Bayi Demam Naik Turun, Bahayakah?
Ketika si kecil sakit, orang tua tentu menjadi khawatir. Terutama seorang Ibu, rasanya lebih baik sakitnya kita saja yang menggantikan dari pada harus melihat si kecil sakit.
Apalagi kalau masih bayi demam naik turun, membuat orang tua harus siaga 24 jam ya Bu. Menjadi hal yang wajar jika kondisi ini bikin orang tua merasa takut dan bingung.
Terlebih kondisi pandemi seperti ini seringkali membuat kita takut untuk segera membawa si kecil ke Rumah Sakit. Tenang Bu, nggak perlu panik berlebihan ya. Sebelum memutuskan membawa anak ke Rumah Sakit, lebih baik kenali dulu penyebab bayi demam naik turun berikut ini yuk.
Mengenal penyebab bayi demam naik turun
Melansir Healthline sebenarnya demam pada bayi tidak berbahaya. Namun orang tua harus tahu penyebabnya terlebih dahulu.
Bayi demam naik turun mungkin menjadi salah satu kondisi yang paling menakutkan bagi sebagian besar orang tua. Apalagi, jika demam pada bayi cukup tinggi dan usia bayi masih dalam hitungan beberapa bulan.
Perlu diketahui bahwa sebenarnya, demam adalah bentuk respon dari sistem kekebalan tubuh bayi yang sedang melawan penyakit. Saat bayi demam, tubuhnya sedang mempertahankan diri dari serangan virus, bakteri, atau zat asing lainnya.
Jadi, kalau bayi demam sebenarnya menandakan bahwa tubuhnya cukup responsif dalam melawan virus dan bakteri dalam tubuhnya ya. Tapi nggak berarti demam terus menerus atau bayi demam naik turun berarti normal-normal saja ya Bu.
Ibu perlu teliti dalam mengevaluasi bayi demam naik turun di rumah. Terutama soal frekuensi demam dan seberapa sering terjadi.
Bayi baru lahir hingga usia 3 bulan mengalami demam, sebaiknya segera ditangani oleh dokter saat mengalami demam naik turun. Sementara untuk bayi di atas 3 bulan selama frekuensi demamnya masih terbilang normal masih bisa ditangani di rumah.
Cara mengidentifikasi bayi demam naik turun
Ukuran suhu bayi dikatakan cukup normal apabila mencapai 37 derajat Celcius. Ketika sedang demam, bayi umumnya akan mengalami suhu ini saat pagi dan menjelang siang.
Namun saat bayi demam naik turun, biasanya suhu tubuh akan kembali tinggi saat sore menjelang malam hari. Bayi dan balita dikatakan demam apabila suhu tubuhnya berada di angka 37.2 sampai dengan 39 derajat Celcius.
Jika bayi demam di bawah 38 derajat Celcius tidak perlu langsung panik ya Bu. Lakukan skin to skin contact dan berikan ASI yang cukup agar demamnya lekas reda. Pada suhu tersebut maka bayi tidak perlu diberikan obat.
Perlu diperhatikan apabila demam bayi naik turun dalam frekuensi yang terlalu sering. Mungkin saja si kecil mengalami infeksi virus atau bakteri yang cukup berbahaya seperti pneumonia, infeksi saluran kencing, infeksi telinga atau yang paling parah adalah meningitis.
Gejala bayi demam naik turun
Tiap bayi yang mengalami demam naik turun memiliki gejala yang berbeda-beda. Melansir WebMD meskipun begitu biasanya gejala umum yang terjadi adalah bayi kebih rewel dari biasanya. Berikut adalah gejala bayi demam naik turun lainnya yang perlu diperhatikan:
- Kurang aktif saat bermain;
- Terlihat lesu dan tidak bergairah untuk mengeksplor lingkungannya;
- Bayi tidak mau tidur; dan
- Bayi tidak mau makan.
Mengatasi bayi demam naik turun
Meskipun demam cukup membuat para orang tua cukup cemas, namun melansir The Bump jika bayi demam naik turun tetap bisa diatasi dengan melakukan hal berikut ini ya Bu:
- Cukupi kebutuhan cairan si kecil. Tujuannya tak lain untuk mencegah dehidrasi. Ibu bisa memberikan ASI, susu formula maupun air putih bagi bayi yang sudah mulai MPASI. Perhatikan frekuensi buang air kecil dan besarnya, pandangan matanya dan kondisi kulitnya (pucat atau tidak).
- Mengelap tubuh bayi dengan handuk bersih yang sudah dibasahi air hangat. Ibu bisa mengelap tubuh bayi, termasuk pada area lipatan-lipatan tubuhnya. Seperti pada ketiak dan leher bayi. Kemudian, segera keringkan tubuhnya dengan handuk.
- Kompres air hangat. Suhu hangat membuat pembuluh darah melebar, meningkatkan metabolisme, dan membuat otak memberikan "perintah" ke kulit untuk menurunkan suhu. Sehingga mengompres air hangat dapat membantu menstabilkan suhu tubuh bayi.
- Usahakan bayi menggunakan pakaian yang tipis dan nyaman. Pakaian yang tebal akan membuat demam sulit turun dan menetap di tubuh.
- Lakukan skin to skin sesering mungkin. Ibu bisa membuka baju bayi dan meletakkan bayi tidur di dekapan Ibu atau Ayah yang sebaiknya juga membuka baju. Hal ini berguna agar suhu tubuh memguap dan membuat demam segera turun.
- Berikan obat penurun panas apabila bayi demam naik turun tak kunjung reda. Ibu bisa memberikan obat penurun panas yang direkomendasikan dokter seperti paracetamol atau ibuprofen.
Tetap tenang dan jangan panik
Terutama jika bayi demam naik turun namun masih bisa melakukan beberapa hal berikut:
- Masih mau minum dan makan;
- Masih terlihat aktif;
- Bayi demam naik turun kurang dari 3 hari;
- Demam tidak terlalu tinggi; dan
- Bayi demam setelah mendapatkan vaksinasi jenis apapun.
Kapan perlu ke dokter?
Melansir Medical News Today bayi demam naik turun perlu diwaspadai dan segera ke dokter dengan kondisi seperti ini:
- Demam dengan usia kurang dari 3 bulan;
- Demam naik turun lebih dari 3 hari;
- Demam bayi lebih tinggi dari 39 derajat Celsius;
- Demam tidak turun-turun selama beberapa waktu walaupun sudah dikompres hangat atau diberikan obat penurun demam;
- Bayi tidak nafsu makan;
- Bayi tampak lesu dan mengalami gejala dehidrasi;
- Bayi rewel dan mengalami diare, sembelit, ataupun infeksi telinga;
- Bayi terlihat sulit bernapas; dan
- Bayi mengalami kejang berulang.
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah bayi demam naik turun lho Bu. Jangan lupa selalu mencuci tangan sebelum bersentuhan dengan bayi. Usahakan selalu memberikan ASI yang cukup agar tubuh bayi bisa membentuk sistem kekebalan tubuh yang diperlukan.
Penulis: Aprilia Ramdani
Editor: Dwi Ratih