Cuma Mitos! Anak Mencium Ikan, Bisa Cegah Ileran Dan Speech Delay
Semua orang tua, tentu ingin memiliki anak yang tumbuh sehat sesuai dengan usianya. Nggak heran, orang tua zaman dahulu rela melakukan berbagai macam cara untuk mewujudkan semua hal tersebut.
Bahkan, ada pula yang memercayai ritual berdasarkan mitos tertentu demi cegah anak ileran atau speech delay. Salah satunya adalah dengan membiarkan anak mencium ikan.
Yup! Belakangan beredar video di media sosial soal banyaknya bayi dan balita yang dipaksa mencium ikan oleh orang tuanya, alih-alih untuk cegah anak speech delay dan ileran. Nyatanya, hal ini hanyalah mitos belaka ya, Bu!
Bukannya mencegah anak dari speech delay dan ileran, hal ini malah bisa membuat anak rentan terinfeksi bakteri/virus/jamur dari ikan. Belum lagi, bisa menimbulkan trauma pada anak, terutama jika si kecil menangis karena dipaksa orang tua.
Anak mencium ikan, cegah speech delay dan ileran, hanya mitos!
Yes! Zaman dahulu, ada banyak mitos yang berkembang terkait dunia tumbuh kembang anak. Salah satunya tradisi anak mencium ikan, yang konon bisa mencegah speech delay dan ileran.
Nyatanya hal ini hanya mitos belaka, ya Bu. Sejauh ini, belum ada jurnal yang mendukung kalau anak mencium ikan bisa bikin ia berhenti ileran dan lancar berbicara.
Apalagi, tubuh ikan memiliki aroma amis yang menyengat dan bisa bikin anak menjadi mual. Mengutip dari Health faktanya, paparan aroma menyengat dari mulut ikan ini, dapat juga menimbulkan dampak kesehatan, misalnya:
- Penyakit gastroenteritis (infeksi bakteri atau virus di lambung)
- Rasa ketidaknyamanan ringan
- Paparan yang terlalu sering pada aroma menyengat juga bisa mengakibatkan iritasi pada mata, hidung, tenggorokan, atau paru-paru
- Bau yang menyengat dapat menyebabkan sebagian orang merasakan sensasi terbakar yang berujung pada batuk, mengi, atau masalah pernapasan lainnya
- Orang yang mencium bau yang menyengat mungkin akan mengalami sakit kepala, pusing, atau mual
- Jika suatu aroma tidak sedap bertahan lama atau terus muncul, hal ini juga dapat memengaruhi suasana hati, kecemasan, dan stres yang meningkat.
Belum lagi risiko kesehatan lain berupa, anak rentan tertular bakteri atau virus dari mulut ikan, kemungkinan digigit ikan dan melukai mulut si kecil, hingga berujung menimbulkan trauma pada anak. Jadi, tanpa menyinggung tradisi manapun, ketika anak mencium ikan tentu sangat berisiko. Sehingga sebaiknya hal ini perlu dihindari.
Mencium mulut ikan, dikaitkan dengan speech delay
Mencium mulut ikan kerap dikaitkan dengan speech delay atau keterlambatan bicara. Padahal speech delay ada banyak penyebabnya dan tandanya.
Dikutip dari Kids Health berikut adalah tanda anak speech delay yang perlu diwaspadai:
- Usia 12 bulan: tidak merespon ketika namanya dipanggil, ia juga belum bisa menunjuk sesuatu yang diinginkan
- Usia 15 bulan: belum bisa mengucapkan kata-kata sederhana seperti, “mama/makan”
- Usia 18 bulan: belum bisa menggunakan minimal 6 kata
- Usia 24 bulan: belum bisa merangkai kalimat 2 kata seperti, “mau makan” dan sebagainya.
Banyak cara untuk melatih anak telat bicara
Yes! Untuk melatih anak telat bicara, bukan berarti Ibu harus memaksa anak mencium ikan yang dampaknya tidak baik buat kesehatannya. Karena, masih ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk melatih anak yang terlambat bicara.
