Ibupedia

Erythema Toxicum Neonatorum: Jerawat Pada Bayi Baru Lahir

Erythema Toxicum Neonatorum: Jerawat Pada Bayi Baru Lahir
Erythema Toxicum Neonatorum: Jerawat Pada Bayi Baru Lahir

Erythema toxicum neonatorum (ETN) yang sering kali disingkat menjadi erythema toxicum dan juga dikenal sebagai jerawat bayi atau toxic erythema pada bayi baru lahir. Erythema toxicum adalah kondisi kulit berupa ruam yang umum muncul dan tidak berbahaya pada bayi baru lahir dengan kondisi yang sehat. Toxic erythema bukanlah keluhan yang bersifat serius, tidak mengakibatkan dampak yang berbahaya, dan akan hilang tanpa diperlukan pengobatan.

Erythema merupakan kata di bidang medis yang berarti kemerahan. Neonatorum berarti fakta yang menyatakan bahwa ruam terjadi di periode awal kelahiran. Periode neonatal adalah rentang waktu antara kelahiran hingga 28 hari. Bayi yang berada pada usia ini disebut neonate. Nama erythema toxicum neonatorum memang membuat bingung karena kondisinya sama sekali tidak berhubungan dengan racun (toxic).Toxic erythema juga tidak sama dengan jerawat yang biasa terjadi pada anak muda dan orang dewasa.

Tidak diketahui penyebab pasti dari toxic erythema. Yang pasti kondisi kulit ini bukan disebabkan oleh infeksi, meski sering muncul area bintik yang terisi oleh nanah. Banyak dugaan yang bermunculan, termasuk kemungkinan terjadinya peradangan yang bersifat normal atau respon terhadap sistem kekebalan tubuh pada bayi. Belum terbukti kalau erythema toxicum merupakan masalah yang berkaitan dengan alergi, juga tidak berhubungan dengan kondisi bayi yang mendapat ASI atau susu formula.

Toxic erythema bisa dibilang sangat umum terjadi. Antara 3 hingga 7 dari setiap 10 bayi mengalaminya. Kondisi ini akan lebih umum terjadi pada bayi yang lahir cukup umur (antara kehamilan usia 37 hingga 40 minggu) dibanding dengan bayi prematur. Secara rata-rata, erythema toxicum terjadi pada bayi yang terlahir sehat pada usia yang cukup, antara usia 3 hingga 14 hari. Ruam kulit jenis ini bisa terjadi pada 48 jam pertama tapi 9 dari 10 kasus terjadi pada bayi yang berumur lebih dari 2 hari.

Secara keseluruhan, toxic erythema lebih sering terjadi pada bayi laki-laki (setengah dari bayi laki-laki mengalaminya) dibanding bayi perempuan (dialami oleh sekitar 1/3 bayi perempuan). Juga lebih banyak terjadi pada bayi dengan berat badan lebih tinggi saat lahir dan pada bayi yang diberi susu bubuk atau makanan campuran.

Ruam erythema toxicum umumnya berbentuk seperti jerawat yang berwarna merah, terutama pada bagian wajah dan tubuh. Bintik mirip jerawat juga muncul di lengan dan kaki tapi jarang ada pada pergelangan tangan atau telapak kaki. Bisa timbul benjolan pada kulit. Kadang benjolan terisi oleh cairan nanah. Jumlahnya bisa banyak atau sedikit dengan ukuran yang berbeda pada tiap bintiknya.

Bintik jerawat menjadi pucat ketika sedikit mendapat tekanan. Ini berarti area bintik menjadi pucat dan memudar ketika ditekan. Ruam timbul sementara waktu dan kadang beberapa bintik bisa hilang dalam hitungan jam saja. Bayi tetap dalam kondisi yang baik dan ruam tidak mengakibatkan gangguan apapun pada bayi.

Jika ada keraguan tentang penyebab ruam kulit pada bayi atau anak, sangat penting bagi Anda untuk mencari saran medis dan diagnosa yang pasti. Hal ini menjadi penting terutama jika bayi Anda terlihat tidak dalam kondisi yang baik. Misalnya, suhu tubuh anak Anda menjadi tinggi, tidak mau disusui, kehilangan energi, atau tidak seperti kondisi biasanya. Ruam jenis lain bisa terjadi pada bayi Anda dan dapat menjadi tanda penyakit yang serius.

Biasanya, tidak ada tes yang dibutuhkan untuk mendiagnosa toxic erythema. Ruam ini biasanya mudah dikenali oleh dokter atau bidan. Tes kemungkinan dibutuhkan jika terjadi ketidakpastian tentang penyebab kemunculannya, khususnya jika bayi Anda dalam kondisi yang tidak sehat. Juga tidak ada pengobatan khusus untuk toxic erythema. Ruam akan benar-benar hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan apapun.

Tidak perlu merasa khawatir jika bayi Anda mengalami erythema toxicum neonatorum. Bayi Anda tidak akan merasa tidak nyaman atau menjadi rewel karena ruam kulit ini. Kulit si kecil hanya akan terlihat kemerahan dan mungkin sedikit mengganggu penampilan bayi Anda tapi tak perlu terlalu merisaukan hal ini.

Hindari membersihkan bayi Anda secara berlebihan, bayi memiliki kulit yang lembut  yang bisa dengan mudah menjadi kering karena penggunaan sabun. Jangan mencungkil atau menekan dan memecahkan bintik yang berisi nanah. Tindakan ini bisa mengakibatkan infeksi kulit lebih mungkin terjadi.

Penggunaan krim dan lotion tidak diperlukan untuk mengatasi ruam jenis ini. Tidak mengapa jika Anda sudah menggunakan jenis produk untuk membersihkan dan melembabkan kulit bayi. Anda bisa tetap melanjutkan penggunaannya tapi pastikan produk yang digunakan bebas pengharum dan dirancang untuk digunakan pada bayi.

Biasanya, erythema toxicum neonatorum berlangsung selama beberapa hari saja. Pada semua kasus, kondisi ini akan benar-benar hilang dalam dua minggu. Sangat jarang ruam muncul kembali. Paling lama erythema toxicum terjadi hingga 6 minggu. Biasanya ruam yang muncul kembali bersifat ringan saja.

Tidak ada masalah jangka panjang berkaitan dengang erythema toxicum neonatorum. Ruam akan mereda secara spontan, dan tidak meninggalkan bekas pada kulit. Memang beberapa bayi ada yang memiliki kulit kering, menderita eczema atau masalah kulit lain tapi semua itu tidak ada hubungannya dengan erythema toxicum neonatorum.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram