Ibupedia

Amankah Mpasi Instan Untuk Bayi Yang Mulai Makan?

Amankah Mpasi Instan Untuk Bayi Yang Mulai Makan?
Amankah Mpasi Instan Untuk Bayi Yang Mulai Makan?

Ketika tiba waktunya bayi mulai makan, peranan mpasi instan banyak membantu Ibu yang tidak bisa menyiapkan MPASI buatan sendiri karena berbagai alasan. Pemilihan mpasi instan atau buatan sendiri ini seringkali dijadikan mom war. Belum lagi, adanya isu bahwa mpasi instan terfortifikasi itu berbahan pengawet yang berbahaya untuk bayi. Bagaimana penjelasan tepatnya?

MPASI Instan Untuk Bayi


Pada dasarnya, saat bayi mulai MPASI, nutrisi dari ASI sudah tidak lagi mencukupi. Sehingga asupan makanan tambahan perlu mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Bahkan mineral seperti besi, seng, selenium, sangat diperlukan bayi untuk pembentukan organ dan pertumbuhan yang optimal.

Nutrisi-nutrisi baik makro maupun mikro tersebut didapat dari beragam macam makanan. Setiap jenis makanan memerlukan batasan tertentu jumlah konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hariannya. Misalnya, Angka Kecukupan Gizi bayi di usia 7-11 bulan untuk vitaminnya adalah sekitar 5.415 mikrogram dan 1.462 mg vitamin. MPASI buatan rumah tidak dapat kita ketahui dengan pasti jumlah detail vitamin, mineral serta makro nutriennya. 

Jumlah bahan makanan untuk mencapai angka tersebut juga biasanya sangat banyak sekali, seperti 1 kg bayam atau 300 gr daging sapi satu kali makan. Porsi ini terlalu besar untuk lambung bayi yang kecil. Sedangkan pada mpasi instan, makro dan mikro nutriennya sudah diukur untuk tingkat kebutuhan nutrisi harian bayi dengan porsi yang pas untuk lambung kecilnya.

MPASI Instan Amankah?


Yes! Pertanyaan ini sering menghantui para Ibu karena MPASI instan adalah buatan pabrik, diproses sedemikian rupa hingga bentuk awal bahan berbeda dengan yang telah dikemas. Belum lagi bayangan akan adanya pegawet atau pewarna buatan yang mungkin ditambahkan.

Know this fact! Semua MPASI instan yang beredar di Indonesia (di dunia juga pasti menerapkan hal yang sama), telah lolos uji pangan dan sudah mendapatkan lampu hijau karena bebas bahan berbahaya, diproses dan dikemas higienis serta mengacu pada panduan Badan Kesehatan Dunia, WHO. Dilansir dari IDAI, standar keamanan, higienitas dan kandungan nutrisi semua dibuat berdasarkan ketentuan khusus WHO. Bila tidak memenuhi ini, maka BPOM tidak akan memberikan ijin edar produk MPASI instan tersebut.

Lantas, jika IDAI dan BPOM tidak melarang adanya MPASI instan, mengapa IDAI tetap merekomendasikan pemberian MPASI buatan rumah? Berdasarkan jurnal WHO yang berjudul Guiding Principles for Complementary Feeding of Breastfed Baby, pemberian MPASI bayi buatan rumah sebaiknya menggunakan bahan lokal yang tersedia di sekitar dan memperhatikan frekuensi makan dan kalori dari makanan yang diberikan. Bila tidak mencukupi, barulah ditambah dengan mpasi fortifikasi. Selain itu, MPASI buatan rumah memiliki variasi rasa dan tekstur yang beragam.

IDAI telah memberikan Panduan Pemberian Makanan Pendamping ASI yang berisikan strategi, waktu, usia, serta ragam tekstur yang sesuai. Mulai dari saring, lumat, cincang halus, cincang kasar, finger food dan makanan keluarga. MPASI instan 6 bulan ke atas biasanya hanya memiliki 2 jenis tekstur. Sehingga kurang bervariasi di tiap tahapan usia bayi.

MPASI Rumahan Yang Dijual di Pasaran


Saat ini sudah banyak orang menjual MPASI buatan rumah baik secara online dengan sistem catering, maupun dijual di pinggir jalan di pagi hari. Ada Ibu yang lebih menyukai MPASI jenis ini karena lebih mudah jika tidak sempat memasak. Tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Higienitas

Berbeda dengan MPASI buatan rumah sendiri yang Ibu tahu asal, kualitas, dan kebersihan bahan pangan, MPASI rumahan yang dijual tidak diketahui pasti menggunakan standar higienitas seperti apa. Bukan bermaksud berprasangka buruk, tetapi hal ini perlu dipertimbangkan kembali. Kecuali jika ada jaminan dan bukti yang menunjukkan MPASI benar-benar dibuat dengan prosedur higienitas.

2. Waktu Penyimpanan

dr. Meta Hanindita, S.p A (K) menjelaskan lewat akun isntagramnya, bahwa penyimpanan MPASI yang ideal adalah maksimal 2 jam setelah dibuat. Sebaiknya diletakkan dalam wadah tertutup dan dimasukkan ke dalam kulkas. Baru kemudian dihangatkan sesuai dengan porsi yang akan dikonsumsi. Ini akan menjaga nutrisi di dalam makanan tetap optimal.

MPASI rumahan yang dijual di pinggir jalan tentu sudah melewati batas waktu 2 jam setelah dibuat, dan disimpan dalam panci saat dipasarkan. Sedangkan sistem catering juga melalui perjalanan beberapa waktu ketika dikirim.

MPASI Rumahan vs MPASI Instan

MPASI instan telah terbukti tidak berbahaya diberikan kepada bayi dan lebih padat gizi. Tetapi memiliki ragam tekstur dan rasa yang terbatas. Sedangkan MPASI rumahan tidak diketahui pasti jumlah nutrisinya, tetapi lebih kaya rasa, tekstur, lebih murah, dan sarana belajar makan yang lebih variatif. MPASI rumahan yang dibuat sendiri lebih diutamakan, utamanya dengan sumber bahan pangan lokal yang tersedia di sekitar dan tidak dipaksakan ada. 

Namun jika tidak ada salahnya memberikan MPASI instan jika banyak hal yang melatarbelakangi Ibu untuk tidak bisa memberikan MPASi rumahan. MPASI rumahan yang dijual orang lain bisa jadi solusi sementara jika Ibu membutuhkannya. Tetapi pastikan selektif memilih penjual yang mengutamakan higienitas, ya.

Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram