Cara Jitu Agar Anak Cepat Hafal Perkalian 1 sampai 10
Mengajarkan perkalian 1 sampai 10 bisa jadi tantangan tersendiri bagi orangtua atau guru di sekolah. Lain halnya dengan penambahan dan pengurangan yang biasanya dianggap lebih mudah oleh anak-anak. Perkalian dapat menjadi “momok” bagi sebagian anak, entah karena sulit dipelajari atau mungkin metode pengajarannya saja yang kurang tepat. Akibatnya, anak merasa kesulitan menghafal bilangan perkalian dan menjadi tak bersemangat saat pelajaran matematika tiba.
Tapi sebenarnya, terlepas dari materi-materinya, matematika sendiri sering dianggap sebagai pelajaran yang susah luar biasa. Banyak anak takut bahkan stres setiap kali tiba jam pelajaran tersebut. Matematika juga kerap dianggap sebagai tolak ukur kepintaran anak. Anak yang jago matematika akan dianggap jenius dan anak yang kurang menguasainya akan mendapat cap bodoh. Tak heran jika banyak orangtua mulai mendaftarkan anaknya ke tempat kursus matematika sejak dini.
Kapan Anak Mulai Belajar Berhitung?
Sebelum sampai di fase belajar berhitung, anak akan lebih dulu mengenal angka. Dilansir dari laman WebMD, biasanya anak di usia 2-3 tahun sudah mulai bisa mengenal angka, tapi belum bisa menggunakannya sebagai sarana menghitung suatu benda. Meski begitu, Ibu sudah bisa memperkenalkan konsep menghitung dengan cara sederhana dan menyenangkan, seperti menghitung balok kayu mainan atau menghitung langkah kaki.
Selanjutnya di usia 3-4 tahun, anak akan mulai paham tentang konsep jumlah. Lalu 4-6 tahun, ia mulai dapat mengasosiasikan jumlah barang dengan angka, misalnya saat melihat gambar 5 jeruk, ia akan menuliskan angka 5 di sampingnya. Ini artinya anak sudah mulai bisa berhitung. Sementara di usia 5-7 tahun, anak akan mulai bisa mempraktikkan kemampuannya berhitung dalam kehidupan sehari-hari, misalnya menghitung jumlah kursi di sekolah atau mengambil permen untuk dibagikan ke beberapa temannya dengan jumlah yang sama.
Pada saat anak masuk ke bangku sekolah kelas 1 Sekolah Dasar (SD), ia akan belajar penambahan dan pengurangan yang masih terbatas pada satu angka. Misalnya, 1+1, 1+2, 2+3, dan seterusnya. Lalu, naik ke kelas 2, ia penambahan dan pengurangan akan meningkat menjadi dua angka, seperti contohnya 10+10, 11+12, 20+25, dan seterusnya.
Dan ketika duduk di kelas 3-4, anak akan mulai diperkenalkan dengan perkalian dan pembagian. Mulanya anak akan belajar lebih dulu perkalian 1 sampai 10 sebelum mampu mempelajari bilangan yang lain. Biasanya di fase inilah anak akan mulai tampak menguasai beberapa jenis hitungan namun lemah di bagian lain.
Kesalahan Kebanyakan Orangtua Saat Mengajarkan Anak Perkalian 1 sampai 10
Saat anak menunjukkan kesulitannya belajar berhitung, hendaknya Ibu tetap memacu anak agar semangat. Selain mendorongnya belajar, Ibu juga perlu menganggapnya jago berhitung. Karena menurut sebuah studi, anak yang diberitahu bahwa ia pintar matematika akan lebih berpeluang benar-benar menguasainya. Jadi, penting untuk orangtua membangun asumsi positif mengenai kemampuan anak belajar matematika.
Anak dituntut untuk menghafal dengan cepat sebelum menguasai konsepnya
Cara yang satu ini mungkin Ibu alami saat masih kecil dulu. Zaman dulu, orangtua memang kerap menuntut anaknya menghafal dengan cepat padahal si anak belum memahami betul konsep perkalian secara umum. Jika kondisinya seperti ini, meminta anak menghafal bilangan perkalian, bahkan perkalian 1 sampai 10 saja yang notabene paling mudah, akan terasa sia-sia.
Belajar matematika itu tidak bisa secara instan ya, Bu, semua butuh proses. Dimulai dari memahami konsep dan hal-hal sederhana, sampai meningkat ke level yang lebih sulit.
Orangtua terlalu buru-buru dan kurang sabar
Ada juga orangtua yang terlalu buru-buru saat mengajarkan anaknya perkalian 1 sampai 10. Lebih ironisnya lagi, mereka tidak segan menghukum anaknya kalau belum juga hafal perkalian meski sudah diajarkan berkali-kali. Padahal, itu justru akan membuat anak semakin malas mencoba dan pada akhirnya membenci matematika karena proses belajarnya jauh dari kata menyenangkan.
