Anak Balita Masuk Sekolah, Seberapa Pentingkah?
Usia 0-6 tahun kerap dikategorikan sebagai usia emas pembentukan kepribadian dan karakter anak. Berangkat dari pemikiran ini, tak jarang orang tua yang memasukkan anaknya ke sekolah untuk usia dini sebelum jenjang pendidikan dasar. Jenjang pendidikan dini ini meliputi Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak.
Sayangnya, pemahaman mengenai pendidikan anak usia dini (PAUD) bergeser di beberapa kota dan daerah. Pendidikan anak usia dini yang sejatinya sebagai tempat pengembangan karakter dan kepribadian anak kerap disalahartikan menjadi tempat penitipan anak. Mendikbud Nadiem Makarim menyoroti kesalahan pola pikir ini tentang fungsi dan tujuan pendidikan anak usia dini di masyarakat. Ia menyebutkan bahwa PAUD adalah tempat di mana anak bisa berekspresi, bermain, belajar, dan eksplorasi kemampuannya. PAUD bukan sekadar tempat bermain dan penitipan anak.
Definisi dan tujuan PAUD
Sebagai lembaga yang mengembangkan kemampuan anak usia dini, anak-anak bisa belajar maupun bermain di PAUD. Anak-anak diajarkan bagaimana mengeksplorasi kemampuannya, berinteraksi sosial dengan teman-temannya, dan belajar beradaptasi dengan lingkungan. Pun, PAUD dapat dipahami sebagai jenjang dimana mempersiapkan anak agar siap memasuki jenjang yang lebih tinggi. Diharapkan anak tidak kesulitan berinteraksi dan beradaptasi saat memasuki lingkungan SD.
PAUD juga sering disalahpahami sebagai jenjang hanya mempersiapkan anak kemampuan calistung (baca, tulis, hitung) sebelum memasuki SD. Padahal, PAUD lebih dari sekedar itu. Di PAUD anak dilatih berinteraksi dengan teman sekolah, beradaptasi dengan lingkungan baru, dan adab mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Kriteria pemilihan pendidikan anak usia dini
Sejatinya, tidak ada solusi tunggal yang sama untuk setiap anak dalam pemilihan pendidikan usia dini. Pendidikan terbaik akan didapatkan oleh anak apabila metode dan sistem pembelajaran di kelas cocok dengan gaya belajar serta mengoptimalisasi kemampuan mereka. Oleh karena itu, sebelum memilih sekolah mana yang cocok bagi si kecil, Ibu butuh mengenal buah hati lebih dalam dan mengetahui kemampuan dan kebutuhan mereka. Pastikan anak mengikuti proses pembelajaran dengan senang dan bukannya tertekan.
Lantas, bagaimanakah cara memilih lembaga pendidikan anak usia dini yang tepat serta faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam pemilihan tersebut?
1. Tenaga pendidik yang cakap
Sering disebutkan bahwa tenaga pendidik adalah ujung tombak kesuksesan pendidikan. Kualitas guru juga menjadi parameter apakah anak usia dini akan belajar dan bermain dengan menyenangkan atau tidak.
Guru harus memiliki latar belakang pendidikan yang layak dan memiliki kepribadian menyenangkan agar dapat memberikan pengajaran yang baik dan membuat anak nyaman berada di kelas. Tenaga pendidik harus cerdik melihat perkembangan kemampuan murid-muridnya, termasuk masalah yang terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas. Guru yang baik akan mengkomunikasikan kepada orangtua perkembangan dan kendala-kendala yang dihadapi oleh anak.
2. Lingkungan sekolah
Pemilihan lingkungan sekolah mencakup ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Sebagai contoh, furnitur di dalam kelas harus sesuai dengan tubuh anak-anak. Sekolah juga harus bersih. Fasilitas-fasilitas penunjang lainnya juga harus diperhatikan sesuai dengan tingkat kompromi orang tua murid.
Komposisi murid dan guru harus sesuai agar tercipta kegiatan belajar mengajar yang sesuai. Idealnya, jumlah siswa dalam satu kelas berjumlah 6-15 anak.
3. Kurikulum sekolah
Kurikulum dan pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling mendukung dalam sebuah pendidikan. Kurikulum yang tepat akan mengoptimalisasi proses kegiatan belajar mengajar sehingga berjalan lancar serta meningkatkan penyerapan anak. Pada pendidikan anak usia dini, terdapat perbedaan tahapan kemampuan yang dimiliki anak sesuai dengan usianya.
Pemilihan kurikulum bagi orangtua sangatlah penting dan harus sesuai dengan prinsip keluarga. Apakah menginginkan kurikulum berbasis pendidikan agama, umum, atau bilingual.
Peran orangtua terhadap perkembangan anak usia dini di sekolah memiliki posisi yang strategis dan saling berkaitan untuk menciptakan optimalisasi keberhasilan pendidikan. Orang tua harus bersikap suportif dan terjalin komunikasi yang baik diantara orangtua dan guru.
4. Visi misi sekolah
Setiap sekolah memiliki visi misi masing-masing yang dijunjung tinggi. Ini sangat penting karena akan mempengaruhi nilai apa yang hendak ditanamkan kepada buah hati kita. Orangtua harus mengenali nilai-nilai dasar yang dipegang oleh sekolah dan menentukan apakah nilai-nilai tersebut sesuai dengan visi misi keluarga dan cocok dengan kepribadian dan gaya belajar anak.
Satuan pendidikan anak usia dini
Upaya pembinaan dan pengajaran di PAUD yang mempersiapkan siswa memasuki jenjang pendidikan sekolah dasar terdiri dari jalur formal dan non-formal. Sebenarnya pembelajaran di rumah juga cukup untuk membekali persiapan anak apabila orang tua mampu membinanya secara komprehensif. Ibu bisa mengajari anak kemampuan membaca, berhitung serta pengetahuan umum dan sosial. Namun, terkadang Ibu merasa sulit untuk mengajarkan sendiri dan membutuhkan anak mengenal interaksi sosial di luar. Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini dinilai penting kehadirannya di tengah masyarakat. Menurut Dr. Jessica Alvarado dari National University, pendidikan anak usia dini dinilai penting karena itulah titik awal anak belajar berinteraksi dengan yang lain termasuk teman sebaya, guru, dan orang tua.
Apa saja satuan pendidikan anak usia dini di Indonesia?
1. Kelompok bermain (KB)
Merupakan pendidikan untuk anak di bawah usia enam tahun dalam jalur non-formal. Umumnya, rentang usia anak yang bisa bergabung dalam KB adalah dua hingga empat tahun. Fokus utama dari lembaga ini adalah kesejahteraan sosial anak.
2. Taman pendidikan anak (TPA)
Lembaga ini berfokus pada pengasuhan dan kesejahteraan sosial anak. TPA merupakan jalur non-formal yang memprioritaskan anak usia dua sampai empat tahun.
3. Taman kanak-kanak (TK)
Merupakan satuan pendidikan anak usia dini di jalur formal yang biasanya diketahui oleh orang dua di Indonesia. Anak-anak yang didaftarkan ke TK berusia lima atau enam tahun dengan durasi sekolah satu hingga dua tahun.
Penulis: Zeneth Thobarony
Editor: Dwi Ratih