Cara Memilih Jenis Gendongan Bayi Yang Tepat
Popularitas gendongan bayi kian meningkat hari demi hari. Tak sedikit produk gendongan bayi yang beredar di pasaran dengan berbagai variasi dan gaya. Hasilnya, orang tua millennials punya banyak pilihan yang menarik dan bisa disesuaikan dengan budget. Tapi tahukah Ibu kenapa kita perlu menggunakan gendongan bayi?
Menggendong bayi adalah salah satu cara yang tepat untuk membuat bayi merasa tenang, sekaligus membantu membangun kedekatan yang kuat antara ibu dan bayi. Semua bayi suka dan merasa nyaman berada dekat dalam dekapan dada ibu, dan batita suka sekali bila digendong di punggung Ibu. Gendongan bayi membuat bayi tetap dekat dengan ibu dan merasa aman, sembari kedua tangan Ibu bisa bebas melakukan tugas sehari-hari di rumah.
Jenis-Jenis Gendongan Bayi
Meski gendongan bayi telah ada sejak lama, teknologi saat ini menghadirkan pilihan gendongan yang lebih banyak dan lebih aman dibanding dulu. Gendongan bayi masa kini umumnya sudah memiliki desain yang modern. Ada 5 jenis gendongan bayi yang bisa Ibu temukan, yaitu wrap, sling, mei-tai, soft-structured carrier, dan frame backpack. Yuk, simak deskripsi kelima jenis gendongan bayi tersebut untuk tahu lebih dalam:
Stretchy Wrap — Berupa kain panjang yang dikenakan di tubuh Ibu dan bayi. Penggunaannya cukup ribet dan Ibu perlu belajar dulu untuk memakainya dengan tepat. Berhubung baby wrap membentang di bahu sampai pinggang Ibu, jenis gendongan ini bisa dikatakan cukup nyaman dan aman karena membagi berat si kecil di seluruh tubuh kita. Si kecil juga akan merasa seperti dipeluk. Wrap cocok digunakan untuk bayi baru lahir sampai usia 1 tahun, selama berat badannya tidak terlalu berat.
Ring Sling — Ring sling mirip dengan wrap, hanya saja jenis gendongan ini membuat berat si kecil tertumpu hanya di satu bahu saja, sehingga bikin Ibu cepat pegal jika menggendong terlalu lama. Desainnya membentuk kantung untuk menahan bayi di depan atau di pinggang Ibu. Jenis gendongan ini juga punya dua ring untuk mengikat kain gendongan. Ring sling biasanya terbuat dari bahan katun, linen, silk, bahkan cashmere. Berbeda dengan baby wrap, cara penggunaan ring sling cukup mudah dan tidak mempersulit Ibu untuk melepas dan memakai gendongan berkali-kali. Ibu bisa menggunakannya untuk newborn sampai bayi sudah cukup besar dan tidak muat di ring sling lagi.
Kain Jarit / Selendang — Ini dia jenis gendongan kebanggaan tanah air, kain jarit. Gendongan ini sudah ada sejak nenek moyang kita. Biasanya kain jarit punya motif batik yang khas, tapi saat ini, banyak kain jarit modern yang motifnya lebih menarik lho. Untuk menggunakan jarit, Ibu harus belajar menyimpul tali terlebih dahulu hingga menemukan posisi yang paling nyaman. Ada simpul double knot yang membuat berat hanya t ertumpu di satu bahu. Ada pula teknik Front Cross Carry yang mendistribusikan berat di kedua bahu. Kain jarit ini bisa digunakan dari usia newborn sampai si kecil menolak untuk digendong. Untuk newborn, posisi anak harus upright dengan posisi kaki bayi membantuk M Shape di depan penggendong, kain disebar menumpu bahu dan ditarik sampai ke telinga bayi. Sedangkan untuk usia 4 bulan ke atas, si kecil bisa digendong dengan posisi disamping (hip carry).
Mei-Tai — Desain mei-tai boleh dianggap sebagai gabungan dari stretchy wrap dan soft-structured carrier. Gendongan bayi ini didesain dengan 4 tali pengikat pada bagian utama gendongan yang bisa dilekatkan atau digunakan dengan banyak cara untuk membuat bayi aman saat digendong. Jenis gendongan ini direkomendasikan untuk bayi usia 5 bulan ke atas.
Soft-Structured Carrier — Biasa disebut juga sebagai SSC, jenis gendongan bayi ini punya body panel, disertai dengan sabuk di bahu, waistpad, buckle dan bantalan yang terhubung ke bagian utama gendongan. Ibu bisa menggunakan SSC untuk front, hip atau back carry. Tapi pastikan usia si kecil sudah berusia 4 bulan dan dapat mengontrol lehernya dengan baik ya sebelum menggunakan ini. Ibu juga bisa menggunakannya untuk newborn, tapi harus pakai tambahan insert.
Hip Seat — Ini dia jenis gendongan bayi yang lagi banyak bikin Ibu penasaran. Ini karena adanya hip seat yang menyerupai sadel kecil sebagai tempat duduk bayi. Meski terlihat bulky, berat gendongan ini biasanya cukup ringan dan mudah digunakan. Pemakaian hip seat dianjurkan untuk bayi yang sudah bisa duduk.
Baby Backpack — Ini merupakan jenis gendongan bayi dengan rangka yang terbuat dari logam dan digunakan untuk menggendong bayi yang sudah cukup besar atau batita di punggung untuk waktu yang cukup lama. Ini sering digunakan saat hiking.
Posisi Menggendong Sesuai Umur Bayi
Posisi menggendong bayi yang paling nyaman berubah-ubah seiring pertumbuhan di kecil. Bayi kecil di usia 0 sampai 3 bulan umumnya masih merasa nyaman jika dibedong atau digendong dekat dengan orang tua di posisi depan. Di usia sekitar 4 bulan, si kecil biasanya akan lebih suka melihat orang sekitar dan senang digendong dengan posisi menghadap depan. Posisi ini membuatnya bisa mengeksplor lebih banyak hal dan berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.
Ketika bayi semakin aktif dan memasuki usia batita, posisi menggendong di punggung dianggap yang terbaik karena memberinya kesempatan melihat sekitar dengan cara yang nyaman. Untuk posisi menggendong ini, gendongan berstruktur lembut sering kali jadi pilihan terbaik.
Ibu wajib memperhatikan keamanan ketika menggendong bayi di usia berapa pun dengan gendongan jenis apa pun. Pada bayi yang sangat kecil, saluran napasnya masih rentan terhalang oleh sesuatu karena ia belum memiliki kontrol kepala dan leher.
Mengingat berbagai pertimbangan di atas, posisi menggendong menjadi suatu hal yang perlu Ibu perhatikan sungguh-sungguh. Ada banyak jenis dan merek gendongan bayi di luar sana, dan kebanyakan gendongan menawarkan posisi menggendong yang berbeda pula. Keragaman posisi menggendong jadi faktor penting ketika memilih gendongan karena ketika bayi bertambah besar, posisi paling nyaman untuk menggendong akan berubah. Posisi menggendong paling umum adalah dengan meletakkan si kecil di depan tubuh orang tua, menghadap ke dada, ke depan, atau digendong di punggung. Menggendong di pinggang ibu juga bisa jadi pilihan.
Memilih Gendongan Terbaik
Di pasaran ada banyak jenis gendongan bayi berkualitas bagus dan menawarkan desain yang inovatif serta menarik. Tapi banyaknya pilihan kadang membuat orang tua bingung memilih mana yang terbaik.
Ada dua pertimbangan yang sangat penting saat memilih gendongan, yaitu kesimpelan dan keawetan. Orang tua yang biasanya kurang tidur tentu tidak mau menggunakan gendongan bayi yang rumit. Gendongan bayi yang simpel tapi nyaman menjadi kombinasi favorit orang tua.
Alangkah baiknya untuk memilih desain gendongan bayi yang bisa memudahkan orang tua menggunakannya tanpa perlu membaca buku petunjuknya dan menerka-nerka bagaimana cara menggunakannya.
Ibu bisa mempertimbangkan untuk membeli gendongan bayi yang bisa digunakan untuk bayi baru lahir hingga usia batita. Agar gendongan tersebut masih terasa nyaman digunakan seiring pertumbuhan si kecil. Kadang ada gendongan yang nyaman digunakan di beberapa bulan pertama usia bayi, tapi tidak terasa nyaman lagi ketika usia anak sudah mencapai 1 tahun atau lebih.
Ketika bayi berusia 0 sampai 4 bulan, beratnya masih sangat ringan. Selama beberapa bulan pertama ini, menggendong bayi di depan jadi posisi yang ideal, tentunya dengan bayi menghadap ke orang tua. Saat bayi mencapai usia 18 bulan, rata-rata berat bayi sekitar 12 kg, posisi gendong belakang di punggung adalah yang paling nyaman bagi orang tua karena beban si kecil ditahan oleh tulang punggung.
Pertimbangan Saat Membeli Jenis Gendongan Bayi
Saat ini, produsen gendongan bayi telah berinovasi dengan desain baru yang lebih inovatif. Desain baru ini mencoba menjangkau segala usia dan berat, mulai dari bayi baru lahir hingga batita. Pula, hadir dengan posisi menggendong yang bervariasi dan biasanya bisa diganti-ganti.
Karena itulah, saat memilih jenis gendongan bayi, banyak hal yang jadi harus dipertimbangkan. Berikut beberapa di antaranya:
Keamanan bayi
Bayi harus aman di dalam gendongan. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain:
Apakah gendongan memiliki penahan kepala dan leher, terutama untuk bayi yang masih kecil?
Apakah bayi ditopang secara ergonomis pada pinggang dan tulang belakang?
Bagaimana kualitas material gendongan?
Namun, keamanan bayi bukan hanya berhubungan dengan gendongan yang Ibu gunakan, tapi juga berkaitan dengan bagaimana Ibu menggunakannya. Penggunaan yang tidak tepat dapat menimbulkan risiko seperti si kecil tidak bisa bernafas, mengalami hip dysplasia, atau bayi terjatuh.
Kenyamanan bayi
Cara paling tepat menggendong bayi adalah dengan memastikan si kecil merasa senang saat digendong dan membuat aktivitas Ibu jadi lebih mudah dijalankan. Bila bayi merasa tidak nyaman, maka Ibu akan menjadi semakin repot. Idealnya, gendongan yang Ibu pilih harus membuat bayi berada dekat dengan tubuh Ibu dengan posisi yang cukup tinggi agar Ibu bisa mencium kepalanya. Kepala dan punggung bayi harus ditopang dengan baik juga.
Gendongan berstruktur lembut jadi pilihan tepat, terutama bila tak ada jarak antara Ibu dan bayi. Gendongan model wrap juga membuat bayi seperti dibedong di tubuh Ibu.
Dudukan lebih lebar juga biasanya akan lebih nyaman untuk si kecil, terutama ketika bayi bertambah besar. Berat badan bayi harus terbagi merata sehingga tidak membebani pangkal paha.
Sebaiknya Ibu mencari gendongan yang terbuat dari material super lembut, karena kulit bayi akan sering bersentuhan dengan gendongan.
Kenyamanan orangtua
Umumnya, gendongan orisinal bisa menopang tubuh bayi dengan cukup baik, namun belum tentu buat Ibu. Ketika bayi mencapai berat 7 kg, biasanya Ibu mulai merasa pegal pada bahu, leher, dan punggung. Pada situasi ini, pegal pada bahu jadi keluhan terbesar dari penggunaan gendongan bayi. Untuk mengatasinya, gunakan gendongan yang punya selempang lebar dengan bantalan serta tali pinggang.
Tali pada pinggang bisa menyokong sebagian besar berat bayi, sehingga bahu Ibu tidak menerima beban banyak. Untuk bantalan, semakin banyak akan semakin baik.
Mudah digunakan
Berbagai jenis selempang, kantung, serta resleting pada gendongan bayi kadang membuat gendongan sulit digunakan. Mungkin setelah digunakan beberapa kali, Ibu merasa lebih lancar memakainya tapi biasanya tetap ada bagian yang masih sulit digunakan. Ibu perlu pertimbangkan seberapa mudah gendongan digunakan ketika Ibu bergantian menggendong dengan orang lain. Gendongan yang mudah digunakan tentu akan jauh lebih baik.
Mudah dibersihkan
Gendongan bayi juga akan sering terkena liur, gumoh, bahkan ompol, jadi Ibu perlu memilih gendongan yang mudah dibersihkan. Sebaiknya pilih gendongan bayi yang bisa dicuci dengan menggunakan mesin cuci. Pilih juga gendongan yang bagian-bagiannya bisa dibongkar-pasang untuk menjaga kebersihannya.