Tidak secara rutin mengajarkannya setiap hari
Kita akan lebih mudah menghafal sesuatu jika rutin mengulanginya setiap hari. Ini juga berlaku pada anak-anak yang sedang belajar perkalian 1 sampai 10. Sayangnya, masih banyak orangtua yang tidak secara rutin mengajarkannya setiap hari. Walau mungkin anak sudah mendapat pelajarannya di sekolah, namun tidak ada salahnya Ibu atau Ayah meminta anak menjelaskan apa yang tadi sudah diajarkan guru kepadanya, saat sedang bersantai bersama. Ini akan membantu anak mengingat-ingat kembali apa yang sudah ia pelajari.
Menggunakan metode belajar yang kaku dan membosankan
Kesalahan lain dalam mengajarkan anak perkalian, khususnya perkalian 1 sampai 10 adalah menggunakan metode belajar yang cenderung kaku sehingga menyebabkan anak lebih cepat bosan. Selain harus menggunakan cara-cara yang mudah dipahami anak, membuat suasana belajar menyenangkan juga perlu dilakukan lo. Ini dapat membuat anak menikmati proses belajarnya sehingga lebih mudah menyerap materi.
Cara Agar Anak Cepat Hafal Perkalian 1 sampai 10
Mengingat belajar perkalian tidak mudah, lantas bagaimana cara yang tepat untuk mengajarkan anak perkalian 1 sampai 10? Simak tipsnya yuk!
Gunakan cara menarik untuk menjelaskan perkalian misalnya dengan gambar
Angka merupakan konsep yang abstrak bagi anak. Tidak mudah bagi mereka untuk langsung bisa memahami deretan angka, apalagi menghubungkannya dengan operasi perkalian. Bantu anak belajar dengan memakai cara yang sekiranya menarik sehingga lebih disukai anak dan membuatnya jadi lebih mudah paham, misalnya menggunakan gambar atau jari. Ada juga alat peraga yang banyak dijual di toko-toko online untuk memudahkan proses belajar perkalian 1 sampai 10 ini. Dengan metode belajar yang menyenangkan, anak pun akan lebih mudah menguasai konsepnya.
Menghubungkan konsep perkalian dengan penjumlahan
Agar anak lebih mudah menghafal perkalian 1 sampai 10, cobalah untuk menjelaskan kepada anak soal konsep perkalian menggunakan penjumlahan. Jangan langsung meminta anak menghafal sebelum menjelaskan konsepnya terlebih dahulu. Jika anak diminta untuk langsung menghafal perkalian pada percobaan pertama, biasanya ke depan ia akan takut belajar matematika.
Seperti yang dikutip dari laman Prodigy, salah satu cara termudah untuk mulai mengajarkan perkalian 1 sampai 10 adalah dengan mengaitkan konsep dalam hubungannya dengan penjumlahan. Cara atau metode ini mungkin lebih disukai anak karena operasi penambahan seharusnya sudah cukup dikuasainya. Buat anak memahami bahwa perkalian hanyalah penjumlahan yang berulang. Setelah itu, gunakan contoh untuk menjelaskan fakta tersebut, misalnya:
2 x 2 sama dengan 2 + 2 (duanya ada dua)
3 x 4 sama dengan 3 + 3 + 3 + 3 (tiganya ada empat), dan seterusnya.
Mulai dari yang mudah terlebih dahulu
Agar anak mudah menghafal perkalian 1 sampai 10, Ibu perlu menumbuhkan rasa percaya dirinya dengan mengajarkan angka atau konsep yang mudah terlebih dahulu. Ibu tentu tahu kalau semua bilangan yang dikalikan 0 hasilnya adalah 0. Atau semua bilangan yang dikalikan 1, hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Nah, konsep ini tentu lebih mudah dipahami anak ketimbang perkalian bilangan yang lain. Ajarkan anak konsep-konsep mudah seperti ini dulu, baru beranjak ke level yang lebih sulit.
Konsep mudah lainnya seperti perkalian 10. Perkalian ini bisa diselesaikan hanya dengan menambahkan angka 0 di bilangan yang dikalikan dengan 10 tadi. Misalnya, 2 dikali 10 hasilnya 2 ditambah angka 0 alias 20. Lalu, 8 dikali 10 hasilnya 80, dan seterusnya.
Perkenalkan anak dengan sifat komutatif bilangan untuk memudahkan
Sama seperti penjumlahan, perkalian juga bersifat komutatif. Artinya urutan bilangan tidak mengubah hasil kali atau jawabannya. Misalnya mengalikan 8 x 2 hasilnya akan sama dengan mengalikan 2 x 8. Konsep ini juga termasuk mudah dipahami. Ini juga akan membuatnya hanya perlu mempelajari setengah dari tabel yang tersisa. Maksudnya, ketika sudah mengetahui jawaban 3 x 6 (di perkalian 3), maka beritahu anak bahwa ia tidak perlu lagi menghafalkan perkalian 6 x 3 (di perkalian 6) karena jawabannya sama saja.
