Anak Rewel saat Disuruh Tidur? Ini dia Solusinya!
Menidurkan anak memang bukan perkara yang mudah. Ada saja hal-hal yang membuat si kecil menolak untuk memejamkan matanya dan harus membuat Bunda bolak-balik masuk ke kamar tidurnya di tengah malam untuk menyuruhnya tidur. Padahal, inginnya sih setelah membacakan dongeng dan sukses membuatnya tidur jam 8 malam, Bunda berharap dapat mengerjakan tugas rumah tangga lainnya. Mulai dari cucian kotor, piring yang menumpuk, mengatur keuangan, atau sekedar memanjakan diri dengan mandi air hangat. Namun, semua keinginan Bunda tersebut tidak akan terpenuhi jika si kecil terus menerus merengek minta ditemani hingga terlelap.
Ya, waktu tidur memang merupakan salah satu hal yang paling diantisipasi oleh si kecil. Menurut Jodi A.Mindell, profesor di bidang psiokologi dari Universitas St.Joseph Philadeplhia sekaligs penulis Sleeping Through The Night, ada banyak pembelajaran yang dapat diambil saat anak mau tidur sendiri. Ia berujar, "Usaha untuk tidur adalah cara mengambil alih kontrol diri, juga suatu cara melawan rasa takut yang datang di malam hari".
Ada banyak hal yang membuat si kecil ketakutan saat malam tiba, mulai dari hantu, petir, serangga, hingga monster di kolong tempat tidur. Itulah kenapa ia sering rewel jika terbangun di tengah malam dan memaksa Bunda untuk menemaninya hingga terlelap lagi. Tak jarang, si kecil suka menyelinap masuk ke kamar orangtua dan memilih untuk tidur di sebelah Bunda hingga pagi. Hmm, kalau sudah begitu, tentunya Anda harus mengambil langkah tegas agar ia sadar pentingnya tidur sendiri.
Ciptakan Rasa Aman untuk Si Kecil
Pertama-tama, sebagai orang tua, Bunda harus membuat si kecil merasa aman dengan cara meyakinkan ia kalau Anda selalu berada di dekatnya meskipun tidak saling melihat satu sama lain. Ajarkan ia untuk tidur di kamarnya sendiri dan yakinkan ia bahwa kamar Anda berada sangat dekat dengan kamarnya sehingga Bunda pasti datang jika ada bahaya yang mengancamnya.
Memang awalnya susah melatih anak untuk tidur sendiri, namun lambat laun ia akan terbiasa jika Anda bersikap tegas. Misalnya, buat perjanjian dengan si kecil dimana jika ia berhasil diam selama 30 menit di kamarnya, maka Anda akan mengeceknya setiap 30 menit sekali. Di bawah 30 menit, jika ia masih rewel, maka Anda tidak akan mendatangi kamarnya.
Jangan Terlena dengan Bujukan Si Kecil
Ketegasan juga diperlukan tiap kali sang buah hati menangis atau rewel minta ditemani tidur oleh Anda. Jangan terlena dengan paras memelasnya saat berkata, "Lima menit lagi ya, Bun? Temani aku tidur 5 menit lagi." Nope! When time is up, time is up! Bunda harus bisa tegas namun bukan berarti galak. Disiplin sejak dini akan membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang menghargai komitmen serta penuh tanggung jawab.
Jika ia memaksa, maka paksa balik si kecil agar memenuhi aturan yang telah Anda jabarkan sebelumnya. Apabila aturannya adalah ia harus tidur setelah dongeng dibacakan, maka segera kecup kening si kecil lalu tinggalkan kamarnya meski ia merengek-rengek agar Bunda tetap menemani.
Berikan Si Kecil Kebebasan
Waktu tidur juga seringkali menjadi ajang bagi si kecil untuk menunjukkan bahwa ia berkuasa. Oleh karena itu, jika Bunda bertanya, "Kamu mau tidur sekarang?" maka siap-siaplah untuk menerima gelengan kepala. Memang tidak ada salahnya jika kecil sekali-kali ingin menunjukkan sikap asertifnya, namun tidur bukanlah pilihan melainkan kewajiban yang harus ia lakukan.
Nah, Bunda dapat memanfaatkan keinginannya untuk bersikap asertif dengan cara memberikan ia kebebasan untuk memilih. Daripada langsung menanyakan apa ia mau tidur sekarang atau tidak, lebih baik tawarkan apakah si kecil ingin membaca dongeng atau menonton video lucu sebelum tidur. Dengan begitu, ia akan merasa memiliki kontrol terhadap apa yang akan dilakukannya sebelum tidur.
Mengobrollah Dulu dengan Si Kecil Sebelum Tidur
Selain itu, Bunda juga dapat melakukan sesi curhat sebelum tidur. Bisa jadi si kecil menolak untuk tidur karena ia ingin bersama Anda sedikit lebih lama di penghujung hari. Apalagi jika Bunda bekerja seharian dan meninggalkannya bersama pengasuh, tentu ia akan berusaha untuk mencari perhatian Anda dengan cara rewel di malam hari. Cobalah untuk meluangkan waktu sejenak untuk mengobrol bersama sang buah hati ya, Bun.
Tanyakan apa saja yang terjadi di rumah saat Anda pergi atau bagaimana perkembangan kehidupan sosialnya. Apakah ia punya teman baru? Apa saja yang ia tonton di Televisi? Apa ia sudah selesai membaca buku yang Anda belikan? Bersabarlah dan dengarkan cerita-ceritanya dengan antusias. Jika Bunda letih, berikan ia waktu maksimal 30 menit untuk berbicara lalu kecup keningnya dan selimuti dia sebagai tanda sudah waktunya untuk tidur.
Jangan Lupa Reward
Setelah si kecil sudah dapat tidur sendiri, maka jangan segan untuk memberikan ia hadiah sebagai suatu bentuk apresiasi atas usahanya. Memberi hadiah tentu tidak sama dengan menyuap ya, Bun. Hadiah adalah cara untuk membuat si kecil terus termotivasi untuk melakukan apa yang Anda suruh. Misalnya saja, berikan anak stiker tiap kali ia berhasil tidur. Jika ia dapat melalui seminggu penuh tanpa mengganggu Anda sedikit pun di tengah malam, maka berikan ia hadiah-hadiah kecil yang membuatnya tertarik seperti berkunjung ke taman kota atau membeli buku baru.
Ciptakan Rutinitas Sebelum Tidur
Stick to a bedtime routine. Menciptkan rutinitas sebelum tidur yang tidak bisa diganggu gugat akan memudahkan si kecil agar lebih disiplin. Jadikan kegiatan tidur di malam hari menjadi satu paket yang ia harus taati sesuai urutan. Misalnya, dimulai dengan mandi malam, lalu menggosok gigi, membacakan dongeng, sesi curhat, lalu kecupan di dahi sebelum tidur. Dengan begitu, saat Bunda menyuruhnya untuk bersiap-siap mandi, maka ia akan dengan sendirinya tahu bahwa waktu tidur sudah mendekat. Jangan biarkan aktivitas-aktivitas lainnya menyusup ke dalam rutinitas harian si kecil. Jika ia berusaha menonton TV, maka segera matikan TV dan ingatkan ia tentang urutan kegiatan yang harus ia patuhi.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Semua Cara Gagal?
Lalu, bagaimana jika anak tetap susah disuruh tidur? Disinilah pentingnya peran orang tua sebagai pendengar yang baik. Tanyakan alasan mengapa ia menolak tidur. Apakah karena ia belum merasa mengantuk? Atau karena ia takut akan hantu? Atau karena ia tidak nyaman dengan kesunyian di sekitarnya? Well, ada banyak cara untuk mengakali alasan-alasan tersebut.
Jika ia takut gelap, berikan ia senter. Jika ia takut hantu, jauhkan anak dari cerita-cerita hantu atau tontonan televisi di malam hari. Jika a takut pada kesunyian, berikan ia musik untuk didengarkan. Selain itu, Bunda juga sebaiknya mengajarkan si kecil agar bisa rileks. Misalnya, buat ia membayangkan kalau kasur itu seperti awan atau pasir di lautan. Buatlah dia merasa nyaman dengan imajinasinya sendiri.
Namun, jika cara-cara di atas tidak berhasil, Bunda dapat menanyakan pendapat si kecil. Siapa tahu, ia punya ide brilian yang selama ini tidak pernah Anda pikirkan. Jika idenya adalah mengganti cat ruang atau menggeser posisi tempat tidur, selama Bunda mampu menyanggupinya, maka penuhi saja keinginan tersebut.
Anak sebaiknya mendapatkan cukup kegiatan di siang hari sehingga ia akan cenderung lelah dan mengantuk saat tiba waktunya tidur malam. Rata-rata anak yang belum masuk usia sekolah membutuhkan waktu 11 hingga 13 jam untuk tidur setiap harinya. Jadi, pastikan agar kebutuhan tidur anak terpenuhi ya, Bun!
(Yusrina)