bersepeda bersama anak kecil adalah tahu kapan berhenti dan beristirahat. Setelah anak bisa menguasai skill ini, Anda bisa jadikan bersepeda sebagai acara keluarga.

   

Kesalahan dalam mengajarkan anak naik sepeda

Berikut ini beberapa hal yang perlu dihindari ketika Anda mengajarkan anak naik sepeda:

   

  1. Latihan di jalan raya

    Mulailah mengajarkan anak naik sepeda di taman atau lapangan atau area parkir yang kosong.

       

  2. Menggunakan training wheels

    Ini adalah cara tradisional untuk mengajarkan anak naik sepeda. Meski bisa berhasil, tetapi cara ini kurang efektif dibanding dengan metode yang lebih baru, yaitu meluncur.

    Anda tidak perlu balance bike khusus untuk mengajarkan anak metode meluncur. Cukup lepas pedal dari sepeda biasa yang dimiliki anak dan turunkan sadel agar anak bisa duduk di sepeda dengan kedua kaki menapak di tanah. Ajarkan anak mendorong sepda dengan kaki dan meluncur di sepeda. Setelah mereka sudah berhasil menjaga keseimbangan selama beberapa detik, Anda bisa pasang pedal kembali, naikkan dudukan dan ajarkan ia cara mengayuh sepeda.

    Metode ini jauh lebih efektif untuk mengajarkan keseimbangan naik sepeda dibanding training wheels.

       

  3. Menahan sepeda dan mendorongnya sepanjang jalan

    Ini adalah hal yang membuat anak mengalami trauma. Saat kita berlari di samping sepeda, tidak melepas pegangan dari sadel dan membantu anak meluncur, ini akan membuat sepeda oleng dan bertolak belakang dengan teknik keseimbangan yang harus dipelajari anak.

       

  4. Memaksa anak terlalu dini bergerak lebih cepat atau lebih jauh

    Meskipun anak sudah bisa mengayuh sepeda dengan lancar, tapi ini tidak berarti mereka siap untuk bersepeda jarak jauh. Biarkan mereka berlatih sebentar dengan kemampuan mereka. Jangan paksa mereka bersepeda di jalan atau di tempat yang mereka belum siap.

       

  5. Memaksakan target pada anak

    Setelah Anda berhasil mengajarkan anak naik sepeda, jangan anggap ini seperti latihan sepeda untuk event yang lebih besar. Tujuan kita mengajarkan cara bersepda ke anak adalah agar anak terbiasa bersepeda dan menyukainya, bukan menyuruhnya menjadi atlet sepeda sesuai keinginan Anda. Cukup nikmati prosesnya dan nikmatilah waktu belajar sepeda bersama anak.

       

  6. Merasa tertekan saat mengajarkan anak naik sepeda

    Kita pasti mudah sekali merasa frustrasi saat anak tidak menerapkan apa yang Anda ajarkan. Tapi bersabarlah, dan bikin proses belajarnya lebih seru agar bisa membantu belajar naik sepeda lebih mudah.

    Belajar naik sepeda seharusnya tidak boleh terasa seperti sebuah kewajiban dan harus disertai reward yang memotivasi anak.

(Ismawati)