Gunakan teknik mnemonik
Teknik lain yang dapat mempermudah anak menghafal perkalian 1 sampai 10 adalah teknik mnemonik. Seperti yang dilansir dari Times Tales, teknik mnemonik sejauh ini adalah cara tercepat dan paling efektif bagi anak-anak untuk menghafal tabel perkalian. Mnemonik menggunakan bantuan pola huruf, ide, atau hubungan dalam menghafal sesuatu. Contohnya dengan membuat hafalan perkalian menjadi lirik lagu, atau mengubah angka menjadi informasi. Teknik ini tidak hanya bisa digunakan untuk menghafal perkalian 1 sampai 10, tapi juga bahkan bisa dipakai di pelajaran lain selain matematika.
Belajar menggunakan permainan untuk suasana yang lebih menyenangkan
Metode lain yang dapat digunakan Ibu untuk mengajarkan anak perkalian 1 sampai 10 adalah dengan menggunakan permainan. Contoh permainan menarik yang bisa dicoba seperti menggunakan kalkulator. Bagaimana caranya?
Pilih angka misalnya 7 untuk diketik di kalkulator;
Tekan tombol +, lalu tekan tombol =, maka kalkulator akan menunjukkan 7 lagi;
Selanjutnya, terus tekan tombol =. Fungsi konstanta akan terus menambahkan angka tujuh dan kalkulator akan menunjukkan kelipatan tambahan bilangan tersebut (7, 14, 21, 28, dan seterusnya); dan
Mintalah siswa mencatat daftar kelipatan yang mereka temukan dan dorong mereka untuk mencari pola dalam daftar yang mereka hasilkan.
Atau bisa juga menggunakan permainan “Times Table Buzz”. Namun permainan ini membutuhkan banyak orang untuk berpartisipasi, lebih tepat dilakukan guru di kelas. Caranya seperti berikut ini:
Pilih tabel perkalian tertentu yang akan digunakan untuk aktivitas tersebut (misalnya, kelipatan lima);
Mintalah anak-anak berdiri membentuk lingkaran;
Pilih satu anak untuk mulai menghitung dari “satu”, selanjutnya anak di sebelah kirinya menghitung "dua", anak berikutnya menghitung "tiga", dan seterusnya. Ketika tiba di anak yang kebagian angka kelipatan lima, maka ia harus berteriak “buzz!”. Jadi urutannya akan seperti ini “Satu, dua, tiga, empat, buzz!, tujuh, delapan, sembilan, buzz!” dan seterusnya;
Jika ada anak yang lupa mengatakan “buzz!” maka ia harus keluar dan duduk di luar lingkaran;
Urutan penghitungan akan berlanjut sampai siswa mencapai bilangan tertentu, misalnya 50 atau tergantung kebijakan si pengajar; dan
Pemenang akan tiga anak terakhir yang bertahan.
Menempel poster perkalian di dinding
Cara ini sepertinya sudah sering dilakukan orangtua di Indonesia. Setiap berkunjung ke rumah orangtua yang punya anak SD, poster perkalian atau operasi matematika yang lain cukup sering ditemui, tertempel di salah satu sudut dinding rumah mereka. Walau mungkin termasuk metode jadul, tapi cara ini cukup efektif terlebih bagi anak yang merupakan tipe pembelajar visual. Cari poster perkalian 1 sampai 10 dengan desain menarik sehingga anak akan lebih nyaman dalam menghafal. Tempel di tempat-tempat yang sering dilalui anak, misalnya di ruang keluarga, atau di kamar tidurnya.
Ulangi terus setiap hari
Kita bisa menghafal sesuatu karena terbiasa. Begitu pun dengan anak-anak. Saat belajar perkalian 1 sampai 10, ia perlu terus diingatkan agar hafalan sebelumnya tidak lupa. Ibu juga bisa mencoba mengingatkan anak saat sedang melakukan kegiatan sehari-hari, misalnya saat belanja di warung atau supermarket, minta anak menghitung berapa harga barang yang Ibu beli, dan lain sebagainya. Sampaikan juga kepada anak pentingnya belajar perkalian karena dapat berguna di kehidupan sehari-hari.
Belajar perkalian 1 sampai 10 tidak selalu berarti sulit kok, Bu. Ada banyak sekali metode menarik yang bisa diajarkan ke anak, sehingga proses belajar berlangsung menyenangkan dan anak jadi lebih cepat hafal. Nah, bagaimana, Bu, sudah siap mendampingi anak menghafal perkalian 1 sampai 10?
Penulis: Darin Rania
Editor: Dwi Ratih