8 Trik Menghadapi Anak Yang Suka Membantah
Aduh, pusing sekali deh Bunda saat batita kita mulai susah sekali dinasihati? Kalau sudah asyik bermain, ia tak akan mau pulang dari rumah temannya. Alih-alih membereskan mainan yang berserakan, ia malah melempar barang-barang yang ada ke seluruh ruangan. Selalu saja keluar bantahan dari mulut mungilnya, kenapa si kecil jadi penentang begini ya?
Salah satu penyebab anak prasekolah mulai membantah kata-kata orangtua adalah karena ia kini sudah mulai besar dan tidak lagi terlalu bergantung pada Anda seperti saat ia masih di usia yang lebih kecil dulu. Anak Anda kini memiliki identitas yang lebih kuat yang bisa menyebabkan ia cenderung memberontak. “Itu adalah cara ia mengekspresikan diri”, kata Susanne Ayers Denham, seorang Profesor Psikologi di George Mason University di Fairfax, Virginia.
Sebelum perilaku sang buah hati kian bertambah buruk, coba deh Bunda lakukan beberapa langkah berikut ini:
1. Menetapkan Aturan
Buatlah aturan agar anak Bunda mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Katakan padanya, “Kakak tidak boleh memukul, ya. Kalau Kakak marah, tinggal bilang sama temannya supaya mainan Kakak dikembalikan.” Atau beritahukan aturan lain seperti, “Kak, kalo mau menyeberang jalan harus pegang tangan Bunda, ya.”
Biasanya memang anak prasekolah tidak langsung bisa menaati sepenuhnya aturan yang Anda buat. Saat hal itu terjadi, carilah solusi yang tepat. Misalnya jika ia masih memukul adik bayinya karena merasa sudah tidak disayang lagi, minta ia membantu Anda menyuapi si adik lalu beri ia waktu untuk dihabiskan bersama Anda saja. Atau saat Anda memintanya untuk tidur sendiri lalu ia terbangun di malam hari karena takut gelap, sediakan senter di kamarnya untuk membuatnya nyaman.
2. Gunakan “Time Out” dengan Positif
Saat si kecil marah, bantu ia agar merasa tenang. Jangan hanya memberi hukuman time out dengan mengatakan, “Sana, masuk kamar!” Akan lebih baik jika Anda mengajak ia ke kamar untuk dapat membuatnya nyaman. Mungkin ia bisa menenangkan diri dengan bantal, selimut atau buku favoritnya.
Tawarkan apakah ia ingin Anda menemaninya dan membacakannya cerita. Jika ia menolak, Anda saja sendiri yang pergi ke ruangan lain untuk menenangkan diri. Dengan begitu, Anda tidak hanya memberikan contoh yang baik tapi juga mendapatkan jeda waktu yang diperlukan. Setelah merasa lebih baik, bicara kepadanya dengan kepala dingin tentang perilaku yang terpuji.
3. Coba Mengerti Dirinya
Saat Anda memanggil si kecil untuk makan siang, lalu ia berteriak, “Gak mau sekarang, Bunda.” Yang kemudian terjadi adalah ia akan menangis karena Anda memaksanya. Cobalah untuk mengerti dan memposisikan diri Anda sebagai dirinya. Beri pelukan dan katakan bahwa Anda tahu ia masih ingin bermain bersama teman-teman tapi sudah waktunya untuk makan siang.
Tunjukkan bahwa Anda berpihak padanya. Berusahalah untuk tidak marah. Meski mungkin tetangga Anda akan terusik dengan suara tangisannya. Bunda harus bersikap baik tapi tetap tegas. Ia harus pulang bila sudah waktunya untuk makan siang.
4. Berikan Wewenang Padanya
Berikan kesempatan bagi batita Bunda untuk menentukan pilihannya sendiri. Dapat menentukan apa yang ia inginkan bisa mejadi salah satu indikator kemandiriannya. Daripada memintanya langsung mengenakan pakaian yang Anda pilihkan, biarkan ia memilih antara dua pilihan yang Anda ajukan. Pada kesempatan lain, tanyakan padanya apakah ia mau makan bubur atau nasi goreng untuk sarapan. Begitu juga cerita mana yang ia inginkan untuk dibacakan sebelum tidur.
Cara lain untuk membuat si kecil lebih terkontrol adalah dengan mengatakan apa yang bisa ia lakukan daripada apa yang tidak bisa dilakukannya. Jangan katakan “Kak, jangan main bola di dalam rumah,” tapi katakan, “Ayo Kak, kita main bola di halaman rumah.”
5. Dukung Perilaku Baiknya
Ketimbang lebih fokus pada tingkah buruknya, coba Bunda lihat ia saat berperilaku baik. Katakan, “Terima kasih, Ade hari ini pintar sekali sudah bisa membereskan mainan sendiri.” Atau ucapkan, “Bunda senang deh hari ini Kakak tidak bikin Ade nangis lagi.” Apa yang Anda lakukan ini akan mendukung ia untuk seterusnya melakukan perilaku positif.
Jaga ucapan Anda dengan tidak memberikan cacian verbal saat ia melakukan sesuatu yang tidak Anda inginkan. Jane Nelsen, penulis The Positive Discipline, mengatakan anak sudah cukup merasa buruk saat ia berperilaku buruk. Kita tidak bisa mendorongnya berperilaku baik dengan membuatnya merasa buruk. Hal itu hanya akan memicu perilaku buruk lainnya.
Mendisiplinkan anak prasekolah bukan berarti menguasainya, ya Bunda, tapi mengajarkan ia menguasai dirinya sendiri. Hukuman memang bisa membuatnya berubah, tapi itu hanya karena dia merasa takut. Lebih baik bila ia melakukan hal positif karena ia menginginkannya. Hari-hari yang dilaluinya akan lebih menyenangkan dan juga membuat ia merasa baik.
6. Hargai Usia dan Tingkat Pertumbuhannya
Pastikan si kecil mengerti apa yang harus dikerjakan saat Anda memintanya membereskan mainan atau menyapu lantai. Luangkan waktu untuk mengajarkannya melakukan tugas baru, dan lakukan bersama sampai ia benar-benar paham. Sikap menentang kadang adalah akibat ketidakmampuan anak untuk mengikuti sebuah tanggung jawab yang dirasa sulit.
Hargai juga keunikan dunia anak Anda. Saat waktunya pulang dari sekolah tapi ia masih saja ingin bermain bersama teman-temannya, beri ia waktu untuk menikmati masa kecilnya. Anda bisa katakan, “Nak, boleh main tapi sepuluh menit lagi kita harus pulang, ya.” Kemungkinan besar ia akan meninggalkan teman bermainnya sambil menggerutu. Tapi selama Anda sabar dan konsisten, ia perlahan bisa mengerti bahwa membantah bukanlah cara untuk mendapatkan apa yang ia mau.
7. Ikuti Kemauannya
Coba Bunda pikirkan lagi tentang apa yang dilakukan si kecil. Tak ada ruginya bukan membiarkan ia memakai pakaian yang ia pilih sendiri meski dengan warna yang tabrakan? Tidak juga menjadi masalah baginya bila ia memilih roti ditambah selai dibanding makanan pilihan Anda sebagai sarapan.
Meletakkan boneka bukan pada raknya tapi di bawah bantal juga tidak mengakibatkan kondisi yang membahayakan anak Anda. Anda tak perlu selalu menentang apa yang ia ingin lakukan selama hal itu tidak berdampak negatif. Walaupun kemauannya bertolak belakang dengan keinginan Anda.
8. Alihkan Perhatiannya
Hindari situasi yang bisa membuat Anda beradu argumen dengan si kecil. Anda tidak akan bisa melihatnya duduk dengan tenang selama satu jam saat berada di restoran tempat Anda bertemu teman atau kerabat. Jadi pilih tempat yang aman dari reaksi perlawanannya.
Saat berada di pusat perbelanjaan dan Anda menyadari ada toko mainan yang bisa menjadi pemicu perilaku buruk si buah hati, cepat alihkan perhatiannya ke tempat lain. Misalnya, Anda bisa katakan, “Eh, lihat, De… pemandangan dari atas sini bagus banget ya. Kita coba naik ke lantai paling atas, yuk.”
(Ismawati)