Batasi Pemberiannya, Ini Fakta Dibalik Mainan Elektronik Anak
Bila melihat iklan produk mainan elektronik untuk anak, tak jarang klaim dari produsen adalah mainan tersebut dapat meningkatkan kemampuan bahasa dan belajar anak. Sayangnya, ada fakta mengejutkan di balik itu, lho!
Apakah dampak sesungguhnya mainan elektronik untuk perkembangan bayi dan anak?
Fakta tentang mainan elektronik anak
Prof. Anna Vogel Sosa dari Northern Arizona University melakukan sebuah penelitian di tahun 2015 yang berjudul Association of the Type of Toy Used During Play With the Quantity and Quality of Parent-Infant Communication, berkaitan dengan mainan elektronik. Anna melakukan tes pada sekelompok grup orang tua dan bayi yang diberikan 3 jenis mainan berbeda.
Semua jenis mainan ini bertemakan nama hewan, warna dan bentuk. Ketiga jenis mainan itu adalah:
- Mainan elektronik: mainan yang mengeluarkan bunyi atau gambar seperti laptop mainan, mainan hewan yang bisa bicara, dan ponsel bayi
- Mainan tradisional: puzzle kayu, balok aneka bentuk, dan balok karet yang ditempeli gambar
- Buku: boardbook dengan beberapa di antaranya memiliki fitur lift-the-flap.
Penelitian ini melibatkan bayi berusia 10-16 bulan dan orang tuanya. Uji coba dilakukan 30 menit sehari dengan 1 kali permainan 15 menit. Hasilnya cukup mengejutkan.
Ketika bermain dengan mainan elektronik, baik anak maupun orang tua mengeluarkan lebih sedikit kata-kata dan melakukan lebih sedikit interaksi. Hal ini jelas berbeda dibandingkan saat bermain dengan mainan tradisional atau buku.
Wah, rupanya mainan elektronik yang tadinya mengklaim bisa meningkatkan perkembangan anak, justru memberikan efek negatif terhadap interaksi bayi terhadap orang lain di dekatnya.
Mengapa mainan elektronik perlu dibatasi penggunaannya?
Berdasarkan jurnal yang ditulis Gabriel Guyton, MA, MSEd, seorang guru khusus anak-anak yang mendalami psikologi anak dan keluarga, Using Toys to Support Infant-Toddler Learning and Development, memilih mainan dengan tepat sangat dianjurkan karena mainan merupakan alat untuk mendukung perkembangan anak.
Lewat mainan anak akan mengenal dunia baru, belajar kemampuan baru, serta melatih kemampuan kognitif, emosional dan sosialnya. Namun tentu kita sadari bahwa tidak semua mainan memiliki paket lengkap untuk menunjang semua kemampuan secara keseluruhan.
Diperlukan adanya kombinasi mainan yang bisa melatih semua komponen yang dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Hanya saja, ada jenis mainan yang sayangnya justru menghambat kemampuan sosial dan bahasa anak. Mainan elektronik termasuk di dalamnya.
Tak hanya itu, pada anak yang lebih besar, sekitar usia 8-17 tahun, mainan elektronik memengaruhi kesehatan fisik, mental, perilaku sosial, dan perkembangan kognitifnya. Demikian disebutkan dalam sebuah artikel terbitan American Academy of Pediatrics di awal tahun 2023 yang berjudul The Health Effects of Video Games in Children and Adolescents.
Interaksi dengan mainan elektronik merupakan interaksi satu arah, di mana anak hanya menerima input dari mainan, tapi anak kesulitan mengekspresikan output. Ini yang kemudian mengarah pada keterlambatan bicara dan kemampuan sosial yang menurun. Belum lagi potensi tumbuhnya rasa cemas dan tidak percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain.
Jadi nggak heran ya, kalau mainan elektronik sebaiknya dibatasi penggunaannya. Memang benar interaksi dari mainan elektronik juga bisa dimanfaatkan untuk menambah beberapa kosakata baru pada anak.
Hanya saja penggunaannya perlu didampingi orang tua dan orang tua tetap dianjurkan untuk melakukan interaksi dengan anak sepanjang permainan. Tujuannya adalah untuk tetap menjalin interaksi dengan anak agar kemampuan sosial anak tetap berkembang baik.
Cara pendampingan yang dianjurkan saat bermain mainan elektronik
- Dampingi anak ketika melakukan permainan
- Lakukan interaksi dengan anak sepanjang permainan, dengan berseru atau menanyakan respon anak ketika mainan elektronik mengeluarkan suara atau menunjukkan visualisasi
- Jangan ragu untuk menjeda (pause) permainan terlebih dahulu untuk membahas permainannya bersama anak
- Batasi mainan elektronik yang menggunakan layar dan sebaiknya diberikan mulai anak berusia 18 bulan
- Buat aturan yang jelas dan konsisten dengan jadwal untuk permainan yang melibatkan mainan elektronik, misalnya hanya boleh 1 jam sehari untuk memainkan permainan elektronik atau 1 jam khusus di hari Sabtu dan Minggu
- Pilih alternatif mainan yang tak kalah seru dan bisa mengasah kreatifitas anak, seperti balok kayu, puzzle, aneka ragam buku, dan mainan yang bisa dibuat sendiri bersama orang tua di rumah
- Libatkan diri dalam permainan anak secara utuh. Letakkan gawai, pekerjaan atau kesibukan lainnya untuk fokus bersama anak.
Hadir secara utuh untuk bermain bersama anak tak hanya menggantikan posisi mainan elektronik. Tapi juga memenuhi semua kebutuhan fisik dan psikis anak. Batin dan cintanya terpenuhi dengan kehadiran orang tuanya, interaksi sosialnya baik, kebutuhan fisiknya terpenuhi, dan bonding dengan orang tuanya juga lebih spesial.
Daripada menelan risiko terhambatnya kemampuan bicara dan sosial anak karena mainan elektronik, pilihlah mainan yang membutuhkan interaksi lebih intens dan bermainlah bersama anak. Tak hanya kebutuhan tumbuh kembangnya yang orang tua beri, tapi juga memori yang bertahan sampai anak dewasa nanti.
Editor: Aprilia