Dari Sekedar Ocehan hingga Kata Bermakna
Kemampuan untuk berbicara pada anak berkembang secara perlahan mulai dari ocehan pertamanya hingga obrolan ceria setelah pulang dari sekolah. Tapi jauh sebelum ia mengucapkan kata pertama, ia sudah menyerap kemampuan berbahasa dari orang dewasa yang merawatnya. Masih bisa dikategorikan normal bila anak Anda mencapai kemampuan berbicara sedikit lebih dini atau terlambat.
Pada usia 0 bulan, menangis merupakan bentuk komunikasi pertama bayi. Bayi baru lahir menyuarakan ocehan yang hampir tak terdengar ketika ia merasa senang dan tenang. Biasanya dengan menggunakan lidah dan bibirnya, yang keluar dari mulutnya berupa suara vokal tunggal seperti “oooh” dan “ah.”
Di usia sekitar 2 hingga 3 bulan, bayi Anda menyesuaikan tangisan berdasarkan situasi yang ia rasakan. Semakin Anda mengenal si kecil, Anda akan mampu membedakan tangisan pertanda kalau ia merasa lapar hingga tangisan untuk menunjukkan kelelahan atau ketidaknyamanan.
Memasuki umur 3 hingga 4 bulan, tangisan bayi Anda sedikit berkurang tapi ia akan tetap menangis saat merasa tidak nyaman atau jengkel. Ocehan yang ia hasilkan kebanyakan dalam bentuk suara vokal, tapi kali ini menjadi sedikit terdengar lebih rumit karena adanya suara tambahan yang lebih bervariasi. Suara konsonan akan mulai digabungkan dengan suara vokal, seperti “baba” atau “yaya.”
Pada usia 5 hingga 6 bulan, bayi Anda berlatih membuat suara naik dan turun yang seringkali diiringi dengan ekspresi muka. Ia mampu mengeluarkan suara untuk menarik perhatian Anda. Kini bayi Anda mengoceh pada dirinya sendiri dan tertawa saat ia bermain. Bunda, jika anak Anda tidak juga mengeluarkan suara vokal atau tidak ada kontak mata ke Anda saat usianya mencapai 6 bulan, segeralah bicarakan pada dokter.
Di usia 7 hingga 12 bulan, bayi Anda mengoceh dengan variasi suara yang lebih banyak. Ia mampu menghasilkan kombinasi suara dan intonasi yang baru. Ia mencoba meniru ucapan Anda dengan membunyikan suara konsonan dan vokal bersamaan seperti, “bah-bah-bah” atau “pa-pa.” Ia akan berpura-pura bercakap-cakap dengan Anda dengan bergiliran berbicara. Ia mulai mengenali nama-nama orang di keluarga dan objek seperti mainan. Misalnya ia bersuara, “bih” untuk mengatakan mobil mainannya atau “ma” untuk memanggil bundanya.
Semua kata penting pertamaya sudah dapat ia ucapkan di usia 12 bulan. Kemungkinan kata yang sering ia ucapkan seperti “mama” atau “dada.” Anak Anda bisa jadi sudah mengenal 5 kata dengan cukup baik untuk digunakan, tapi tidak semuanya terdengar jelas dan bisa dimengerti.
Pada usia 15 bulan, batita Anda menaikkan suaranya di akhir sebuah kalimat pertanyaan. Ia juga membuat bahasa gerak tubuh dengan tangan untuk melengkapi ucapannya, seperti menunjuk dan melambai. Ia bahkan bisa mengucapkan hingga 6 kata sederhana. Jika si kecil tidak juga mengucapkan satu katapun hingga ia berumur 15 bulan, Anda perlu membicarakannya dengan dokter.
Memasuki umur 16 bulan, ia lebih banyak berbicara daripada mengoceh tanpa makna, meski tidak semua terdengar jelas di telinga Anda. Ia memanggil Anda untuk mendapat perhatian. Ia juga mengangguk atau menggelengkan kepala untuk mengatakan “ya” atau “tidak”. Bunyi suara konsonan yang umum seperti “t”, “d”, “n” dan “h” menjadi bagian dari omongannya.
Di umur 18 bulan, batita Anda telah menguasai antara 6 hingga 20 kata, termasuk kata benda seperti “mama,” kata kerja seperti “maem” dan kata sifat seperti “ninin” (dingin).
Pada rentang usia antara 18 hingga 24 bulan, batita Anda sudah mulai menggabungkan 2 hingga 3 frase kata bersamaan untuk membentuk kalimat sederhana misalnya, “yah ja” (ayah kerja), “ta maem” (minta makan), atau “ain ana” (main ke sana).
Pada usia 19 bulan, ia kadang bertanya tentang nama orang dan benda di sekelilingnya. Ini memang hal yang sangat umum dilakukan anak pada usia tersebut.
Di usia 24 bulan, batita Anda sudah mengusai sebanyak 50 kata, termasuk beberapa kata deskriptif. Ia akan menggunakan kalimat sederhana yang terdiri dari dua atau lebih kata dengan banyak jeda, misalnya “au inum” (mau minum), “ain…atuh” (main lalu jatuh), atau “maem dah nyang (makan sudah kenyang).
Pada usia 2 hingga 3 tahun, buah hati Bunda telah mengusai sekitar 300 kata termasuk banyak sekali kata kerja. Ia juga bisa melakukan percakapan sederhana tentang sesuatu yang dilihat dari lingkungan sekitarnya. Ia akan banyak mengajukan pertanyaan sederhana seperti “apa?” “dimana?” dan “siapa?” Frase yang ia gunakan bertambah dari kalimat dengan 3 kata menjadi 5. Ia mungkin tergagap saat berpikir tentang apa yang akan diucapkan, tapi ini normal. Konsultasikan pada dokter jika anak 2 atau 3 tahun Anda mengulang pertanyaan yang Anda ajukan, bukan menjawabnya, atau ia tersendat-sendat dalam berbicara selama lebih dari 6 bulan.
Memasuki masa prasekolah, yaitu di usia 3 atau 4 tahun, anak Anda akan mengungkapkan bentuk lampau dengan menggunakan kata “sudah” atau “tadi.” Ia akan mengungkapkan rencana masa depan dengan kata “nanti.” Ia juga bisa membedakan jumlah tunggal dan banyak. Kemampuannya terlihat ketika ia bisa menggunakan kata ganti dengan tepat seperti saya, dia, atau kita.
Ia mampu berbicara dan bermain di waktu yang bersamaan serta mengetahui 800 hingga 1000 kata. Ia dapat mengucapkan kalimat yang terdiri dari 4 hingga 6 kata dan selalu mengulangi kata favoritnya seperti “kenapa?” “apa?” dan “siapa?” Anda sudah bisa memahami apa yang ia katakan. Balita Anda kini dapat bercerita tentang apa yang terjadi saat Anda tidak ada di rumah.
Menjelang usia 5 tahun bicaranya mengalami kemajuan dalam hal tata bahasa. Anak Anda bisa jadi terdengar terbata-bata saat ia terlalu bersemangat untuk berkomunikasi. Hal ini sangatlah wajar. Tapi Bunda, ia mungkin memerlukan bantuan seorang ahli terapi bicara jika ia tergagap selama lebih dari 6 bulan atau ia merenggangkan rahangnya saat mencoba untuk berbicara.
(Isma)