Gejala, Penanganan, dan Pencegahan Campak pada Anak
Anak kecil bisa terkena campak. Campak sangat menular dan merupakan penyakit dari virus yang berpotensi mematikan. Anak yang belum menerima vaksin MMR (vaksin campak, gondongan, dan rubella) rentan terkena penyakit ini. Orang dewasa yang lahir di tahun 1957 atau setelahnya juga rentan meski mereka mendapat suntikan vaksin ketika masih kecil. Bila tidak yakin Anda kebal atau tidak, tak ada bahayanya menerima suntikan MMR sekarang.
Sebelum vaksin campak diperkenalkan di tahun 1963, sekitar 3 hingga 4 juta orang di Amerika terinfeksi penyakit ini setiap tahun. Setelah program vaksin dimulai, jumlah kasus campak berkurang hingga 99 persen. Campak juga masih terjadi di banyak belahan dunia. Menurut WHO, sebanyak 145.700 orang mati karena campak di seluruh dunia di tahun 2013.
Penyebab campak
Campak disebabkan oleh jenis virus yang disebut paramyxovirus. Ketika seseorang dengan virus ini bersin atau batuk, tetesan cairan yang mengandung virus menyebar ke udara. Cairan tetap aktif selama dua jam di udara atau pada permukaan benda. Anak yang menghirup cairan ini atau kontak dengannya menjadi terinfeksi.
Bila anak Anda tidak diimunisasi dan belum pernah mengalami penyakit ini, ada kemungkinan 90 persen terinfeksi bila ia kontak dengan orang yang memiliki virus. Biasanya butuh 8 hingga 10 hari untuk anak yang terpapar virus sebelum jatuh sakit. Orang dengan campak menularkan penyakit selama 4 hari sebelum dan 4 hari setelah mengalami ruam.
Gejala campak
Anak yang menderita campak akan mengalami demam, hidung sangat berair, batuk, dan mata yang berair dan kemerahan. Ia juga akan tidak berenergi dan selera makannya rendah. Beberapa hari kemudian, muncul bercak di mulut, khususnya pada membran lendir. Bercak ini disebut bercak Koplik, bentuknya titik putih kecil, seperti butiran garam atau benjolan berwarna kemerahan.
Beberapa hari kemudian, ruam campak muncul pada wajah dan leher anak, terus ke punggung lalu lengan dan tangan, dan akhirnya ke kaki. Ruam awalnya berupa area merah datar tapi perlahan menjadi benjolan. Ketika ruam muncul, demam biasanya meningkat, kadang mencapai sampai 105 derajat Fahrenheit dan terasa gatal.
Anak juga mengalami mual, muntah, diare, dan banyak kelenjar getah bening yang bengkak. Ruam biasanya berlangsung selama 5 hari dan ketika memudar, berubah jadi warna kecoklatan, lalu kulit menjadi kering dan bersisik.
Komplikasi campak
Bunda, kebanyakan anak bisa pulih dari campak, tapi sekitar 30 persen orang dengan campak mengalami satu atau lebih komplikasi. Komplikasi lebih umum terjadi pada anak kurang dari usia 5 tahun dan orang dewasa berusia 20 tahun atau lebih.
Sebanyak 8 persen anak mengalami diare yang juga bisa muncul lebih awal seperti gejala infeksi.
Pneumonia terjadi pada 6 persen kasus campak dan paling umum menyebabkan kematian karena komplikasi campak pada anak.
Komplikasi campak yang kurang umum terjadi bisa berupa hepatitis, peradangan pada jantung, meningitis, peradangan pada otak, dan ada yang sangat jarang terjadi yaitu berupa komplikasi otak yang serius.
Selain itu, pada wanita hamil, campak bisa menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau berat badan lahir yang rendah.
Pada kasus yang jarang terjadi, beberapa anak yang mengalami campak juga mengalami pembengkakan di otak yang disebut encephalitis. Kasus encephalitis yang berat bisa memicu seizure, hilang pendengaran, kerusakan otak, dan kematian. Anak dengan kekurangan vitamin A yang menderita campak bisa menjadi buta.
Penanganan Campak pada Anak
Segera hubungi dokter bila mencurigai si kecil terkena campak. Setelah dokter memastikan kalau anak menderita campak, tak ada banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk menanganinya.
Jauhkan anak Anda dari orang lain agar ia tidak menyebarkan penyakit. Kalau dia sudah sekolah, pastikan dia tidak ke sekolah hingga 8 hari setelah ruam pertama muncul. Juga selalu pastikan ia merasa nyaman.
Ia harus banyak istirahat dan minum cairan, seperti air putih dan jus, untuk mencegah dehidrasi yang disebabkan oleh demam.
Anda bisa memberi anak dosis acetaminophen yang tepat, atau bila usianya 6 bulan atau lebih, ibuprofen bisa mengatasi demam dan nyeri.
Bila anak berumur kurang dari 3 bulan, periksakan ke dokter sebelum memberi obat apapun, termasuk obat pereda sakit yang dijual bebas. Jangan pernah berikan aspirin karena bisa memicu sindrom Reye, penyakit yang jarang tapi berpotensi fatal.
Pemberian Vaksin Campak untuk Anak
Bicaralah pada dokter bila anak Anda baru saja terpapar virus campak dan belum diimunisasi. Jika sudah lewat 6 hari atau kurang sejak anak terpapar, dokter bisa menyarankan injeksi kekebalan globulin untuk membantu mencegah campak berkembang atau setidaknya membuat gejalanya kurang parah ketika muncul.
Salah satu cara mengurangi kemungkinan terkena campak adalah memberi anak vaksin campak saat umur 9 bulan. Lalu di umur 15 bulan, Bunda juga harus memberikan vaksin MMR. Dosis terakhir diberikan pada usia 4 hingga 6 tahun. Sebelum usia 9 bulan, sistem kekebalan tubuh anak tidak cukup matang untuk memiliki reaksi kuat terhadap vaksin. Namun, ia memiliki perlindungan terhadap campak dari antibodi yang diterima dari Bunda saat di dalam rahim.
Vaksin MMR 95 persen efektif melindungi anak dari campak, juga gondongan dan rubella. Vaksin ini berisi virus hidup yang sudah dilemahkan sehingga tidak akan menyebabkan penyakit pada anak. Virus akan mereplika di sel tubuhnya dan menyebabkan ia memproduksi respon kekebalan, yang akan melindunginya dari infeksi ketika berhadapan dengan virus campak yang sebenarnya. Vaksin jadi cara terbaik untuk mencegah penyakit ini.
Ketika diberi suntikan vaksin campak atau MMR, beberapa anak mengalami gejala ringan dari penyakit ini. Tapi hal ini normal dan bila terjadi, biasanya ruam berwarna merah muda muncul sekitar 7 hingga 10 hari setelah suntikan. Ruam muncul selama sekitar 3 hari. Anak juga bisa mengalami demam ringan dan nyeri persendian ringan selama waktu ini. Hubungi dokter bila Anda khawatir, ya Bun.
Gejala Campak Yang Butuh Penanganan Lebih lanjut
Hubungi dokter anak Anda bila:
Demam anak tidak berkurang 4 hari setelah ruam muncul.
Batuk anak bertambah parah.
Anak mengalami nyeri telinga.
Bawa anak ke instalasi gawat darurat bila ia:
Bernafas pendek atau nafas mengeluarkan bunyi.
Menunjukkan perubahan perilaku atau masalah gerakan.
Mengalami seizure.
Mengalami sakit kepala berat atau terus-menerus muntah.
(Ismawati)