Dianggap Manja, Ini Fakta Anak Bungsu Yang Unik
Kata orang karakteristik anak bungsu biasanya cenderung manja dan nakal. Hayo, siapa nih yang sudah terlanjur termakan steriotipe seperti ini?
Walaupun merupakan anak paling kecil di antara keluarga, namun nggak semua anak bungsu memiliki sifat manja ya Bu. Sifat manja sesungguhnya berasal dari didikan orang tua terhadap anak-anak mereka.
Fakta Anak Bungsu yang Perlu Diketahui Orang Tua
Sebab, fakta anak bungsu ternyata memiliki sifat positif yang jarang orang ketahui orang. Meskipun begitu menurut seorang psikolog bernama Alfred Adler urutan kelahiran memengaruhi kepribadian seseorang. Melansir Healthline menurut Alfred fakta anak bungsu memiliki sifat positif sebagai berikut ini:
1. Mudah bersosialisasi
Anak bungsu biasanya cenderung lebih terbuka dan mudah menerima orang baru di sekitarnya. Hal ini pun membuat ia banyak memiliki teman dan pandai bergaul. Sifat ini juga bisa menjadi ciri-ciri anak bungsu yang paling umum.
2. Kreatif
Fakta anak bungsu yang unik lainnya adalah memiliki kreatifitas tinggi. Biasanya anak bungsu pandai berinovasi dan berkarya sesuai dengan minat dan keinginannya.
3. Percaya diri
Karena memiliki sifat sosial yang tinggi otomatis membuat anak bungsu memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Mereka biasanya pun cenderung santai dan easy going. Hal ini karena anak bungsu biasanya tidak diberikan tanggung jawab khusus dalam keluarga.
4. Humoris
Melansir Insider fakta anak bungsu selanjutnya adalah biasanya berjiwa humoris dan bisa menjadi pelipur lara di tengah keluarga. Hal ini pun terbentuk karena hidupnya yang santai dan tidak banyak menghadapi tuntutan keluarga.
5. Penyayang
Tak peduli berapa umurnya, fakta anak bungsu selanjutnya biasanya cenderung penyayang. Sebagai anggota keluarga termuda, si bungsu biasanya menerima limpahan kasih sayang, baik dari orang tua maupun dari kakak-kakaknya. Ternyata, hal ini membuatnya menjadi sosok yang penyayang terhadap sesama.
6. Perlakuan orangtua bisa bikin anak jadi manja
Tidak semua karakteristik anak bungsu selalu manja ataupun manja ya, Bu. Sifat manja biasanya muncul karena didikan orang tua karena ia adalah anggota keluarga paling kecil.
Tak peduli berapa umurnya biasanya anak bungsu tetap dianggap seorang ‘bayi’ di tengah keluarga. Jelas hal ini terbentuk dari perhatian dan kasih sayang yang melimpah dari orang tua dan kakak-kakaknya.
Sifat manja dan nakal memang biasanya saling berhubungan yang banyak dikaitkan dengan anak bungsu. Terutama jika dia jarang diberikan konsekuensi atas perilaku buruk yang dilakukannya.
Menurut studi dari Proceeding of the National Academy of Sciences of the United States of America menyimpulkan bahwa tidak ditemukan adanya hubungan yang kuat antara urutan kelahiran tidak berpengaruh terhadap sifat seorang anak.
Kalaupun ada pengaruhnya, maka urutan kelahiran hanya akan berpengaruh di lingkungan keluarga saja. Adapun di lingkungan masyarakat dan saat anak beranjak dewasa, teori itu sudah tidak berlaku.
Pola asuh yang tepat menghadapi fakta anak bungsu
Agar anak bungsu tumbuh menjadi anak yang memiliki sifat dan karakteristik positif maka peran orang tua sangat penting dalam hal ini. Apalagi jika si bungsu terlalu dimanjakan dan tidak pernah diberikan kesempatan untuk mengeksplor dirinya sendiri.
Lantas bagaimana cara mendidik anak bungsu tepat? Melansir Parents berikut adalah beberapa cara yang mungkin bisa orang tua lakukan dan tanamkan sejak dini dalam pola hidup sehari-hari.
Tujuannya tak lain agar ia keluar dari steriotip bahwa anak bungsu biasanya memiliki sifat manja dan nakal. Yuk terapkan hal ini di rumah!
1. Berikan si bungsu tanggung jawab
Belajar memberikan tanggung jawab pada anak tidak harus di berikan pada anak bungsu ya Bu. Namun dalam hal ini, melatih anak bungsu soal tanggung jawab ternyata bisa membuat ia tumbuh menjadi anak yang mandiri.
Ibu bisa mengajarkan tanggung jawab kecil di rumah, misalnya saja menaruh piring di dapur tiap kali habis makan di meja makan. Biasakan si kecil mengemban tugas sesederhana apapun itu. Tujuannya untuk memupuk sifat manja yang mungkin dimilikinya sebagai anak bungsu.
2. Berikan kesempatan untuk membuat keputusan
Fakta anak bungsu lainnya biasanya tidak memiliki kesempatan untuk membuat keputusan. Bahkan keputusannya dalam sebuah pendapat cenderung sering tidak digubris oleh anggota keluarga lain.
Mereka menganggap bahwa si bungsu masih kecil dan tidak percaya akan keputusan yang ia buat. Jelas hal ini salah besar ya Bu, justru hanya membuat si kecil menjadi tidak percaya diri dan sulit mengambil keputusan sendiri saat dewasa nanti.
Tak ada salahnya lho membiarkan si kecil mengambil keputusan di tengah keluarga. Misalnya saja, hari ini biarkan si bungsu yang memilih film apa yang sebaiknya ditonton saat screen time bersama keluarga nanti sore.
3. Jangan dimanjakan! Perlakukan ia sesuai dengan usianya
Fakta anak bungsu yang seringkali terjadi adalah ia selalu diperlakukan sebagai anak kecil yang tidak berdaya. Wah, kalau bisa hal ini jangan sesekali dilakukan ya Bu.
Sebab hal ini hanya akan menghambat tumbuh kembang dan kedewasaannya. Oleh karena itu, perlakukanlah si bungsu sesuai dengan umurnya.
Hargai setiap keputusannya, anggap ia sama dengan anak Ibu yang lainnya. Jangan terlalu terpaku bahwa anak bungsu memang biasa dimanja, coba keluar dari steriotipe tersebut dan bentuk anak menjadi sosok anak bungsu yang lebih baik.
Teori urutan kelahiran oleh Adler seringkali menjadi bahan pertimbangan di dunia pendidikan maupun di dunia kerja. Meski begitu, ibu sebaiknya tidak terpaku pada hal tersebut.
4. Ajarkan keterampilan pada si bungsu
Supaya si bungsu tidak tumbuh menjadi anak yang manja maka keterampilannya perlu diasah sejak dini. Ajari ia keterampilan dan biarkan dia mengerjakan aktivitas sendiri. Hal ini berguna agar keterampilannya semakin terasah, sehingga ia mudah mengkesplorasi diri dan menjadi anak yang berpreatasi atas usahanya sendiri.
5. Berikan apresiasi
Seperti kakak-kakaknya, anak bungsu juga butuh apresiasi dari orang tuanya lho Bu. Kalau tidak diapresiasi justru bisa membuat si kecil kecewa dan merasa kurang dihargai. Hal ini tentu tidak baik untuk proses tumbuh kembangnya.
Berikan apresiasi kecil seperti memujinya ketika mendapat nilai bagus di kelas, atau ketika berhasil menghabiskan makanannya tanpa perlu disuapi. Dengan begitu si kecil juga akan tumbuh menjadi anak yang penuh percaya diri.
Penulis: Aprilia Ramdani
Editor: Dwi Ratih