Ibupedia

Cegah Malpraktik, Ketahui Jenis Metode Sunat Anak Yang Tepat

Cegah Malpraktik, Ketahui Jenis Metode Sunat Anak Yang Tepat
Cegah Malpraktik, Ketahui Jenis Metode Sunat Anak Yang Tepat

Pada akhir Mei 2023 kemarin, sempat viral kejadian malpraktik sunat anak di Pontianak, Kalimantan Barat. Kasus ini mengakibatkan korban yang masih berusia 9 tahun, mengalami kerusakan fisik pada penis dan saluran lubang bawah.

Kala itu, sang dokter melakukan metode sunat anak dengan cara menggunakan laser, hingga akhirnya menyebabkan alat vital anak tersebut terbakar. Akibat kejadian tersebut, anak berusia 9 tahun ini pun mengalami trauma dan sudah menjalankan 3 kali operasi sejak April 2022 lalu.

Tentu saja kejadian malpraktik sunat anak ini, wajib jadi perhatian orang tua ya, Bu. Orang tua juga diharapkan tidak mudah tergiur dengan iming-iming harga murah sunat anak, yang marak dilakukan di media sosial.

Tapi, di luar kejadian tersebut, apakah sunat laser bisa dikatakan cukup berbahaya bagi anak? Sebenarnya metode sunat anak yang benar itu seperti apa sih? Yuk, kita bahas bersama dalam ulasan berikut!

Metode sunat tradisional vs laser, mana yang lebih aman?


Menurut sebuah penelitian tahun 2020 berjudul Technology Meets Tradition: CO2 Laser Circumcision versus Conventional Surgical Technique yang membandingkan kelompok yang melakukan sunat tradisional dan sunat laser, menyimpulkan bahwa metode sunat laser memiliki banyak keunggulan. Diantaranya adalah, prosesnya yang lebih cepat, minim kemungkinan iritasi, pemulihan lebih cepat dan hasil operasi yang lebih bagus dan rapi.

Dengan kata lain, metode sunat bayi menggunakan teknik laser dirasa cukup aman dilakukan. Nah, metode sunat anak dengan laser ini menggunakan sinar laser CO2.

Meski begitu, menurut para medis metode penamaan sunat anak menggunakan laser ini kurang tepat. Sebab, walau namanya adalah sunat laser, nyatanya memang tidak menggunakan sinar laser sama sekali, lho!

Sinar laser CO2 yang dimaksud adalah, alat kauter atau listrik yang memotong kulit penis. Metode ini akan memotong kulit penis tanpa menimbulkan perdarahan, itu karena alat ini memiliki sifat panas yang langsung membekukan darah pada kulit.

Tapi setelahnya, metode sunat anak laser ini tetap membutuhkan jahitan ya, Bu. Tujuannya agar hasil sunat jadi lebih rapi dan pasien cepat sembuh.

Sehingga pada intinya, jika ditanya mengenai manakah metode sunat anak yang aman diantara dua metode tersebut, sebenarnya sunat laser dianggap paling aman. Meskipun metodenya serupa dengan sunat konvensional biasa, dan alatnya saja yang berbeda, namun secara proses penyembuhan sunat laser terbukti membuat luka cepat sembuh dan kering.

Proses penyembuhan dan risikonya


Yes! Salah satu yang membuat metode sunat anak menggunakan laser, cukup diunggulkan adalah proses penyembuhannya yang juga relatif lebih cepat. Kurang lebih hanya sekitar 4-7 hari saja, lho!

Meski begitu, mengutip Kids Health yang namanya tindakan bedah, tentu ada risikonya. Nah, sunat anak menggunakan laser juga punya risiko ya Bu.

Berikut ini adalah risiko yang mungkin ditimbulkan akibat melakukan sunat anak laser:

  • Infeksi
  • Perdarahan
  • Nyeri atau ngilu setelah proses operasi
  • Timbul reaksi obat bius lokal; memar, iritasi kulit, pusing, mual dan gangguan pernapasan.

Jenis-jenis metode sunat bayi


Kita tahu bahwa sunat merupakan tindakan medis yang wajib dilakukan oleh umat Islam. Bukan tanpa alasan, secara medis pun sunat anak memiliki manfaat untuk mencegah HIV, hingga mengurangi risiko kanker penis.

Nah, sebelum memutuskan untuk melakukan sunat bayi, anak maupun dewasa, Ibu wajib mengetahui terlebih dahulu apa saja jenis-jenis metode sunat anak berikut, guna memilih mana saja metode yang terbaik.

1. Bedah konvensional/sirkumsisi

Metode sunat anak yang satu ini adalah yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia, sejak dahulu hingga sekarang. Prosedurnya memakan waktu 30-45 menit, namun proses penyembuhan luka biasanya juga berlangsung lebih lama.

Belum lagi perawatan luka yang sedikit lebih repot, tidak boleh kena air dan harus melakukan proses pergantian perban di hari ke 7.

2. Bedah smartklamp

Smartklamp merupakan alat yang digunakan untuk menyunat penis anak, berupa tabung yang disesuaikan dengan ukuran penis. Biasanya pasien akan diberikan anastesi lokal.

Kemudian, alat smartklamp akan dimasukkan pada kulup yang akan dipotong, lalu dijepit. Nah, setelah 5 hari, tabung ini akan di lepas. Konon, metode ini dapat mengurangu risiko perdarahan, bahkan perawatan pasca sunat anak juga jauh lebih mudah.

3. Bedah laser

Mengutip dari Pristyn Care sunat anak laser ini dinilai jauh lebih unggul ketimbang dua metode di atas. Metode laser biasanya menggunakan jenis laser CO2.

Selain proses penyembuhannya yang lebih cepat, metode ini juga dinilai memiliki hasil estetika yang lebih baik ketimbang metode lain. Namun, karena menggunakan teknologi canggih, metode sunat laser memiliki biaya yang lebih mahal.

Dapat disimpulkan bahwa, meskipun di Indonesia ada banyak sekali jenis metode sunat anak yang tersedia, tapi nggak semua aman diterapkan pada si kecil. Sehingga, Parents perlu berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter anak, sebelum tergiur dengan metode sunat anak dengan biaya yang lebih murah.

Sebab, sejatinya perbedaan harga dari metode sunat anak yang di sebutkan di atas nggak jauh berbeda. Agar tak lagi jadi korban malpraktik sunat anak, Parents juga perlu menanyakan lebih dalam saat berkonsultasi dengan dokter, bagaimana proses masing-masing metode.

Dikutip dari Cleveland Clinic usia paling tepat untuk melakukan sunat pada bayi laki-laki adalah di hari ke 8 setelah lahir. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir rasa sakit dan proses penyembuhan luka juga jauh lebih cepat.

Tapi, semua kembali lagi pada keputusan Parents ya. Namun, yang jelas semakin dini si kecil sunat, maka semakin cepat proses penyembuhan lukanya.

Nah, kalau si kecil di rumah sudah sunat, belum? Kalaupun sudah, metode apa yang Parents pilih saat itu?

Follow Ibupedia Instagram