Dikutip dari Smart Parenting untuk melatih anak speech delay, sebenarnya bisa dilakukan pada komunikasi sehari-hari yang Ibu lakukan. Memperkaya kosa kata dan bahasa anak adalah salah satu hal yang penting dilakukan, karena nantinya anak akan meniru apa yang orang tuanya ucapkan.
Beberapa cara berikut bisa bantu mencegah dan melatih anak telat bicara sekaligus, yuk coba lakukan di rumah!
1. Rajin mengajak anak berkomunikasi dengan kecil sekalipun
Cobalah untuk lebih rajin mengajak si kecil berbicara, jelaskan apa yang Ibu atau si kecil lihat dan lakukan. Contohnya menjelaskan warna langit yang ia lihat, warna bunga yang ada di taman dan lain sebagainya.
2. Ajak si kecil bernyanyi
Bernyanyi juga bisa membantu memperkaya kosakata si kecil, dan bantu mencegah dan anak mengalami speech delay.
3. Rajin membacakan buku cerita untuk anak
Luangkanlah waktu membaca buku cerita untuk anak setiap hari. Kalau Ibumin lebih suka melakukan hal ini 30 menit menjelang jam tidur malam anak.
Ibu juga bisa menunjukkan album foto dan menunjuk gambar-gambar menarik di dalam buku, serta mengidentifikasi orang-orang yang ada di dalam gambar tersebut secara detail.
4. Usahakan selalu menjawab rasa penasaran anak dengan bahasa yang lengkap
Jadi bukan cuma, “iya” atau “tidak” saja ya Bu. Cobalah untuk memberikan jawaban lengkap seperti, “iya nak, jangan buka lemari itu sendirian ya. Ibu khawatir Adik tertimpa lemari, nanti Ibu bantu buka setelah Ibu selesai mencuci piring, ya”.
5. Ajak anak playdate bersama teman-temannya
Perkenalkan anak dengan lebih banyak teman bermain daripada mainan. Interaksi dengan anak seusianya akan merangsang kemampuan bicaranya.
6. Ajak anak berinteraksi dengan tetangga
Berjalan keliling lingkungan dan berinteraksi dengan tetangga, bantu perluas pengalaman anak. Sekaligus mengenalkan anak kepada lingkungan sosial.
7. Rajin menambah kosakatanya
Tunjukkan benda-benda kepadanya dan katakan, “Lihat itu (itu sebuah bangunan), di gedung tinggi itu tempat Ayah bekerja, lho!” atau “Itu perahu, perahu dayung kecil yang disebut juga banca. Ada juga perahu lainnya yang bisa juga disebut kapal, karena ukurannya lebih besar”.
8. Jadi penerjemah untuk anak
Ketika anak tidak bisa memahami dialog orang lain, buatlah lebih jelas bagi anak. Gunakan kalimat dan bahasa yang mudah dimengerti olehnya.
9. Batasi screen time
Terkadang, screen time juga bisa menjadi salah satu penyebab anak speech delay. Sehingga, ada baiknya kurangi screen time anak dan perbanyak komunikasi dua arah dengan bercerita yang menggunakan gerakan tubuh.
10. Lakukan terapi wicara atau konsultasi ke spesialis tumbuh kembang anak
Good newsnya, Ibu sudah bisa mengakses terapi wicara anak dengan menggunakan BPJS, lho! Sehingga semakin memudahkan kita untuk mengatasi masalah tumbuh kembang anak, termasuk speech delay.
Setelah mengetahui ternyata speech delay tidak ada hubungannya dengan anak mencium ikan, sebaiknya mulai sekarang jangan mudah termakan mitos zaman dahulu ya Bu. Terutama yang belum didukung penelitiannya seperti anak mencium ikan, sebab hal ini bisa saja menimbulkan masalah kesehatan baru buat si kecil.