Ibupedia

Cara Menggendong Anak Agar Terhindar dari Hip Dysplasia

Cara Menggendong Anak Agar Terhindar dari Hip Dysplasia
Cara Menggendong Anak Agar Terhindar dari Hip Dysplasia

Hip dysplasia (displasia panggul) merupakan formasi persendian panggul yang abnormal. Kondisinya bervariasi dari sangat ringan, seperti ligamen di sekitar panggul jadi longgar, hingga kondisi berat dimana panggul keluar dari persendiannya. Meski pada kasus yang paling ringan, hip dysplasia bisa memicu masalah berat nantinya, dimana kartilage di sekitar bola panggul menjadi rusak. Kondisi ini bisa menyebabkan osteoarthritis dan hip replacement (peggantian  panggul) saat dewasa.

Sering kali bayi dan anak kecil yang mengalami hip dysplasia ringan tidak merasakan sakit atau menunjukkan gejala apapun. Hip dysplasia merupakan masalah perkembangan panggul yang paling umum terjadi pada anak. Banyak kasus yang tidak terdiagnosa karena terlalu ringan.

  

Penyebab Hip Dysplasia

Tidak diketahui penyebab pasti hip dysplasia, tapi kondisi ini berkembang pada waktu lahir, setelah lahir, atau bahkan selama masa kanak-kanak. Hip dysplasia diperkirakan 30 kali lebih mungkin terjadi karena riwayat keluarga. Meski begitu, ada beberapa hal yang meningkatkan resiko anak mengalami hip dysplasia, antara lain:

  • Lahir dengan posisi sungsang

  • Anak pertama

  • Anak perempuan

  • Bayi dengan kaki dibedong kencang

  

Gejala Hip Dysplasia

Hip dysplasia tidak menimbulkan rasa sakit dan bayi tidak menunjukkan gejala apapun. Tapi beberapa bayi dengan masalah ini mengalami:

  • Satu kaki lebih pendek dari kaki lainnya

  • Sendi panggul yang bergerak berbeda arah dengan lainnya

  • Lipatan kulit pada bagian dalam paha lebih banyak.

Anak yang sudah berjalan bisa mengalami:

  • Berjalan dengan jari kaki dan tumit naik menghindari lantai

  • Berjalan pincang atau berjalan bergoyang bila kedua panggul terkena.

Hip dysplasia biasanya terdiagnosa saat pemeriksaan fisik setelah lahir. Dokter menggerakkan kaki bayi dan melihat serta mendengarkan tanda masalah ini. Bila anak sudah lebih besar, dokter bisa mendiagnosa hip dysplasia selama pemeriksaan fisik. Bila dokter mencurigai hip dysplasia tapi hasil pemeriksaan fisik tidak jelas, si kecil perlu menjalani tes pencitraan pada persendian panggul seperti USG atau penyinaran dengan sinar X.

Berikut ini beberapa tanda hip dysplasia yang mungkin bisa dilihat orangtua:

  1. Asimetris. Lipatan bokong yang tidak simetris bisa menjadi indikasi hip dysplasia pada bayi, tapi USG atau penyinaran dibutuhkan untuk menentukan apakah panggul normal atau tidak.

  2. Bunyi panggul. Bunyi panggul kadang mengarah pada hip dysplasia, tapi bunyi ini juga terjadi pada panggul normal karena perkembangan ligamen pada dan di sekitar persendian panggul.

  3. Gerak yang terbatas. Orangtua kesulitan memasangkan popok karena panggul tidak bisa membuka maksimal.

  4. Rasa sakit. Rasa sakit biasanya muncul pada bayi dan anak kecil dengan hip diysplasia, tapi rasa sakit paling umum menjadi gejala hip dsyplasia pada orang dewasa.

  

Pengaruh Posisi Menggendong Dan Pemilihan Car Seat Pada Hip Dysplasia

Bunda, beberapa kasus hip dysplasia terjadi saat lahir dan tidak bisa dicegah. Pada banyak kasus, kondisi ini bisa bertambah parah karena cara menggendong anak dan posisi penggunaan car seat yang tidak tepat.

  

Cara Menggendong Anak Yang Sebabkan Hip Dysplasia

Hal sederhana seperti menggendong bayi, membedong, dan menggunakan car seat bisa mempengaruhi perkembangan kesehatan  bayi. Bila si kecil terdiagnosa hip dysplasia ringan, sebaiknya orangtua menggunakan gendongan yang baik menopang panggul bayi, bukan menggunakan jenis crotch dangler yang bisa memicu komplikasi lebih parah dan degenerasi panggul.

Seperti disebutkan di atas, banyak kasus hip dysplasia tidak terdiagnosa. Gendongan bayi yang tepat akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan persendian panggul yang baik. Gendongan bayi yang tepat memposisikan panggul anak dalam bentuk “V,” dengan lutut lebih tinggi dari bokong. Gendongan menopang panggul dan menjaga bola panggul berada di kantungnya.

Berikut ini gambaran yang menunjukkan posisi ideal panggul dalam gendongan:


Photo credit: hipdysplasia.org


Photo credit: Sheffield Sling Surgery

Di gambar pertama, kaki menjuntai ke bawah, tanpa penopang sama sekali. Kantung panggul bayi menerima beban dari kaki dan terjadi ketegangan. Ini sama dengan melakukan keseimbangan pada balok dengan semua beban berada pada selempang kecil di antara dua kaki. Bila punggung bayi ditegakkan, kepala bisa terjatuh ke belakang.

Di gambar kedua, gendongan memiliki selempang selangkangan lebih lebar. Ini lebih baik dari yang pertama, tapi kaki masih tidak ditopang dengan baik dan lutut lebih rendah dari bokong. Beban kaki yang tidak ditopang akan tertarik ke bawah dan beban bayi masih tidak terbagi merata di selempang selangkangan.

Di gambar ketiga, gendongan ini sangat sesuai dengan bagian selempang selangkang yang lebar. Lihat bentuk M yang terbentuk, dengan paha ditopang pada lutut, dan ditahan pada bagian atas bokong. Persendian panggul di posisi yang optimal, dan tidak ada beban pada persendian. Paha harus berada pada sudut 100 derajat dari garis tengah.

Gambar keempat, merupakan tampilan samping dari posisi bentuk M, menunjukkan tidak ada tegangan pada kantung panggul dan anak ditopang pada selembang selangkangan yang lebar. Bayi duduk dengan nyaman dengan berat tersebar merata, dan bagian tulang belakang terlindungi. Tubuh bagian atas bayi akan ditopang oleh orangtua dengan kepala berada pada dada orangtua.

Intinya, pilihlah gendongan yang menopang kaki dan tidak memberi tekanan pada panggul. Sebaiknya hindari gendongan yang hanya menopang selangkangan, membiarkan kaki menjuntai dan menggantung  di posisi yang tidak alami.

  

Penggunaan Car Seat Yang Tepat

Anda perlu perhatikan seberapa banyak jarak antara lutut bayi sehingga ia punya ruang untuk membuka kaki dengan posisi seperti katak.


Photo credit: hipdysplasia.org

   

Penanganan Hip Dysplasia

Kantung panggul anak tidak terbentuk dan tumbuh semestinya bila bola pada atas tulang paha tidak pas berada pada persendian. Jadi penanganan  difokuskan pada menggerakkan tulang paha ke posisi normal dan menjaga tetap di tempatnya ketika persendian tumbuh.

Anak mungkin membutuhkan:

  • Pavlik harness. Alat ini kemungkinan digunakan pertama kali bila bayi kurang dari usia 6 bulan. Alat ini menahan kaki bayi di posisi terbuka dengan panggul menekuk. Alat bisa membuat panggul berada di posisi normal.

Photo credit: webmd.com
  • Spica cast. Digunakan pada bayi usia lebih besar. Alat ini membuat panggul berada di posisi yang tepat. Ada palang diantara dua kaki untuk membuatnya lebih kuat.

Photo credit: www.hss.edu

Bentuk penanganan lain yang mungkin dibutuhkan:

  • Belat. Digunakan sebagai ganti pavlik harness atau spica cast. Atau digunakan setelah pembedahan.

  • Pembedahan. Pada beberapa kasus, pembedahan dibutuhkan untuk memperbaiki tulang panggul atau kantung panggul yang tidak terbentuk semestinya. Anak yang menjalani pembedahan perlu menggunakan spica cast hingga sembuh.

  • Terapi fisik. Anak yang menggunakan spica cast membutuhkan latihan fisik untuk membangun kekuatan otot pada kaki.

Bila penanganan berhasil, anak tidak akan mengalami masalah panggul berkelanjutan. Tapi periksakan si kecil secara teratur untuk memastikan ia tumbuh dan berkembang normal.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram