Alopecia Areata: Masalah Kebotakan Pada Rambut Bayi
Alopecia areata adalah gangguan kekebalan yang menyebabkan bagian di kepala menjadi botak. Meski jarang terjadi pada anak usia kurang dari 18 bulan, alopecia areata paling sering terjadi di masa kanak-kanak dan bisa muncul di usia berapapun.
Alopecia areata cenderung terjadi paling sering pada orang dewasa usia 30 hingga 60 tahun. Tapi juga bisa terjadi pada usia lebih tua. Alopecia areata tidak menular. Alopecia areata berbeda dengan kerontokan rambut yang terjadi setelah terputusnya terapi estrogen dan progesteron atau kerontokan yang terkait dengan akhir kehamilan.
Bila bayi Anda mengalami kondisi ini, sistem kekebalannya akan menyerang folikel rambut untuk melindungi tubuh dari penyakit. Serangan ini mengerutkan folikel lalu produksi rambut menjadi sangat lambat sehingga tidak ada rambut terlihat selama berbulan-bulan atau tahun. Alopecia areata tidak menimbulkan rasa sakit dan bukan berarti anak Anda tidak sehat. Kebotakan di kepala bayi Anda bisa di beberapa bagian saja, atau seluruh kulit kepala jadi botak.
Penyebab Alopecia Areata
Para peneliti belum tahu apa yang jadi penyebab alopecia areata, tapi faktor genetik jadi kemungkinannya. Satu dari 5 orang dengan gangguan ini memiliki anggota keluarga yang mengalami hal serupa. Alopecia areata juga lebih umum pada keluarga dengan riwayat asma, eczema, diabetes anak, atau penyakit autoimun lainnya. Faktor dari luar, seperti penyakit virus, bisa memicu kondisi ini. Meski rambut rontok sering dikaitkan dengan stres, alopecia areata tidak disebabkan oleh stres.
Bila bayi Anda berusia kurang dari 6 bulan dan kepalanya mengalami kebotakan, ini kemungkinan bukan karena alopecia areata. Cukup normal bagi bayi mengalaminya di usia ini disebabkan hal yang tidak berbahaya.
Bila usia bayi lebih dari 6 bulan dan tiba-tiba muncul area botak di kepalanya, mungkin ini disebabkan oleh alopecia areata. Tampilan kulit kepala yang botak cenderung mulus, dan ada beberapa rambut pendek dengan warna lebih terang di bagian pinggirnya. Bila area botak bersisik, kemungkinan disebabkan oleh penyakit kadas.
Alopecia areata tidak bisa diprediksi, tapi bila area botak kurang dari setengah kulit kepala bayi, ada kemungkinan rambut akan kembali tumbuh. Meski begitu, mungkin anak Anda masih terus mengalami alopecia. Pada ksus yang sangat jarang, anak yang semua bagian kepalanya botak, rambut tidak akan tumbuh lagi. Tapi tetap ada kemungkinan pertumbuhan rambut kadang setelah bertahun-tahun. Bila ada area botak di kepala bayi, Anda perlu berhati-hati melindunginya dari sinar matahari. Pakaikan topi atau gunakan tabir surya di kulit kepala, juga di tubuhnya.
Tak ada obat untuk alopecia areata, meski ada penanganan yang bisa membantu menstimulasi pertumbuhan rambut baru, ini hanya efektif pada kasus ringan. Bila Anda cemas dengan berkurangnya jumlah rambut, temui dokter yang bisa memberi referensi ke ahli kulit. Karena khawatir efek samping dari pengobatan, ahli kulit kadang menolak menangani pasien berusia kurang dari 18 bulan untuk kondisi ini. Ketika anak sedikit lebih besar, dokter bisa mengobatinya dengan cortisone topikal atau krim lain. Penanganan spesifik akan bergantung seberapa berat kondisinya.
Penyebab Kebotakan Pada Bayi
Bunda, sebenarnya ada beberapa penyebab hilangnya rambut pada anak selain alopecia areata, antara lain:
1. Telogen Effluvium
Telogen effluvium adalah kondisi dimana stres yang berat dan tiba-tiba, seperti demam yang sangat tinggi, pembedahan dengan anestesi umum, kematian orang yang dicintai, cedera berat, atau penggunaan obat tertentu, mengganggu siklus pertumbuhan rambut. Folikel rambut berhenti tumbuh dan masuk ke fase istirahat. Antara 6 hingga 16 minggu kemudian, rambut mengalami rontok berlebihan, memicu kebotakan sebagian atau keseluruhan.
Tidak ada tes untuk mendiagnosa telogen effluvium, juga tidak ada pengobatannya. Tapi ketika stres berakhir, pertumbuhan rambut akan kembali terjadi dalam 6 bulan hingga satu tahun.
2. Trichotillomania
Trichotillomania adalah kehilangan rambut karena anak menarik, memelintir, atau menggosok-gosok rambutnya. Rambut yang hilang seperti rambut yang patah dengan panjang bervariasi. Areanya akan terlihat pada sisi tangan anak yang dominan.
Trichotillomania bisa dipicu stres atau kecemasan pada kehidupan anak di rumah seperti kehilangan kakek, kelahiran adik, perceraian orang tua, atau stres di sekolah. Bila Anda melihat anak menarik rambutnya, memarahi tidak akan membantu mengatasinya. Tapi bantu anak mengatasi stres yang memicu kebiasaan ini.
3. Tinea Capitis
Tinea capitis, umumnya dikenal sebagai kadas pada kulit kepala, adalah infeksi jamur yang sering dialami anak. Tinea capitis bisa terlihat seperti area bersisik pada kulit kepala yang tidak berambut. Area tinea capitis biasanya berbentuk bundar atau oval.
Bila dokter mengira anak mengalami tinea capitis, pemeriksaan mikroskopik bisa mengkonfirmasi diagnosa ini. Penanganan biasanya berupa anti jamur oral. Anak juga perlu menggunakan shampo anti jamur. Karena kadas bisa menular, anak tidak boleh berbagi benda yang bersentuhan dengan kepala seperti topi, bantal, jepit rambut, atau sisir.
4. Kekurangan Nutrisi
Meski jarang terjadi, rambut yang hilang bisa jadi gejala kurangnya nutrisi tertentu, termasuk:
Vitamin H atau biotin, salah-satu vitamin B kompleks, yang membantu tubuh mengubah karbohidrat menjadi glukosa.
Zinc, mineral penting yang terlibat dalam berbagai aspek metabolisme. Juga mendukung pertumbuhan normal dan perkembangan selama hamil, masa kanak-kanak, dan masa menjelang dewasa awal.
Pada beberapa kasus, rambut yang hilang bisa jadi gejala terlalu banyak vitamin A. Dengan pola makan sehat dan bervariasi, kebanyakan anak tidak akan mengalami kekurangan nutrisi yang memicu kehilangan rambut. Tapi, bila Anda merasa ini yang jadi masalah, bicara pada dokter anak sebelum memberikan suplemen nutrisi.
5. Masalah Endokrin
Pada beberapa anak penyebab rambut yang hilang adalah hypothyroidism, kondisi dimana tiroid memproduksi jumlah hormon tiroid yang tidak cukup yang dibutuhkan untuk mengatur metabolisme.
Diagnosa hypothyroidism dilakukan melalui tes darah, dan mungkin scan pada kelenjar tiroid. Penanganannya bisa berupa obat untuk menggantikan hormon yang kurang tapi bergantung sejumlah faktor termasuk:
Usia anak, kesehatan keseluruhan, dan riwayat kesehatan
Tingkat penyakit
Toleransi anak terhadap obat, prosedur, atau terapi tertentu.
Meski banyak penyebab hilangnya rambut yang membutuhkan perhatian dokter, beberapa kondisi lain akan membaik dengan sendirinya seiring waktu, seperti:
Hilang rambut pada bayi baru lahir. Banyak bayi baru lahir mengalami kebotakan selama beberapa bulan pertama kehidupannya, dan rambut bayi diganti dengan rambut permanen.
Gesekan. Antara usia 3 hingga 6 bulan, banyak bayi memiliki area botak akibat gesekan dari kasur atau car seat. Setelah anak mulai duduk, rambutnya akan tumbuh kembali.
Mengikat rambut atau mengepang terlalu kencang bisa menyebabkan rambut rontok. Perlakuan baik terhadap rambut akan menumbuhkannya kembali.
Ingat ya Bunda, ada banyak penyebab kebotakan atau kerontokan rambut pada anak. Bila Anda menduga ada masalah medis atau merasa cemas tentang hal ini, ada baiknya untuk menghubungi dokter anak Anda.
(Ismawati)