Mitos Seputar Gendongan Bayi
Berikut ini beberapa hal yang mungkin pernah Ibu dengar sehubungan dengan penggunaan gendongan bayi:
“Saya bertubuh kecil jadi akan sakit punggung bila saya menggunakan gendongan bayi”
Gendongan bayi tersedia dalam berbagai ukuran berbeda untuk ukuran tubuh berbeda pula. Memilih gendongan yang sesuai dengan ukuran tubuh Ibu dan menggunakannya dengan tepat, akan mencegah masalah punggung yang biasa muncul akibat menggendong bayi.
“Hip dysplasia bisa terjadi setelah lahir”
Penelitian menemukan bahwa hip dysplasia biasanya muncul saat si kecil lahir. Ini merupakan kondisi kongenital yang cukup sulit terdeteksi hingga 6 minggu setelah kelahiran. Pada bayi baru lahir, hip dysplasia hanya bisa dideteksi melalui pemeriksaan USG. Secara keseluruhan, gendongan bayi tidak berperan langsung menyebabkan hip dysplasia.
“Bayi akan sulit berjalan bila sering dan terlalu lama berada di gendongan bayi”
Perkembangan tungkai bayi yang menentukan kemampuan berjalannya sangat bergantung pada pertumbuhan alaminya, kecuali ada masalah kesehatan yang menyebabkan dampak pada struktur tulang dan pertumbuhan otak. Tak ada yang salah jika kita sering menggunakan gendongan bayi karena kebanyakan gendaongan didesain sesuai dengan perkembangan si kecil.
Meski demikian, adalah tanggung jawab Ibu untuk memastikan jenis gendongan bayi yang Ibu pilih sudah tepat dan Ibu telah menggendong bayi dengan benar.
“Bagian bawah gendongan yang sempit berdampak buruk pada pinggang bayi dan menyebabkan hip dysplasia”
Perlu ditekankan sekali lagi, Ibu harus menyesuaikan gendongan dengan si kecil dan menggunakannya dengan benar. Bila memilih gendongan bayi yang sesuai untuk anak, dan menguasai penggunaannya, serta bayi berada di posisi yang nyaman, Ibu tak perlu khawatir tentang hip dysplasia.
“Saya takut area genital bayi tertekan ketika menggunakan gendongan bayi”
Hingga saat ini, tidak ada bukti atau penelitian yang menyatakan risiko tekanan pada genital si kecil karena menggendong bayi
Dos And Don'ts Tentang Gendongan Bayi
Terlepas dari jenis dan kenyamanan jenis gendongan bayi yang Ibu pilih, Ibu perlu memastikan beberapa hal berikut agar aktivitas menggendong bayi memberikan manfaat untuk Ibu dan si kecil.
Dos
Periksa gendongan bayi setiap kali hendak digunakan. Pastikan tidak ada bagian yang sobek, selempang masih kokoh, dan jahitannya kuat sebelum menempatkan bayi di gendongan.
Pilih gendongan bayi berdasarkan bahan pembuatnya. Bila tinggal di iklim tropis, material tebal akan membuat bayi kepanasan ketika digendong. Sebaliknya, bila tinggal di iklim dingin, Ibu bisa gunakan gendongan dengan material yang lebih tebal.
Untuk bayi di bawah usia 4 bulan dan prematur, minta saran dokter sebelum mulai menggunakan gendongan bayi.
Baca dengan hati-hati anjuran penggunaan dari pabrik pembuat tentang bagaimana menggunakan gendongan dengan benar.
Berlatihlah menggendong boneka atau bantal sebelum mulai menggendong bayi.
Mulai gendong bayi hanya ketika Ibu sudah percaya diri dengan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan bayi.
Periksa kondisi gendongan sebelum digunakan dan setiap kali selesai dicuci. Jangan gunakan gendongan yang telah rusak karena bisa membahayakan anak.
Periksa apakah bayi bisa bernafas saat berada di dalam gendongan. Pada gendongan dengan bayi di posisi tegak, pastikan kepalanya berada di atas gendongan, jadi anak bisa mendapat udara yang cukup.
Don'ts
Hindari menggunakan gendongan yang tidak sesuai dengan berat badan bayi.
Hindari mencuci gendongan bayi menggunakan deterjen atau bahan kimia berat. Bila tidak dicuci dengan tepat, bisa menyebabkan reaksi alergi pada kulit bayi.
Jangan menggendong bayi ketika mengemudi atau bersepeda.
Jangan membungkuk atau melompat ketika menggunakan gendongan bayi. Bayi bisa terjatuh dari gendongan.
Jangan menggendong bayi sambil makan atau minum sesuatu yang panas.
Jangan menggendong bayi ketika Ibu melakukan aktivitas fisik seperti jogging.
Hindari menggendong bayi ketika Ibu mengalami masalah fisik terutama masalah punggung. Menggendong bayi hanya akan memperburuk kondisi Ibu.
Jangan menggendong bayi yang belum bisa duduk mandiri di posisi pinggang. Butuh waktu sekitar 6 bulan sebelum bayi memiliki tulang yang kuat dan bisa duduk dengan nyaman. Menggendong di posisi pinggang sebelum tulang anak siap bisa menyebabkan dislokasi tulang bayi.
Hindari menggendong bayi kecil di posisi belakang. Hanya bayi yang punya keseimbangan kepala dan leher baik yang bisa nyaman digendong di punggung Ibu. Bayi baru lahir dan bayi yang lebih kecil masih membutuhkan bantuan dan pengawasan dengan saksama, jadi lebih baik digendong di posisi depan.
Kebanyakan material gendongan bisa dicuci dengan mesin cuci. Tapi hindari pencucian yang tidak perlu. Gunakan opsi power kecil untuk mengurangi risiko kerusakan pada gendongan.
Bila pertama kali menggunakan gendongan bayi tidak berhasil, jangan putus asa. Minta bantuan orang dewasa lain untuk membantu menggunakan gendongan. Menggunakan cermin akan lebih memudahkan Ibu.
Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan Tentang Gendongan Bayi
Sebagai orang tua, tentu ada banyak hal yang ingin Ibu tanyakan berkaitan dengan gendongan bayi. Berikut ini mungkin jadi salah satu pertanyaan Ibu:
“Kapan waktu yang tepat untuk menggunakan gendongan bayi?”
Tergantung jenis gendongannya. Beberapa jenis gendongan bayi bisa digunakan tepat setelah bayi lahir. Pastikan Ibu memilih jenis gendongan bayi yang sesuai dengan usia dan berat badan anak.
“Apakah ada batasan berat badan untuk menggunakan gendongan bayi?”
Ya, ada. Tiap gendongan bayi di sertai dengan rentang berat dan usia yang dianjurkan. Selalu pastikan anak berada di rentang yang tepat sesuai dengan gendongan yang akan Ibu beli.
“Bagaimana memastikan bayi nyaman di dalam gendongan bayi?”
Ketika diletakkan di gendongan, pastikan si kecil tidak menangis atau menunjukkan rasa tidak nyaman. Bila ini terjadi, periksa posisinya, buat penyesuaian dan lalu lihat apakah bayi kembali merasa nyaman.
“Apakah boleh menyusui si kecil sambil menggendongnya?”
Ibu bisa dengan nyaman menyusui bayi ketika ia berada di gendongan. Pastikan Ibu menggendongnya dengan benar dan pegang tubuhnya di posisi yang tepat. Dengan begini si kecil bisa dengan mudah melakukan pelekatan. Ada gendongan bayi yang tidak bisa digunakan untuk posisi gendong depan atau tidak memungkinkan pelekatan yang tepat. Menyusui bayi di gendongan seperti ini akan terasa tidak nyaman dan membuat stres Ibu maupun si kecil.
“Mana posisi menggendong yang paling baik, depan atau belakang?”
Posisi depan lebih baik untuk bayi yang masih sangat kecil. Ibu bisa melihatnya, mengawasi gerakannya, menenangkannya ketika ia rewel, dan mudah memeriksa popoknya.
Posisi belakang lebih baik untuk bayi yang sudah besar dan sudah seimbang kepala dan lehernya. Anak yang lebih besar lebih suka duduk di belakang Ibu dan melihat sekitar dari sudut pandang Ibu.
“Berapa lama gendongan bayi bisa digunakan dalam sehari?”
Beberapa jenis gendongan, seperti gendongan berbentuk tas belakang untuk hiking, didesain untuk penggunaan dalam jangka waktu yang lama. Pada umumnya, Ibu tidak dianjurkan menggendong bayi di gendongan bayi selama lebih dari 4 jam tanpa jeda. Tapi tak perlu khawatir untuk menggendong bayi beberapa kali dalam sehari selama si kecil masih diberi waktu untuk bermain di lantai demi memperkuat otot-ototnya.
(Ismawati)