Ibupedia

Bayi Sulit Menyusu? Jangan-Jangan Karena Tongue Tie!

Bayi Sulit Menyusu? Jangan-Jangan Karena Tongue Tie!
Bayi Sulit Menyusu? Jangan-Jangan Karena Tongue Tie!

Tongue tie (lidah terikat), juga dikenal dengan ankyloglossia, adalah istilah untuk menggambarkan kondisi ketika bayi memiliki bagian kulit yang terikat antara sisi bawah lidah dan dasar mulut. Jika lingual frenulum (bagian kulit yang menghubungkan lidah dan dasar mulut) terikat, ini bisa membatasi gerakan lidah. Sekitar 5 persen bayi lahir dengan kondisi ini, dan lebih umum terjadi pada bayi lelaki.

Masalah Yang Ditimbulkan Tounge Tie

Kondisi ini menimbulkan masalah saat menyusu pada beberapa bayi. Sejumlah kecil tongue tie menyebabkan masalah bicara di kemudian hari, meski ini jarang terjadi. Tongue tie kadang dianggap penyebab masalah berbicara pada anak, dan ini sering menjadi alasan kenapa pembedahan direkomendasikan. Pada sebuah studi yang dilakukan, menjalani operasi kecil bisa mengatasi masalah bicara pada anak. Tapi tidak ada cukup bukti untuk menunjukkan adanya keterkaitan antara keduanya.

Pada beberapa kasus, tongue tie bisa mempengaruhi proses menyusui dengan membuat pelekatan menjadi sulit. Beberapa bayi tidak mampu membuka mulut dengan cukup lebar untuk melakukan pelekatan dengan tepat. Pelekatan yang tidak tepat bisa menimbulkan rasa sakit yang sangat pada puting payudara ibu. Jika masalah menyusu terus berlanjut, ini bisa memicu kehilangan berat badan pada beberapa bayi.

Tapi beberapa bayi juga bisa mengalami tongue tie tanpa memiliki masalah untuk menyusu. Jika ini yang terjadi, tak ada pengobatan yang perlu dilakukan. Beberapa bayi yang disusui melalui botol juga mengalami kesulitan menyusu karena tongue tie. Bayi-bayi ini bisa mengalami aliran susu yang berlebihan atau bisa menelan terlalu banyak angin ketika disusui.

Tanda-Tanda Tounge Tie

Gejala yang umum terjadi pada bayi yang mengalami tongue tie:

  • Kesulitan melakukan pelekatan.

  • Mengeluarkan bunyi ketika menyusu.

  • Menyusu untuk waktu yang lama.

  • Angin berlebih dan muntah.

Sedangkan pada ibu, bisa mengalami beberapa gejala berikut ini:

  • Puting terasa sakit.

  • Areola luka.

  • Mastitis.

Tongue tie bisa terdiagnosa melalui pemeriksaan. Tongue tie sering kali terdiagnosa pada saat pemeriksaan awal setelah kelahiran. Selain itu, bisa juga terdiagnosa selama sesi konsultasi menyusui dengan dokter jika Anda meminta bantuan tentang masalah menyusui. Jika bayi Anda tidak punya masalah dengan menyusu, maka biasanya tidak diperlukan pengobatan untuk kondisi ini. Pada beberapa kasus, frenulum bisa merenggang sendiri ketika bayi tumbuh besar.

Mengatasi Tounge Tie

Jika bayi terlihat berusaha berjuang untuk melakukan pelekatan yang benar, Anda bisa ditawari pemisahan lidah yang terikat sebagai solusinya. Pemisahan lidah yang terikat adalah proses pemotongan lingual frenulum. Prosedur ini sederhana saja, tidak menyakitkan dan bisa segera menjadi solusi untuk masalah menyusui yang disebabkan oleh tongue tie. Pada prosedur ini, kepala bayi Anda akan dipegang dan ditahan dengan aman ketika gunting tajam berujung tumpul digunakan untuk memotong lingual frenulum. Prosedur pemisahan hanya berlangsung dalam hitungan detik, dan Anda akan bisa menyusui bayi segera setelahnya.

Beberapa bayi ada yang tetap tertidur selama keseluruhan prosedur, dan lainnya menangis selama beberapa detik. Kehilangan darah jarang dialami tapi bisa terjadi dan tak ada yang perlu dicemaskan. Area putih akan muncul di sisi bawah lidah, tapi akan sembuh dalam kurang dari 48 jam.

Jika bayi Anda berusia baru beberapa bulan ketika prosedur pemisahan dilaksanakan, mungkin bisa dilakukan tanpa menggunakan anestetik. Pada beberapa kasus, anestetik lokal bisa digunakan untuk mengebalkan lidah. Pada bayi yang lebih besar yang telah memiliki gigi, anestetik umum digunakan. Jika Anda merasa si kecil mengalami tongue tie, bicaralah pada dokter atau spesialis laktasi. Mereka bisa mendiagnosa kondisi ini, memberi rekomendasi pengobatan, dan saran menyusui yang diperlukan.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram