9 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membeli Tempat Tidur Bayi
Tempat tidur bayi biasanya terbuat dari material seperti kayu atau logam, namun ada juga model yang bisa dilipat. Nah, dari beragam tipe tempat tidur bayi yang ada di pasaran, Ibu harus pertimbangkan dengan seksama material apa yang dipakai sehingga tidak beracun dan tidak berbahaya bagi si kecil.
Selain itu, pertimbangkan juga kesesuaian kasur dan sprei tempat tidur bayi ya, Bu. Seprei yang longgar bisa membuat bayi tersangkut atau jatuh, hindari hal ini dengan menggunakan kasur berkualitas tinggi!
Manfaat Tempat Tidur Bayi
Berikut ini manfaat yang bisa diperoleh saat menggunakan tempat tidur bayi:
Tempat tidur bayi mengurangi kemungkinan anak mengalami cedera dibanding bila bayi tidur bersama Ibu.
Tempat tidur bayi yang baik mendorong kualitas tidur yang baik. Sebaiknya tempatkan tempat tidur bayi di tempat yang tenang agar si kecil bisa nyenyak beristirahat.
Tempat tidur bayi yang sesuai dan berkualitas bisa menjadi tempat ideal untuk perkembangan si kecil.
Fakta Menarik Tentang Tempat Tidur Bayi
Ada beberapa trivia unik dan ide bagus yang bisa Ibu coba, nih!
Ide tentang tempat tidur bayi muncul dari kayu yang berlubang di bagian tengahnya yang digunakan untuk mengayun bayi di abad ke-19.
Daripada membuang tempat tidur bayi yang sudah usang, Ibu bisa mengubahnya menjadi alat rumah tangga yang bermanfaat, lho. Misal mengubahnya menjadi rak buku. Hmm, pastinya akan menghemat uang daripada membeli rak buku yang baru ya, Bu? Tempat tidur bayi bisa juga diubah menjadi gerobak dorong kecil untuk mainan anak. Atau alih fungsikan saja sebagai rak piring untuk dapur Ibu.
Mitos Aneh Seputar Tempat Tidur Bayi
Beberapa mitos juga muncul berkaitan dengan tempat tidur bayi yang diyakini sebagian orang sebagai kebenaran. Berikut beberapa diantaranya:
Beberapa orang percaya kalau bayi yang tidur di tempat tidur bayi akan tumbuh menjadi anak yang antisosial.
Kebanyakan bayi yang meninggal di usia dini itu punya tempat tidur bayi. Orang yang meyakini mitos ini beranggapan hal ini disebabkan oleh udara dingin dan rasa kesepian, yang keduanya tidak sepenuhnya benar.
Ada juga kelompok orang yang meyakini kalau bayi yang tidur di tempat tidur bayi tumbuh menjadi anak yang cerdas.
Membeli Tempat Tidur Bayi
Bayi sering kali menghabiskan lebih banyak waktu di tempat tidurnya dibanding di tempat lain, jadi selain kenyamanan, keamanan juga penting. Ibu perlu memilih tempat tidur bayi yang kokoh karena kebanyakan anak tidur di tempat tidur bayi hingga tiba waktunya untuk pindah ke tempat tidur biasa, biasanya di usia 2 sampai 3 tahun.
Banyak Ibu memilih menyiapkan tempat tidur bayi beberapa bulan sebelum tanggal perkiraan melahirkan tiba. Tapi jangan cemas bila bayi lahir sebelum tempat tidurnya siap. Si kecil masih bisa tidur di keranjang bayi selama beberapa minggu setelah lahir.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika membeli tempat tidur bayi:
Kestabilan. Saat berada di toko perlengkapan bayi atau ketika memasang tempat tidur di rumah, coba deh goyangkan. Bila tempat tidurnya goyang, kemungkinan tempat tidur tersebut tidak dirakit dengan benar. Meski ini juga bisa jadi tanda Ibu perlu mencari yang lebih kokoh.
Hemat tempat. Orangtua dengan keterbatasan tempat lebih memilih tempat tidur bayi mini atau portable di mana keduanya tidak makan banyak tempat. Beberapa ada yang bisa dilipat agar mudah disimpan ketika tidak digunakan, ada juga yang memiliki roda agar bisa mudah dipindah.
Ukuran rangka. Interior tempat tidur bayi harus memenuhi standar keamanan. Pastikan tidak ada jarak antara sisi kasur dan dinding tempat tidur bayi. Ini bisa menyebabkan bahaya karena bayi bisa terjepit di celah ini.
Ketebalan kasur bervariasi mulai dari 3 hingga 6 inci. Kepadatan kasur lebih penting dibanding ketebalannya. Kasur yang lebih berat berarti lebih padat dibanding yang ukuranya sama tapi lebih ringan.
Banyak desain tempat tidur bayi bisa diubah menjadi tempat tidur batita atau tempat tidur biasa. Pastikan ini mudah dilakukan dan Ibu menyukai bentuknya.
Sebaiknya hindari tempat tidur bayi dengan sisi yang bisa dibuka ya, Bu. Bagian sisi yang bisa dibuka-tutup memang telah jadi model yang umum, tapi ini bisa menimbulkan risiko bahaya bagi bayi. Bila sisi tersebut longgar atau terlepas, bayi bisa terjebak dan kesulitan bernafas.
Tinggi kasur yang bisa disesuaikan. Kebanyakan tempat tidur bayi bisa disesuaikan tinggi kasurnya dengan menaikkan atau menurunkan penopang kasur. Waktu untuk menurunkan tinggi kasur adalah ketika anak mulai berdiri. Ketika anak mulai aktif, bergerak naik, dan berdiri, ia bisa memanjat dan terjatuh dari tempat tidur bayi.
Bantalan tempat tidur bayi (crib bumper). Lapisan bantalan yang digunakan pada bagian dalam jeruji tempat tidur bayi kadang masih disertakan dalam set tempat tidur bayi, tapi ini bisa membuat si kecil berisiko mengalami SIDS (sindrom kematian mendadak pada bayi).
Tempat tidur bayi yang dibuat sebelum tahun 1974 lebih berisiko memiliki masalah keamanan dibanding model yang lebih baru. Tempat tidur bayi bekas juga kemungkinan mengandung cat timbal atau jeruji dengan jarak terlalu jauh. Jarak jeruji tidak boleh lebih dari 2 3/8 inci (seukuran kaleng soda) untuk mencegah kepala bayi tersangkut. Model yang dibuat di tahun 1991 juga bisa tidak aman, jadi bila Ibu meminjam atau membeli yang bekas, perhatikan bahaya ini serta bagian pinggir yang tajam, baut yang menonjol, atau bagian yang pecah serta cat yang mengelupas.
Kebanyakan tempat tidur bayi model baru di pasaran telah memenuhi standar keamanan. Pastikan yang Ibu miliki dirakit dengan benar. Banyak kasus di mana bagian tempat tidur bayi terlepas, bila ini terjadi kepala bayi bisa terjebak di celah antara kasur dan sisi jeruji. Aduh, jangan sampai terjadi ya, Bu!
Menjaga Si Kecil Tetap Hangat dan Nyaman Di Tempat Tidur Bayi
Menjaga bayi tetap merasa hangat dan nyaman ketika tidur menjadi hal penting, tapi ada beberapa faktor yang perlu Ibu perhatikan untuk menjaga si kecil tetap aman. Permukaan tempat tidur, suhu tubuh, dan posisi tidur berhubungan dengan SIDS. Sehingga penting untuk mengetahui tentang praktik tidur yang baik, termasuk menjaga bayi merasa hangat untuk menurunkan risiko SIDS.
Sesuaikan suhu ruangan. Suhu ruang harus nyaman dan aman untuk istirahat bayi. Ibu bisa membantu si kecil beristirahat dengan mengatur suhu ruang jadi lingkungan yang lebih sehat.
Gunakan kasur yang keras. Bayi harus tidur di kasur yang keras, bukan yang terlalu lembek. Kasur yang keras bisa menopang punggung, yang berkaitan dengan penurunan risiko SIDS. Bayi bisa tidur tengkurap setelah mampu berguling ke posisi telentang di usia 6 bulan. Jaga bayi tetap hangat di kasurnya dengan menggunakan seprei yang sesuai. Seprei tidak boleh longgar karena bisa menutup hidung dan mulut bayi dan meningkatkan risiko kehabisan nafas.
Letakkan tempat tidur bayi di area yang ideal. Posisi tempat tidur bayi mempengaruhi panas yang dialami bayi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suhu di ruangan ketika menempatkan tempat tidur bayi:
Tempat tidur bayi harus berjarak beberapa kaki dari jendela, kipas angin, dan pemanas agar tidak terkena langsung dengan udara dingin atau panas.
Jauhkan bayi dari gorden jendela, terutama bila gorden memiliki tali yang bisa tertiup angin. Tali ini berpotensi bahaya bagi bayi.
Panaskan tempat tidur bayi dengan botol berisi air panas. Ibu bisa lebih dulu menghangatkan tempat tidur bayi bila cuaca terasa sangat dingin. Tempatkan botol berisi air panas di tempat tidur bayi selama beberapa menit sebelum meletakkan bayi. Pastikan Ibu memindahkan botol panas sebelum meletakkan bayi di tempat tidur untuk mencegah kulit si kecil kepanasan atau terbakar.
Alasan Ibu Memilih Tidak Menggunakan Tempat Tidur Bayi
Ada sejumlah alasan yang membuat sebagian orangtua tidak menggunakan tempat tidur bayi, beberapa di antaranya karena:
Tempat tidur bayi membatasi ruang gerak dan tidak membuat anak bebas bereksplorasi dengan lingkungannya. Padahal anak perlu bisa bergerak bebas di sekitar kamarnya.
Tempat tidur bayi tak sepenuhnya aman. Kita dilatih untuk meyakini kalau tempat tidur bayi adalah tempat paling aman untuk bayi tidur. Meski telah ditentukan standar keamanan tempat tidur bayi, masih tetap saja banyak bayi meninggal dunia tiap tahunnya akibat terjepit jeruji atau tersedak. Bahkan lebih banyak anak terluka ketika mereka mencoba memanjat keluar dari tempat tidur bayi. Belum lagi dengan bahan kimia yang digunakan pada perabot bayi. Ada banyak bukti ilmiah tentang kandungan yang disebut volatile organic compounds (VOCs) pada furniture, yang terkait dengan berbagai penyakit seperti asma, kanker, gangguan kekebalan, dan sebagainya, ketika terhirup meski pada konsentrasi rendah untuk waktu yang lama.
Sayangnya, Ibu tidak bisa mendekap bayi ketika ia ada di tempat tidur. Ibu tidak bisa merangkak ke tempat tidur bayi, memeluk dan menyusui bayi dengan nyaman bukan? Padahal seharusnya bayi berada dekat dengan ayah dan Ibunya. Tentu tidur bersama di kasur di atas lantai membuat aktivitas ini jadi lebih mudah.
Tempat tidur bayi bukan tempat yang menginspirasi bagi bayi. Tampilan tempat tidur bayi mirip sangkar atau penjara dengan jeruji. Ini bukan cara tepat untuk bayi melihat dunia barunya. Kasur yang diletakkan pada lantai membuatnya mengeksplorasi lingkungan secara visual.
Transisi Dari Tempat Tidur Bayi Ke Tempat Tidur Biasa
Biasanya tempat tidur digunakan selama 24 bulan. Pada waktunya, si kecil tidak lagi aman dan nyaman tidur di tempat tidur bayi. Nah, kapan sih waktu terbaik untuk beralih ke tempat tidur biasa?
Tidak seperti tahapan perkembangan tumbuh-kembang anak lainnya, misal belajar potty training atau mulai makan makanan padat, berpindah dari tempat tidur bayi ke tempat tidur biasa tidak memiliki tanda yang menunjukkan kesiapan anak. Satu hal yang mendesak adalah faktor keamanan. Aturan umumnya, orangtua harus memindahkan bayi dari tempat tidur bayi ke tempat tidur biasa sebelum ia bisa memanjat keluar dari tempat tidurnya sendiri atau ada kemungkinan menyakiti dirinya.
Berikut ini beberapa indikator kalau bayi sudah harus dipindah ke tempat tidur biasa:
Anak mengerti konsep batasan keamanan. Bila yang pertama anak lakukan ketika berada di tempat tidur biasa adalah memanjatnya, berarti ia belum siap. Kemungkinan tidur Ibu juga tidak akan tenang bila memindahkan si kecil sebelum ia mengerti konsep ini. Jeruji pada tempat tidur bayi menjadi batasan gerak yang sangat jelas bagi anak.
Ibu tidak mudah panik bila anak tidak diawasi. Tentu Ibu telah mengamankan rumah agar aman untuk si kecil. Tapi coba pikirkan, apakah Ibu merasa nyaman bila anak bangun di tengah malam atau terbangun sebelum Ibu bangun di pagi hari? Bila jawabannya tidak, berarti ia masih harus tidur di tempat tidur bayi.
Anak memanjat keluar dari tempat tidur bayinya. Anak mulai memanjat keluar dari tempat tidur bayi di usia berbeda, tapi ketika ia bisa melakukannya, keamanan jadi masalah utama.
Anak yang meminta pindah tempat tidur. Bila anak terlihat tertarik pada konsep tidur di tempat tidur sendiri dan Ibu merasa nyaman, tak ada salahnya mencoba.
Anak tidak lagi menyukai tempat tidur bayinya. Mungkin karena teman atau kakaknya tidur di tempat tidur yang lebih besar. Tapi ketika si kecil mulai tidak suka dengan tempat tidur bayinya, waktunya untuk menyediakan tempat tidur yang lebih besar.
Hal yang perlu diingat adalah anak harus siap tidur di tempat tidurnya sendiri. Beberapa orangtua melakukan kesalahan dengan menempatkan anak di tempat tidur yang lebih besar sebelum anak siap karena tempat tidur bayi akan digunakan oleh calon adik. Jangan lakukan ini ya Bu, karena tidak hanya menimbulkan masalah saat transisi tapi si kecil juga akan menganggap adiknya merebut tempat tidur bayinya.
Memudahkan Transisi dari Tempat Tidur Bayi ke Tempat Tidur Biasa
Setelah merasa sekarang waktu yang tepat, Ibu perlu memutuskan jenis tempat tidur yang nyaman untuk anak. Beberapa orangtua menggunakan kasur dari tempat tidur bayi di lantai untuk sementara agar mempermudah masa transisi. Ada juga yang menggunakan tempat tidur balita yang biasanya memiliki ketinggian lebih rendah; misal yang berbentuk mobil, istana, atau bentuk menarik lainnya. Apapun tempat tidur yang Ibu pilih, biarkan anak membantu memilih seprei, sarung bantal, dan keperluan tidur lainnya. Sertakan juga mainan favorit di tempat tidurnya.
Setelah tempat tidur tiba di rumah, jangan heran bila si kecil tidak mau tidur di sana. Ada baiknya Ibu memindahkan tempat tidur bayi dari kamar anak ketika tempat tidur barunya tiba. Akan sulit bagi anak untuk memilih antara tidur di tempat tidur bayi atau tidur di tempat tidur balita. Bila Ibu tidak menyediakan pilihan ini, akan lebih mudah baginya. Selain itu, bila tempat tidur bayi tidak lagi terlihat, biasanya anak tidak lagi mengingatnya.
Pada masa transisi akan sangat membantu bila Ibu rajin menemani anak sebelum tidur. Rutinitas ini bisa berupa membacakan cerita, ngobrol tentang aktivitas anak, atau berdoa.
Ritual menjelang waktu tidur juga bisa membantu si kecil tidak merasa dihukum. Setelah menguasai kemampuan baru seperti berhenti menggunakan popok, botol susu, atau berpindah dari tempat tidur bayi ke tempat tidur biasa, anak akan merasa bangga mencapai prestasi ini. Tak masalah jika anak cepat memutuskan untuk tidur di tempat tidur barunya atau butuh waktu lebih lama, pahami kalau ia sedang mengambil langkah maju dalam perkembangannya untuk menjadi lebih mandiri.
(Ismawati, Yusrina / Dok. Pixabay)