Cara Menghindari Anak Minta Gendong Terus
Di sekitar usia dua tahun, ketika berjalan bukan lagi hal yang baru, anak sering mengalami kemunduran dan bisa saja anak minta gendong terus. Si kecil mungkin berpikir, “Ah, jalan sih aku sudah bisa, gampang.” Selain itu, ia masih berada diantara keinginan untuk mandiri dan keinginan untuk tetap berada dekat dengan Anda.
Bunda mungkin pernah melihat, di tengah keramaian, ada anak yang menolak untuk bergerak kecuali digendong. Sepertinya tak banyak yang bisa dilakukan orangtua ketika anak minta gendong terus. Tapi sebenarnya ada beberapa trik yang bisa dicoba:
Alihkan perhatian. Buat berjalan jadi aktivitas yang menyenangkan, mainkan games dengan mengatakan, “Bisa nggak Adek loncatin polisi tidur itu?” Tunjuk ke pemandangan yang menarik perhatiannya, “Lihat itu ada badut pake sepatu besar,” atau bernyanyi bersamanya ketika berjalan.
Buat anak merasa penting. Minta ia menjadi asisten Anda, ia bisa membawa tas belanja atau memegang barang yang Anda beli. Anda juga bisa memakaikan tas agar ia merasa seperti orang dewasa.
Lakukan kontak mata. Kadang anak merasa frustrasi ketika berjalan karena semua yang ia lihat adalah lutut orang dewasa. Sesekali, berlututlah agar tinggi Anda sama dengannya dan berikan pelukan.
Jangan terburu-buru. Ingat, Bun, kaki kecilnya butuh waktu lebih lama untuk berjalan di jarak yang sama seperti Anda. Ia juga lebih cepat merasa lelah, jadi jangan berlama-lama mengajaknya berjalan kaki dan siapkan stroller untuk berjaga.
Jangan memarahi. Jangan memberi sebutan anak bayi bila ia akhirnya minta naik stroller atau digendong. Dan bila ia mau berjalan sendiri, berikan pujian karena mau bekerja sama dan bersikap seperti anak yang sudah besar.
Teknik Off The Hip Agar Anak Tidak Minta Gendong Terus
Sangat alami bila bayi dan batita mengalami fase lebih “lengket” dengan orang yang dekat dengan mereka. Ketika si kecil merasa mampu bereksplorasi, karena mengetahui orangtua selalu ada untuk mereka, sikap rewel dan permintaan untuk selalu digendong akan otomatis berkurang.
Bagi orangtua yang belum mengetahui caranya bisa merasa putus asa ketika mencoba menyelesaikan pekerjaan rumah sedangkan anak minta gendong terus. Inilah saat dimana teknik off the hip jadi sangat bermanfaat untuk mengajarkan anak kalau orangtua ada di dekatnya tanpa harus menggendongnya.
Anak suka berada dekat dengan Anda, saking dekatnya sampai sulit menghindari permintaan untuk menggendongnya setiap saat. Sayangnya permintaan ini bisa meningkatkan ketergantungan anak. Bagaimana membuat anak tidak selalu minta gendong jadi pertanyaan yang muncul pada sebagian orangtua. Anda bisa coba tawarkan pilihan.
Bila anak minta gendong terus, ajak ia berjalan dengan memegang tangannya daripada menggendongnya. Saat di dapur, letakkan ia di kursi kecil atau permukaan yang aman untuk menghiburnya. Dengan begitu ia bisa berada di level yang sama dengan Anda tanpa menggendongnya. Bila masih gagal, beberapa langkah berikut bisa membantu anak memahami ketika Anda bisa atau tidak bisa menggendongnya.
Ikuti langkah berikut agar anak tidak selalu minta gendong:
Berjongkok agar tinggi Anda sama dengannya
Bila anak selalu berada dekat dengan Anda, perlahan jaga jarak antara Anda dan si kecil
Tatap matanya dan minta ia berhenti menangis. Lanjutkan dengan apa yang sedang Anda kerjakan.
Bila ia terus menangis, jelaskan kalau Anda tidak bisa mendengar apa yang ia katakan karena ia menangis. Ini bagian yang sulit dan sulit juga menolak ketika anak menangis dan minta digendong. Dengan tegas tapi lembut tekankan kalau Anda masih ada di sisinya bila ia membutuhkan bantuan, meski Anda tidak menggendongnya.
Setelah anak tenang, beri banyak pujian dan pelukan tapi jangan menggendongnya.
Sangatlah mudah bagi Bunda untuk menggendong anak karena ini refleks yang alami tiap kali melihat anak mengangkat dua tangan dan minta gendong. Tapi anak perlu belajar menjadi mandiri, menyadari kita ada di sisi mereka, melihat mereka bermain bersama teman seumuran mereka tanpa perlu ikut bergabung, misalnya.
Membiasakan anak tidak digendong membuatnya mau berjalan menuruni tangga, memegang tangan Anda saat berada di toko, bermain ketika Anda memasak, dan merasa aman dan terhibur meski Anda sambil mengerjakan pekerjaan rumah.
Ingat, Bun, teknik off the hip ini memang membantu anak menjadi lebih mandiri, tanpa perlu secara fisik menempel pada ibu setiap saat. Tapi kenyamanan emosi, sakit, lingkungan baru, atau orang baru, akan membuat anak merasa takut dan ini membuat mereka membutuhkan pelukan dan ketenangan hingga mereka merasa familiar. Anda yang lebih tahu dalam menilai perbedaan kapan anak benar-benar butuh digendong dan kapan untuk mengatakan tidak padanya.
Manfaat Menggendong Anak
Sebuah penelitian dari Jepang menyimpulkan hasil penelitian yang secara insting sudah diketahui ibu, yakni menggendong anak yang rewel bisa membuatnya tenang dan rileks. Ketika ibu menggendong anak sambil berjalan, anak menjadi lebih rileks dan berhenti menangis. Detak jantung anak jadi lambat, membuktikan kalau ia merasa lebih tenang. Anak, khususnya usia bayi, menjadi tenang dan rileks ketika berada digendongan ibu. Ini juga menjadi cara untuk menenangkan anak yang takut suara keras atau vaksinasi.
Penelitian memonitor respon 12 bayi usia 1 hingga 6 bulan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui cara paling efektif menenangkan bayi dalam waktu 30 detik, dan caranya cukup dengan menggendong dan berjalan. Bayi kecil yang digendong ibu sambil berjalan lebih rileks dan tenang dibanding bayi yang digendong tapi ibunya tetap duduk di kursi. Ketika ibu berdiri dan mulai berjalan dengan anak di gendongan, terjadi perubahan otomatis pada perilaku bayi. Hasil ini tetap sama pada faktor berbeda seperti usia dan jenis kelamin anak, serta usia ibu dan kecepatan berjalan.
Menggendong Berarti Memanjakan Anak?
Selama ini, kita meyakini kalau menggendong anak terlalu sering bisa membuatnya menjadi anak yang manja. Penelitian menunjukkan menggendong bayi tidak berarti memanjakan mereka, tapi memang ini menjadi sesuatu yang paling mereka butuhkan. Memang tidak mungkin untuk selalu mengendong bayi sampai usianya 9 hingga 12 bulan. Tapi sebenarnya kebutuhan anak untuk digendong bisa diganti dengan tidur bersama bayi.
Menggendong sebenarnya tidak hanya untuk bayi. Bahkan setelah anak tidak lagi di usia bayi, ada waktu dimana perilaku yang tidak diinginkan muncul, misalnya anak ngambek karena mainan, mengangkat tubuhnya dan menggendongnya sambil berjalan selama beberapa menit, ini memenuhi kebutuhan anak untuk ditenangkan. Menggendong sama seperti pelukan bagi anak dan ini yang mereka butuhkan.
Berikut pengalaman seorang ibu dengan anaknya yang berusia 16 bulan. Si ibu merasa anak di usia ini akan sibuk bermain dengan mainannya dan fokus pada dunia sekitarnya. Tapi ketika berada di rumah dan melihat ibu keluar dari pintu, anak akan berhenti bermain, menangis, dan berlari mengejarnya. Satu-satunya cara yang bisa menenangkan anak ini adalah dengan menggendongnya. Kini si anak berusia 3 tahun dan tidak pernah lagi menangis atau berteriak ketika ibu keluar dari pintu atau ke kamar mandi. Si anak tahu kalau ia aman. Jadi, Anda tetap bisa menggendong si kecil ketika ia membutuhkannya, tapi pastikan tidak terlalu lama melakukannya.
(Ismawati)