Cara Agar Anak Berhenti Minum Susu di Botol
Bila Anda memberikan ASI menggunakan botol susu, Anda mungkin akan bertanya-tanya, “Kapan anak sebaiknya minum susu dari gelas?” Jika mau anak berhenti minum susu di botol dengan mudah, biasakan ia minum susu dari gelas sebelum usianya 1 tahun, atau kapanpun Anda memutuskan berhenti menyusui.
Ingin menungu hingga anak sedikit lebih besar untuk menyapihnya dari dot? Tak apa, tapi jangan tunggu terlalu lama. Anak dianjurkan berhenti menggunakan botol susu sebelum usianya 18 bulan atau sebelum 2 tahun, tapi lebih cepat akan lebih baik. Memang Anda perlu tahu kondisi anak, tapi semakin lama menunggu, akan semakin sulit.
Kenapa Anak Harus Berhenti Minum Dari Botol Susu?
Botol susu memberi kenyamanan bagi banyak anak, jadi membiarkan anak menggunakannya selama yang ia mau memang tidak berbahaya. Tapi ada beberapa alasan kenapa lebih baik beralih ke gelas:
Penggunaan botol susu dalam jangka waktu lama sering dikaitkan dengan obesitas pada anak.
Penelitian menunjukkan kalau anak yang masih menggunakan botol susu di usia 2 tahun lebih mungkin mengalami obesitas saat usianya 6 tahun. Beberapa anak selalu menggunakan botol susu sepanjang waktu, meski setelah menerima MPASI. Ini bisa menyebabkan terlalu banyak kalori dalam tubuh.
Botol susu meningkatkan resiko gigi berlubang
Susu mengandung laktosa, sejenis gula. Dan bila anak minum jus menggunakan dot, ini bisa berakibat lebih parah. Asam pada jus ibarat mimpi buruk bagi gigi. Susu harus tetap jadi bagian penting dari pola makan anak dan jus tak masalah jika diberikan. Ketika anak minum dari botol, gula dan asam akan tetap berada di gigi, yang bisa memicu gigi berlubang. Membiarkan bayi tidur dengan botol di mulutnya sangat tidak dianjurkan, karena tubuh menghasilkan lebih sedikit liur ketika tidur (liur membantu mengangkat sisa makanan).
Minum sambil berbaring meningkatkan resiko infeksi telinga
Bila si kecil suka banget minum dari dot sambil berbaring, Anda perlu berhati-hati. Beberapa jenis susu bisa tertinggal di belakang tengorokan, dan tetap di sana sampai bakteri tumbuh. Bakteri bisa mencapai tenggorokan dan telinga dan mengakibatkan infeksi telinga.
Ketika menyapih anak dari botol susunya, Anda perlu menghentikan penggunaan botol di siang hari lebih dulu, lalu yang di pagi hari. Buat anak terbiasa makan makanan padat di pagi hari, sebelum menghilangkan kebiasaan ia minum susu dari dot di pagi hari.
Kebanyakan ahli dan orangtua sependapat kalau membuat anak berhenti minum susu di botol pada malam hari menjadi hal yang paling sulit. Menghentikan penggunaan botol terutama sebelum waktu tidur bisa menjadi tugas yang sangat menantang. Begitu juga ketika menidurkan bayi tanpa botol susunya, dan ketika bayi tidak tidur, begitu juga orangtua.
Supaya lebih mudah, lakukan rutinitas sebelum tidur. Hal ini bertujuan agar Anda tidak lagi mengandalkan botol susu untuk menidurkan bayi. Aktivitas seperti mandi air hangat, mengayun sambil membacakan buku, dan memeluk boneka bisa jadi sumber kenyamanan dan relaksasi sebelum waktu tidur, meski ngedot tidak lagi jadi bagian rutinitas menjelang tidur. Bila mengira anak tidak akan tertidur. Jangan takut Bun, ini akan berubah. Bayi dan batita bisa belajar menenangkan diri tanpa menghisap. Ini hanya soal waktu, tapi pasti akan terjadi.
Mungkin Anda mengira bila anak menolak untuk minum susu dari gelas selama beberapa waktu, ia tidak akan mendapat cukup kalsium. Sebenarnya tidaklah demikian, meski anak menolak susu dari gelas selama beberapa minggu, Bunda bisa memastikan ia makan sumber makanan lain seperti keju, yoghurt, brokoli, susu kedelai, dan jus yang diperkaya kalsium.
Cara Agar Anak Berhenti Minum Susu di Botol
Banyak anak yang sangat lengket dengan botol susunya. Selain memberi gizi, botol telah menjadi sarana kenyamanan dan keamanan baginya. Orangtua bisa mulai menyapih anak dari botol susu sekitar akhir usia 1 tahun dan mulai membuat anak nyaman minum dari gelas. Semakin lama orangtua menunda transisi ini, anak akan semakin lengket dengan botol susunya dan lebih sulit menghilangkan kebiasaan ini. Semakin lama penggunaan botol juga menyebabkan anak minum lebih banyak susu dibanding yang ia butuhkan.
Menyapih dari botol ke gelas bisa jadi bukan pekerjaan mudah, tapi tips berikut bisa membuat proses ini jadi lebih mudah untuk orangtua dan anak.
A. Pemilihan waktu yang tepat
Kebanyakan dokter merekomendasikan orangtua memperkenalkan gelas sekitar usia anak 6 bulan. Awalnya memang akan banyak susu dari gelas yang tumpah di lantai atau di badan bayi karena ia masih belum lancar minum dari gelas. Tapi pada usia 12 bulan, kebanyakan bayi sudah memiliki koordinasi dan kemampuan tangan yang dibutuhkan untuk memegang dan minum dari gelas. Bila Anda masih menyusui, Anda bisa terus memberikan ASI, tapi tawarkanlah agar anak meminumnya dari gelas.
B. Menyapih Bertahap
Daripada langsung menghentikan penggunaan botol susu, coba kurangi secara perlahan dari jadwal menyusui, mulai di waktu makan. Misalnya, bila bayi biasanya minum 3 botol tiap hari, mulailah menyapih dengan mengurangi botol di pagi hari. Daripada langsung memberikan botol susu, bawa bayi ke meja makan dan ketika tiba waktu menyusu, tawarkan susu dari gelas. Anda perlu memberikan penjelasan dan membujuknya, katakan seperti, “Ade sudah besar sekarang dan sudah bisa minum dari gelas seperti Bunda.”
Ketika membatasi penggunaan botol susu di pagi hari, terus tawarkan botol di siang dan malam hari sekitar satu minggu. Dengan begitu, bila anak meminta botol, Anda bisa menenangkannya dan mengatakan kalau nanti siang ia bisa minum dari botol susunya. Di minggu berikutnya, hentikan penggunaan botol dan berikan susu di gelas. Coba lakukan ini ketika bayi duduk di high chair.
Biasanya, menghentikan membuat anak berhenti minum susu di botol pada malam hari menjadi tahap terakhir yang perlu orangtua lakukan. Botol susu di malam hari cenderung jadi bagian dari rutinitas menjelang waktu tidur dan menjadi yang paling membuat bayi nyaman. Anda bisa coba tawarkan gelas susu bersama makan malam anak dan teruskan rutinitas anak, seperti mandi, mendengar cerita menjelang tidur, atau menggosok gigi.
Berikut beberapa tips tambahan yang perlu diingat:
Ketika anak menggunakan gelas, berikan banyak pujian dan dorongan positif. Bila ada nenek, misalnya, Anda bisa bilang, “Nek, liat nih, Emma sudah besar sekarang, dia udah bisa minum dari gelas loh.”
Gelas anti tumpah dengan corong yang dirancang untuk bayi, biasa disebut gelas hisap, bisa membantu anak melewati transisi dari botol susu. Dokter gigi merekomendasikan gelas hisap dengan corong keras atau sedotan, bukan corong yang lunak.
Bila anak terus meminta botolnya, cari apa yang sangat diinginkannya dan tawarkan. Bila anak haus atau lapar, sediakan makanan di gelas atau piring. Bila yang dibutuhkan kenyamanan, berikan pelukan, dan bila anak merasa bosan, duduk dan bermainlah bersamanya.
Ketika menyapih bayi dari botol, coba larutkan susu di botol dengan air. Untuk beberapa hari pertama, isi setengahnya dengan air dan setengah dengan susu. Perlahan tambahkan lebih banyak air hingga seluruh botol berisi air. Dengan begitu, kemungkinan anak akan kehilangan minat pada botol dan meminta susu yang ada di gelas.
Singkirkan botol atau simpan di tempat tak terlihat.
Konsultasi ke dokter ya Bun, bila Anda terus mengalami masalah ketika menyapih anak dari botol susu.
(Ismawati)