Ibupedia

Anak Terkilir Atau Keseleo? Jangan Diurut, Atasi dengan Cara Ini!

Anak Terkilir Atau Keseleo? Jangan Diurut, Atasi dengan Cara Ini!
Anak Terkilir Atau Keseleo? Jangan Diurut, Atasi dengan Cara Ini!

Anak kecil biasanya jarang mengalami terkilir atau cedera otot. Tapi cedera ini bisa sering dialami anak yang berusia sekitar 6 tahun. Ini adalah usia ketika anak mulai melakukan olahraga. Terkilir juga biasa terjadi pada anak yang sangat aktif.

Anak bisa terkilir pada mata kaki atau lutut, misalnya ketika bermain sepak bola atau basket atau saat melompat dari ayunan di tempat bermain. Anak juga bisa terkilir di pergelangan tangan atau siku untuk menghindari posisi jatuh dengan lengan terulur. Penggunaan otot tertentu yang konstan seperti betis ketika berlari atau punggung ketika menekuk pada sepeda juga bisa menyebabkan cedera pada otot.

Perbedaan Terkilir (Terkilir) Dan Cedera otot (Cedera Otot)

Terkilir terjadi ketika ligamen, jaringan elastis yang menghubungkan tulang pada persendian, merenggang terlalu besar atau sobek. Mata kaki, lutut, pergelangan tangan, dan siku paling rentan mengalami terkilir, khususnya ketika terpelintir. Karena ligamen anak biasanya lebih kuat dibanding tulang dan kartilage sekitarnya, mereka lebih umum mengalami cedera pada tulang dibanding pada ligamen.

Cedera otot terjadi ketika otot atau tendon yang menghubungkan otot ke tulang, menegang atau sobek. Cedera otot bisa terjadi tiba-tiba atau berkembang seiring waktu. Cedera otot bisa terjadi akibat penggunaan otot berlebihan (misalnya dalam olahraga) atau karena mengangkat beban terlalu berat. Otot leher, punggung, paha, dan betis paling sering mengalami cedera otot.

Gejala Terkilir dan Cedera otot

Keduanya terasa sakit. Terkilir atau cedera otot yang parah lebih mungkin menyebabkan rasa sakit yang tajam dan bisa dirasakan begitu anak cedera. Cedera otot ringan tidak terasa sakit hingga berjam-jam setelah terjadi cedera. Cedera otot dan terkilir bisa menyebabkan memar bila pembuluh darah rusak. Terkilir lebih mungkin menyebabkan bengkak dibanding cedera otot, tapi cedera otot parah bisa juga menyebabkan bengkak. Anak tidak bisa menahan beban atau menggunakan bagian tubuh yang mengalami cedera otot atau terkilir.

Bila mata kaki anak terkilir, rasa sakitnya tajam dan terjadi segera setelah cedera. Mata kaki dan kaki akan bengkak. Ini membuat si kecil sulit menahan beban di sisi yang cedera. Segera setelah cedera, akan muncul memar, bila dipegang terasa hangat, dan jadi kemerahan. Mata kaki yang terkilir paling mungkin terjadi akibat salah posisi mendarat ketika melompat, mendaratkan kaki di lubang ketika berlari, atau berjalan di permukaan yang tidak rata.

Kategori Terkilir dan Cedera Otot

Keduanya dikategorikan menjadi tiga tingkat, bergantung keparahan cedera. Terkilir digolongkan menjadi:

  • Tingkat 1, terkilir ringan, di mana ligamen merenggang berlebihan. Ada kemungkinan rasa sakit dan memar minor tapi tidak begitu sulit menggunakan anggota tubuh yang cedera.

  • Tingkat 2, melibatkan beberapa sobekan ligamen menghasilkan rasa sakit tingkat menengah.

  • Tingkat 3, ligamen sepenuhnya sobek, menyebabkan rasa sakit berat, bengkak, memar, dan tidak bisa menggunakan area yang cedera. Bila terkilir cukup berat, akan terdengar suara ketika ligamen sobek.

Sedangkan cedera otot digolongkan menjadi:

  • Tingkat 1, cedera ringan dengan beberapa serat otot rusak.

  • Tingkat 2, cedera tingkat menengah dengan kerusakan otot yang lebih ekstensif.

  • Tingkat 3, yang paling parah, dengan kerusakan otot total. Cedera seperti ini butuh waktu berbulan-bulan untuk sembuh.

Penanganan Terkilir dan Cedera Otot Pada Anak

Bunda, bawa anak ke instalasi gawat darurat bila ia sangat kesakitan atau tidak bisa menahan beban pada persendian yang cedera. Ada kemungkinan ia mengalami terkilir atau tulang retak.

Hubungi dokter bila mengira cedera lebih ringan, seperti cedera otot atau terkilir ringan. Dokter akan memeriksa parahnya cedera yang dialami anak. Pada kasus cedera dan terkilir ringan, Bunda akan diminta untuk merawat si kecil di rumah serta mengawasi tanda yang lebih serius. Beri tahu dokter bila anak berjalan pincang akibat cedera yang tidak kunjung membaik. Kemungkinan ada hal lain yang jadi penyebabnya seperti arthritis atau masalah pinggang.

