Fakta Pentingnya Mengasah Kecerdasan Visual Anak Sejak Kecil
Kecerdasan visual adalah bagian dari kecerdasan spasial di mana hal ini berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam mengenali berbagai macam bentuk benda pada sebuah gambar yang ia lihat. Melansir dari laman Very Well Family, pada tahun 1983, seorang Psikolog bernama Howard Gardner dan rekan-rekannya membantah sebuah gagasan bahwa setiap anak dilahirkan hanya memiliki satu kecerdasan tunggal yang dapat diukur melalui tes IQ dan kecerdasan tersebut bersifat tetap dan tidak dapat diubah.
Berbagai Jenis Kecerdasan Anak
Menurut Psikolog Gardner dalam teorinya tentang kecerdasan majemuk, setidaknya ada sembilan kecerdasan berbeda yang dimiliki manusia dengan level yang tidak sama pada setiap jenis kecerdasan. Misalnya, anak A mungkin menonjol pada kecerdasan visual-spasial, namun anak B lebih menonjol pada jenis kecerdasan lainnya. Di bawah ini merupakan berbagai jenis kecerdasan anak yang dikemukakan oleh Profesor Gardner:
Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan spasial yang lebih sering dikenal dengan kecerdasan visual-spasial merupakan jenis kecerdasan dimana anak Ibu mahir memvisualisasikan bentuk atau gambar yang ia lihat dan dapat mengubahnya bahkan menciptakan rangkaian bentuk gambar yang baru. Contohnya, dalam sebuah gambar ada serangkaian bentuk setengah lingkaran, persegi, dan segitiga. Anak yang memiliki kecerdasan visual-spasial cenderung lebih mudah mengubah rangkaian tersebut menjadi bentuk baru dengan cara menggambar ulang atau hanya melalui penglihatan (visual) dan pikirannya saja.
Kecerdasan Tubuh atau Kinestetik
Kalau kecerdasan visual lebih menonjolkan pada apa yang si kecil lihat, maka berbeda dengan kecerdasan tubuh atau kinestetik. Kecerdasan tubuh atau kinestetik lebih menggunakan kemampuan motorik kasar dan motorik halus si kecil dalam mengekspresikan diri, menciptakan atau belajar sesuatu, dan juga saat menyelesaikan masalah. Kecerdasan jenis ini ditandai dengan gerak tubuh yang tangkas dan lincah, serta koordinasi yang baik pada anggota tubuh anak.
Kecerdasan Musikal
Kecerdasan ini ditandai dengan kepandaian si kecil dalam bermusik, bernyanyi, dan juga bermain alat musik. Ibu dapat melihat kecerdasan musikal pada anak bila tampaknya si kecil begitu tertarik dengan musik, mengenal nada, atau bahkan ritme dalam lagu yang ia dengarkan.
Kecerdasan Linguistik atau Bahasa
Kecerdasan linguistik atau bahasa bisa dilihat dari kelihaian si kecil saat merangkai kata-kata. Misalnya ia sangat pandai saat mengobrol atau menulis cerita. Selain itu, kalau anak Ibu kelihatannya sangat tertarik dengan puisi, mengarang cerita, atau belajar bahasa asing, kemungkinan besar ia memiliki kecerdasan bahasa lho.
Kecerdasan Matematika atau Logika
Buat si kecil yang sangat tertarik dengan angka dan cenderung memecahkan masalah dengan logikanya, kemungkinan ia memiliki kecerdasan matematika atau logika nih Bu. Apalagi kalau ia terlihat mampu berhitung, mengenal pola, bahkan tertarik dengan ilmu komputasi, bisa jadi kecerdasan matematikanya cukup baik.
Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal sangat bisa dilihat bila si kecil mudah sekali berempati pada orang lain terutama dengan apa yang orang lain sedang rasakan, misalnya ia tahu kalau temannya sedang sedih, marah, atau bahagia. Biasanya mereka juga pandai berkomunikasi dengan orang lain dan punya jiwa kepemimpinan yang baik. Kecerdasan interpersonal juga lebih sering dikenal dengan kecerdasan sosial.
Kecerdasan Intrapersonal
Ciri-ciri kecerdasan ini adalah si kecil tahu betul sifatnya, apa yang sedang ia rasakan, dan tahu bagaimana mengatasi dirinya sendiri. Ia juga sangat mahir menempatkan diri nih Bu, jadi jangan heran bila si kecil dikenal sebagai anak yang penuh wibawa dan bijaksana ya.
Kecerdasan Naturalis
Si kecil suka dengan alam yang indah, senang berada di alam bebas, suka dengan hewan dan juga suka dengan beragam tanaman yang tumbuh di alam? Bisa jadi ia memiliki kecerdasan naturalis yang cukup baik. Biasanya orang dengan kecerdasan ini mampu menggunakan berbagai macam elemen yang ada pada alam untuk menjadi suatu produk. Jangan salah, kecerdasan naturalis juga mampu menyelesaikan masalah dengan baik.
Kecerdasan Eksistensialis
Jenis kecerdasan ini melibatkan keingintahuan anak seputar filsafah kehidupan. Biasanya disebut juga dengan kecerdasan spiritual. Anak cenderung banyak menanyakan hal seputar “apa makna hidup?”, “mengapa manusia mati?”, “apa peran manusia dalam kehidupan?” dan sebagainya.
Kecerdasan Visual-Spasial pada Kehidupan Sehari-hari
Jenis-jenis kecerdasan yang dikemukakan oleh Prof. Gardner dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari. Simak beberapa contoh kecerdasan visual-spasial pada kegiatan sehari-hari berikut ini, dikutip dari laman Parenting for Brain:
Saat Ibu meminta si kecil mengambil mainan atau benda apapun yang ada dalam kamar tidurnya, si kecil secara cermat telah membayangkan di mana letak benda tersebut sebelum ia masuk ke dalam kamar untuk mengambilnya. Ini berarti kecerdasan visual si kecil sedang berkembang.
Ketika Ibu selesai berbelanja di supermarket, Ibu sudah dapat membayangkan bahan makanan apa saja yang dapat disusun rapi di kulkas atau di lemari dapur.
Ayah baru saja membeli meja belajar untuk kakak dan meja tersebut harus dirakit terlebih dahulu, karena Ayah memiliki kecerdasan visual yang baik, maka meja belajar dapat dirakit dengan sangat cepat dan tepat.
Keluarga Ibu baru saja pindah rumah, dan sebelum sampai di rumah itu, Ibu sudah membayangkan tata letak yang indah dan rapi untuk setiap barang yang dibawa.
Si kecil dapat dengan mudah menyusun balok-balok kayu dan menjadikannya sebuah bentuk yang bagus, seperti rumah-rumahan, susunan gedung, atau sejajar.
Kalau anak Ibu pandai melipat kertas (origami) dan menjadikannya bentuk yang bagus seperti kapal, hewan, pesawat, atau bentuk lainnya, maka kecerdasan visual-spasialnya sudah cukup baik. Terus dukung ya Bu!
Ide Stimulasi Kecerdasan Visual-Spasial Anak
Kecerdasan yang ada pada seseorang (terutama anak) tidak dapat dipaksakan namun tetap bisa distimulasi supaya dapat terus berkembang. Level kecerdasan yang ada juga cukup beragam dan menjadikan setiap anak memiliki keunikan masing-masing. Ide stimulasi kecerdasan visual-spasial ini bisa juga diterapkan untuk anak, dilansir dari laman Parenting for Brain:
Memperkenalkan bahasa spasial dalam kehidupan sehari-hari
Bahasa spasial yang dimaksud adalah menggunakan bahasa yang sebenarnya pada bentuk sebuah benda, misalnya:
Bentuk: persegi, lingkaran, segitiga, bola, segi lima, persegi panjang, dll.
Dimensi: besar, kecil, panjang, pendek, tinggi, dll.
Spasial Fitur: lurus, bengkok, melengkung, sudut, samping, tajam, runcing, dll
Spasial Hubungan: di dalam, di luar, di bawah, di atas, di depan, di belakang, dll.
- Bahasa spasial ini sangat mudah digunakan sehari-hari. Ibu bisa mulai memperlihatkan gambar-gambar bentuk dan menyebutkannya satu persatu lalu meminta si kecil (bila sudah mencapai fase berbicara), untuk mengulanginya lagi. Gunakan bahasa spasial untuk kegiatan lain juga supaya si kecil lebih paham dan kecerdasan visualnya semakin terasah, misalnya: “Nak, tolong ambilkan handphone Ibu di atas meja ya.” Atau bisa juga: “Eh lihat itu Ayah lagi beresin taman di bawah.”
Ajarkan si kecil gerakan tubuh untuk mempraktikkan benda-benda
Gerakan tangan dianggap cukup ampuh sebagai alat komunikasi atau untuk menunjukkan sesuatu. Ibu bisa memulai dengan bernyanyi beragam bentuk sambil mencontohkannya dengan tangan, misalnya tangan Ibu membentuk bentuk hati, segitiga, atau lingkaran. Jangan lupa untuk tetap mengkomunikasikan bahasa spasial-nya juga ya Bu.
Ajarkan si kecil bervisualisasi dengan mata pikiran
Bisa dengan cara bercerita atau mencontohkan sesuatu padanya. Contohnya, tanyakan pada si kecil tentang daun pada pohon di taman bila jatuh ia menuju ke mana? Ajak si kecil untuk membayangkan hal tersebut pada pikiran mereka untuk membantu mata pikirannya berkembang. Tak masalah bila jawabannya masih salah, karena dengan stimulasi ini akan membantunya belajar lebih baik lagi.
Kenalkan si kecil pada games Tetris
Games yang satu ini sudah jadi idola dari zaman Ayah dan Ibu muda pastinya ya? Tahu ngga sih kalau games ini cukup bagus untuk menstimulasi perkembangan kecerdasan visual-spasial seseorang. Cobalah untuk mengenalkan games ini pada si kecil ya Bu. Ajari dia perlahan dan ajak ia berimajinasi bentuk mana yang tepat untuk menyelesaikan permainan tersebut.
Belajar fotografi membantu kecerdasan visual meningkat
Memotret sesuatu membutuhkan keahlian dalam mengambil sudut yang baik sehingga hasil fotonya juga menakjubkan. Untuk meningkatkan kecerdasan visual-spasialnya, Ayah atau Ibu bisa mengajarkan si kecil fotografi. Mulai saja di lingkungan rumah atau taman sekitar. Coba lihat keahliannya dalam memotret, ini juga dapat melatih imajinasi dalam mata pikirannya.
Berlatih origami atau melipat kertas
Seni origami sudah terkenal dari dulu akan keindahannya dan ini melibatkan keterampilan seseorang dalam mengubah suatu benda menjadi berbagai macam bentuk. Kertas warna-warni yang digunakan akan lebih menarik perhatian si kecil dalam belajar origami.
Membacakan buku cerita penuh visual-spasial
Membacakan dongeng atau cerita yang berisi banyak benda-benda spasial dapat membantunya mengembangkan kecerdasan visual si kecil. Saat bercerita, pastikan Ibu sembari menunjukkan nama-nama benda yang Ibu sebutkan supaya kecerdasan visualnya ikut bermain bersama dengan cerita yang Ibu bacakan.
Berlatih membaca peta
Dengan membaca peta, kecerdasan visual si kecil akan terus berkembang karena peta menyediakan beragam informasi spasial yang berbeda dengan dunia nyata. Simbol-simbol yang ada pada peta merupakan bagian dari bahasa spasial yang berguna untuk memperkaya kemampuan visual-spasial si kecil.
Kecerdasan Visual-Spasial dalam Berbagai Macam Profesi
Kecerdasan visual rupanya menjadi salah satu kecerdasan anak yang penting untuk dikembangkan karena seringkali digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, banyak profesi yang juga mengutamakan kecerdasan visual dalam pengerjaannya. Berikut ini beberapa contoh kegunaan kecerdasan visual untuk berbagai profesi:
Kecerdasan visual-spasial banyak digunakan pada bidang akademik dan profesional seperti komputer, sains, teknologi, teknik, dan matematika.
Ahli geoscientist menggunakan kecerdasan visual untuk melihat proses pembentukan bumi.
Dokter ahli bedah syaraf memanfaatkan kecerdasan visual ini untuk memvisualisasikan area otak yang berbeda untuk memprediksi hal operasi.
Insinyur sipil menggunakan kecerdasan visual untuk membayangkan berbagai macam gaya yang dapat mempengaruhi desain sebuah sistem.
Arsitek yang memiliki kecerdasan visual akan menggunakan material dari beragam bentuk dan ukuran untuk menciptakan sebuah struktur atau bangunan yang stabil.
Seniman sering kali menggunakan kecerdasan visualnya untuk membuat karya seni visual yang sangat indah.
Pesenam akan menggunakan kecerdasan spasialnya untuk membuat gerakan senam yang berurutan dan memanfaatkan setiap bagian tubuh manusia.
Mitos Kecerdasan Spasial
Ada sebuah mitos yang sudah lama beredar di berbagai lapisan masyarakat tentang kecerdasan visual dan spasial ini. Mitos tersebut menyatakan bahwa anak laki-laki dianggap memiliki kecerdasan visual spasial lebih baik daripada perempuan. Mitos ini juga telah mempengaruhi banyak orang tua dalam membesarkan anak-anak.
Oleh karena itu, sebuah studi dilakukan di Italia dan melibatkan sekitar 152 siswa sekolah menengah yang terbagi menjadi beberapa kelompok. Hasil studi tersebut mengungkapkan bahwa mempercayai upaya atas kemampuan yang dimiliki mampu meningkatkan kemampuan spasial dan dengan hasil studi ini maka mitos laki-laki lebih memiliki kecerdasan visual daripada perempuan telah terbantahkan serta kesenjangan gender pun dapat teratasi.
Penulis: Luciana
Editor: Dwi Ratih