Ibupedia

Bibir Vagina Anak Bengkak? Ini Penyebabnya!

Bibir Vagina Anak Bengkak? Ini Penyebabnya!
Bibir Vagina Anak Bengkak? Ini Penyebabnya!

Bila area vagina bayi Anda bengkak saat dilahirkan, kemungkinan ini disebabkan oleh cairan berlebih yang dibawa bayi baru lahir atau kelebihan hormon yang ia terima dari Anda sebelum lahir. Bengkak seperti ini tidak berbahaya, dan cairan akan keluar melalui urin setelah beberapa hari.

Bayi perempuan Anda juga akan mengeluarkan kotoran vagina berupa lendir dengan disertai sedikit darah, ini juga disebabkan oleh hormon Anda. Kadang ada sedikit memar akibat persalinan dan kelahiran. Semua kondisi ini tidak berbahaya dan akan hilang dalam beberapa hari.

Bila bengkak terus berlanjut, konsultasikan ke dokter. Kemungkinan penyebab berlanjutnya bengkak disebabkan pembengkakan kelenjar getah bening pada satu atau kedua sisi di area pangkal paha dan yang disebut classic congenital adrenal hyperplasia.

Classic congenital adrenal hyperplasia terjadi ketika bayi memproduksi terlalu banyak hormon laki-laki, menyebabkan area genital terlihat abnormal ketika lahir. Genital bayi perempuan awalnya terlihat lebih seperti anak laki-laki dan klitorisnya melebar. Kondisi ini bisa berakibat serius sehingga perlu diperiksakan ke dokter.

Benjolan Di Area Genital Bayi Perempuan

Bila benjolan terasa keras, kemungkinan ini adalah hernia inguinal yang berarti lup di usus bayi terdorong ke dinding perut ke labia (bibir di bukaan vagina). Hernia inguinal bisa juga muncul di bagian tengah atau atas paha. Hernia inguinal lebih umum terjadi pada anak laki-laki dibanding anak perempuan, tapi juga terjadi pada anak perempuan.

Pada kasus yang jarang terjadi, benjolan bisa terasa seperti kelereng bulat dan keras di bawah kulit yang berpindah ke labia dan perlu dikembalikan ke tempatnya di dekat rahim. Kedua masalah ini bisa diatasi dengan pembedahan minor dan si kecil tidak perlu menginap di rumah sakit.

Penyebab Bibir Vagina Anak Bengkak

Pembengkakan bibir vagina bisa terjadi pada seluruh vulva atau hanya pada struktur tertentu saja. Bisa juga muncul gejala lain terkait pembengkakan labia seperti rasa terbakar, rasa sakit, atau gatal. Penyebab pembengkakan vulva didiagnosa berdasarkan keberadaan bengkak.

Pembengkakkan yang terjadi di satu tempat (localized), kemungkinan penyebabnya antara lain:

  • Kista. Vulva memiliki banyak kelenjar di dalamnya. Kemungkinan pembuluh di salah satu kelenjar tersumbat hingga membentuk bengkak. Bengkak ini awalnya tidak terasa sakit. Tapi ada kemungkinan infeksi dan menimbulkan sakit.
  • Hernia. Sebagian organ dalam perut bisa menonjol ke bibir vulva dan muncul bengkak. Bengkak karena hernia biasanya tidak terasa sakit. Hernia ini menjadi terlihat lebih jelas saat berdiri lama.
  • Abses. Abses adalah kumpulan nanah karena infeksi. Ini bisa karena rambut yang tertarik, pembuluh yang tersumbat, atau gigitan serangga. Abses membutuhkan perhatian medis segera.

 
Pembengkakan general (umum) kemungkinan disebabkan oleh infeksi yang melibatkan bagian dalam dan luar labia, alergi, atau edema.

  • Alergi. Alergi menyebabkan area kulit kemerahan dan bengkak. Anak mungkin alergi pada sabun tertentu. Alergi pada pakaian atau sentuhan pada kulit vulva juga umum terjadi. Sebaiknya si kecil mengenakan pakaian yang longgar untuk memungkinkan ventilasi udara dan kurangnya gesekan, khususnya di malam hari.
  • Infeksi. Infeksi general disebut vulvovaginitis. Bisa ditimbulkan oleh banyak sebab, diantaranya:
     
    1. Infeksi jamur. Ini jadi penyebab paling umum untuk vulvovaginitis yang bisa dialami seluruh perempuan, tidak hanya pada anak saja. Organisme penyebabnya adalah jamur yang disebut candida albicans. Infeksi menyebar sangat cepat bila tidak ditangani. Bisa berawal dari vulva ke vagina, lalu ke serviks. Obat anti jamur digunakan untuk mengatasinya. Krim topikal juga bisa meringankan kondisi ini.
    2. Trichomonas vaginitis. Adalah infeksi parasit yang melibatkan area vulva, vagina juga terkena. Labia menjadi bengkak dan terasa gatal. Sering muncul kotoran vaginal berwarna kuning hingga hijau.
    3. Bacterial vaginosis. Adalah infeksi bakteri pada area genital. Kotoran vaginal berwarna jernih atau kekuningan disertai bau amis.

Cara Mengatasi Pembengkakkan Bibir Vagina Pada Anak

Bila labia si kecil bengkak, jangan diabaikan ya Bunda, periksakan ke dokter untuk evaluasi dan pengobatan.

  • Untuk infeksi, diberikan krim anti jamur atau antibiotik.
  • Jaga area vulva selalu bersih dan kering. Bersihkan secara teratur dan perlahan dengan air dingin. Hindari penggunaan terlalu banyak produk pembersih dan sabun di area ini. Labia bagian dalam sangat sensitif, dan bisa menjadi kering atau alergi karena produk luar.
  • Hindari pakaian ketat di sekitar area genital. Pakaian katun longgar jadi pilihan paling baik untuk menjaga area kering dan sehat.
  • Untuk bengkak yang terjadi pada satu tempat saja (localized), teknik kompres hangat bisa dilakukan untuk meredakan rasa sakit.

 

Merawat Vagina Si Kecil

Wajar jika Bunda merasa takut dan was was harus merawat area vital si kecil. Berikut ini beberapa hal yang perlu Anda tahu agar bisa lebih percaya diri merawat area genital putri Anda:

A. Kemerahan Atau Bengkak

Bila Anda belum pernah melihat bayi yang baru lahir, jangan takut. Pastinya akan ada cairan berlebih atau bengkak pada area genital bayi laki-laki atau perempuan. Pada anak perempuan, biasanya di sekitar labia, orang tua melihat kotoran berwarna putih jernih dan berdarah yang meski normal, bisa saja mengganggu. Tak perlu menggosok kotoran ini. Ada pula kemungkinan di mana dua bibir dalam labia bisa menempel menyatu. Penyebabnya adalah iritasi labial. Jangan coba pisahkan dua  bibir labia karena bisa mengakibatkan terjadinya adhesi. Konsultasikan ke dokter untuk mengetahui lebih lanjut apa yang harus dilakukan. Pastikan untuk membersihkan area genital bayi dari depan ke belakang ketika mengganti popok dan periksa lipatan labialnya.

B. Mengganti Popok

Tak perlu menggunakan tisu basah atau lotion berparfum untuk bayi baru lahir. Anda bisa gunakan air hangat pada lap lembut atau coba tisu basah tanpa parfum pada beberapa minggu pertama. Sering ganti popoknya, terutama ketika kotor karena ia buang air besar, ini jadi tindakan pertama mencegah ruam popok. Tapi meski sudah bersih dan kering, beberapa bayi punya kulit yang lebih sensitif dari yang lain.

Kalau anak Bunda salah satunya, gunakan salep atau krim pelindung selama mengganti popok. Bila ada area merah pada pantat bayi, itu bisa jadi adalah ruam. Ini hal yang biasa, tapi ada baiknya konsultasikan ke dokter apakah Bunda membutuhkan krim anti jamur untuk mengatasinya.

Bila popoknya sangat kotor setelah buang air besar dan ada kotoran yang masuk ke labia, lakukan hal berikut:

  • Dengan jari yang bersih, perlahan pisahkan bibir vaginal bayi.

  • Dengan lap lembab, bersihkan area dari atas ke bawah, atau depan ke belakang.

  • Lalu dengan lap bersih lain, bersihkan tiap sisi di dalam labianya.

Mengelap dari depan ke belakang akan membantu mencegah bakteri menyebar dari bokong ke vagina atau uretra, yang dapat menyebabkan infeksi. Ketika memandikan bayi, hanya gunakan lap atau spon untuk mengalirkan air ke area ini, lalu bersihkan dari depan ke belakang. Bila bayi masih mengeluarkan kotoran vaginal setelah 6 minggu pertama, konsultasikan ke dokter saat pemeriksaan paska kelahiran.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram