Aman Atau Bahaya, Risiko Jika Bayi Tidur Miring?
Tidur merupakan kebiasaan yang penting dilakukan oleh semua manusia, termasuk bayi dan anak-anak. Kebiasaan tidur yang baik sangat penting untuk kesehatan fisik dan kesejahteraan emosional mereka.
Namun, ketika bayi tidur mungkin Ibu perlu memperhatikan beberapa hal. Salah satunya adalah mengenai posisi tidurnya, misalnya bayi tidur miring.
Pada jaman orang tua kita terdahulu muncul anggapan bahwa bayi tidur miring dapat membuat tidurnya lebih nyenyak dan tidak mudah kaget. Sayangnya, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa bayi tidur miring dapat menyebabkan sindrom kematian mendadak (SIDS).
Nah, agar informasinya tidak simang siur dan untuk mengetahui akan kebenarannya yuk simak ulasan mengenai aman atau bahayakah bayi tidur miring berikut ini.
Bolehkah bayi tidur miring?
Selain bayi tidur miring, orang tua jaman dahulu menganggap agar bayi bisa tidur pulas sebaiknya posisikan dengan tidur tengkurap. Namun, melansir What To Expect ketika bayi tidur miring atau tengkurap hanya akan meningkatkan risiko SIDS yang jelas sangat berbahaya bagi bayi.
Biasanya ketika bayi tidur miring, tanpa sadar mereka akan berubah posisi menjadi terguling ke posisi tengkurap. Nah, kalau sudah seperti itu sebaiknya Ibu perlu sesekali merubah posisi tidur bayi ya.
Lalu amankah bayi tidur miring ataupun tengkurap? Berikut ini adalah beberapa risiko yang dapat terjadi jika hal ini tidak diperhatikan dengan baik oleh orang tua:
1. Bayi berisiko memiliki kepala datar
Kepala bayi datar atau plagiocephaly biasanya terbentuk karena terlalu sering berbaring dalam satu posisi, misalnya bayi tidur miring ke kiri terus atau ke kanan tanpa sering di ubah posisinya oleh orang tuanya. Hal ini dikarenakan tengkorak bayi sangat lembut dan lentur sehingga jika ada tekanan saat mereka berbaring dalam posisi bayi tidur miring dapat menyebabkan tengkorak menjadi rata.
Dengan kata lain, bentuk kepalanya akan mengikuti seberapa sering bayi tidur miring. Meskipun plagiocephaly hanyalah masalah estetika, penting untuk segera konsultasi dengan dokter jika Ibu mengalaminya.
Pada kasus yang ringan, biasanya hal ini bisa di terapi oleh dokter sebelum bayi berusia 1 tahun. Namun pasa kasus berat, dokter akan menjalankan terapi helm untuk memperbaiki bentuk kepala bayi.
2. Bayi berisiko tersedak
Bayi tidur miring dapat membuat bayi berisiko tersedak. Terutama jika bayi tidur miring dalam posisi sambil menyusui. Hal ini dapat menyebabkan torsi, atau puntiran, pada trakea yang akan menyulitkan bayi untuk bernapas.
Melansir Very Well Family ketika menyusui bayi tidur miring, ada baiknya memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah soal perlekatan terutama bagi Ibu yang memiliki payudara besar. Penting untuk memperhatikan bahwa mulut bayi melekat sempurna pada puting Ibu agar bayi tidak tersedak. Jangan lupa untuk sering merubah posisi, untuk menghindari bentuk kepala bayi menjadi datar ya Bu!
3. Kulit bayi berubah warna
Menurut National Center for Biotechnology Information, melalui Canadian Medical Association Journal warna kulit pada bayi baru lahir yang berubah akibat kebiasaan bayi tidur miring terjadi pada hampir 10% bayi di dunia.
Hal ini terjadi ketika sisi tempat bayi berbaring ternyata memiliki bayangan yang berbeda dari sisi lain tubuhnya. Biasanya, warnanya akan kembali normal dalam beberapa menit setelah dipindahkan ke posisi tidur yang baru.
Itulah pentingnya agar orang tua selalu memperhatikan posisi tidur bayi dan sering mengubah posisi tidurnya. Sebab, para dokter pun tidak yakin mengapa kondisi ini terjadi, tetapi kemungkinan hal ini dikaitkan dengan kemungkinan penumpukan sel darah merah akibat gravitasi.
4. Bayi rentan alami gangguan otot leher
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, pada saat bayi tidur miring maka bayi akan mudah berguling dengan posisi tengkurap dan risiko SIDS akan meningkat.
Ternyata nggak hanya itu lho Bu, jika mengutip Kids Health bahaya bayi tidur miring juga dapat memicu tortikolis. Tortikolis adalah pemendekan otot leher yang menghubungkan kepala dengan tulang selangka.
Tortikolis dapat menyebabkan perkembangan otot yang tidak normal dan pertumbuhan tulang yang tidak normal. Nah, kalau kondisi ini terjadi pada si kecil maka terapi fisik melalui alat bantu pemulihan dari dokter adalah solusi yang tepat untuk mengurangi masalah tersebut.
Posisi tidur yang aman untuk bayi
Secara keseluruhan bayi tidur miring adalah sebuah refleks yang tanpa sadar dilakukan oleh bayi. Karenanya, orang tua harus memperhatikan dan lebih sering merubah posisi tidur bayi.
Menurut para peneliti di American Academy of Pediatrics (AAP) bayi yang sehat harus tidur telentang selama 6 bulan pertama kehidupan. Bahkan penelitian baru menunjukkan tidur dalam posisi telentang dapat mengurangi bayi berisiko terserang SIDS.
Untuk itu para peneliti kemudian mulai merekomendasikan agar bayi tidur telentang dan lebih dari 80% orang tua saat ini telah mengikuti saran ini dan AAP mencatatkan adanya penurunan kasus SIDS pada bayi sebesar 50%.
AAP mengatakan bahwa bayi yang sehat tidak mungkin tersedak saat tidur dalam posisi telentang. Namun tentunya hal ini perlu di dukung dengan tempat di mana bayi tidur.
Ketika bayi tidur di malam hari, mungkin agak sulit untuk mengontrol posisi tidur yang aman untuknya. Apalagi jika Ibu atau Ayah juga sedang terlelap tidur. Untuk itu, melansir Parenting First Cry berikut adalah beberapa posisi dan cara yang bisa dilakukan untuk mencegah bayi tidur miring. Dengan tujuan agar bayi tidur dengan aman, nyaman dan lelap.
- Rutin mengubah posisi tidur bayi. Mungkin hal ini sedikit sulit dilakukan pad saat malam hari, namun Ibu bisa memasang alarm agar bisa terbangun untuk sekadar menyusui sambil merubah posisi tidurnya.
- Hindari menidurkan bayi di kasur yang terlalu lembut. Permukaan kasur yang terlalu empuk dapat memudahkan bayi untuk bergerak tanpa kita sadari. Sebaiknya juga jangan menaruh terlalu banyak bantal dan mainan karena bisa menutupi kepala bayi secara tidak sengaja. Hindari juga menaruh selimut berlapis, cukup letakkan kasur yang bersih dan alasi dengan sprei yang lembut.
- Hindari membedong bayi terlalu kencang. Membedong bayi terlalu kencang dapat meningkatkan risiko bayi terkena SIDS.
- Hindari berbagi tempat tidur. Bayi sebaiknya tidur terpisah dengan orangtua, orang dewasa, atau anggota keluarga lainnya.
- Hindari menyelimuti bayi. Jika cuaca dirasa cukup dingin dan Ibu hendak menyelimuti bayi pastikan selimuti hanya sampai di dada dengan tangan terbuka untuk menghindari ia tanpa sengaja menggeser selimut ke kepala ya Bu.
- Ciptakan suasana tidur yang nyaman. Pastikan bayi berpakaian ringan dan tidak kegerahan saat tidur. Atur suhu ruangan yang tepat untuk bayi.
Editor: Dwi Ratih