Di rumah sakit, penyinaran dengan sinar-X, MRI atau CT scan bisa dilakukan untuk mendapat gambaran lebih jelas tentang jaringan, tulang, dan organ tubuh anak. Dokter akan memastikan anak tidak mengalami retak tulang.

Agar area terkilir tidak bergerak-gerak, si kecil akan menggunakan perban elastis pada persendian. Bila cedera terjadi pada mata kaki atau kaki, Anda disarankan untuk tidak membiarkan anak menahan beban pada cedera demi proses penyembuhan. Bila anak sudah cukup besar, anak bisa menggunakan tongkat untuk menghindari menahan beban di area cedera. Bila kondisi terkilir sangat parah, pembedahan bisa dibutuhkan, tapi ini jarang terjadi.

Pertolongan Pertama Saat Anak Terkilir Atau Keseleo: RICE

Bun, penting lho membantu anak untuk sembuh dari terkilir atau cedera otot agar tidak terjadi kerusakan lebih jauh atau jangka panjang pada persendiannya. Untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak, ingat kata “RICE” untuk Rest, Ice, Compress, dan Elevation (Istirahat, Es, Tekanan, dan Elevasi).

  1. Jaga area yang cedera agar tidak bergerak selama 24 hingga 48 jam (Rest).

  2. Bungkus es dengan handuk lembab lebih dulu untuk melindungi kulit anak dan tempelkan kompres dingin ini di area yang cedera selama 15 sampai 20 menit (Ice).

  3. Berikan pelindung perban elastis di sekitar sendi untuk menyangga dan meminimalisir pembengkakkan (Compress).

  4. Ketika anak duduk atau berbaring, topang area cedera dengan bantal untuk memosisikannya di atas jantung (Elevation).

Lakukan ini segera setelah cedera, dan ulangi setidaknya 3 kali sehari selama satu atau dua hari.

Ketika tidak dikompres, bungkus area cedera dengan perban elastis untuk memberi stabilitas, mengurangi bengkak, dan rasa nyaman. Bungkus area cedera dengan kuat tapi tidak terlalu ketat. Anda juga bisa memberi anak pereda sakit anti peradangan seperit ibuprofen.

Rasa sakit dan bengkak akan hilang dalam satu atau dua minggu, atau lebih lama untuk cedera serius. Anak kemudian perlahan bisa melakukan aktivitas normal. Minta ia mencoba menggerakkan persendian, lalu berhenti bila terasa sakit. Ketika ia bisa bergerak tanpa rasa sakit, ia perlu merenggangkan otot di sekitar area cedera. Ahli terapi fisik akan memberi tahu Anda latihan yang paling baik untuk bisa dilakukan anak. Selama proses penyembuhan, hubungi dokter bila anak tidak membaik atau mengalami demam, yang bisa menandakan terjadinya infeksi.

Ketika anak pernah mengalami terkilir atau cedera otot, ada kemungkinan hal ini kembali terjadi. Terkilir melemahkan ligamen, jadi persendian lebih mudah kembali terpelintir keluar dari tempatnya. Pastikan terkilir atau cedera otot anak sembuh dengan baik agar kemungkinan terjadi lagi jadi menurun.

Cara Mencegah Agar Anak Tidak Terkilir Atau Mengalami Cedera Otot

  • Bila anak masih batita, ia membutuhkan pengawasan. Batita suka memanjat tempat yang bisa membuatnya terjatuh. Untuk anak usia berapapun, periksa dan pastikan area bermainnya aman.

  • Ketika anak mulai melakukan olahraga, pastikan ia mengenakan sepatu dan alat perlindungan yang tepat. Sepatu lari, misalnya, tidak cocok untuk hiking atau tenis karena lapisan ekstra membuat bagian dasar sepatu lebih tebal dan kurang stabil. Untuk hiking, minta anak mengenakan boot yang menutupi mata kaki, terutama bila ia membawa tas punggung.

  • Anak perlu melakukan pemanasan sebelum berolahraga, misalnya dengan joging selama beberapa menit. Aktivitas aerobik ringan akan memanaskan otot dan ligamen, sehingga risiko sobek jadi menurun. Menghabiskan beberapa menit melakukan perenggangan setelah berolahraga juga akan membantu.

  • Olahraga teratur bisa membantu anak menghindari terkilir dan cedera otot, menjaga persendian tetap lentur, dan meningkatkan keseimbangan dan koordinasi agar kurang berisiko terpelintir pada mata kaki atau terjatuh.

  • Bila anak memulai olahraga baru, minta ia melakukannya perlahan dan bertahap meningkatkan intensitasnya ketika sudah kuat. Ada baiknya anak beristirahat dari olahraga dan latihan fisik selama satu atau dua hari tiap minggu, untuk memberi kesempatan tubuh beristirahat.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram