Bolehkah Bayi Main Perosotan? Yuk, Pelajari Dulu Panduan Amannya!
Melihat bayi main perosotan di taman bermain sepertinya seru dan menyenangkan, ya? Namun, ternyata permainan tersebut cukup berisiko buat bayi, lho!
Hasil studi yang dilakukan American Academy of Pediatrics (AAP) menunjukkan bahwa, setiap tahunnya ada lebih dari 300.000 anak di bawah usia 5 tahun yang terluka saat bermain perosotan dan harus dilarikan ke rumah sakit. Sebagian besar dari mereka mengalami patah tulang di bagian kaki.
Waduh, ternyata sebahaya itu ya! Lantas, kapan bayi boleh bermain perosotan? Bagaimana jika bayi main perosotan sambil dipangku Ibu atau Ayah? Apakah bisa lebih terjamin keamanan dan keselamatannya? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Usia ideal untuk bayi bermain perosotan
Dikutip dari Baby Center, bayi usia 18 sampai 24 bulan umumnya sudah bisa main perosotan kecil di dalam rumah. Bahkan mereka mungkin bisa menaiki anak tangga dan meluncur di perosotan tanpa bantuan Ayah dan Ibu.
Akan tetapi, pada rentang usia tersebut, anak-anak tidak selalu memiliki keseimbangan atau kontrol tubuh untuk tetap tegak. Hal ini berarti mereka bisa jatuh dari perosotan atau terluka saat turun.
Oleh karena itu, Ayah dan Ibu tetap harus selalu waspada saat bayi main perosotan. Bagaimana dengan perosotan lebih besar seperti yang ada di taman bermain? Sebaiknya hindari membiarkan anak-anak di bawah usia 5 tahun untuk menggunakan perosotan tersebut.
Pasalnya, selain belum memiliki kontrol tubuh yang baik dan seimbang, mereka juga belum bisa menentukan posisi yang aman (tidak terlalu dekat dengan tepian tangga) sebelum meluncur.
Jangan memangku bayi saat main perosotan!
Beberapa orang tua mungkin menyadari bahwa ada perosotan yang terlalu tinggi untuk anaknya yang masih kecil. Sayangnya, mereka tetap mengajak bayi main perosotan dengan cara dipangku.
Terlihat aman, tetapi tindakan ini dilarang secara medis karena bisa membahayakan si kecil. Melansir laman American Academy of Orthopaedics Surgeons, terdapat studi yang menemukan hubungan antara patah tulang kering dan anak kecil yang bermain perosotan di pangkuan orang dewasa.
Dalam banyak kasus tersebut, kaki anak tersangkut, tetapi orang dewasa dan anak tidak dapat berhenti bergerak ketika menuruni perosotan. Selain itu, ada pula kasus cedera di mana kaki anak menjadi bengkok selama perjalanan menuruni perosotan, karena terjepit tubuh orang dewasa yang memangkunya.
Lebih dari itu, saat bayi main perosotan dalam pangkuan orang tua juga rentan membuatnya terjatuh. Posisi ini memungkinkan bayi terjatuh dengan benturan di kepala, dada, punggung, atau bokong.
Risiko cedera yang bisa ditimbulkan juga sama berbahayanya dengan cedera kaki yang sudah dijelaskan sebelumnya. Jadi, hentikan kebiasaan memangku bayi saat bermain perosotan demi keamanan dan keselamatan si kecil, ya!
Cedera umum yang terjadi saat bayi main perosotan
Kondisi tulang bayi yang masih lunak dan lentur meminimalisir risiko patah tulang. Umumnya, cedera yang dialami saat bayi main perosotan berupa patah tulang parsial.
Artinya, tulang mengalami bengkok dan patah hanya di satu sisi, patah tulang torus atau tulang terpelintir, tetapi tidak patah sepenuhnya.Seringkali cedera kaki yang dialami saat bayi main perosotan tidak selalu langsung terlihat.
Beruntung, Ibu dan Ayah bisa memperhatikan tanda-tanda adanya cedera di area tersebut. Biasanya, akan terjadi pembengkakan di area kaki yang cedera serta sulit untuk menggerakkan bagian tersebut.
Hindari menggendong atau memindahkan si kecil saat ia mengalami cedera. Tindakan pertolongan yang kurang tepat bisa memperburuk cedera tersebut. Segera hubungi dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis yang tepat.
Tips aman bayi main perosotan
Seperti kata pepatah, "mencegah lebih baik daripada mengobati", ada beberapa tips aman bayi main perosotan yang bisa Ibu dan Ayah perhatikan, antara lain;
1. Pastikan permukaan perosotan tidak panas
Perosotan yang ada di luar ruangan, seperti taman bermain, biasanya akan terpapar sinar matahari terutama jika cuaca sedang terik. Permukaan perosotan yang berbahan logam tentu akan menyerap panas tersebut.
Sehingga bisa menimbulkan luka bakar jika tersentuh tangan atau kaki si kecil. Untuk itu, sebelum bayi main perosotan pastikan dulu bahwa permukaannya tidak panas.
2. Pastikan perosotan dalam keadaan kering
Cobalah untuk mengecek terlebih dulu apakah anak tangga perosotan berada dalam keadaan basah. Jika iya, lap terlebih dulu sehingga anak tidak terpeleset saat menaiki tangga.
Selain itu, pastikan juga permukaan perosotan dalam keadaan kering. Pasalnya, permukaan perosotan yang basah bisa membuat si kecil tergelincir tanpa kendali. Hal tersebut tentu bisa menjadi salah satu pemicu cedera saat bayi main perosotan.
3. Berikan edukasi pada si kecil sebelum memulai permainan
Ajarkan anak-anak untuk sabar dalam mengantre saat bermain perosotan. Perlu diketahui, meluncur di perosotan dengan berkelompok bisa meningkatkan risiko cedera bila terjadi tabrakan saat mendarat di tanah.
Di samping itu, ajari si kecil untuk meluncur dengan posisi yang benar, yaitu dalam posisi duduk dan ketika kaki sudah menyentuh tanah maka ia harus segera berdiri dan menjauh dari ujung perosotan. Dengan begitu, ia tidak akan tertabrak anak lain yang akan meluncur.
4. Sesuaikan ukuran perosotan dengan ukuran tubuh si kecil
Jangan biarkan bayi main perosotan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Pilih perosotan yang memang sesuai dengan usianya.
Hal ini penting diperhatikan guna meminimalisir terjadinya kecelakaan. Terutama, ketika si kecil memanjat tangga perosotan maupun saat berada di atas perosotan sesaat sebelum meluncur.
5. Jangan menunggu bayi main perosotan di tempat yang jauh
Ketika memberikan kesempatan untuk bayi main perosotan, maka Ibu dan Ayah harus selalu berada dekat dengannya. Selalu perhatikan gerakan si kecil, sehingga apabila terjadi sesuatu yang membahayakan bisa segera datang memberi bantuan.
Hindari menunggu bayi main perosotan di tempat yang jauh, apalagi sambil main gadget ya! Itulah tadi hal-hal penting yang perlu diperhatikan tentang bayi main perosotan. Jangan sampai aktivitas menyenangkan ini justru membahayakan keselamatan si kecil. Selamat bermain!
Editor: Aprilia